Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

TATALAKSANA NYERI
(WHO STEP LADDER)
• Oleh : Bellina Sarsa Pamela
2013730021

Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
RS Islam Jakarta Cempaka Putih
DEFINISI
Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional
yang tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan
jaringan secara potensial dan aktual. (The International
Association for the Study of Pain)
Adanya interaksi antara transduksi, Proses interaksi antara sistem
transmisi, dan modulasi yang analgesik endogen dengan input
kemudian membentuk suatu nyeri yang masuk di kornu
pengalaman emosional yang posterior medula spinalis.
subjektif.
Propagasi atau
perambatan dari impuls
tersebut pada sistem
saraf sensorik.

Stimulus noksius yang


kemudian di
transformasikan menjadi
impuls berupa suatu
aktifitas elektrik pada
ujung bebas saraf
sensorik.

FISIOLOGI
NYERI
PENILAIAN NYERI
TATALAKSANA NYERI
 “dengan mulut”: gunakan cara oral selama masi
memungkinkan, walaupun untuk opioids
 “dengan waktu”: untuk nyeri menetap,
memberikan obat secara teratur (beberapa jam)
 “dengan tangga”: (seperti pada gambar)
• Step 1:Untuk nyeri ringan sampai sedang,
Jika pasien memperlihatkan nyeri sedang
atau nyeri berat, lalui langkah 1.
• Step 2:Jika atau saat penggunaan opioids
sudah tidak cukup adekuat dalam
menghilangkan nyeri,
• Step 3:Jika atau saat non – opioids untuk
nyeri ringan ke sedang tidak lagi adekuat
menghilangkan nyeri,
 “untuk individu”: sesuaikan rencana terapi
berdasarkan kepuasan pasien
TATALAKSANA NYERI
 Nyeri ringan (1 – 3/ 10):
 Non – narcotic – “around the
clock”
 Acetaminophen 650 mg per 4
jam, atau
 Aspirin 650 mg per 4 jam, atau
 Ibuprofen 400 mg per 4 jam,
atau
 NSAIDS lainnya
 ± adjuvants
TATALAKSANA NYERI
 Nyeri berat (7 – 10/ 10):
 Nyeri sedang (4 – 6/ 10):
 Tambahkan opioids untuk nyeri
 Dimulai dengan opioid minum
sedang – “around the clock” yang kuat – “around the clock”
 Acetaminophen 325 mg + codein
 Morphine 5 – 10 mg per 4 jam
30 mg per 4 jam titrasi rasa sakit
 Acetaminophen 325 mg + codein
 Dilaudid 1 – 4 mg per 4 jam
60 mg per 4 jam titrasi rasa sakit
 Acetaminophen 325 mg/ 500 mg
 Fentanyl 25 µg/ jam +
+ oxycodone 5 mg per 4 jam morphine sulphate 5 mg per 2
jam untuk menghilngkan rasa
 ± adjuvants sakit
 ± adjuvants
TATALAKSANA NYERI

Non - Opioid
Parasetamol (asetaminofen):
 Terapi awal untuk nyeri ringan sampai sedang dan sebagai adjunct pada kasus
nyeri yang lebih berat. penggunaannya harus dibatasi maksimal 4g/24 jam
(setara dengan 8 tablet @500mg)
 Memiliki khasiat analgetik dan antipiretik yang baik
Asetosal (asam asetilsalisilat, aspirin):
Memiliki aktivitas analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi.
Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan riwayat alergi (rinitis,
urtikaria, asma, anafilaksis, dll).
Tidak direkomendasikan bagi pasien yang memiliki riwayat gangguan
lambung.
TATALAKSANA NYERI

NSAID
 Efektif dalam menangani nyeri terutama yang melibatkan inflamasi.
 ES:antara lain: Diare, perdarahan gastrointestinal, Dispepsia, peptic ulcer,
Disfungsi dan gagal ginjal

Opioid
 Untuk nyeri hebat dewasa 1 – 2 mg intravena & dapat diulang sesuai yang
Morfin
 Paling mudah larut dalam air dibandingkan golongan opioid dan kerja analgesinya cukup
diperlukan.
 panjang
Untuk (long acting).
mengurangi nyeri dewasa pasca bedah atau nyeri persalinan
 Efek samping antara lain, mual – muntah, pruritus
digunakan
 Dapat dosis 2 – 4 mg epidural atau 0,05 – 0,2 mg intratekal dan dapat
diberikan secara subkutan, intramuscular, intravena, epidural at intratekal. Absorbs
diulang
dosis paruhantara 6 – 12
± 30 menit jam.suntikan subkutan dan 8 menit setelah intramuscular.
setelah
 Dosis anjuran nyeri sedang ialah 0,1 – 0,2 mg/ kgBB. Subkutan, intramuscular dan dapat
diulang tiap 4 jam.
TATALAKSANA NYERI

FENTANIL
 zat sintetik yang formulanya sangat berbeda dengan morfin, tetapi
mempunyai efek klinik dan efek samping yang mendekati sama,
namun fentinil dengan kekuatan 100x morfin.
 Dosis 1 – 3 µg/kgBB, analgesinya ± 30 menit (untuk anastesia
pembedahan & tidak untuk pasca bedah)

ANTI DEPRESAN
Nortriptyline, desipramine, amytriptyline
Amytriptiline mempunyai efek besar antikolinergik dan sedasi, yang sediaan 25 mg, dosis
anjuran 75 – 150 mg.
ES: sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, konerja psikomtor menurun, kemampuan
kognitif menurun, dll), efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur,
konstipasi, sinus takikardi, dll)
TATALAKSANA NYERI

ANTI-KONVULSAN
 Gabapentin, Pregabalin, Carbamazepin
 Efek sampingnya sama seperti obat antidepresan trisiklik.

Anda mungkin juga menyukai