Manusia
Nadia Nurani Isfarin
Hak kodrat
(natural rights)
Hak dasar
HAM manusia
(human rights)
Hak mutlak
(fundamental
rights)
Hak asasi
Tanggung Kewajiban
jawab asasi asasi
Hak asasi manusia
• Hak dasar yang dimiliki dan melekat pada
setiap manusia karena hakikat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME
kapan HAM melekat pada
manusia?
• Pandangan barat
HAM melekat pada setiap manusia sejak
dilahirkan hingga meninggal
• Pandangan Islam
HAM melekat pada setiap manusia sejak
dalam kandungan, ketika masih hidup dan
bahkan ketika sudah meninggal
Hukum hak asasi manusia
• Seperangkat hukum yang dimuat dalam
beragam peraturan perundang-undangan
nasional dan dalam berbagai instrumen
hukum internasional dalam rangka
mewujudkan hak-hak dasar manusia
seutuhnya tanpa diskriminasi
Konsep Dasar HAM
• Hak asasi manusia adalah hak-hak yang
dimiliki manusia semata-mata karena ia
manusia.
• Umat manusia memiliki bukan karena
diberikan oleh masyarakat atau hukum positif.
Tetapi semata-mata berdasarkan martabatnya
sebagai manusia
• Warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya
atau kewarganegaraan yang berbeda, ia tetap
mempunyai hak-hak tersebut.
• Sifat dasar HAM tidak dapat dicabut
(inaliable)
• Seburuk apapun perlakuan yang dialami
seseorang atau sekejam apapun
seseorang, ia tetaplah manusia, dan
tetap memiliki hak sebagai manusia
• Hak tersebut melekat sebagai makhluk
insani
Teori hak asasi
• Teori hak asasi berasal dari teori hak
kodrati (natural rights theory) – teori
hukum kodrat (natural law theory)
• John locke – mengajukan postulat bahwa
semua individu dikarunia oleh alam hak
yang melekat yaitu hak hidup, kebebasan,
dan kepemilikan yang merupakan milik
mereka sendiri yang tidak dapat dicabut
oleh siapapun termasuk negara.
Teori kontrak sosial
• Melalui suatu kontrak sosial perlindungan
hak-hak yang tidak akan dicabut ini
diserahkan kepada negara. Apabila
negara melanggar kontrak sosial ini, maka
rakyat di negara tersebut berhak
menurunkan penguasa dan
menggantikannya dengan penguasa
(pemerintah) yang bersedia menghormati
hak-hak tersebut.
Tantangan utilitarian dan
positifisme
• Bentham : hak dan hukum merupakan hal
yang sama, hak adalah anak kandung
hukum dari berbagai fungsi hukum lahirlah
beragam jenis hak.
• John Austin : eksistensi dan isi hak hanya
dapat diturunkan dari hukum negara.
Satu-satunya hukum yang sahih adalah
perintah dari yang berdaulat, ia tidak
datang dari alam atau moral.
Generasi pertama hak asasi
manusia
• Hak-hak yang muncul sebagai reaksi
terhadap absolutisme negara dan
kekuatan sosial lainnya (demokrasi liberal
– negara hukum dalam arti formal abad
19, hak klasik)
• Hak-hak tersebut ingin melindungi
kehidupan pribadi manusia atau
menghormati otonomi setiap orang atas
dirinya sendiri (kedaulatan individu)
• Hak-hak tersebut adalah hak hidup,
keutuhan jasmani, hak kebebasan
bergerak, hak suaka dari penindasan,
perlindungan terhadap hak milik,
kebebasan berpikir, beragama dan berke-
yakinan, kebebasan untuk berkumpul dan
menyatakan pikiran hak bebas dan
penahanan dan penangkapan sewenang-
wenang, hak bebas dari penyiksaan, hak
• Hak bebas dari hukum yang berlaku surut,
dan hak mendapatkan proses peradilan
yang adil.
• Hak-hak diatas disebut hak asasi negatif,
oleh karena melarang adanya campur
tangan dari pihak manapun , yang berhak
menentukan adalah dirinya sendiri.
• Kehidupan saya tidak boleh dicampuri
pihak lain (freedom from).
• Magna Charta (tahun 1215)
• Bill of Rights (1689 - UK dan 1789 - US)
• Pernyataan hak-hak manusia dan warga
negara 1789 (Declaration des droits de
l’homme et du citoyen)
Generasi kedua hak asasi
manusia
• Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak
yang muncul agar negara menyediakan
pemenuhan terhadap kebutuhan dasar
setiap orang misal, hak atas makan, kese-
hatan, pekerjaan, upah yang layak, jamin-
an sosial, pendidikan, perumahan, hak
lingkungan yang sehat dll. Negara dituntut
untuk aktif. Hak – hak ini tidak akan
terwujud kalau tidak dituntut oleh warga
negara
Generasi ketiga hak-hak asasi
manusia
• Hak-hak yang diwakili oleh tuntutan atas
hak solidaritas atau hak bersama. Hak ini
muncul dari tuntutan yang gigih dari
negara-negara berkembang yang
menginginkan terciptanya suatu tatanan
ekonomi dan hukum internasional yang
kondusif bagi terjaminnya hak-hak
• 1. hak atas pembangunan.
2. Hak atas perdamaian
3. Hak atas sumber daya alam sendiri
4. Hak atas lingkungan hidup yang baik
5. Hak atas warisan budaya sendiri.
Keberkaitan (indivisibility) dan
Kesalingtergantungan (interdependence)
• Karl Marx : pandangan universal tentang
hak asasi manusia yang pemikirannya
ber-kembang ke suatu ide untuk saling
me-nyeimbangkan antara konsep liberal
ke-bebasan Individu dan konsep hak
warga negara. Perkembangan berikutnya
dipeng-aruhi oleh munculnya negara-
negara yang baru merdeka, terutama hak
untuk menentukan nasib sendiri.
Universalisme
• Teori universal : hak asasi manusia be-
rangkat dari konsep universalisme moral
dan kepercayaan akan keberadaan kode-
kode moral universal yang melekat pada
seluruh umat manusia.
• Universalisme moral meletakkan kebera-
daan kebenaran moral yang bersifat lintas
budaya dan lintas sejarah yang dapat
diidentifikasi secara rasional.
Relatifisme Budaya
• Paham ini baru muncul ketika Perang
Dingin hampir berakhir sebagai respon
atas klaim universal dari gagasan hak
asasi manusia internasional.
• Gagasan tentang relativisme budaya
mendalilkan bahwa kebudayaan meru-
pakan satu-satunya sumber keabsahan
hak atau kaidah moral.
• Gagasan bahwa hak asasi manusia terikat
dengan konteks budaya umumnya
diusung oleh negara-negara berkembang
karena itu hak asasi manusia dianggap
perlu dipahami dari konteks kebudayaan
masing-masing negara. Bagaimana
dengan negara yang multikultural ?
Nilai-nilai Asia
• Lee Kuan Yew : di Asia Tenggara yang
dicari itu tidak begitu berkaitan dengan
demokrasi, melainkan dengan pemerin-
tahan yang bertanggungjawab, yakni su-
atu kepemimpinan yang transparan dan
tidak korup.
• Yang terlebih dahulu dicari adalah
pembangunan ekonomi yang ditopang
dengan kepemimpinan yang kuat,
• Bukan memberikan kebebasan dan hak a-
sasi manusia. Hak ini akan diberikan ma-
nakala negara-negara dikawasan ini mam-
pu menstabilkan pertumbuhan ekonomi
dan memberi kesejahteraan kepada rakyat
mereka.
• Mahathir M : saat kemiskinan dan tidak
tersedianya pangan yang memadai masih
merajalela dan kebutuhan-kebutuhan
• Dasar rakyat tidak terjamin, maka prioritas
mesti diberikan kepada pembangunan
ekonomi, maka Mahathir menolak pemak-
saan standar-standar hak asasi manusia
dari suatu negara ke negara lain.
• Asia tampaknya tidak mempunyai nilai-
nilainya sendiri tentang hak asasi
manusia.
• Jadi internasionalisasi hak-hak asasi
manusia harus ditolak.
Manipulasi nilai-nilai Asia
• Apa latar belakang dibalik justifikasi nilai-
nilai Asia ? Apakah ingin menegakkan hak
asasi ?
• Di Singapura berkembang wet state
• Di Malaysia kita mengenal ISA
• Mereka menolak dijadikannya hak-hak
asasi sebagai parameter pembangunan
internasional (menolak conditionality)
Memadukan universalisme
dengan pluralisme
• Hak asasi manusia dikondisikan oleh
konteks sejarah, tradisi, budaya, agama,
politik ekonomi yang beragam, tetapi dari
segala macam ragam itu tetap ada nilai-
nilai universal yang berpengaruh.
• Martabat manusia, kebebasan, keadilan,
persamaan merupakan sebagian yang
mengesampingkan perbedaan dan
merupakan milik kemanusiaan secara
utuh
• Memadukan perbedaan yang beragam
dari sisi agama, tradisi dan budaya
tidaklah mudah, maka penting menggali
konsep yang prinsipiil yakni martabat
manusia.
• Secara universal pelanggaran berat
terhadap hak-hak asasi manusia adalah
genosida, kejahatan terhadap
kemanusiaan dan kejahatan perang.
Hak perempuan sebagai hak
asasi manusia
• Hukum dan sistem hak asasi manusia
adalah sistem yang sangat maskulin dan
patriarki, dibangun dengan cara berpikir
dan dalam dunia laki-laki, maka sangat
menguntungkan laki-laki dan melegitimasi
situasi yang tidak menguntungkan perem-
puan.
1. Dikotomi wilayah publik dan privat.
2. Konsepsi pelanggaran hak asasi manusia
sebagai pelanggaran yang dilakukan
negara.
3. Pendekatan kesamaan dan perbedaan
yang dipakai oleh beberapa instrumen
pokok hak asasi manusia.
4. Pemilahan dan prioritas hak sipil dan
politik, ketimbang hak ekososbud.
Instrumen HI yang mengatur persamaan
hak laki2-perempuan
• konvensi tentang penghapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap perempuan
tahun 1976 (CEDAW)
• Deklarasi Wina 1993
• The Beijing Platform for Action 1995
Prinsip-prinsip HAM
1. Prinsip kesetaraan, semua orang terlihat
bebas dan perdebatan yang bemiliki kese-
taraan dalam hak asasi manusia.
a. definisi dan pengujian kesetaraan
mensyaratkan adanya perlakuan yang
setara, pada situasi yang sama harus
diperlakukan sama, dan dengan dimana
pada sistuasi yang berbeda diperlakukan
berbeda pula.
b. Tindakan afirmatif (diskriminasi positif)
tindakan afirmatif mengijinkan negara
untuk memperlakukan secara lebih
kepada kelompok tertentu yang tidak
terwakili.
2. Prinsip diskriminasi
a. diskriminasi adalah kesenjangan
perbedaan perlakuan dari perlakuan yang
seharusnya sama.
b. Diskriminasi langsung dan tak langsung
seseorang diberlakukan secara langsung
atau tak langsung dengan berbeda dng
yang lain. Diskriminasi tak langsung mun-
cul ketika dampak dari hukum atau dari
hukum merupakan diskriminasi walaupun
tujuannya bukan diskriminasi.
c. Alasan diskriminasi. Ras, warna kulit,
aga-ma, bahasa, kebangsaan dll.
3. Kewajiban positif untuk melindungi hak-
hak terstentu.
negara tidak boleh secara sengaja meng-
abaikan hak kebebasan-kebebasan.
Seba-liknya negara diasumsikan memiliki
ke-wajiban melindungi secara aktif dan
memastikan terpenuhinya hak-hak dan
kebebasan-kebebasan
a. Arti
Negara boleh memberikan kebebasan
dengan memberikan sedikit pembatasan.
Mis untuk hak hidup negara tidak boleh
melakukan pendekatan yang pasif.
b. Contoh hak untuk hidup dan pelarangan
penyiksaan. Negara tidak boleh memban-
tu negara lain menghilangkan nyawa atau
melanggar larangan penyiksaan
• Misalnya yang berkaitan dengan status
pengungsi.
Sifat mengikatnya instrumen
HAM
1. Derogasi
Merupakan salah satu cara menghindari
tanggung jawab negara atas pelanggaran
HAM.
a. pengertian derogasi adalah pengecu-
alian, yaitu suatu mekanisme di mana
suatu negara menyimpangi tanggung
jawabnya secara hukum karena adanya
situasi yang darurat.
b. Alasan derogasi.
alasan yang boleh adalah digunakan un-
tuk suatu keadaan darurat dan mengan-
cam kelangsungan hidup suatu negara,
ancaman esensial terhadap dan keaman-
an nasional, disintegrasi bangsa, perang
saudara bencana alam.
c. Efek derogasi .
memungkinkan suatu negara untuk dapat
meloloskan diri dari pelanggaran thd bagi-
an tertentu suatu perjanjian internasional.
Derogasi yang sah atas penahanan berarti
tidak ada individu yang dapat mengajukan
pengaduan terhadap negara atas pena-
hanan yang tidak sesuai dengan hukum
dan tidak ada badan internasional yang
• dpt menyelidiki kesahihan penahanan yang dilakukan negara itu.
• Pasal 4 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik
menyatakan bahwa:
(1) Dalam keadaan darurat umum yang mengancam kehidupan
bangsa dan terdapatnya keadaan darurat tersebut telah diumumkan
secara resmi, Negara Pihak pada Kovenan ini dapat mengambil
tindakan untuk mengurangi kewajiban mereka menurut Kovenan ini,
sejauh yang sungguh-sungguh diperlukan oleh tuntutan situasi,
dengan ketentuan bahwa tindakan tersebut tidak bertentangan
dengan kewajiban lain Negara Pihak menurut hukum internasional
dan tidak menyangkut diskriminasi yang semata-mata didasarkan
atas ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama atau asal-usul
sosial.
Reservasi
• (Ps.2 ayat (1) huruf d Kovensi Wina 1969. Reservasi
adalah pernyataan unilateral,dalam rumus dan nama
apapun, yang dibuat oleh negara ketika menanda
tangani meratifikasi, menerima, menyetujui atau
mengesahkan suatu perjanjian internasional yang
bersifat multilateral,dimana negara tersebut bermaksud
mengecualikan atau memodifikasi efek hu-kum dari
ketentuan tertentu dalam perjanjian internasional yang
akan dilaksanakan di negara tersebut.
• Reservasi harus diberitahukan kepada semua negara
pihak
Pengecualian reservasi
1. Reservasi secara eksplisit dilarang oleh
perjanjian internasional yang bersangkut-
an baik untuk keseluruhan atau sebagian
dari PI yang bersangkutan.
2. PI yang bersangkutan menetapkan
bahwa hanya reservasi khusus yang
dapat dibuat.
3. Reservasi tidak sesuai dng sasaran dan
maksud PI yang bersangkutan.
Larangan reservasi
Larangan Reservasi terhadap keseluruhan
Perjanjian Internasional seperti Konvensi
Tambahan tentang Penghapusan
Perbudakan, Perda-gangan budak,
Lembaga dan Praktek yang Sama dengan
Perbudakan. Lihat pada Statuta Roma
Ps.120)
Reservasi Indonesia
Persyaratan terhadap Ps. 32 Konvensi
Internasional tentang Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial 1965.
- perselisihan akibat penafsiran dan
penerapan isi diselesaikan melalui
Mahkamah Internasional, yang mana
membutuhkan kesepakatan para pihak
Akibat Reservasi
• 1. Membatasi suatu tanggung jawab
negara. Reservasi yang sah berarti negara
tidak terikat pasal atau ayat tertentu dalam
suatu perjanjian internasional.
Deklarasi
• Meratifikasi, menerima, menyetujui, atau
mengaksesi perjanjian internasional yang
bersangkutan, maka pernyataan demikian
walau dinamakan “deklarasi” pada hake-
katnya adalah reservasi sebagaimana
yang diatur dalam Konvensi Wina tentang
Perjanjian Internasional 1969.
Deklarasi dapat dilakukan oleh negara-
negara. Beberapa negara menggunakan
istilah deklarasi ketika efek dari suatu
tindakan adalah reservasi. Suatu
pernyataan itu menunjukkan kehendak
suatu negara untuk meniadakan atau
memodifikasi akibat hukum ketentuan
tertentu PI pada waktu menandatangani
Pernyataan Indonesia
• Pemerintah RI menyatakan bahwa keten-
tuan Pasal 20 ayat (1), ayat (2) dan (3)
Konvensi akan dilaksanakan dengan
memenuhi prinsip-prinsip kedaulatan dan
keutuhan wilayah suatu negara.
- Pernyataan tercantum dalam lampiran UU.
No.5 tahun 1998 yang mengesahkan Kon-
vensi menentang Penyiksaan dan Perla-
kuan atau Penghukuman Lain yang kejam.
• Posisi yang sama dilakukan Indonesia se-
sui Ps. 1 angka 6 UU No. 24 Tahun 2000
tentang Perjanjian Internasional pada
waktu mengesahkan Konvensi Internasi-
onal tentang Hak Sipil dan Politik , 1966.
• Istilah hak untuk menentukan nasib sen-
diri sebagaimana yang tercantum dalam
pasal ini (ps.1) tidak berlaku untuk bagian
rakyat dalam suatu negara merdeka yang
...berdaulat dan tidak dapat diartikan seba-
gai mensahkan atau mendorong tindakan-
tindakan yang akan memecah belah atau
merusak, seluruh atau sebagian dari
integritas atau kesatuan wilayah politik
dari negara yang berdaulat dan merdeka.
Hak-hak terbatas
Pasal 8 ayat 1 Konvensi Internasional ten-
tang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
menyatakan bahwa hak serikat buruh
untuk berserikat…………… tidak terikat
pada batasan2 kecuali batasan yang
ditetapkan oleh hukum.
Efek Pembatasan. Biasanya pembatasan
dicantumkan dalam hukum nasional, se-
mua orang dianggap tahu dan pelaksana-
annya tidak boleh sewenang-wenang.
Subyek Hukum Hak Asasi
Manusia
• Pengertian subyek HI adalah : Intitas
(individu, sekelompok orang, sebuah peru-
sahaan atau organisasi) yang memiliki hak
dan kewajiban berdasarkan HI.
• Mengajukan perkara ke pengadilan inter-
nasional, mengadakan perjanjian, melaku-
kan kontrol (dalam konteks tertentu) dlm
melaksanakan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Subyek hukum Hak Asasi
Manusia
1. Aktor Negara – Pemangku Kewajiban
2. Aktor Non Negara – Pemangku
Kewajiban
3. Aktor non negara – pemangku hak
Aktor negara – pemangku hak
• Negara sebagai international personality
• Negara dianggap melakukan pelanggaran
berat HAM jika:
- negara tidak berupaya melindungi atau
justru meniadakan hak2 warga negaranya
yang digolongkan non derogable
- negara membiarkan terjadinya atau
justru melakukan kejahatan HAM
Aktor Non Negara-pemangku
kewajiban
• Organisasi internasional
• Korporasi multinasional
• Kelompok bersenjata
• individu
Aktor Non Negara – Pemangku Hak