Anda di halaman 1dari 64

CIDERA OLAHRAGA

Cidera adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan


pada jaringan baik jaringan tulang, otot, soft tissue,
syaraf dan kulit. Cidera ini dapat disebabkan oleh
aktifitas olahraga.
CIDERA OLAHRAGA

 Traumatic injury
 Repetitive injury
PENEKANAN CIDERA OLAHRAGA

 Aspek b iomekanic
 Kinesiologi terapan
 Jenis cidera olahraga
ASPEK BIOMEKANIK

 Beban fisiologis dan adaptability kmampuan tubuh


yang dapat menerima beban secara fisiologis dan
kemampuan untuk mengadaptasi beban tersebut,
semakin sering latihan semakin besar kemampuan
adaptasi beban.
 Gravity force : beban berat tubuh yang dimiliki akan
mendapatkan suatu tenaga bila melompat atau
melakukan gerakan ke bawah dengan tenaga
gravitasi. Dengan demikian factor gravitasi ini akan
memberikan bebab yang lebih tinggi apabila dalam
aktivitas olahraga. Bila terjadi cidera yang akan
muncul pada jaringan peredam beban, seperti tulang
rawan dan meniscus.
ASPEK BIOMEKANIK 2

 Force of inertia adalah kemampuan tubuh dalam


menolak perubahan pada gerakan, jaringan yang
berfungsi sebagai stabilisasi akan menerima beban
yang berat ketika tubuh mengalami perubahan
gerakan. Bila terjadi tekanan yang berlebihan maka
jaringan tersebut seperti ligament akan mengalami
cidera.
 Aksi dan reaksi (bahwa setiap tenaga yang
dikeluarkan akan mendapatkan tekanan yang sama,
hal yang sama juga terjadi pada prinsip aksi dan
reaksi, bila beban yang menerima berat badan maka
seluruh tubuh yang menerima aksi tersebut dapat
mengalami cidera seperti otot, tulang, ligament, dll
KINESIOLOGI TERAPAN

 Setiap olahraga memiliki gerakan-gerakan yang


specifik dan dominan. Misalnya seorang pemain
sepak bola memiliki gerakan dominan pada tungkai
dan specifik pada ekstensi lutut. Dari gerakan
tersebut dalam penenganan cidera olahraga perlu
diperhatikan otot dan sendi apa yang bekerja.
Dengan demikian dapat segera diketahui cidera apa
yang terjadi.
JENIS CIDERA

a. Sprain
b. Countosio
c. Luxatio
d. Frakture
e. Fatique
f. Muscle injury
g. Muscle cramp
h. Sore muscle
i. Injury tendon
j. Strain
PROSES PATOLOGI JARINGAN

 Fase inflamsi respon (0-4 hari) ditandai adanya


tanda inflamasi, respon sel berupa pelepasan
leukosit dan sel phagosytic lainya, reaksi vasculer
terjadi pembekuan darah dan peningkatan jaringan
fibrin, pada fase ini mulai terjadi penutupan luka.
 Fase fibroplaktic repair (2 hari – 6 minggu) terjadi
proses proliferasi dan regenarasi secara aktif dimulai
dengan terbentuknya jaringan granulasi yang
kemudian terjadi kolagen.
 Terjadi proses proliferasi dimana kolagen menjadi
lebih solid dan kuat. Pada fase ini jaringan sudah
mulai berfungsi.
 Fase maturasi dan remodeling merupakan proses
yang lama. Proses ini terjadi realigment atau
remodeling dari jaringan kolagen. Proses penguraian
dan sintesa kolagen menjadi suatu jaringan yang
kuat dan teratur, biasanya dalam 3 minggu jaringan
yang kuat, elastis dan tanpa perdarahan sudah
terjadi.
FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI LUKA

 Bagian dari cidera  Microtears jaringan lunak


dimana hanya terjadi kerusakan minor dan biasanya
terjadi karena overuse. Macrotears terjadi kerusakan
besar dari jaringan dan biasanya terjadi karena
trauma akut.
 Oedema  peningkatan tekanan terjadi karena
bengkak akan menimbulkan terpisahnya jaringan,
perubahan proses neorotic dan gangguan nutrisi.
 Hemoraghe  perdarahan terjadi karena adanya
kerusakan pada pembuluh darah kapiler.
Perdarahan ini memberikan efek negatif seperti
bengkak dan menembah kerusakan jaringan.
 Peredaran darah yang jelek  akibat perdarahan
menimbulkan perdarahan yang jelek. Keadaan ini
berhubungan dengan kegagalan suplay phagosit sel
da jaringan ikat yang penting bagi pembentukan
jaringan.
 Jringan yang terpisah  mekanisme terpisahnya
jaringan secara significant terjadi karena proses
luka. Pemisahan jaringan ini terjadi untuk
terbentuknya granulasi dan jaringan baru.
 Spasme otot  spasme terjadi karena tarikan dari
robekan jaringan. Selain itu ischemic lokal maupun
general menyebabkan spasme.
 Atropi  kehilangan jaringan otot segera muncul
setelah codera. Kekuatan dan immobilisasi awal
memunculkan atropi.
ASSESMENT CIDERA OLAHRAGA

 History taking  nama, umur, jenis kelamin,


olahraga yang ditekuni, diagnosa dokter, riwayat
penyakit meliputi kondisi ketika cidera, gerakan apa,
pada saat apa.
 Situasi cidera meliputi : keadaan akut, kronis atau
tiba-tiba, tempat, tipe, dan intensitas nyeri,
lokalisasi dan tipe liminitas fungsi.
INSPEKSI

 Analisa gerakan yang terjadi pada olahraga yang


ditekuni.
 Analisa gerak yang menimbulkan cidera.
 Kondisi umum : bentuk, bengkak. Efusi, hipertropi,
atropi, deformitas, dll
 Epidermis dan sub kutan, kondisi, warna, luka,
bengkak, jaringan parut, rambut, warna kuku.
 Otot : bentuk, bengkak, retraksi, luka, robekan.
PENGUKURAN SENDI

 PENGUKURAN AKTIF
 PENGUKURAN PASIF
 PENGUKURAN PANJANG ANGGOTA GERAK
GERAK AKTIF DAN PASIF

 Yang perlu diperhatikan : irama gerak, kekuatan


lokal dan daya tahan, kripitasi, jenis nyeri.
 Jika timbul nyeri pada gerakan aktif dan pasif ke
arah yang sama  jaringan non kontraktil.
 Jika timbul nyeri pada gerakan aktif dan pasif ke
arah yang berlawanan  jaringan kontraktil.
 Jika pada pasif ada keterbatasan gerak maka
kelainan pada kapsul sendi.
RESISTANCE TES/ISOMETRIC TES

 Nyeri dan kuat  cidera pada otot kecil dan tendon


 Nyeri dan lemah  cidera pada otot besar dan
tendon
 Tidak nyeri dan lemah  gangguan neurologis
 Tidak nyeri dan kuat  normal
TES JARINGAN LUNAK

 Tes sendi dilakukan dengan gerakan asesoris (JPM)


seperti traksi, tranlasi, dan gliding.
 Hasil yang diperoleh adalah hipomobil, normal dan
hipermobile.
 Tes jaringan lunak adalah meliputi fungsi, kekuatan,
daya tahan, fleksibilitas dan koordinasi.
PALPASI

 Epidermis dan jaringan subcutan  suhu,


sensitifitas, bengkak, luka, dll
 Otot dan tendon : tonus, bengkak, kripitasi, luka dan
nyeri.
 Fascia  ketebalan, bengkak, mobilitas,dll
 Sendi  efusi, bentuk, titik refrensi, nyeri.
 Kapiler , syaraf  bengkak inflamsi, tekanan, luka.
PRINSIP FT CIDERA OLAHRAGA

 TUJUAN PENGOBATAN
 KAPAN DIMULAI
 PASIVE TREATMENT
 ACTIVE TREATMENT
MASA PEMULIHAN

Tujuan utama fisioterapi pada cidera olahraga setelah


masa akut terlampaui adalah mengembalikan fungsi
semaksimal mungkin. Sesuai dengan paradigma
fisioterapi pengembalian fungsi fisiologid ini bersifat
menyeluruh, yaitu mulai dari pengembalian fungsi sel,
jaringan, organ sampai kepada sistem gerak yang
aplikatif terhadap gerakan olah raga sehingga
olahragawan dapat kembali melakukan kegiatanya
secara normal dan dicegah jangan sampai cidera
berulang kembali.
MODALITAS FISIOTERAPI

 COLD
 HIDROTERAPI
 ELEKTROTERAPI
 STRENGTHENING EXC
 STRECING
 MANUAL TERAPI
 DLL
TUJUAN TL PADA CIDERA OLAH RAGA

 Koreksi imparment
 Meningkatkan fungsi muskuloskeletal
 Pemeliharaan kondisi
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai