Anda di halaman 1dari 17

DEMAM TIFOID

PRESEPTOR: H.R.M RIYADI FADIL, SPA(K), M.KES

ADINDA SYARIFAH NOOR


DIMAS HARI
DEFINISI

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan


oleh kuman gram negatif Salmonella enterik serotype typh.
Selama terjadinya infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam
sel fagositik mononuclear dan secara berkelanjutan dilepaskan
ke aliran darah.
EPIDEMIOLOGI

 Dunia : 11–20 million people get sick from typhoid and between 128 000 and
161 000 people die from it every year
 South-East Asia incidence : 100-200/100.000 penduduk
 Indonesia : Prevalence: 500/100.000 penduduk,Angka kematian: 0.6-5%
SUMBER INFEKSI DAN TRANSMISI

 Sumber infeksi :
 Makanan dan minuman yang tercemar bakteri salmonella
enterica serotipe tyhpi

 Transmisi :
 Secara fecal oral dari makanan atau minuman yang
tercemar dengan feses penderita tifoid
FAKTOR RISIKO

 Personal Higiene yang buruk


 Higiene makanan yang buruk
 Kebersihan Lingkungan yang buruk
 Kertersediaan Air Bersih yang terbatas
 Jamban yang tidak memenuhi syarat layak
 Pasien atau karier tifoid yang tidak diobati secara tuntas
 Gastric hypoacidity
MIKROBIOLOGI
 Taxonomy :
 Family : Entrobactericeae
 Spesies : salmonella enterica
 Subspesies : enterica
 Serovar : Typhi
 Karakteristik :
 Gram (-) batang
 Mempunyai peritrichous flagella
 Facultative anaerob
 Mobile
 Dapat hidup pada air yang membeku
 Antigenic Structure
 Terdapat capsule yang tersusun atas Vi antigen yang bertindak sebagai
anti-inflamasi dan pelindung dari fagositosis
 Antigen H : pada flagel
 Antigen O : resistensi terhadap panas dan alcohol
 Lipid A : endotoxin
Patomekanisme munculnya gejala klinis pada demam tifoid :
 Demam, disebabkan karena peningkatan set point pada pusat
thermoregulator di hipotalamus. Endotoksin dapat secara langsung
mempengaruhi termoregulasi di hipotalamus, dan juga dapat merangsang
pelepasan pirogen endogen, yang pada akhirnya juga mempengaruhi
termoregulasi di hipotalamus.
 Mialgia, sakit kepala dan nyeri abdominal. Merupakan respon dari
termoregulator, dimana terjadi pengaktifan saraf simpatis sehingga terjadi
vasokonstriksi dan pengalihan aliran darah dari tempat-tempat seperti otot
lurik, saluran cerna, kulit dan lainnya yang kurang begitu penting.
 Hepatomegali dan splenomegali. Karena pada tempat ini terjadi proliferasi
salmonella, juga terjadi infiltrasi limfosit, sel plasma dan sel mononuklear.
 Bradikardia relatif, terjadi karena pengaruh endotoksin terhadap kerja
miokardium.
GAMBARAN KLINIS
 Masa inkubasi: 5-8 hari
Prodromal • Sakit kepala, lemas, myalgia, anoreksia
(2-4 hari hingga 1 • Rising remittent fever
minggu) • Diare
• Mual, muntah, nyeri abdomen
Toksik • Gejala prodromal makin berat
(2-3 hari hingga 1 • Tampak sakit berat
minggu) • Letargi, delirium, disorientasi
• Continuous fever
• Bradikardia relatif
• Rose spot
Konvalesens (1-2 • Gejala berangsur membaik
minggu) • Masih bisa terjadi komplikasi dan malnutrisi
PATOGENESIS DAN
PATOFISIOLOGI
 Diagnostic Test
o Culture
 Non selective media for primary isolation (Blood Agar)
 Selective or differential agar (e.g. MacConkey Agar, Hektoen Enteric Agar)
 Enrichment broths (e.g. Selenite broth)
o Biocemical
 Catalase (+)
 Oxidase, Urease, Indole (-)
o Serology
 Widal test
- Aglutinasi dari antibody serum terhadap antigen O (hari 6-8) dan H (hari 10- 12)
- Titer antibody O >1/320 atau H >1/160 = demam tifoid
 Rapid IgM detection (Tubex)
- Melihat aglutinasi IgM antibody (serum) terhadap antigen O9 (spesifik untuk Typhi)
menggunakan partikel berwarna
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Temuan
Hematologi rutin • Anemia normokrom-normositer
• Leukopenia dengan limfositosis
relatif dan aneosinofilia
• Trombositopenia
Kimia darah • Peningkatan SGOT/SGPT
• Peningkatan bilirubin serum
Kultur • Sumsum tulang
• Darah: minggu pertama dan kedua
• Urin dan feses: minggu kedua dan
ketiga
• Rose spot
Serologi • Widal
• IgM antigen O9 (Tubex)
KOMPLIKASI
Intestinal • Hemorrhage: anemia, hypovolemic shock, melena
• Perforation: marked abdominal pain in RLQ, tenderness, muscular
rigidity & guarding, sudden tachycardia & hypotension
Reticuloendothelial • Mild jaundice
(hepatobilier, • Hepatitis
pancreas) • Cholecystitis
• Cholangitis
• Pancreatitis
Cardiology • Toxic myocarditis: tachycardia,arrhythmia, weak pulse, sinoatrial
block, cardiogenic shock
• Endocarditis
Respiratory • Bronchitis
• Bronchopneumonia
Neurology Delirium, psychosis, acute cerebellar ataxia, chorea, deafness, GBS
Hematology-renal DIC, hemolytic-uremic syndrome, pyelonephritis, nephrotic
syndrome, immune complex glomerulitis
DIAGNOSIS BANDING

 Acute gastroenteritis
 Malaria
 Tuberculosis
 Typhus
 Leptospirosis
 Dengue fever
 Infectious mononucleosis
 Acute hepatitis
TATALAKSANA

Suportif • Tirah baring


• Asupan cairan yang adekuat
• Diet gizi seimbang, cukup kalori dan
protein, konsistensi lunak, dan
rendah serat
Simptomatik • Antipiretik: acetaminophen 10-15
mg/kgBB setiap 4-6 jam peroral
• Dexamethason 3 mg/kgBB inisial,
diikuti 1 mg/kgBB tiap 6 jam selama
48 jam pada pasien sakit berat,
syok, stupor, atau koma
Definitif Antibiotik
PENCEGAHAN

 Safe water
 Safe food
 Sanitasi
 Vaksin tifoid
> Injeksi: Vi Polysaccharide
> Oral: Ty21a

Anda mungkin juga menyukai