HIV/AIDS DEFINISI… Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain: 1. AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami penurunan sistem imun yang mendasar (sel T berjumlah 200 atau kurang) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV (Doenges, 1999). 2. AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia, 2005). ETIOLOGI… HIV yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenapati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV -1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia. Adapun cara penularan AIDS ( Arif, 2000 )antara lain sebagai berikut : • Hubungan seksual, dengan risiko penularan 0,1-1% tiap hubungan seksual • Melalui darah, yaitu: • Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-98% • Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan 0,03% • Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko penularan 0,0051% • Transmisi dari ibu ke anak: • Selama kehamilan • Saat persalinan, risiko penularan 50% • Melalui air susu ibu (ASI) 14% WANITA POSITIF DENGAN HIV/AIDS (Sylvia, 2005). • Wanita lebih mudah terinfeksi HIV dari pada pria. Pria memasukkan semen ke dalam vagina. Bila dalam semen tersebut mengandung virus HIV maka akan mudah masuk kedalam tubuh wanita melalui vagina dan servix. • Wanita sering terkena infeksi pada usia muda daripada pria. Ini karena wanita muda dan gadis-gadis biasanya sulit untuk menolak hubungan seksual yang tidak dikehendaki ataupun yang tidak aman. • Perkembangan penyakit AIDS lebih cepat pada wanita setelah terinfeksi HIV. Gizi kurang dan usia subur menyebabkan wanita kurang mampu melawan penyakit. • Wanita sering secara tidak adil dipermasalahkan sebagai biang keladi penyebaran AIDS, tetapi sebetulnya pria juga mempunyai tanggung jawab yang sama besar dengan pria. • Wanita hamil yang terinfeksi HIV akan menularkannya kepada janin. MANIFESTASI KLINIS Gejala penyakit umum HIV/AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui pada penderita HIV/AIDS (Sylvia, 2005).
•Panas lebih dari 1 bulan, • Sesak napas,
•Batuk-batuk, • Pembesaran kelenjar getah bening, •Sariawan dan nyeri menelan, • Kesadaran menurun, •Badan menjadi kurus sekali, • Penurunan ketajaman penglihatan, •Diare , • Bercak ungu kehitaman di kulit. NEXT…
Adapun gejala khusus yang dapat di temui pada wanita positih HIV yakni berhubungan dengan vagina dan menstruasi.
a) Infeksi jamur pada vagina
b) Pap smear yang tidak normal c) Penyakit radang pelvik d) Perubahan pada periode menstruasi PATOFISIOLOGI Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan antara 10 minggu sampai 10 tahun. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. (Sylvia, 2005). Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun. Setelah virus HIV masuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6 bulan sebelum titer antibodi terhadap HIV positif. Fase ini disebut “periode jendela” (window period). Setelah itu penyakit seakan berhenti berkembang selama lebih kurang 1-20 bulan, namun apabila diperiksa titer antibodinya terhadap HIV tetap positif (fase ini disebut fase laten) Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran klinik AIDS yang lengkap (merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan penyakit infeksi HIVsampai menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26 bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah diketahui HIV positif (Heri, 2012). PEMERIKSAAN PENUNJANG… Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000) adalah Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan kanker yang terkait dengan AIDS. Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan penularan. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi. Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan Rontgen. KOMPLIKASI… Menurut Sylvia, 2005 • Tuberkulosis • Lipodistrofi • MAC (Mycobacterium Avium Complex) • Demensia • Pneumocystis Pneumonia • Kanker • CMV (Cytomegalovirus) • Sindrom Wasting pada • Infeksi Oportunistik Lainnya AIDS PENATALAKSANAAN… 1. Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu (Endah Istiqomah, 2009): a. Pengendalian Infeksi Opurtunistik b. Terapi AZT (Azidotimidin) c. Terapi Antiviral Baru d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus 2. Diet Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III (Endah Istiqomah, 2009): a) Diet AIDS I Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengangejala panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam. b) Diet AIDS II Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akut teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap 3 jam. c) Diet AIDS III Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau biasa, diberikan dalam porsi kecil dan sering. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a) Aktifitas /istirahat : Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktifitas, kelelahan yang progresif. Kelemahan otot. Perubahan pola tidur. b) Sirkulasi Proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama bila cedera. Sianosis. c) Integritas ego Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan: dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain, penghasilan dan gaya hidup tertentu. Mengkhawatirkan penampilan: lesi , cacat, menurunnya berat badan. Merasa tidak berdaya, putus asa, rasa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi. NEXT… d) Eliminasi. Diare berat. Feses encer dengan atau tanpa disertai mucus dan darah. e) Makanan/cairan : • Disfagia Tidak ada nafsu makan, mual, muntah Penurunan BB yang cepat Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut. f) Nyeri Nyeri pada daerah inflamasi. Penurunan rentang gerak. g) Pernapasan Napas pendek yang progresif, batuk produktif/non, Sesak pada dada, takipnea, bunyi napas tambahan, sputum kuning. Hipoksemia. h) Interaksi sosial Isolasi, kesepian, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tdk terorganisi DIAGNOSA & INTERVENSI NO DX. KEPERAWATAN Tujuan dan KriteriaKEPERAWATAN Hasil Intervensi (NIC) (NOC) 1 Gangguan integritas mukosa Setelah dilakukan tindakan a. Kaji skala nyeri vagina berdasarkan infeksi keperawatan 3x24 jam b. Kaji kerusakan atau lesi jamur candida SP pada sel diharapkan gangguan integritas pada vagina epitel vagina di tandai mukosa vagina dapat teratasi c. Anjurkan vulva hygine dengan keputihan, rasa gatal dengan criteria hassil: dengan baik dan nyeri pada vagina. a. Nyeri berkurang/hilang d. Kolaborasi pemberian dengan skala nyeri 3 (0-10) obat topical anti jamur b. Rasa gatal berkurang/hilang a) Mikonazol 200mg c. Keputihan berkurang atau intravaginal/hari hilang selama 3 hari b) Klotrimazol 500mg intravaginal dosis tunggal c) Butocoonazol 2% krim vulva diberikan selama 1-7 hari d) Nistatin 100.000 IU intravaginal/hari selama 7-14 hari e) Klotrimazol 1% atau mikonazol 2%atau tiokonazol 6,5% krim vulva 7-14 hari e. Kolaborasi pemberian obat sistemik seperti: a) Pemberian ketokonazol dosis 2x200 mg selama 5 hari, atau b) Flukonazol 150 mg sebagai dosis tunggal SEKIAN…