Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptspira
yang disebarkan melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Patogenesis Leptospirosis Manifestasi Klinis
• Fase leptospiraemia/ fase awal/ • Fase imun/ fase leptospirurik :
fase sistemik ( selama 4-7 hari) : • Leptospirosis - demam mencapai 40 derajat C berat / weil - demam menggigil disertai mengigil dan kelemahan disease: - nyeri otot umum - Ikterus - nyeri otoo ( leher,prut, kaki) - nyeri kepala - Kreatinin - Gejala kerusakan ginjal ( - konjungtiva suffision meningkat uremik dan jaundice) - limfadenopati - manifestasi perdarahan (petechie,epitaksis, purpura) - hepatomegali - injeksi konjungtiva - splenomegali - ruam kulit Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik yang khas:
- Conjuctival suffusion - Nyeri tekan di daerah betis - Limfadenopati - Splenogemali - Hepatomegali - Rash makulopapular bisa ditemukan meskipun jarang - Kelainan mata: uveitis, iridosiklitis. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Darah lengkap leukositosis, trombositopenia, bilirubin direk meningkat, ureum dan kreatinin meningkat, 2. Urinalisis Ditemukan proteinuria. Pada pemeriksaan mikroskopis dapat ditemukan leukosit, eritrosit, serta sedimen hyaline maupun sedimen granula 3. Serologi Antibodi antileptospira dapat dideteksi dengan menggunakan tes aglutinasi mikroskopik (MAT) meskipun ketersediaannya saat ini masih terbatas. Selain MAT, pemeriksaan serologis lain seperti ELISA IgM atau SAT juga dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. 5. Mikrospkop gelap Ditemukannya spiroketa dengan mikroskop lapang gelap dapat membantu penegakan diagnosa leptospirosis. Tatalaksana
• Leptospirosis ringan : doksisiklin 100mg 2 kali sehari, amoksisilin
500mg 4 kali sehari, ampisilin 500-750 4 kali sehari • Leptospirosis sedang berat : penicilin G 1,5 jt unit setiap 6-8 jam. Ampisilin IV 0,5-1g tiap 6 jam, ceftriaxone 1 g tiap 24 jam.