Anda di halaman 1dari 23

KERACUNA

N
MERCURI
KELOMPOK 7
Nailul Mukafiah 1600023232
Lia Monica 1600023233
Fhahira Alifiya 1600023234
Cindy Jesica Letelay 1600023235
Uswatun Hasanah 1600023236
Fariza Ulfadila 1600023238
Veni Rahmawati 1600023239
Intan Maulida 1600023240
Puji Utari 1600023241
Raras Ika Hapsari 1600023242
Nur Malichatun Natiqoh 1600023243
Husnul Haryati 1600023244

2
Sifat Logam Merkuri (Hg)
• Merkuri adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg
(hydragyrum) yang terletak pada golongan II B dan periode 6 dengan nomor
atom 80.
• Pemerian : berbentuk cairan pada temperatur kamar berwarna putih
keperakan, tidak berbau
• Titik beku : –38.9oC
• Titik didih : 357oC (Stwertka, 1998)
• BM : 200,59
• Kelarutan : tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen
bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas
dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang
mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.
• sering dimanfaatkan untuk berbagai peralatan ilmiah, seperti termometer,
barometer, termostat, lampu fluorescent, obat-obatan, insektisida, dsb.
• Sifat penting merkuri lainnya adalah kemampuannya untuk melarutkan logam
lain dan membentuk logam paduan (alloy) yang dikenal sebagai amalgam.
• Merupakan logam yang paling mudah menguap dibandingkan dengan logam
yang lain 3
Kadar Batas Aman Merkuri
• Menurut IPCS batas tolerir kadar merkuri dalam tubuh manusia meliputi ;
1. Dalam darah 8μ mol/l.
2. Dalam urine 4μ g/l.
3. Dalam rambut berkisar antara 1-2μ g/kg.

• Dan akan berbahaya jika Kadar merkuri melebihi:


1. Dalam darah jika melebihi 200μ mol/l.
2. Dalam urine melebihi 500μ g/l,
3. Dalam rambut bila melebihi dari 1 μ g/g

• Sedangkan Kriteria World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa


kadar normal merkuri adalah:
1. Dalam darah berkisar antara 5 μg/l – 10 μg/l.
2. Dalam rambut berkisar antara 1 mg/Kg – 2 mg/Kg.
3. Dalam urine rata - rata 4 μg/l.2

4
1. Prevalensi
kejadian
Hasil Survei Keracunan Merkuri pada Penduduk
di Sekitar Teluk Jakarta
༝ Survei keracunan merkuri dilakukan dilakukan diantara oranng-
orang yang tinggal di 3 desa di sepanjang teluk jakarta (muara
angke, Kalibaru, dan Pajagalan) selama oktober- Desember 1980.
survei di lakukan di 3178 orang, dari jumlah ini ada 77 orang di
ambil rambut untuk pemeriksaan kadar merkuri di laboratorium.
klinis lebih lanjutoleh seorang ahli saraf.
༝ Dari yang telah di ambil rambut 51 orang di antaranya mendapat
pemeriksaan klinis lebih lanjut oleh seorang ahli saraf. Pada
pemeriksaan klinis tersebut ditemukan 1 orang yang memiliki
kelainan syaraf dan gejala antara lain: adanya garis timbal pada
gusi, hypertensi ringan, edema, tetra paresis tipe campuran upper
motor neuron dan lower motor neuron, hipestesia difus, dan
gangguan ringan selebral. Sedangkan 50 orang lainnya tidak
menunjukkan adanya kelainan syaraf.
༝ Rara- rata total kandungan merkuri pada 77 sampel rambut adalah
5,57; 7, 03 ppm (SD), dan rasio metil merkuri terhadap total merkuri
berkisar antara 0,4- 46,1%.
༝ Dapat disimpulkan bahwa kadar merkuri dalam rambut dari hasil
survei penduduk di sepanjang teluk jakarta berada dalam kisaran
normal.

6
7
8
2. Penyebab
keracunan
༝ Mengonsumsi ikan yang tercemar merkuri.
༝ Menghirup asap gunung meletus atau kebakaran hutan.
༝ Menghirup udara yang tercemar akibat proses industri,
seperti asap pembakaran batubara, pembakaran bahan
bakar minyak, dan pembakaran kayu
༝ Tambalan gigi yang mengandung amalgam dapat melepas
merkuri, sehingga dapat terhirup atau tertelan.
༝ Terhirup uap merkuri saat lampu neon pecah.
༝ Terhirup uap merkuri saat termometer raksa pecah atau
tertelan air raksa ketika tidak sengaja termometer pecah di
dalam mulut.
༝ Terhirup uap merkuri saat pemanasan bijih emas di
pertambangan emas.
༝ Menggunakan krim pencerah kulit yang mengandung
merkuri.

10
3. Mekanisme
keracunan
Alur merkuri masuk ke tubuh manusia melalui ikan
Bioakumulasi adalah peningkatan konsentrasi suatu zat sepanjang rantai
makanan. Berikut ini adalah gambaran bagaimana perjalanan metil-
merkuri dari air hingga masuk ke dalam tubuh manusia dan binatang
(Arifin, 2008) :
༝ Metil-merkuri di dalam air dan sedimen dimakan oleh bakteri,
binatang kecil dan tumbuhan kecil yang dikenal sebagai plankton,
dan khususnya benthos (kerang, kepiting, udang);
༝ Ikan kecil dan sedang kemudian memakan bakteri dan plankton
tersebut dalam jumlah yang sangat besar sepanjang waktu;
༝ Ikan besar kemudian memakan ikan kecil tersebut, dan terjadilah
akumulasi metil-merkuri di dalam jaringan. Ikan yang lebih tua dan
besar mempunyai potensi yang lebih besar untuk terjadinya
akumulasi kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuhnya;
༝ Ikan tersebut kemudian ditangkap dan dimakan oleh manusia dan
binatang, menyebabkan metil-merkuri berakumulasi di dalam
jaringannya (hati, gijal, dan otak).
༝ Ikan dapat mengabsorbsi metil-merkuri melalui makanannya dan
langsung dari air dengan melewati insang. Oleh karena merkuri
terikat dengan protein diseluruh jaringan ikan, termasuk otot, maka
tidak ada metode pemasakan atau pencucian ikan untuk mengurangi
kadar merkuri di dalamnya (Arifin, 2008). 12
13
4. Gejala
keracunan
༝ Sistem saraf. Sistem saraf dapat dipengaruhi oleh merkuri, sehingga
menimbulkan gejala, antara lain:
○ Sakit kepala.
○ Tremor
○ Kesemutan, terutama di sekitar tangan dan kaki, serta mulut.
○ Gangguan penglihatan.
○ Gangguan bicara dan mendengar.
○ Kelemahan otot.
○ Sulit berjalan.
○ Hilang ingatan.
༝ Ginjal. Keracunan merkuri dapat menyebabkan gagal ginjal.
༝ Jantung. Keracunan merkuri dapat mengakibatkan nyeri dada, serta
penumpukan merkuri di jantung akan menimbulkan kardiomiopati, yaitu
kelainan pada otot jantung.
༝ Saluran pernapasan. Menghirup uap merkuri dapat menyebabkan radang
tenggorokan sampai mengakibatkan gagal napas, bila terpapar dalam jumlah
besar.
༝ Kulit. Merkuri yang terpapar pada kulit dapat menimbulkan ruam dan
peradangan.
15
Manifestasi klinis awal
1. intoksikasi merkuri didapatkan, antara lain :
༝ gangguan tidur,
༝perubahan mood (perasaan) yang dikenal sebagai “erethism”.
༝ kesemutan mulai dari daerah sekitar mulut hingga jari dan tangan.
༝pengurangan pendengaran atau penglihatan
༝pengurangan daya ingat.
2. Keracunan pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadi mental retardasi
pada bayi atau kebodohan, kekakuan (spastik), karena zat metil merkuri
yang masuk ke dalam tubuh perempuan hamil tersebut tidak hanya
mencemari organ tubuhnya sendiri, tetapi juga janin yang dikandungnya
melalui tali pusat, oleh karena itu merkuri sangat rentan terhadap ibu
hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita gangguan neurologis
dan mental organik atau fungsional.

16
5. Upaya
pengatasan
༝ ANTIDOTE
Terapi untuk MP harus langsung ditangani untuk menurunkan
konsentrasi merkuri pada organ organ kritis/lokasi luka. Untuk
kebanyakan kasus, khususnya dengan gagal ginjal akut, hemodialisis
menjadi pertolongan pertama, kemudian diberikan juga chelating
agents seperti sistein, EDTA, BAL atau penisilamin. Perlu dihindari
penggunaan chelating agents yang tidak sesuai. Terapi dengan
chelating agents tidak berguna untuk paparan/keracunan alkil merkuri.
2,3-dimercaptropropanol (BAL) dan D-penicillamine sebagai terapi
pilihan pada keracunan merkuri karena alasan keamanannya. Namun
telah ada chelators (memiliki afinitas yabg tinggi terhadap merkuri)
yang lebih efektif seperti meso-2,3-dimercaptosuccinic acid (DMSA) dan
2,3-dimercapto-1-propanesulfonic acid (DMPS). Pada beberapa laporan
kasus dan penelitian pada hewan telah dikonfirmasi keamanan dan
keefektifan chelators tersebut, hanya DMSA yang dapat diberikan
secara oral dan telah disetujui oleh FDA, khususnya pada MP (mercury
poisoning)

18
Diagnosis Keracunan
Merkuri.
༝ Berdasarkan hasil penelitian dari Diner dan Brenner
(1998) serta Frackelton dan Christensen (1998) bahwa
diagnosa klinis dari keracunan merkuri tidaklah mudah
dan sering disalah artikan dengan diagnosa kelainan
psikiatrik dan autisme. Untuk memudahkan
mendiagnosa maka perlu dilakukan pemeriksaan total
kadar merkuri atau Atomic Absorbtion
Spectrophotometer (AAS) baik untuk pemeriksaan
kadar merkuri dalam makanan, darah, urine, rambut
dan dalam jaringan.

19
a. Keracunan Akut
༝ Apabila tertelan, untuk pertolongan pertama dapat diberikan telur mentah atau susu segar,
diharapkan logam berat tersebut dapat diikat oleh protein yang ada dalam susu atau telur.
Selanjutnya dapat diberikan antidot berupa sodium formaldehyde sulfoxilate. Antidot ini
mengurangi unsur ion merkuri bivalen sehingga mengurangi penyerapannya. Dapat juga
diberikan suntikan intramuskular dimerkaprol atau penisilamin untuk menginaktifkan merkuri
yang sudah diabsorpsi.
༝ Pengobatan dengan dimerkaprol efektif dilakukan pada kasus keracunan akut yang kurang dari
5 jam. Tergantung dari jumlah dan lamanya keracunan yang terjadi, hemodialisis harus
dipertimbangkan guna menghindari kerusakan ginjal lebih lanjut. Dosis pemberian dimerkaprol
atau penisilamin sangat bervariasi secara individual. Pada umumnya diberikan dengan dosis
dimerkaprol 5-6 mg/KgBB intramuskular 2 kali sehari, diberikan selama 10 hari.
༝ Penisilamin diberikan secara oral dengan dosis 250 mg setiap 6 jam sehari, dapat dikombinasi
dengan dimerkaprol atau sendiri-sendiri.
༝ Chelator oral misalnya meso-2,3, dimercaptosuccinic acid dan sodium 2,3 dimercapto-1-
propanesulfonat lebih menguntungkan dibandingkan dengan dimerkaprol, termasuk juga
toksisitasnya rendah.
༝ Pada keracunan merkuri anorganik penggunaan dimerkaprol merupakan kontraindikasi,
sedangkan meso-2,3-dimmercaptosuccinic acid dan sodium 2,3-dimercapto-1-propanesulfonat
dapat digunakan pada semua jenis keracunan merkuri.
20
b. Keracunan Kronik
༝ Pengobatan keracunan kronis pada umumnya bersifat simtomatis.
Penderita harus dihindarkan dari pemajanan yang lebih lanjut. Karena
umumnya keracunan kronis ini terjadi pada industri-industri, maka
pekerja yang keracunan merkuri harus dipindahkan ke tempat lain yang
bebas dari pencemaran. Respon keracunan kronis terhadap pengobatan
sangat lambat. Pada umumnya sampai bertahun-tahun masih
menyisakan gejala.
༝ Bila terdapat peningkatan kadar merkuri dalam darah atau urin, perlu
dilakukan terapi kelasi sebagai langkah awal. Terapi kelasi merupakan
terapi yang diberikan melalui infus berisi obat yang berfungsi mengikat
logam dalam darah
༝ Pemberian dimerkaprol dan penisilamin dapat mengurangi efek
keracunan dengan jalan mempercepat ekskresi merkuri, namun pada
umumnya gagal dalam meningkatkan kondisi klinis penderita.
༝ Khusus dalam hal keracunan methylmercury, pengobatan dengan
hemodialisis tidak banyak berguna, karena methylmercury terkumpul
dalam eritrosit dan hanya sejumlah kecil saja yang ada di dalam plasma.
21
Daftar pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Raksa
https://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/analisis-logam-merkuri-hg/
Source : https://www.scribd.com/doc/55057218/Mekanisme-Merkuri-Masuk-
Ke-Tubuh-Manusia-Ikgm1
https://googleweblight.com/i?u=https://www.alodokter.com/keracunan-merkur
i&hl=id-ID
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... – Core PDF
https://core.ac.uk ›download › pdf
https://www.researchgate.net/publication/23656523_Kawasaki's_Disease_Acr
odynia_and_Mercury 
http://anakpintarunhas.blogspot.com/2011/09/pengobatanpenanggulangan-
keracunan.html?m=1
https://www.alodokter.com/keracunan-merkuri
http://catatanasrybano.blogspot.com/2014/06/epidemiologi-kontemporer.ht
ml?m=1
22
THANKS
ANY QUESTIONS?

23

Anda mungkin juga menyukai