Anda di halaman 1dari 95

1

CURICULUM VITAE
Nama : dr DEVI GUSMAIYANTO, SpA, M. Biomed
Tempat dan tanggal lahir : Padang, 06 Mei 1976
Riwayat perkawinan
Nama Istri : dr SOFITRI, SpPK
Anak : 3 orang
Riwayat pendidikan : 1. SI: Fakultas kedokteran UNAND Padang,tahun
1995
2. PPDS Ilmu Kesehatan Anak, FK UNAND, 2009
3. S2 Biomedik FK Unand, 2009

Riwayat Pekerjaan
1.Dokter jaga di RS. Bina Kasih. Pekanbaru, tahun 2002
2.Field Dokter PT SHIELDS Indonesia, tahun 2002-2003
3.Community Dokter PT RAPP Riau, tahun 2002-2003
4.Dokter PT Caltex Pacific Indonesia Riau, tahun 2003-2005
5.Dokter PTT RSUD Siak, Riau, 2005-2006
6.Dokter PT ARARA ABADI, tahun 2006
7.Kepala Puskesmas Benteng Hilir, Siak, Riau 2006 sampai 2008.
8.Dokter PNS di RSUD Siak, tahun 2008-sekarang
9.RS Bergerak Jemaja, Kab Anambas, Kepri, tahun 2013
Setiap 1 jam sepuluh
bayi Indonesia
meninggal

Setiap hari 240 bayi


meninggal
GAWAT NAPAS NEONATUS

Paling sering terjadi

Terutama bayi prematur

Riskesdas 2007: dua penyebab kematian


neonatus 0-6 hari di Indonesia: asfiksia
(37%) dan prematuritas (34%)
SAAT KELAHIRAN
100% bayi lahir perlu
didampingi oleh
seseorang/tim ahli resusitasi

10% bayi baru lahir butuh


intervensi seperti ventilasi
untuk dapat bernapas
saat lahir

1% bayi lahir butuh intubasi


sampai bantuan obat-obatan

Barkemeyer BM. Critical Concepts NICU. [diakses pada: 24 Januari 2012]. Diunduh dari : URL: www.medschool.lsuhsc.edu.
KRITERIA RUMAH SAKIT
SAYANG IBU
1. Sarana Pelayanan Kesehatan mempunyai kebijakan
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu tertulis yang secara
rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
• 2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal
pengetahuan keterampilan untuk menerapkan kebijakan
tersebut.
• 3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat
menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa
kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun,
termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.
• 4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit
setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin.
Apabila ibu mendapat operasi sesar, bayi disusui setelah
30 menit ibu sadar.
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas
indikasi medis.
• 6. Tidak memberikan makanan atau minuman apa pun selain
ASI kepada bayi baru lahir.
• 7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu
bersama bayi 24 jam sehari.
• 8. Membantu ibu menyusui semau bayi tanpa pembatasan lama
dan frekuensi menyusui.
• 9. Tidak memberikan dot atau empeng kepada bayi yang diberi
ASI.
• 10. Mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI dan
rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah
sakit/rumah bersalin atau sarana pelayanan kesehatan.
The First Golden Hour

Perawatan
neonatus Kerja tim,
dalam 1 jam Perawatan perawatan
pertama  neonatus konsisten dan
dampak dalam 1 jam aplikasi sesuai
pertama harus praktek berbasis
bermakna memfokuskan bukti akan
bagi luaran untuk meningkatkan
bayi menurunkan kualitas
terutama komplikasi pelayanan
pada bayi neonatus
prematur

Tin W, Milligan DW, Pennefather P, Hey E. Pulse oximeter, severe retinopathy, and outcome at one year in babies of less
than 28 weeks gestation. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. 2001;84:F106-10
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Neonatus:

Faktor
Faktor Ibu
• Usia ibu pada saat hamil < 16 tahun persalinan
atau > 40 tahun
• Merokok, minum alkohol, dan
• Partus lama
konsumsi obat-obat narkotika • Persalinan pada
selama hamil gawat janin
• Perdarahan antepartum (plasenta
previa dan solusio plasenta)
• Persalinan yang
• Adanya demam sebelum atau selama dibantu dengan alat
persalinan (vakum atau forsep),
• Penyakit hipertensi dan Diabetes
Mellitus
atau bedah kaisar
• Oligohidramnion atau • Malposisi janin
polihidramnion • Lilitan tali pusat
• Ketuban Pecah Dini
• Kehamilan lebih bulan (≥42 minggu)
• Pewarnaan
mekoneum
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Neonatus:

Faktor bayi
• Bayi kurang bulan atau lebih
bulan
• Bayi dengan berat lahir <
2500 gram atau > 4000 gram
• Bayi dengan pertumbuhan
janin terhambat
• Bayi yang memerlukan
resusitasi yang
berkepanjangan
• Kelainan kongenital 10
Peralatan Ventilasi di kamar bersalin
Alat ventilasi harus dapat menyediakan
PEEP/CPAP segera setelah lahir,
meningkatkan oksigenasi dan menurunkan
atelektrauma
• Self-inflating bag dengan PEEP valve
• Flow-inflating bag/ Jackson-Rees system
• T-piece resuscitator/ Neopuff
Dengan
PEEP

Tanpa PEEP
Penilaian di kamar bersalin

Bernapas spontan Tidak bernapas


spontan

Distres napas - Distres napas + Ventilasi Tekanan Positif

NCPAP
Napas spontan +
Napas spontan –

Toleransi +
Toleransi –
•Retraksi berat, Downe
Score ≥ 6
Intubasi trakea
Pertahankan
saturasi O2 • CPAP 8, FiO2 > 40% & ventilasi
88-92% • Asidosis metabolik mekanis
yang tidak teratasi (> -
10) butuh PIP
• Perburukan distres tinggi dan FiO2
Lanjutkan NCPAP di
ruang perawatan napas diakhiri dengan
apne > 40%

Distres napas -

Pertimbangkan terapi
surfaktan
Penyapihan
NCPAP

Kamar Bayi/ Rawat Gabung


ibu
Evaluasi Distres Napas
Skor Downe

0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis
dengan O2 menetap
walaupun diberi
O2
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada
udara masuk udara masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat
bantu
Evaluasi Distres Napas
Skor Downe

Skor < 4 gangguan pernapasan ringan 


nasal kanul / head box
Skor 4 – 5 gangguan pernapasan sedang 
CPAP
Skor > 6 gangguan pernapasan berat
(pemeriksaan gas darah harus
dilakukan)  ventilator
BANTUAN PERNAPASAN SAAT LAHIR

FREE FLOW CPAP VTP

USAHA NAPAS Napas spontan merintih - (gasping)

TAKIPNEA + + -

RETRAKSI - + -

RETRAKSI HEBAT; FiO2 > 60% INTUBASI


CPAP
• Penggunaan CPAP dini :
• Segera setelah lahir:
• Berat < 1000 g (Hany Aly et al; 2004)
• Usia gestasi < 32 minggu (Peter Dijk et al)
• Distres pernapasan ( nafas cepat, merintih, nafas
cuping hidung, retraksi) (Gittermann M.K. et al;
1997)

• Diberikan sejak di ruang bersalin


• Distres pernapasan  Downe’s score ?

23
Nasal CPAP (Continuous
Positive Airway
Pressure)
Indikasi :
• HMD (Hyalin membran disease)
• Apnoe of prematurity
• Pulmonary oedema / haemorrage
• Weaning dari ventilasi
• CPAP dapat diberikan secara dini, bahkan
sejak di ruang persalinan
CPAP dengan single nasal prong
Indikasi Ventilator
• Apneu
• PaCO2 > 60 mmHg
• FiO2 > 60%
Algoritma
Resusitasi
Neonatus
Perkiraan waktu Lahir

 Bersih dari mekonium ? x


 Bernapas atau menangis ?
 Tonus otot baik ? Penilaian
 Warna kulit kemerahan ? x
 Cukup bulan ?
30 detik

Tidak
 Berikan kehangatan
 Posisikan; bersihkan jalan napas*
(bila perlu)
 Keringkan, rangsang, posisikan lagi A
 Beri O2 (bila perlu)

 Evaluasi pernapasan, frekuensi


jantung, dan warna kulit Evaluasi
30 detik

Apne atau FJ < 100


 Berikan ventilasi tekanan positif* B
FJ < 60 FJ > 60 Evaluasi
 Berikan VTP*
30 detik

 Lakukan kompresi dada C


HR < 60 Evaluasi
 Berikan epinefrin*
D
GOOD TONE FLOPPY INFANT

DO NOT NEED RESUSCITATION IS


RESUSCITATION NEEDED
BAYI BUGAR
SIANOSIS SENTRAL & AKROSIANOSIS

32
Resuscitation:
What’s new and evidence based practice

• Prevent hypotermia with polyethylene


plastic
• Delayed cord clamping and early
initiation of breastfeeding
• Early CPAP in the delivery room
• Resuscitation with air (FiO2 21%)
• Therapeutic surfactant (< 2 hours)
REKOMENDASI AHA
Berat lahir < 1500 gr dibungkus plastik

Perlman JM, Wyllie J, Kattwinkel J, Atkins DL, Chameides L, Goldsmith JP, et al. Part 11: neonatal rescucitation: 2010 international
consesnsus on cardiopulmonary rescucitation and emergency cardiovascular care science with treatment recommendations. Circulation.
2010;122:S516-38
Kotak A (airway)
• Berikan kehangatan
• Posisikan, bersihkan jalan napas

Then nose

Penghisapan mulut dan hidung: Mulut - Hidung


…kotak A
• Keringkan, merangsang pernapasan dan meletakkan
pada posisi yang benar
Bentuk rangsangan taktil yang tidak
dianjurkan

Bentuk rangsangan Risiko


• Menepuk bokong • Trauma
• Meremas atau memompa • Fraktur, pneumotoraks,
rongga dada gawat napas, kematian
• Menekankan kedua paha ke • Ruptura hati atau limpa,
perut bayi perdarahan dalam
• Mendilatasi sfinkter ani • Sfinkter ani robek
• Kompres atau merendam di air • Hipotermia, hipertermia,
panas dan dingin luka bakar
• Menguncang-guncang tubuh • Kerusakan otak
bayi
• Meniupkan oksigen atau udara • Hipotermia
dingin ke tubuh bayi
…kotak A
• Berikan oksigen aliran bebas bila perlu

O2 mask held close to the O2 delivered by tubing held in


baby’s face to give close to cupped hand over baby’s face
100% O2
Kotak B (breathing)
Bantu usaha napas bayi dengan pemberian
ventilasi tekanan positif (VTP) selama 30 detik.
…kotak B

• Cara meletakkan
balon dan sungkup
pada wajah
PERALATAN BALON
Sungkup harus menutupi:
& SUNGKUP
ujung dagu, mulut, hidung

   44
… balon dan sungkup resusitasi
Bila dada tidak mengembang adekuat

Kondisi Tindakan
Lekatan tidak adekuat • Pasang kembali sungkup ke wajah

Jalan napas tersumbat • Reposisi kepala


• Periksa sekresi, hisap bila ada
• Lakukan ventilasi dengan mulut sedikit
terbuka

Tidak cukup tekanan • Naikkan tekanan sampai tampak gerakan naik


turun dada yang mudah
• Apakah udara dalam lambung mengganggu
pengembangan dada
• Pertimbangkan intubasi endotrakeal
…kotak B
• Frekuensi meremas balon : 40 – 60 x/menit
Pompa … Dua ... Tiga … Pompa … Dua … Tiga
(remas) (lepas……..) (remas) (lepas)

• VTP dihentikan bila :


• Frekuensi jantung meningkat
• Perbaikan warna kulit
• Adanya napas spontan
… balon dan sungkup resusitasi
• Bila ventilasi balon
dan sungkup lebih
dari beberapa menit 
harus dipasang pipa
orogastrik
• Panjang pipa
orogastrik : jarak dari
pangkal tulang hidung
ke telinga dan dari
telinga ke prosesus
sifoid
INTUBASI ENDOTRAKEA…
• Kenali dan tentukan lokasi glotis, letak pipa endotrakea yang benar : antara pita
suara dan karina  masukkan pipa sampai garis pedoman pita suara berada
sebatas pita suara

• Menekan krikoid ke bawah dengan jari kelingking, dapat membantu visualisasi


glotis
Glotis
• Setiap tindakan pemasangan ETT dibatasiEpiglotis
hanya dalam 20 detik

Esofagus
Pita suara

Garis batas pita suara


PERALATAN &
Steril & Siap pakai
PERLENGKAPAN
1. Laringoskop dgn baterei & lampu
cadangan
2. Daun laringoskop (no. 1, no. 0)
3. Pipa ET no. 2.5, 3.0, 3.5, & 4.0
4. Stilet (pilihan)
5. Pendeteksi CO2 (bila ada)
6. Kateter penghisap 10F / >
7. Plester
8. Gunting
9. Gudel
10. Aspirator mekonium
11. Stetoskop
12. Balon resusitasi & sungkup, dan
manometer 51
FIKSASI PIPA
ENDOTRAKEA…

Rekatkan plester dimulai dari sudut bibir


sebelah kanan, melingkari pipa
endotrakea dengan ujung satunya
berada di sudut bibir sebelah kiri
FIKSASI PIPA ENDOTRAKEA…

▫ Ulangi fiksasi dengan cara yang sama pada bibir bawah


Kotak C (circulation)
• Bantu sirkulasi dengan memulai kompresi
dada sambil tetap melakukan ventilasi
selama 30 detik.
• Indikasi untuk memulai kompresi dada : bila
frekuensi jantung < 60/menit setelah 30 detik
dilakukan VTP yang efektif
• Lebih baik dilakukan intubasi endotrakeal
untuk menjamin ventilasi yang adekuat dan
memudahkan koordinasi VTP dan kompresi
dada
… kompresi dada
Butuh 2 penolong :
• Teknik ibu jari
• Teknik dua jari

Teknik dua jari Teknik ibu jari


…kompresi dada
• Posisi jari : 1/3 bawah tulang dada/sternum
• Penekanan : ± 1/3 diameter anterior-
posterior dada
• Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3
kompresi + 1 ventilasi (waktu 2 detik)  90
kompresi & 30 ventilasi per menit
• Satu - Dua - Tiga - Pompa - Satu - Dua -
Tiga - Pompa
• Hentikan bila FJ > 60 /menit
SIRKULASI

• Pada bayi yang tidak bugar


 pikirkan pemasangan infus
 Sentral / Perifer
• Posisi kateter umbilikal “ sementara “

Kalau perlu berikan bolus Nacl 0,9% 10 cc/kg selama 30 menit 


lanjutkan dengan rumatan Dextrose 10% 60 – 80 ml/kg/hari
Kotak D (drug)
Berikan epineprin sambil terus melanjutkan
kompresi dada dan ventilasi.
A. Epinefrin :
•  kontraksi jantung
• Fase konstriksi perifer   aliran darah ke
arteri koronaria dan ke otak.
• Jalur : melalui endotrakeal atau IV
• Dosis : 0,1 – 0,3 mL/kg larutan 1 : 10.000
(0,01 – 0,03 mg/kg)
• Kecepatan : secepat – cepatnya
…kotak D
B. NaCl 0,9%
Solusio plasenta
Plasenta previa
Kehilangan darah tali pusat

Syok hipovolemik  pucat, nadi lemah  beri


cairan fisiologis 10 mL/kg IV selama 5 – 10
menit.
Bila dengan pemberian obat epinefrin, frekuensi jantung masih < 60 x/mnt :

Nilai kembali efektifitas


• Ventilasi
• Kompresi dada
• Intubasi endotrakeal FJ = 0
• Pemberian adrenalin Pertimbangkan untuk
menghentikan resusitasi
Pertimbangkan kemungkinan  Sindr IWR
• Hipovolemia
• Asidosis metabolik berat

FDJ < 60 x/mnt atau sianosis menetap atau kegagalan ventilasi


Pertimbangkan
• Penekanan refleks neuromuskular
pernapasan
• Malformasi jalan napas
• Gangguan pada napas, seperti :
– Pneumotoraks
– Hernia diafragmatika
• Penyakit jantung bawaan
HELPING BABIES BREATHE (HBB)
• DIKEMBANGKAN OLEH AMERICAN ACADEMY OF
PEDIATRICS DENGAN MASUKAN DARI WHO , LDS
CHARITES, LAERDAL FOUNDATION
• LEBIH SEDERHANA DIBANDINGKAN RESUSITASI
NEONATUS
• HBB DIPERKENALKAN DISELURUH DUNIA,
LAPORAN DARI JURNAL AMERICAN ACADEMY OF
PEDIATRICS JANUARI 2013, TERDAPAT
PENURUNAN KEMATIAN BAYI SEBESAR 47%
DALAM 3 TAHUN PELAKSANAAN HBB
• DIPERKENALKAN PERTAMA KALI DI INDONESIA
OKTOBER 2013 DI BANDUNG DAN MENURUNKAN
ANGKA KEMATIAN BAYI
American Academy of Pediatrics 2010
PENANGANAN NEONATUS

ABCD STABLE

Resusitasi Stabilisasi
STABLE
• Sugar + Safe Care
• Temperature
• Airway
• Blood Pressure
• Lab Work
• Emotional Support
Transportasi bayi
• Transportasi bayi yang
membutuhkan CPAP dini di
kamar bersalin 
menggunakan ETT yang
dimasukkan ke lubang
hidung sebatas garis hitam
(± 2 cm), dipotong ± 5 cm
dan dihubungkan ke T-
piece resuscitator
Metoda Kangguru SEBAGAI ALAT
TRANSPORTASI
Intervention Strategies
1. Circadian rhythm Covering of Baby Box/Incubator

Maintain light level in NICU <646 lux

Disturbance of sleep-wake cycle may interfere with maturation of neuron


and growth hormone (GH) secretion. Secretion of GH peaked during
active (REM) sleep.
2. Positioning
Premature infant  The neuromotor
and musculoskeletal systems of
premature infants are not fully
developed

Intrauterine Extrauterine

Improper positioning techniques can


• Floating • Multitude of impair future motor development
• Quiet developmentally (unsupported and extended
• Contained inappropriate position)
• Flexed stimuli
position • create a nest
from a scroll of
towel/fabric Consistent, long-term use of
positioning supports promotes
motor organization, self-calming
without expending excessive
energy, physiologic stability and
decreased fatigue.
Comfortable Position for
the Baby
 Oxigenation 
Prone  Improving quiet sleep
 Make possible body & limb to flex
Position & hand-mouth contact  self comfort
& self-regulatory
Supine Not Recommended

 Babies more often


agitated , startle , more
calory output , sleep more
easily disturb
 When the head faced only
1 side cerebral venous
return obstruction change
of brain blood flow IVH
Prolong supine 
Hypertonic arch position
 Do not support flexy
position
Supine

 Prevent flexion of neck & hyperextension


because can obstruct airway and swallow
control
 Maintain head position in midline
Skin to skin contact (Kangaroo
Care)
New NICU ’s design:
Family Centered
PARENT CARE IN
NICU
PARENT CARE IN
NICU
NICU IN TEXAS
Family Centred Care Model ...
KESIMPULAN
• Penanganan bayi baru lahir dengan
cepat dan benar menurunkan
angka kematian bayi, mencapai
tumbuh kembang optimal
• Merujuk pasien dilakukan setelah
STABLE
• Lebih baik merujuk ibu hamil risiko
tinggi daripada neonatus risiko tinggi
• Merujuk bukan memindahkan
kematian
BUATLAH BAYI BARU LAHIR MENANGIS
SEGERA NAMUN JANGAN LAGI BUAT
IBUNYA MENANGIS KARENA AIR MATA
SEORANG IBU SANGAT MAHAL
HARGANYA

DIBALIK AIR MATA SEORANG IBU ADA :


MASKARA : 100 RIBU
EYESHADOW : 150 RIBU
EYELINER : 170 RIBU
BEDAK : 200 RIBU
TOTAL : 620 RIBU
88
Untuk para bidan
Pelajarilah resusitasi
FASE TRANSISI SISTEM
RESPIRASI-SIRKULASI
JANIN  NEONATUS
Tata laksana sesak napas

• Perawatan suportif umum


1. Hangatkan dalam inkubator
2. Intervensi minimal
3. Beri cairan intravena
4. Atasi sianosis sentral dengan O2
sungkup (head box)
5. Observasi tanda klinis
6. Rujuk ?
Flow-inflating bag
(Jackson-Rees)

With mask With single nasal prong


Airway obstruction
• Sites
• Nose
• Mouth and jaw
• Larynx or trachea
• Bronchi
• Signs
• Respiratory distress
• Inspiratory stridor, if
obstruction is in the upper
respiratory tract

Anda mungkin juga menyukai