TATALAKSANA NYERI
(WHO STEP LADDER)
• Oleh : Bellina Sarsa Pamela
2013730021
FISIOLOGI
NYERI
PENILAIAN NYERI
TATALAKSANA NYERI
“dengan mulut”: gunakan cara oral selama masi
memungkinkan, walaupun untuk opioids
“dengan waktu”: untuk nyeri menetap,
memberikan obat secara teratur (beberapa jam)
“dengan tangga”: (seperti pada gambar)
• Step 1:Untuk nyeri ringan sampai sedang,
Jika pasien memperlihatkan nyeri sedang
atau nyeri berat, lalui langkah 1.
• Step 2:Jika atau saat penggunaan opioids
sudah tidak cukup adekuat dalam
menghilangkan nyeri,
• Step 3:Jika atau saat non – opioids untuk
nyeri ringan ke sedang tidak lagi adekuat
menghilangkan nyeri,
“untuk individu”: sesuaikan rencana terapi
berdasarkan kepuasan pasien
TATALAKSANA NYERI
Nyeri ringan (1 – 3/ 10):
Non – narcotic – “around the
clock”
Acetaminophen 650 mg per 4
jam, atau
Aspirin 650 mg per 4 jam, atau
Ibuprofen 400 mg per 4 jam,
atau
NSAIDS lainnya
± adjuvants
TATALAKSANA NYERI
Nyeri berat (7 – 10/ 10):
Nyeri sedang (4 – 6/ 10):
Tambahkan opioids untuk nyeri
Dimulai dengan opioid minum
sedang – “around the clock” yang kuat – “around the clock”
Acetaminophen 325 mg + codein
Morphine 5 – 10 mg per 4 jam
30 mg per 4 jam titrasi rasa sakit
Acetaminophen 325 mg + codein
Dilaudid 1 – 4 mg per 4 jam
60 mg per 4 jam titrasi rasa sakit
Acetaminophen 325 mg/ 500 mg
Fentanyl 25 µg/ jam +
+ oxycodone 5 mg per 4 jam morphine sulphate 5 mg per 2
jam untuk menghilngkan rasa
± adjuvants sakit
± adjuvants
TATALAKSANA NYERI
Non - Opioid
Parasetamol (asetaminofen):
Terapi awal untuk nyeri ringan sampai sedang dan sebagai adjunct pada kasus
nyeri yang lebih berat. penggunaannya harus dibatasi maksimal 4g/24 jam
(setara dengan 8 tablet @500mg)
Memiliki khasiat analgetik dan antipiretik yang baik
Asetosal (asam asetilsalisilat, aspirin):
Memiliki aktivitas analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi.
Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan riwayat alergi (rinitis,
urtikaria, asma, anafilaksis, dll).
Tidak direkomendasikan bagi pasien yang memiliki riwayat gangguan
lambung.
TATALAKSANA NYERI
NSAID
Efektif dalam menangani nyeri terutama yang melibatkan inflamasi.
ES:antara lain: Diare, perdarahan gastrointestinal, Dispepsia, peptic ulcer,
Disfungsi dan gagal ginjal
Opioid
Untuk nyeri hebat dewasa 1 – 2 mg intravena & dapat diulang sesuai yang
Morfin
Paling mudah larut dalam air dibandingkan golongan opioid dan kerja analgesinya cukup
diperlukan.
panjang
Untuk (long acting).
mengurangi nyeri dewasa pasca bedah atau nyeri persalinan
Efek samping antara lain, mual – muntah, pruritus
digunakan
Dapat dosis 2 – 4 mg epidural atau 0,05 – 0,2 mg intratekal dan dapat
diberikan secara subkutan, intramuscular, intravena, epidural at intratekal. Absorbs
diulang
dosis paruhantara 6 – 12
± 30 menit jam.suntikan subkutan dan 8 menit setelah intramuscular.
setelah
Dosis anjuran nyeri sedang ialah 0,1 – 0,2 mg/ kgBB. Subkutan, intramuscular dan dapat
diulang tiap 4 jam.
TATALAKSANA NYERI
FENTANIL
zat sintetik yang formulanya sangat berbeda dengan morfin, tetapi
mempunyai efek klinik dan efek samping yang mendekati sama,
namun fentinil dengan kekuatan 100x morfin.
Dosis 1 – 3 µg/kgBB, analgesinya ± 30 menit (untuk anastesia
pembedahan & tidak untuk pasca bedah)
ANTI DEPRESAN
Nortriptyline, desipramine, amytriptyline
Amytriptiline mempunyai efek besar antikolinergik dan sedasi, yang sediaan 25 mg, dosis
anjuran 75 – 150 mg.
ES: sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, konerja psikomtor menurun, kemampuan
kognitif menurun, dll), efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur,
konstipasi, sinus takikardi, dll)
TATALAKSANA NYERI
ANTI-KONVULSAN
Gabapentin, Pregabalin, Carbamazepin
Efek sampingnya sama seperti obat antidepresan trisiklik.