Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Tiroid
Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Tiroid
KELOMPOK 2
KELENJAR HIPOFISIS
a. Foto tengkorak (kranium)
Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi.
Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan
kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting.
b. Foto tulang (osteo)
Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan gigantisme akan
dijumpai ukuran tulang yang bertambah besar dari ukuran maupun panjangnya.
Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannya
ke samping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan
diperlukan.
c. CT scan otak
Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atau
hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun
diperlukan penjelasan agar klien dapat diam tidak bergerak selama prosedur.
PEMERIKSAAN DARAH DAN URIN
a. KADAR GROWTH HORMON
Nilai normal 10 p.g ml baik pada anak dan orang
dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran
nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah darah
vena lebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik
tidak ada.
b. KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH)
Nilai normal 6-10 1.1.g/ml. Dilakukan untuk
menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer
atau sekunder. Dibutuhkan darah lebih kurang 5 cc.
Tanpa persiapan secara khusus.
.C. KADAR ADRENOKARTIKO TROPIK (ACTH)
Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason.
Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang
5 cc dan urine 24 jam.
Persiapan
1. Tidak ada pembatasan makan dan minum
2. Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol atau
antagonisnya dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya.
3. Bila obat-obatan harus diberikan, lampirkan jenis obat
dan dosisnya pada lembaran pengiriman specimen
4. Cegah stres fisik dan psikologis
Pelaksanaan
1. Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/hari selama-lamanya dua hari
2. Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc
3. Urine ditampung selama 24 jam
4. Kirim spesimen (darah dan urine) ke laboratorium.
Hasil Normal bila;
* ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl
* 17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg.
Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian deksametasaon 1 mg
per oral tengah malam, baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc pada pagi hari
dan urine ditampung selama 5 jam. Spesimen dikirim ke laboratorium. Nilai normal
bila kadar kortisol darah kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan eksresi 17 OHCS
dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg.
Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar
Tiroid
UP TAKE RADIOAKTIF (RAI)
Tujuan Pemeriksaan adalah untuk mengukur kemampuan kelenjar
tiroid dalam menangkap iodide
Persiapan
* Klien puasa 6-8 jam
* Jelaskan tujuan danm prosedur
Pelaksanaan
* Klien diberi Radioaktoif Jodium (I131) per oral sebanyak 50
microcuri.
Dengan alat pengukur yang ditaruh diatas kelenjar tiroid diukur
radio
aktif yang tertahan.
Lanjutan....
* Juga dapat diukur clearence I131 melalui ginjal
dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan diukur
kadar radioaktiof jodiumnya.
Banyaknya I131 yang ditahan oleh kelenjar tiroid
dihitung dalam persentase sebagai berikut:
Normal: 10-35%
Kurang dari: 10% disebut menurun, dapat terjadi
pada hipotiriodisme.
Lebih dari: 35% disebut meninggi, dapat terjadi pada
tirotoxikosis atau pada defisiensi jodium yang sudah
lama dan pada pengobatan lama hipertiroidisme.
T3 dan T4 Serum
Persiapan
a. Pemeriksaan Glukosa
Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa.
Bertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah
puasa selama 8-10 jam
Nilai normal:
Dewasa: 70-110 md/d1 Bayi: 50-80 mg/d
Anak-anak: 60-100 mg/dl
Persiapan
* Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan
* Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan
Pelaksanaan
Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 s/d
10 cc
Gunakan anti koagulasi bila pemeriksaan tidak
dapat dilakukan segera
Bila klien mendapat pengobatan insulin atau oral
hipoglikemik untuk sementara tidak diberikan
Setelah pengambilan darah, klien diberi makan
dan minum serta obatobatan sesuai program.
Gula darah 2 jam setelah makan. Sering disingkat dengan gula
darah 2 jam PP (post prandial).
Bertujuan untuk menilai kadar gula darah dua jam setelah makan.
Dapat dilakukan secara bersamaan dengan pemeriksaan gula
darah puasa artinya setelah pengambilan gula darah puasa,
kemudian klien disuruh makan menghabiskan porsi yang biasa lalu
setelah dua jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula
darahnya. Atau bisa juga dilakukan secara terpisah tergantung
pada kondisi klien.
Prinsip persiapan dan pelaksanaan sama saja namun perlu diingat
waktu yang tepat untuk pengambilan spesimen karena hal ini dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bagi klien yang mendapat obat-
obatan sementara dihentikan sampai pengambilan spesimen
dilakukan.
TERIMA KASIH