Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 1

EKG
(Elektrokardiogram)
Kelompok 1 :
1. Dhiya Salma Farraswati
2. Galang Dwi Mardiono
3. Lia Khinanti
4. Melinda Yulianti
5. Nelly Oktafianti
6. Vita Anggriyani
Latar Belakang

Elektrokardiogram tetap merupakan standar emas dalam mengidentifikasi adanya dan lokasi
dari infark miokard akut. ST elevasi pada infark miokard akut dapat memprediksi ukuran infark,
responnya terhadap terapi reperfusi, dan memperkirakan prognosis dari pasien. Distorsi
terminal komplek QRS pada infark miokard akut inferior adalah jika J-point dibandingkan dengan
tingginya gelombang R lebih atau sama dengan 0,5 pada dua atau lebih sadapan inferior
(sadapan II, III, aVF). Birnbaum dkk. menyatakan bahwa adanya distorsi QRS awal berhubungan
dengan tingginya angka kejadian high-degree AV block. Walaupun sebagian besar bersifat
transien, high-degree AV block berhubungan dengan peningkatan angka kematian selama
perawatan di rumah sakit, meskipun pasien mendapat terapi trombolitik. Bahan dan Cara Kerja :
Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional terhadap pasien infark miokard akut inferior
yang mendapat terapi trombolitik periode Januari 2000 sampai dengan Desember 2004 yang
dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, yang memenuhi kriteria inklusi dan a ksklusi.
Pasien dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu dengan distorsi QRS dan tanpa distorsi QRS.
Hubungan antara dua variabel dinilai dengan uji t dan chi-square, serta analisis multivarian
dengan logistic regression. Hasil Penelitian : Terdapat 186 subyek penelitian dengan rentang
umur 37-72 tahun, lebih banyak pada laki-laki (89%), yang terdiri dari 93 pasien dengan distorsi
QRS dan 93 pasien tanpa distorsi QRS. Tidak didapatkan perbedaan data dasar karakteristik
Minis dari kedua kelornpok. Dui analisis univarian, kelompok dengan distorsi QRS memiliki
jumlah deviasi segmen ST yang lebih tinggi (9,61±3,67 vs 7,76±3,53, p=0,001), dan mengalami
kegagalan terapi trombolitik yang lebih besar (74,2% vs 60,2%, p=0,042). Pada analisis
multivarian, didapatkan hubungan yang berrnakna antara distorsi QRS dengan high-degree AV
Rumusan Masalah

• Pengertian Elektrokardiogram ( EKG )


• Fungsi Elektrokardiogram ( EKG )
• Sistem Konduksi Jantung
•Teknik monitoring EKG
• Karakteristik dan parameter - parameter dalam Elektrokardiogram
•Prosedur perekaman EKG

Tujuan

Agar Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan elektrokardiogram ( EKG ) dan
fungsi alat tersebut serta hal – hal lain yang berhubungan dengan elektrokardiogram ( EKG )
Pengertian Elektrokardiogram ( EKG )
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot
jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan
memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk
menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan
perangkat elektrokardiograf
Fungsi Elektrokardiogram ( EKG )
Hal-hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah :

•Denyut dan irama jantung


•Posisi jantung di dalam rongga dada.
•Penebalan otot jantung (hipertrofi).
•Kerusakan bagian jantung.
•Gangguan aliran darah di dalam jantung.
•Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung
Sistem Konduksi Jantung

Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa system sirkulasi
darah. Yang paling berperan adalah bilik (ventrikel), sedangkan serambi (atria)
sebenarnya berfungsi sebagai ruang penyimpanan selama bilik memompa.
Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok darah ke paru-paru, dan ventrikel
kiri mendorong darah ke aorta berulang-ulang melalui sistem sirkulasi, fasa ini
disebut systole. Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak memompa) setelah
ventrikel mengosongkan darah menuju arteri disebut diastole. Kontraksi jantung
inilah yang mendasari terjadinya serangkaian peristiwa elektrik dengan koordinasi
yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal berawal dari impuls yang
dibentuk olehpacemaker di simpul SinoAtrial (SA) kemudian melewati serabut otot
atrial menuju simpul AtrioVentrikular (AV) lalu menuju ke berkas His dan terpisah
menjadi dua melewati berkas kiri dan kanan dan berakhir pada
serabutPurkinye yang mengaktifkan serabut otot ventrikel
Gambar sistem konduksi jantung
Teknik monitoring EKG
Saat ini 2 macam teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :
1. Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard
limb leads Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring
EKG yakni :
a) Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm)
elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda
negatif. Sudut orientasi 0º
b) Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda
positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut
orientasi 60º
c) Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg)
elektroda positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif.
Sudut orientasi 120º
2. Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam menggunakan
teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
A.) aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda
positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut
orientasi -30º
B.) aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda
positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut
orientasi -150º
C.) aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif
dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi
+90º monitoring EKG prekordial/ dada atau standard chest
leads monitoring EKG
Karakteristik dan parameter - parameter dalam
Elektrokardiogram
Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T (diperlihatkan
pada gambar di bawah ini digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung atau aritmia
(arrythmia). Urutan terjadinya sinyal EKG yang dapat menimbulkan gelombang P,
kompleks QRS, dan gelombang T adalah sebagai berikut :

1. Setiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung dimulai dengan depolarisasi


spontan pada nodus. Peristiwa ini tidak tampak pada rekaman EKG
2. Gelombang P merekam peristiwa depolarisasi dan kontraksi atrium (atria
contract). Bagian pertama gelombang P menggambarkan aktivitas atrium kanan;
bagian kedua mencerminkan aktivitas atrium kiri
PROSEDUR PEREKAMAN EKG
A. PERSIAPAN
Mesin EKG yang dilengkapi:
 Kabel untuk sumber listrik
 Kabel untuk bumi (ground)
 Kabel elektroda : - ekstremitas - dada
 Pat elektroda ekstremitas / karet pengikat
 Balon penghisap elektroda dada
 Jelly
 Kertas tissue
 Gaas / kapas alkohol
 Kertas EKG
B. PERSIAPAN PASIEN
a. Penjelasan
 Tujuan pemeriksaan
 Hal-hal yang harus diperhatikan saat perekaman
b. Dinding dada harus terbuka
PERHATIAN
Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin adalah 25mm / detik dengan voltage 1 m
volt, bila perlu kalibrasi diperkecil menjadi ½ volt atau diperbesar menjadi 2 volt.
 Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
 Saat merekam perawat atau petugas harus menghadap pasien.
C. CARA KERJA
1. Nyalakan mesin EKG
2. Baringkan pasien dengan tenang dan kaki tidak saling bersentuhan.
3. Bersihkan dada, pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol kapan perlu
dada dan pergelangan kaki (cukur).
4. Ke 4 elektroda ekstremitas diberi jelly, kemudian pasang pada ke 2 pergelangan
tangan dan kaki.
5. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi untuk elektroda VI sampai dengan V6.
6. Pasang elektroda dada dengan menekan karet penghisapnya.
7. Buat kalibrasi sebanyak 3 buah.
8. Rekam setiap lead 3 – 4 beat.
9. Setelah selesai perekaman semua lead buat kalibrasi ulang.
10. Semua elektroda dilepas
11. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
12. Beritahu pasien bahwa perekaman telah selesai
13. Matikan mesin EKG
14. Alat-alat dirapikan kembali dan diletakkan pada tempatnya
Contoh contoh gambar cara kerja EKG
A. Kesimpulan
1. Elektrokardiografi adalahilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan
Elektrokardiogram( EKG ) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik
jantung.
2. Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap EKG.
Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau seorang perawat
yang masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal penting yang terlewatkan.
Kalau perawat semakin banyak mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada
mulanya mungkin tampak terpaksa dan secara mekanik akan memberikan
keuntungan besar dan akan segera menjadi seperti kebiasaan.
3. Gelombang P;gambaran proses depolarissi atrium.
Gelombang QRS;gambaran proses depolarisasi ventrikel
Gelombang T;gambaran proses repolarisasi ventrikel.
Gelombang U;timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya
Interval PR;diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.
B. Saran
1. Dengan adanya pembelajaran tentang EKG,maka kenalilah dulu pasien kita.
Benar bahwa EKG saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat
ini baru betul-betul muncul bila diintregasikan dengan penilaian klinik secara
total.
2. Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak.
Bacalah di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi
ini, tetapi bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG.Kenalilah
lebih dalam dulu dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat akan dapat
menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya.

Anda mungkin juga menyukai