Anda di halaman 1dari 11

NAMA KELOMPOK :

1. Bayu Ajie Syahputra (163210049)


2. Jaka Hari Karyawanto (163210061)
3. Ratna Pusptitawati ( 163210070)
4. Wulan Riski NH (163210080)
DEFINISI ATRESIA ANI
• Istilah atresia ani berasal dari bahasa Yunani yaitu “ a “ yang artinya tidak ada dan
“trepsis” yang berarti makanan dan nutrisi. Dalam istilah kedokteran, atresia ani
adalah suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang yang normal. Atresia ani
adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata meliputi anus,
rektum, atau batas di antara keduanya. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam
atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum.
• Kesimpulan atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak mempunyai
lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang
terjadi saat kehamilan.
KLASIFIKASI ATRESIA ANI

• Anal stenosis adalah terjadiya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat
keluar.
• Membranosus atresia adalah terdapat membraan pada anus.
• Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum dengan anus.
• Rectal atresia adalah tidak memiliki rectum.
Etiologi Atresia Ani

• Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit disebabkan


gangguan pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
• Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi lahir tanpa
lubang anus.
• Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada
kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan.
• Kelainan bawaan yang di turunkan dari kedua orang tua saat kehamilan mempunyai
peluang sekitar 25% - 30% dari bayi yang mempunyai sindrom genetik abnormalitas
kromosom,atau kelainan congenital lain juga beresiko untuk menderita atresia ani.
PATHWAY ATRESIA ANI

• F:\TUGAS ANAK 2 ATRESIA ANI\PATHWAY.docx


MANIFESTASI KLINIS ATRESIA ANI
Pada golongan 3 hampir selalu disertai fistula. Pada bayi wanita sering ditemukan
fistula rektovaginal (dengan gejala bila bayi buang air besar feses keluar dari (vagina)
dan jarang rektoperineal, tidak pernah rektourinarius. Sedang pada bayi laki-laki
dapat terjadi fistula rektourinarius dan berakhir di kandung kemih atau uretra dan
jarang rektoperineal. Gejala yang akan timbul :
1.) Mekonium tidak keluar dalm 24 jam pertama setelah kelahiran.
2.) Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi.
3.) Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah.
4.) Perut kembung.
5.) Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
KOMPLIKASI ATRESIA ANI
1. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan
2. Obstruksi intestinal
3. Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan
4. Komplikasi jangka panjang:
a. evaluasi mukosa anal.
b. stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis.
c. impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi sigmoid.
d. masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.
e. inkontinensia akibata stenosis anal atau impaksi.
f. fistula kambuh karena tegangan di area pembedahan dan infeksi.
PENATALAKSANAAN
a. Pembuatan kolostomi
Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feses.
b. PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty)
Bedah definitifnya, yaitu anoplasty dan umumnya ditunda 9 sampai 12 bulan. Penundaan ini
dimaksudkan untuk memberi waktu pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk
berkembang.
c. Mengurangi dampak fisis maupun psikologis atresia ani baik pada pasien maupun
keluarga.
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
e. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan daerah yang
dilakukan pembedahan atresia ani
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan radiologis
2. Sinar X terhadap abdomen
3. Ultrasound terhadap abdomen
4. CT Scan
5. Pyelografi intra vena
6. Pemeriksaan fisik rektum
7. Rontgenogram abdomen dan pelvis
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari kolostomi.
• Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah.
KESIMPULAN

• Atresia ani merupakan kelainan kongenital yang terbanyak pada daerah anorektal.
Keberhasilan penatalaksanaan atresia ani dinilai dari fungsinya secara jangka
panjang, meliputi anatomis, fungsi fisiologis, bentuk kosmetik serta antisipasi trauma
psikis. Sebagai tujuannya adalah defekasi secara teratur dan konsistensinya baik.
Usia pasien saat menjalani operasi PSARP menjadi salah satu faktor penting dalam
keberhasilan penatalaksanaan atresia ani. Pena menyarankan agar tindakan definitif
PSARP dilakukan saat usia 8 – 12 minggu (3 bulan) setelah dilakukan kolostomi,
karena dapat dilakukan evaluasi kelainan penyerta lain yang dapat mempengaruhi
tindakan definitif

Anda mungkin juga menyukai