PENDAHULUAN
Polip nasal :
Massa bertangkai, bulat atau lonjong
Putih keabu-abuan, licin dan bening
Polip nasal merupakan tumor jinak hidung yang
sering dijumpai
Patogenesis dan etiologi : Belum diketahui
Multifaktorial
Penatalaksaan : kombinasi antara tindakan
bedah dan terapi medikamentosa.
ANATOMI
KEKERAPAN
Eropa Timur : polip dan sinusitis : 1,3 %
Amerika Utara : 1 – 4 %
Thailand : 0,8 – 2 %
Poli THT RSUD Dr.Saiful Anwar Malang
1997/ 1998 : 4 – 6 per 1000
30 – 60 tahun
Laki-laki : wanita 2 – 4 : 1
Anak-anak jarang : 0,1 %
RSUP HAM Medan Jan 2003 – Des 2003 :
32 penderita ( 20 pria dan 12 wanita )
ETIOLOGI
Pasti belum diketahui
3 faktor penting , seperti :
Rinoskopi anterior :
Polip : licin, berkilat, seperti buah anggur
yang berwarna pucat, dapat bertangkai
Tidak terasa sakit dan tidak mudah berdarah
Deformitas hidung luar
Secret purulen sinusitis
Endoskopi hidung :
Polip yang masih sangat kecil dan belum
keluar KOM dapat terlihat
DERAJAT DAN GRADASI
Grade 0 : Tidak dijumpai adanya polip.
Grade 1 : Polip hanya tampak dengan
pemeriksaan nasoendoskopi.
Grade 2 : Tampak polip dibawah konka
media dengan pemeriksaan
nasal spekulum.
Grade 3 : Tampak polip yang masif
memenuhi kavum nasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada gambaran spesifik :
pemeriksaan hematologi, biokimia
atau immunologi.
Foto Rontgen polos
CT scan.
Histopatologi
DIAGNOSIS
Anamnesis.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan penunjang.
Biopsi.
KOMPLIKASI
Rhinosinusitis
Infeksi telinga tengah
Hypertelorism
Mucocele
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
Hipertropi Konka
Angio-fiboma septum
Menigocele
Tumor ganas
Angiofibroma nasofaring
PENATALAKSANAAN
A. Medikamentosa
Kortikosteroid
Preoperatif
- Poli hidung kecil.
- Polip akan mengecil : operatif mudah dan
efektif.
- Kortikosteroid sebaiknya intranasal.
- 1 bulan tidak respon : operatif.
Postoperatif
- Kekambuhan polip nasal.
- Predisolone oral : 5 – 30 mg perhari 10 hari
kortikosteroid intranasal : satu bulan.
Antibiotika
Tanda infeksi
Profilaksis pasca bedah.
B. Operatif
Polipektomi
Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF)
: tindakan operatif pilihan
Selanjutnya : terapi medikamentosa
LAPORAN KASUS
Pasien wanita, MH, 13 th, Poliklinik THT tgl 14-8-06:
KU : hidung kiri tersumbat sejak 2 bln yll. Terus
menerus dan sering terasa ada dahak. Ingus
kekuningan dan berbau, penciuman sejak 2 bln.
Sakit kepala dan nyeri pipi sejak 1 bln ini.
Riwayat mimisan, bersin-bersin tidak ada.
Riwayat pengobatan : pasien telah berobat ke RS
Haji, biopsi tgl 31-7-06 kesimpulan : suatu polip
fibromatous.
Satatus presens : Normal
BB : 41 kg
Status lokalisata:
Telinga :Normal
Hidung :
Rinoskopi anterior:
Rongga hidung kanan : tak ada kelainan
Rongga hidung kiri : sempit, massa (+) putih
keabuan, licin, kenyal, tidak mudah berdarah
dan sakit, sekret (+) mukopurulen.
Rinoskopi posterior : PND (+), koana kiri :
massa (+) licin, berwarna putih keabuan.
Tenggorokan : Normal
Diagnosis sementara: Polip nasal
sinistra suspect polip antrokoanal
+ suspect multisinisitis.
Terapi:
- Amoksisilin 3 x 500 mg.
- Metilprednisolon 2 x 12 mg 3 hari,
2 x 8 mg 3 hari, 2 x 4 mg operasi.
Anjuran :
- CT Scan hidung dan SPN
- Pemeriksaan laboratorium darah
16 agustus 2006
CT Scan hidung & SPN
Kesimpulan : Soft tissue mass cavum nasi
sampai ke choana malignancy belum dapat
disingkirkan. Sinusitis frontalis, ethmoidalis,
maxillaris dan sphenoidalis kiri.
Laboratorium darah : Dalam batas normal.
Leukosit : 10.600 / uL ( leukocytosis,
neutrophilia )
Diagnosis : Polip nasal sinistra dan
hemisinusitis sinistra.
Direncanakan : operasi Polipektomi dan
Bedah Sinus Endokopi Fungsional ( BSEF )
23 agustus 2006
Rontgen foto thorak : Tidak ada
kelainan.
Konsul bagian Anak dan Anestesi I:
Tidak ada kelainan untuk dilakukan
operasi Polipektomi dan BSEF dengan
anestesi umum.
29 agustus 2006
Persiapan operasi.
Pasien dirawat inapkan.
Konsul Anestesi II: setuju operasi
Polipektomi dan BSEF dengan anestesi
umum.
LAPORAN OPERASI ( 31 agustus 2006 )
Pasien ditidurkan di meja
operasi : infus dan ETT
terpasang.
Daerah operasi
disucihamakan : betadine
dan alkohol 70%.
Evaluasi : terlihat massa
polip memenuhi rongga
hidung. Ekstraksi : senar
polip utuh : ukuran 5 x
2 x 1 cm, putih keabuan,
kenyal dan pemukaan
licin.
Evaluasi : endoskopi
0o sisa tangkai polip
dan pus mengalir di
meatus medius.
Injeksi adrenalin
1 : 200.000 pada
prosesus uncinatus
uncinektomi dengan
sickle knife pus dari
ostium sinus maksila.
Antrostomi media
melebarkan ostium
sinus maksila : cunam
backbiting arah anterior
inferior. Evaluasi sinus
maksila dengan endoskopi
30°
Bula etmoid medial
inferior menembus
lamina basalis : mencapai
sel etmoid posterior
etmoidektomi retrograd
Sel agger nasi
dibersihkan terlihat
resesus frontalis,
ostium sinus frontalis
di perlebar: cunam
jerapah
Evaluasi : meatus
superior ostium
sinus spenoid terbuka.
Rongga hidung : H2O2 3% & NaCl 0,9 %
Dilakukan tampon anterior
Jaringan dikirimkan ke Bagian Patologi
Anatomi
KU post operasi baik
Evaluasi perdarahan sekitar 50 cc.
Diagnosis: post operasi Polipektomi dan BSEF
a/i Polip nasal sinistra dan hemisinusitis
sinistra.
Terapi :
- IVFD D 5% NaCl 0,45% 20 tts/ menit.
- Injeksi Ampicyllin 1 gr / 6 jam iv.
- Injeksi Gentamycin 80mg / 8 jam iv.
- Injeksi Dexametason 7 mg / 8 jam ( 3 hari ) iv.
- Injeksi Tramadol 40 mg / 8 jam iv.
- Injeksi Asam Traneksamat 400 mg / 8 jam iv.
- Injeksi Cimetidin 200 mg / 8 jam iv.
FOLLOW UP
1 september 2006 (hari ke-2).
KU : Baik, nyeri (+), demam (-), perdarahan (-)
Tampon anterior terpasang.
Diagnosis: Post operasi Polipektomi dan BSEF ke 2
Terapi : dilanjutkan.
2 september 2006 (hari ke-3).
KU : Baik, nyeri di daerah operasi berkurang, demam
(-), perdarahan (-).
Diagnosis: Post operasi Polipektomi dan BSEF ke 3.
Terapi : - dilanjutkan
- Tampon anterior dibuka, evaluasi : rongga
hidung lapang, perdarahan (+) tidak massif, mukosa
hiperemis dan edem.
- Bekuan darah dihisap dengan suction.
Histopatologi, kesimpulan : Inflammatory
polip.
Pasien dipulangkan, kontrol ke poli THT
RS H Adam Malik tgl 4 septamber 2006
Terapi pulang :
• Anjuran cuci hidung : NaCl 0,9% atau
air garam 2 x / hari
• Amoksisilin 3 x 500 mg
• Metil prednisolone 2 x 4 mg (3 hari)
KONTROL ULANG RAWAT JALAN
4 september 2006 ( hari ke 5 )