Anda di halaman 1dari 19

Disusun Oleh

Edward Valentino Butar – Butar


Nur Annisa Putri

Pembimbing: dr. Sahat Halim Sp.PD


Anatomi Kandung Empedu
 Kandung empedu berbentuk
bulat lonjong seperi alpukat
dengan panjang sekitar 4-6 cm
dan berisi 30-60 mL cairan
empedu.
 Duktus sistikus panjangnya 1-2
cm dengan diameter 2-3 mm
 Dinding lumennya mengandung
katup berbentuk spiral disebut
katup spiral Heister
 Saluran empedu ekstrahepatik
terletak didalam ligamentum
hepaduodenale yang batas
atasnya porta hepatis,
sedangkan batas bawahnya
distal papilla Vater.
Fisiologi Empedu
 Empedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-
1500 mL per hari.
 Pengaliran cairan empedu diatur oleh tiga faktor, yaitu
sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu,
dan tahanan sfingter koledokus
 Kolesistokinin (CKK), hormon sel APUD merangsang
nervus vagus sehingga terjadi kontraksi kandung
empedu.
Definisi Kolelitiasis
 Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk penyakit batu
empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung
empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada
kedua-duanya.
Epidemiologi
 Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita
dan makin bertambah dengan meningkatnya usia.
 prevalensi batu empedu bervariasi secara luas
diberbagai negara dan diantara kelompok-kelompok
etnik yang berbeda-beda pada suatu negara.
 Faktor gaya hidup seperti diet, obesitas, penurunan
berat badan dan aktivitas fisik yang rendah juga
berpengaruh.
Etiologi Kolelitiasis
 Batu kolesterol :

a. Supersaturasi kolesterol
Faktor resiko
 hipersekresi kolesterol
 kadar estrogen
 dan progesteron
 kehilangan berat badan dalam waktu cepat
 Genetik

b. Nukleasi Kolesterol
c. Disfungsi Kandung Empedu
Disfungsi mencakup perubahan pada epitel mukosa kandung
empedu dan dismotilitas kandung empedu. Kedua hal ini
tampaknya saling berhubungan. Kontraksi kandung empedu yang
tidak baik menyebabkan statis empedu.

d. Batu Pigmen
Batu pigmen mengandung kalsium bilirubinat dalam jumlah yang
bermakna dan mengandung < 50 % kolestrol.

Terdapat dua macam batu pigmen yang dikenal, yaitu batu:

-Batu pigmen hitam tersusun oleh kalsium bilirubinat (80 %),


kalsium karbonat, kalsium fosfat, glikoprotein musin dan sedikit
kolestrol
-Batu pigmen coklat dapat terbentuk di saluran empedu
Diagnosis Kolelitiasis
1. Anamnesis
Setengah sampai dua pertiga penderita batu kandung
empedu adalah asimtomatik.
keluhan utama berupa:
-Nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau
pericordium.
-Timbulnya nyeri perlahan – lahan atau tiba –tiba
-Penyebaran nyeri dapat ke punggung bagian tengah,
scapula, atau ke puncak bahu disertai mual dan muntah.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan
punktum maksimum di daerah anatomi letak
kandung empedu. Tanda Murph positif.

3.Pemeriksaan Penunjang
-USG
-Foto polos abdomen
-Ct-Scan
-MRI
-Endoscopic Retrograde Cholangipancreatography
(ERCP)
Diagnosis Banding Kolelitiasis

-Ulkus peptik
-Pankreatitis (akut atau kronik)
-Hepatitis
-Dispepsia
-Gastroesophageal reflux disease (GERD)
-Spasme esofagus
Penatalaksanaan Kolelitiasis
 Terapi Non Bedah

a. Litolisis dengan asam empedu oral


Asam kenodeoksikolat (AKDK)
asam ursodeoksikolat : dosis 8-12 mg/kgBB/hari

b. Terapi pelarutan secara kontak

c. ESWL (Ectracorporeal Shock Wave Lithotripsy)


Metode ini mengkombinasi dua cara yakni terapi oral asam
empedu dan fragmenasi batu empedu

 Terapi Bedah
Kolesistektomi
KOMPLIKASI

 Peritonitis
 Kolesistitis kronik
 Icterus obstruktif
 Kolangitis
KOLESISTITIS

Definisi Kolesititis Etiologi Kolesistitis


Kolesistitis adalah reaksi  Batu kandung empedu (90%)
inflamasi dinding kandung  Tanpa adanya batu empedu
empedu (kolesistitis akalkulus) seperti
: trauma, luka bakar yang
serius.
Tanda Gejala Klinis Kolesistitis

 Nyeri epigastrium kuadaran kanan atas


 nyeri tekan kuadran kanan atas/ MurphySign (+)
 Demam
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pada anamnesis biasanya pasien  Inspeksi : Ikterik terjadi pada
mengeluhkan: 20% kasus
 Palpasi : Terabas masa
 Kolik perut disebelah kanan kandung empedu, Murphy
atas epigastrium Sign (+)
 Demam
 Anoreksia
 Mual, muntah.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
Leukositosis biasanya berkisar antara 10.000- 15.000 sel per
microliter dengan pergeseran kekiri dengan hitung jenis.
Bilirubin serum meningkat < 5mg/dL.

 Pemeriksaan Ultrasonografi
Pada Ultrasonografi memperlihatkan batu pada 90 -95%
kasus
Diagnosa Banding Kolesistitis

 Apendisitis akut retrosekal


 Perforasi ulkus peptikum
 Pankreatitis akut
Penatalaksanaan Kolesistitis
Non Bedah Terapi Bedah

Non Medikamentosa  Waktu optimal intervensi


bedah pada pasien dengan
-Istirahat total
kolesistitis akut bergantung
-Diet ringan pada stabilisasi pasien.

Medikamentosa
 Pemberian antibiotik :
ampisilin, sefalosporin dan
metronidazole
 Analgetik :
OAINS, Petidin
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi Kolesistitis Prognosis Kolesistitis
Penyembuhan spontan
didapatkan pada 85% kasus,
 Perforasi
sekalipun kandung empedu
 Empiema
menjadi tebal, fibrotic, penuh
 Kolangitis dengan batu dan tidak
berfungsi lagi. Tidak jangan
menjadi kolesistitis rekuren.
Kadang – kadang kolesistitis
akut berkembang menjadi
ganggren, empyema, dan
perforasi kandung empedu,
fistel, abses hati atau
peritonitis umum.

Anda mungkin juga menyukai