Anda di halaman 1dari 17

PEMBANGUNAN RUMAH

DAN
PENYUSUNAN PROPOSAL TEKNIS

BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA


TAHUN 2016
RUMAH LAYAK HUNI

Rumah Layak Huni yang selanjutnya disingkat RLH


adalah rumah yang memenuhi persyaratan
– Keselamatan Bangunan,
– Kecukupan Minimum Luas Bangunan, dan
– Kesehatan Penghuni.
BANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI
Dalam bangunan rumah terdapat bagian bangunan yang
memiliki fungsi sebagai bagian struktur dan non struktur

 Bangunan Struktur adalah bagian bangunan yang


menahan beban-beban yang diberi padanya seperti;
pondasi, sloof, kolom, ring balok, dan kuda-kuda.

 Bangunan Non-Struktur adalah bagian bangunan


pengisi/penutup bagian ruang yang tidak menahan
beban agar rumah menjadi layak fungsi seperti;
lantai, dinding, penutup atap, langit-langit, pintu, dan
jendela.
KATEGORI KERUSAKAN RUMAH
KERUSAKAN RINGAN
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan ringan jika kerusakan yang terjadi
bersifat Non-Struktur meliputi :

– Kerusakan lantai; seperti lantai tanah, terkelupas plesteran lantai,


– Kerusakan / tidak layak dinding pengisi; seperti dinding masih bilik bambu, dinding
kayu sudah lapuk, dinding seng keropos,
– Kerusakan rangka dan penutup atap tanpa kuda-kuda; seperti atap ijuk, genteng
rusak, atap seng keropos, kayu rangka atap lapuk.
KERUSAKAN SEDANG
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan sedang jika kerusakan yang
bersifat Struktur tingkat sedang meliputi:

– Kerusakan dinding dengan kerangka atau dinding sebagai pemikul beban


yang berakibat berkurangnya kemampuan struktur untuk memikul beban;
seperti dinding bilik bambu, dinding kayu, dinding seng dan kayu rangka
rusak/lapuk,
– Kerusakan rangka penutup atap dengan rangka kuda-kuda; seperti kayu
rangka dan kuda-kuda sudah lapuk,
– Dan masih layak fungsi/huni.
KERUSAKAN BERAT
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan berat jika kerusakan yang
bersifat Struktur tingkat berat meliputi:

– dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;


– bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat;
– kira-kira 50% bagian bangunan utama mengalami kerusakan;
– tidak layak fungsi/huni.
KERUSAKAN TOTAL
Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total / roboh apabila terjadi hal-hal
sebagai berikut :

– Bangunan roboh seluruhnya ( > 65%)


– Sebagian besar komponen utama struktur rusak
– Tidak laik fungsi/ huni
KETENTUAN PENGGUNAAN DANA BSPS

 Lantai terbangun dari rabat beton bertekstur halus;

 Dinding terbangun dari batu bata diupayakan terplester bagian luar, atau batako
terpasang rapi tanpa plester, atau papan kelas tiga terserut dan pakai alur serta
lidah penyambung;

 Atap dari bahan seng gelombang dan bahan atap berbahan dasar semen/tanah;

 Terdapat pintu dan jendela dengan ukuran standar umum kabupaten/kota setempat
dan

 Ventilasi udara untuk kecukupan cahaya matahari dan sirkulasi udara yang masuk
ke dalam rumah

 Dalam hal bahan dinding dari papan diupayakan semi-permanen dengan bagian
bawah dinding paling rendah 60 cm (enam puluh sentimeter) terbuat dari bahan
batu bata diupayakan terplester bagian luar, atau batako tanpa plester.
DANA BSPS TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK

 Pembuatan dinding sisi dalam bangunan atau pembatas


unsur ruang rumah, plafon, pengecatan, upah kerja, dan
ongkos angkut bahan bangunan.

 Pembelian bahan bangunan antara lain berupa Multiplex,


Triplex, GRC, keramik lantai, kayu kelas1
KETENTUAN PENGECUALIAN UPAH TENAGA KERJA
DANA BSPS

Dalam hal penerima bantuan tidak memiliki kemampuan dana


swadaya sebab

lanjut usia (jompo) sekurang-kurangnya 58 tahun dan/atau


penyandang disabilitas, dana BSPS dapat digunakan untuk biaya
upah kerja paling banyak 15% dari nilai bantuan.
PENYUSUNAN
PERENCANAAN/PROPOSAL
TEKNIS
KEGIATAN PENYUSUNAN
PERENCANAAN/PROPOSAL TEKNIS
1. PERSIAPAN
a. Survey Teknis
b. Survey Toko/Penyedia Bahan Bangunan

2. PERENCANAAN TEKNIS
a. Penyusunan Desain Teknis (Gambar Teknis/Spesifikasi Teknis)
b. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1. PERSIAPAN
a. Survey Teknis
― Kondisi Fisik Bangunan
― Kesiapan Swadaya
― Foto 0%

b. Survey Toko/Penyedia Bahan Bangunan


― Harga Bahan Bangunan
― Ketersediaan Bahan Bangunan
― Kesiapan Mengirim Bahan Bangunan sampai ke Lokasi
― Memiliki Kelengkapan Administrasi Usaha
2. PERENCANAAN TEKNIS
a. Penyusunan Desain Teknis
― Pembangunan Baru menggunakan Gambar Teknis yang meliputi;
Foto kondisi 0%, Gambar Denah, Gambar Tampak, dan Gambar
Potongan
― Peningkatan Kualitas menggunakan Spesifikasi Teknis yang meliputi ;
Kondisi Awal 0% Perspektif dan Kondisi 0% Dalam Rumah, serta
Material Kondisi Awal dan Rencana (Atap, Dinding, dan Lantai)
b. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
• Memuat informasi tentang jenis pekerjaan/bahan bangunan, volume per jenis
bahan bangunan, harga satuan dan jumlah biaya per jenis bahan bangunan, total
biaya membangun, sumber dana yang berasal dari BSPS dan swadaya penerima
bantuan.
• Jenis bahan bangunan harus sama dengan jenis bahan bangunan yang tertuang
dalam Gambar Teknis/spesifikasi teknis;
• Harga satuan bahan bangunan yang digunakan dalam penyusunan RAB adalah
Harga satuan per jenis bahan bangunan hasil survey toko/penyedia bahan
bangunan resmi yang memiliki ijin usaha dan tempat usaha dengan alamat yang
jelas dan diketahui oleh masyarakat umum;
PERENCANAAN PEMBELIAN BAHAN BANGUNAN

A. Perencanaan pembelian bahan bangunan ini disebut dengan Daftar Rencana


Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2), dengan maksud untuk mengendalikan
penerima bantuan dalam penarikan dana tabungan dan pembelian bahan
bangunan sehingga tercapai penggunaan dana yang sesuai untuk membangun
atau meningkatkan kualitas rumah layak huni atau sesuai dengan RAB.

B. DRPB2 ini dibuat setiap tahapan penarikan dana bantuan yaitu tahap I dan
tahap II dengan prosentase masing-masing adalah 50% dari nilai RAB.

C. Dalam hal penerima bantuan tidak memiliki kemampuan dana swadaya sebab
lanjut usia > 58 tahun atau penyandang disabilitas , dana BSPS dapat digunakan
untuk biaya upah kerja paling banyak 15% dari jumlah bantuan yang dituangkan
dalam DRPB2.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai