Anda di halaman 1dari 28

REFRESHING

“ DECOMPENSATIO CORDIS ”

Pembimbing :
dr. Teti Suratika, Sp.PD

Azhariansyah
2013730017
STASE ILMU KESEHATAN PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
DEFINISI

Gagal Sindrom klinis yang dicirikan sebagai sindrom tipikal


Istilah lain:(sesak,
gagal jantung, payah jantung,
pembengkakakan pada pergelangan kaki dan
Jantung
gagal jantung kongestif.
fatigue) yang dapat disertai dengan tanda klinis
(peningkatan tekanan vena jugular, pulmonary
Decompensasi crackles,
cordis adalah kegagalan
dan edema perifer) jantung
diakibatkan oleh kelainan
dalam upaya dari
untukstruktural
mempertahankan
dan atauperedaran
fungsi jantung, sehingga
darah sesuai dengan kebutuhanpenurunan
menyebabkan tubuh. cardiac output dan atau
penigkatan tekanan dalam jantung saat istirahat atau
Decompensasi cordis
selamaadalah suatu keadaan
stress. (European dimana
Society of Cardiology, 2016)
terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas
yang berakibat pada penurunan fungsi pompa
jantung.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi gagal jantung bergantung dari definisi yang diterapkan,


namun sekitar 1–2% dari populasi dewasa di negara berkembang,
meningkat hingga ≥10% pada orang berusia 70 tahun

Risiko seumur hidup terjadinya gagal jantung pada usia 55 tahun


sebanyak 33% pada laki-laki dan 28% pada wanita.
Gagal jantung menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian
yang terbanyak pada sistim sirkulasi pada tahun 2005 di Indonesia
ETIOLOGI
Sindrom koroner akut : infark miokard /
angina pectoris tidak stabil dengan iskemia
yg bertambah luas
Komplikasi kronik infark miokard akut Tamponade jantung
Infark ventrikel kanan Diseksi aorta
Krisis hipertensi Kardiomiopati pasca melahirkan
Aritimia akut : takikardia ventrikular, fibrilasi Infeksi
ventricular, fibrilasi atrial/fluter atrial, Penurunan fungsi ginjal
takikardia supraventikular
Asma
Endokarditis / ruptur korda tendinae,
perburukan regurgitasi katup yang sudah Penyalahgunaan obat
ada Penggunaan alkohol
Stenosis katup aorta berat
Miokarditis berat akut
PATOFISIOLOGI
JENIS GAGAL JANTUNG

Curah rendah vs Curah tinggi


Gagal jantung curah rendah Gagal jantung curah tinggi
Low-output failure High-output failure
• Lebih sering dijumpai dibanding yang • CO normal
high-ouput. • Biasanya terjadi vasodilatasi
• CO rendah pembuluh darah perifer
• Biasanya terjadi vasokonstriksi • Disertai penurunan resistensi
perifer. vaskular sistemik seperti pada
• Disebabkan oleh hipertensi, hipertiroidisme, anemia, kehamilan,
kardiomiopati dilatasi, kelainan katup dan penyakit paget.
dan perikardium
JENIS GAGAL JANTUNG

Kronik vs Akut
Kronik Akut
• Kondisi patofisiologis • Suatu kondisi curah jantung yang
terdapat kegagalan jantung menurun secara tiba-
memompa darah yang tibapenurunan TD tanpa
disertai edema perifer, disebabkan
sesuai dengan kebutuhan
sindrom koroner akut, hipertensi
jaringan, terjadi sejak lama berat, regurgitasi katup akut
• Secara khas diamati pada
pasien kardiomiopati
dilatasi atau penyakit
jantung multi katup yang
berkembang secara lambat.
Faktor risiko AHF
JENIS GAGAL JANTUNG

Kiri vs Kanan
Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan
(Left ventricular failure = LVF) (Right ventricular failure=RVF)
• disebabkan kelemahan ventrikel • akibat melemahnya ventrikel kanan
kiri sehingga meningkatkan seperti pada hipertensi pulmonal
tekanan vena pulmonalis & paru primer/sekunder, tromboemboli
• Secara mekanis mengalami kronik sehingga terjadi kongesti
kelebihan beban (stenosis aorta) vena sistemik
atau melemah (sesudah infark • edema, hapetomegali kongestif, dan
miokard) mengalami dispnea dan distensi vena sistemik.
ortopnea sebagai akibat dari
kongesti paru.
JENIS GAGAL JANTUNG

Sistolik vs Diastolik
• Berkaitan dengan abnormalitas utama ketidak mampuan
untuk berkontraksi secara normal dan mengeluarkan darah
yang cukup (gagal sistolik)
• Ketidak mampuan untuk berelaksasi dan terisi secara normal
(gagal diastolik)
ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2008
ESC Guidelines for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart
failure 2016
Stages of Heart Failure
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan kriteria Framingham
Pemeriksaan penunjang

Laboratorium : DPL, elektrolit, urea,


kreatinin, gula darah, albumin, enzim hati
Natriuretic peptide (B type natriuretic
peptides/BNP/NT-pro BNP)
Elektrokardiografi (EKG)
Radiologi (foto thorax)
Echocardiography Doppler
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
Komplikasi erat hubungannya dengan beratnya CHF dan penyakit
yang mendasarinya.
CO yang sangat menurun dapat menyebabkan :
• Gangguan fungsi ginjal
• Nekrosis hepar
• Iskemia saluran cerna
• Gangren ekstremitas
Hipertensi vena sistemik yang berat menyebabkan :
• sirosis hepar
• malabsorbsi dan diare
• trombosis vena renalis
• oedema perifer berat --- trombosis vena
Komplikasi akibat pengobatan :
• diuretika  gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
• keracunan digitalis  gangguan gastrointestinal dan aritmia fatal
PROGNOSIS

Angka kematian dalam 1 tahun setelah terdiagnosis mencapai 30-


40%, sedangkan angka dalam 5 tahun mencapai 60-70%. Kematian
disebabkan karena perburukan klinis mendadak yang
kemungkinan disebabkan karena aritmia ventrikel.
Berdasarkan klasifikasi, NYHA kelas IV mempunyai angka
kematian 30-70%, sedangkan NYHA kelas II sebesar 5-10%
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai