PMK RI No tempat dilaksanakannya pelayanan 284 Tahun kefarmasian dimana dilakukan 2007 tentang Apotek penyerahan obat dan perbekalan Rakyat kesehatan, dan tidak melakukan peracikan Pada pasal 2, pengaturan apotek rakyat bertujuan untuk : • Memberikan pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan status usahanya menjadi Apotek Rakyat • Pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan Apotek Rakyat • Melindungi masyarakat untuk dapat memperoleh pelayanan kefarmasian yang baik dan benar Apotek rakyat sebagaimana di maksud pada ayat (1) harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kbupaten/Kota setempat. Apotek rakyat dalam pelayanan kefarmasian harus mengutamakan obat generik (pasal 5) Apotek Rakyat dilarang menyediakan Narkotika dan Psikotropika, meracik obat dan menyerahkan obat dalam jumlah besar. Apotek Rakyat dapat merupakan 1 (satu) atau gabungan paling banyak 4 (empat) Pedagang Eceran Obat sesuai yang dinyatakan pada Pasal 4 ayat 2 Pada Pasal 6 disebutkan bahwa Apotek Rakyat harus mempunyai 1 (satu) orang apoteker sebagai penanggung jawab dan dapat dibantu oleh asisten apoteker PERATURAN DAN ETIKA KEFARMASIAN
PERMENKES RI No 9 Tahun 2017
Pada pasal 34 dijelaskan bahwa
1. Apotek rakyat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
284/MENKES/PER/III/2007 tentang Apotek Rakyat yang telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2016 tentang Pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 284/MENKES/PER/III/2007 tentang Apotek Rakyat harus menyesuaikan diri menjadi Apotek mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini. 2. Dalam hal apotek rakyat tidak menyesuaikan diri menjadi Apotek sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apotek rakyat dapat menyesuaikan diri menjadi toko obat/pedagang eceran obat mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 167/KAB/B.VIII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1331/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 167/KAB/B.VIII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat. PERATURAN DAN ETIKA KEFARMASIAN
• Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian Pasal 1 ayat 1
• Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 108 ayat
1 • Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 198
• Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 102 ayat
1 PERTANYAAN Bagaimana pendapat anda tentang Apotek Rakyat ditinjau dari peraturan dan etika kefarmasian ? Menurut kelompok kami, apotek rakyat bertentangan dengan Peraturan dan etika kefarmasian, sehingga Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/MENKES/PER/III/2007 tentang Apotek Rakyat tidak memberikan kepastian hukum bagi apoteker dalam menjalankan tugas keprofesiannya atas pekerjaan kefarmasian.
• Apotek Rakyat dilarang meracik obat sesuai dinyatakan pada
Pasal 5 ayat 2. Padahal meracik obat merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian yang merupakan wewenang apoteker. Sehingga pasal tersebut bertentangan dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 1 ayat 1 • Meracik obat merupakan salah satu bentuk pelayanan obat atas resep dokter. Pekerjaan kefarmasian tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini tenaga kesehatan yang berwenang penuh atas pekerjaan kefarmasian adalah apoteker • Apotek Rakyat dilarang menyimpan dan menyerahkan narkotika dan psikotropika pada Pasal 5 ayat 2, yang artinya peraturan ini membatasi peran dan wewenang apoteker atas pekerjaan kefarmasian yaitu menyimpan dan menyerahkan narkotika dan psikotropika merupakan salah satu bentuk pelayanan obat atas resep dokter sesuai dengan Pasal 102 ayat 1 oleh seorang apoteker, sehingga merugikan masyarakat dan apoteker sendiri karena hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kefarmasian yang utuh dilanggar • Selain itu, apabila Apotek Rakyat dijalankan oleh orang yang tidak mempunyai kewenangan dan keahlian atas pekerjaan kefarmasian maka ketentuan Apotek Rakyat ini bertentangan dengan Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 198. sehingga masyarakat sebagai penerima pelayanan kefarmasian menjadi tidak terlindungi akibat pengawasan yang kurang.