Penyakit Yang Sering Terjadi Pada Lansia Kel3 Fazah Muri
Penyakit Yang Sering Terjadi Pada Lansia Kel3 Fazah Muri
Lansia
Fazah Fauziyah Shalihah
Muri Saparia Ningsih
Pendahuluan
Menurut Stieglitz : 1954, ada empa penyakit yang sangat
erat hubungannya dengan poses menua, yaitu :
• Gangguan sirkulasi darah, seperti hipertensi, kelainan
pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak
dan ginjal, dan lain-lain.
• Gangguan metabolisme hormonal, seperti diabetes
mellitus, klimakterium, dan ketidakseimbangan tiroid.
• Gangguan pada persendian, seperti osteoarthritis, gout
artrithis, ataupun penyakit kolagen lainnya.
• Berbagai macam neoplasma atau infeksi.
Hipertensi
Pada populasi lansia, secara umum hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastoliknya
90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
• Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari
140mmHg dan/ atau tekana diastolik sama atau lebih besar
dari 90mmHg.
• Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar
dari 160mmHg dan tekana diastolik lebih rendah dari
90mmHg.
2. Terapi Fisik
• Latihan senam Reumatik
• Latihan Pergerakan Tangan
Cont’
3. Terapi nonfarmakologi
• Kompres air hangat
• Terapi Jus alpukat
• Terapi jus apel
• Jus semangka
• Terapi Jus Stroberi atau buah beri lainnya
• Ekstrak Mahkota dewa
• Sambiloto
• Temulawak/kunyit,tanaman ini berkhasiat untuk
menghilangkan rasa nyeri sebagai antiradang.
• Terapi Ekstrak Buah Kesemek
• Terapi Jus Pisang Ambon Dan Jus Lidah Buaya
Intervensi Keeprawatan
• Mengkaji intensitas nyeri; ajarkan teknik relaksasi dan
distraksi; berikan kompres hangat dan pemberian
analgetik.
• Bantu dan dorong pasien untuk melakukan latihan
ROM aktif
• Dorong pasien untuk melakukan senam reumatik
dengan rutin
• Dorong pasien untuk mobilisasai agar tidak terjadinya
deformitas pada sendi ataupun tulang
• Bantu pasien dalam memilih terapi jus yang sudah
dianjurkan untuk menangani artritis rheumatoid
Pertimbangan Gerontologis
• Struktus kolagen pada lansia kurang mampu
menyerap energy, kartilago pada sendi
mengalami degenerasi.
• Penanganan bergantung pada tahap penyakit.
Penggunaan obat antiinflamasi sangat efektif
namun harus memerhatikan dosis pada lansia.
pasien juga harus mempertahankan
pergerakan dan kekuatan untuk mencegah
deformitas sendi.
Tuberkolosis Paru
Komplikasi
• Sepsis yang hebat
• Gagal napas
• Kematian
• TB dengan resisten obat dapat terjadi
Pemeriksaan diagnostik
• Pemeriksaan kulit positif untuk meperlihatkan
imunitas selular (tes Mantoux)
• Adanya pengumpulan sempel sputum
• Pengujian resistensi obat
• Radiografi dada
Penatalaksanaan
• Pengobatan individu pasien TB aktif
memerlukan waktu 6 bulan atau lebih
• Pasien akan meperlihatkan uji kulit tuberculin
positif
• Jika resisten terhadap obat, pengobatan lebih
toksik akan dilakukan.
Intervensi keperawatan
• Peningkatan kebersihan jalan nafas
• Mendukung kepatuhan terhadap regimen
pengobatan
• Meningkatkan aktivitas dan nutrisi yang
adekuat
• Penyuluhan pasien dan pertimbangan
perawatan di rumah
Pertimbangan gerontologis
• Tampilan klinis TB pada lansia tidak khas dan mungkin tidak
diketahui.
• peningkatan pernafasan
• batuk kronis
• Keletihan
• peningkatan produk sputum
• konfusi pada lansia yang rapuh
• hilangnya nafsu makan sehingga adanya penurunan berat badan.
• Pola radiografi diintrepetasikan sebagai kanker bronkogenik atau
pneumonia.
• Tampilan lobus medial dan lobus bawah dengan sedikit lubang.
• Tes kulit kemungkinan tidak efektif karena hasil sering negatif
karena sudah menghilangnya reaksi hipersensitivitas.