• Anal stenosis adalah terjadiya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat
keluar.
• Membranosus atresia adalah terdapat membraan pada anus.
• Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum dengan anus.
• Rectal atresia adalah tidak memiliki rectum.
Etiologi Atresia Ani
1. Pemeriksaan radiologis
2. Sinar X terhadap abdomen
3. Ultrasound terhadap abdomen
4. CT Scan
5. Pyelografi intra vena
6. Pemeriksaan fisik rektum
7. Rontgenogram abdomen dan pelvis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari kolostomi.
• Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah.
KESIMPULAN
• Atresia ani merupakan kelainan kongenital yang terbanyak pada daerah anorektal.
Keberhasilan penatalaksanaan atresia ani dinilai dari fungsinya secara jangka
panjang, meliputi anatomis, fungsi fisiologis, bentuk kosmetik serta antisipasi trauma
psikis. Sebagai tujuannya adalah defekasi secara teratur dan konsistensinya baik.
Usia pasien saat menjalani operasi PSARP menjadi salah satu faktor penting dalam
keberhasilan penatalaksanaan atresia ani. Pena menyarankan agar tindakan definitif
PSARP dilakukan saat usia 8 – 12 minggu (3 bulan) setelah dilakukan kolostomi,
karena dapat dilakukan evaluasi kelainan penyerta lain yang dapat mempengaruhi
tindakan definitif