Anda di halaman 1dari 33

Referat

RANDA ANDIKA
0907101050009

SUPERVISOR:
dr. Dewi Behtri Yanifitri, Sp. P

BAGIAN/ SMF ILMU BAGIAN ILMU KESEHATAN PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH 2014
 Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru, tetapi
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit ini
merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai oleh
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan
reaksi hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell mediated
hypersensitivity). Penyakit tuberkulosis yang aktif bisa
menjadi kronis dan berakhir dengan kematian apabila tidak
dilakukan pengobatan yang efektif (Daniel, 1999).
Kuman tuberkulosis

Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri batang tipis lurus


berukuran sekitar 0,4 x 3 μm (Brooks,et al 2004).

Gambar 2.1 Mycobacterium tuberculosis pada pewarnaan tahan asam


Kuman TB Fagositosis
Inhalasi Kemotaktil
Menempel Oleh Makrofag
kuman TB Makrofag lain
Di alveoli Di interstitial

Fibrosis Kalsifikasi
Granuloma
Dan Kalsifikasi Granuloma
[Ghon’s focus]
[Ranke’s Complex] dan Limfadenopati
[Ghon’s Complex]

Sembuh
Sembuh dengan fibrosis

Bakteri TB dormant
di tempat fibrosis
Kuman TB Fagositosis
Inhalasi ulang reaktivasi Kemotaktil
Menempel Oleh Makrofag
kuman TB Makrofag lain
Di alveoli Di interstitial

Sel Datia Langhans gagal Fagosit Granuloma


(granuloma dengan Kuman TB (kumpulan makrofag)
Perkejuan ditengahnya)
gagal

Perkejuan
Dijaringan paru

Sitokin dan Enzim Nekrosis Cavitas


Proinflamasi jaringan paru (gaung)
 Diagnosis klinis adalah diagnosis yang ditegakkan berdasarkan
ada atau tidaknya gejala pada pasien. Pada pasien TB paru
gejala klinis utama adalah batuk terus menerus dan berdahak
selama 3 minggu atau lebih. Gejala tambahan yang mungkin
menyertai adalah batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri
dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan
turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam/meriang lebih dari
sebulan (Depkes RI, 2006).
 Sebagaimana gambar TB paru yang sudah lanjut pada foto
rontgen dada di bawah ini :
Tumor paru adalah salah satu jenis tumor yang sulit disembuhkan. Tumor ini diakibatkan oleh sel
yang membelah dan tumbuh tak terkendali pada organ paru.

169.400 kasus baru (merupakan 13% dari semua kanker


baru yang terdiagnosis) dengan 154.900 kematian
 DI USA (merupakan 28% dari seluruh kematian akibat kanker)

Setiap tahun, terdapat lebih dari 1,3 juta kasus kanker


 DI INDONESIA paru di seluruh dunia dengan angka kematian 1,1 juta
setiap tahunnya.

Menduduki peringkat 4 kanker terbanyak


Anatomi Paru
 Setiap paru-paru memiliki :
a. Apeks : tumpul, menonjol ke atas ke dalam leher sekitar 2,5cm di atas
clavicula
b. Permukaan costo-vertebral : menempel pada bagian dalam dinding dada
c. Permukaan mediastinal : menempel pada pericardium dan jantung
d. Basis pulmonis : terletak pada diafragma
 Batas-batas paru :
a. Apeks : atas paru (atas costae) sampai dengan di atas clavicula
b. Atas : dari clavicula sampai dengan costae II depan
c. Tengah : dari costae II sampai dengan costae IV
d. Bawah : dari costae IV sampai dengan diafragma
Tumor paru adalah tumor primer yang berasal
dari saluran napas atau epitel bronkus.

Terjadinya kanker ditandai dengan


pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang
normal. Proses keganasan pada epitel bronkus
didahului oleh masa pra kanker.
 ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti, tapi paparan atau inhalasi
berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik
merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor
lain seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain.

 FAKTOR RESIKO
 Merokok, Perokok pasif
 Genetik
 Polusi udara, Paparan zat karsinogen
 Penyakit paru (Tuberkulosis dan PPOK)
 Diet
SCLC (small cell lung cancer), Disebut juga “oat cell
carcinoma” karena bentuknya mirip dengan bentuk biji
gandum, sel kecil ini cenderung berkumpul sekeliling
pembuluh darah halus menyerupai pseudoroset

Secara
patologis
NSCLC (non small cell lung cancer), yang termasuk
didalam golongan kanker paru sel tidak kecil adalah
adenokarsinoma, karsinoma bronkoalveolar, dan
karsinoma sel besar.
Staging Sistem TNM
Stadium TNM
Karsinoma tersembunyi Tx, N0, M0
Stadium 0 Tis, N0, M0
Stadium IA T1, N0, M0
Stadium IB T2, N0, M0
Stadium IIA T1, N1, M0
Stadium IIB T2, N1, M0
T3, N0, M0

Stadium IIIA T3, N1, M0


T1-3, N2, M0

Stadium IIIB T berapa pun, N3, M0


T4, N berapa pun, M0

Stadium IV T berapa pun, N berapa pun, M1


Pekerjaan/ Fibrosis paru
Rokok Polusi

Tumor Paru
Ulserasi bronchus

Metaplasia sel skuamosa pada bronchus


Reaksi radang
pada bronchus
Obstruksi bronchus Jalan nafas inefektif

Penumpukan sekret
Empisema Oksigen ke jaringan menurun

Batuk
Gangguan pertukaran gas Kelemahan/Letih

Anoreksia Intake menurun Intoleransi aktivitas


Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan
gejala-gejala klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti
pasien dalam stadium lanjut. Gejala-gejala dapat bersifat :
 Intrapulmonal Intratorakal (tumor tumbuh setempat) :
Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
Hemoptisis
Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
Sesak
Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
Ateletaksis
 Intratorakal Ekstrapulmonal :
-Nyeri dada
-Dispnea karena efusi pleura
-Sindrom vena cava superior
-Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
-Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal
recurrent Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus
brakhialis dan saraf simpatis servikalis
 Ekstratorakal
Metastasis :
Kanker paru sering bermetastasis ke adrenal, kelenjar, hati,
tulang dan ke susunan saraf pusat (SSP).
 Ekstratorakal Non Metastasis.
 Kira-kira 10-20% penderita kanker paru mengalami sindroma
paraneoplastik, hal ini terjadi bukan karena invasi tumor secara langsung,
melainkan karena polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel tumor, yang
menyerupai hormon.
 Sindrom Paraneoplastik : terdapat 10% kanker paru dengan gejala:
 Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
 Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
 Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
 Endokrin : sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)
 Dermatologik : eritema multiform, hiperkeratosis, jari tabuh
 Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone
 Berbagai penelitian menunjukkan, riwayat infeksi Tuberkulosis
(TB) bisa meningkatkan risiko kanker paru. Tidak secara langsung
menjadi pemicunya, tetapi awalnya luka bekas infeksi TB mudah
teriritasi sehingga gampang diserang pemicu kanker.
 Menurut Dr. Achmad Hudoyo Sp.P(K), beberapa penyakit paru bisa
meningkatkan risiko kanker, misalnya infeksi TB dan PPOK
(Penyakit Paru Obstruksi Kronis). Infeksi TB meski sudah sembuh
seringkali meninggalkan bekas atau flek pada paru-paru. Bekas ini
lebih sensitif dibanding jaringan lain di sekitarnya, sehingga
mudah mengalami iritasi ketika terlibat kontak dengan pemicu
kanker. Pemicu kankernya sendiri ada bermacam-macam, salah
satunya yang paling bertanggung jawab adalah kebiasaan
merokok.
 Bukti epidemiologi menunjukkan peningkatan resiko menderita
kanker paru pada orang yang memiliki riwayat penyakit paru
sebelumnya. Pada beberapa kondisi, seperti Penyakit Paru
Obstruksi Menahun (PPOK) dan penyakit tuberkulosis, dapat
menyebabkan karsinogenesis dengan membentuk daerah
peradangan dan kerusakan sel epitel paru .Beberapa penyakit paru
kronis lainnya seperti, tuberkulosis, pneumonia dan penyakit yang
berhubungan dengan paparan zat-zat karsinogenik di lingkungan
pekerjaan (asbes dan silika), juga dapat menyebabkan pembentuk
fibrosis paru (scarring), fibrosis ini adalah proses akhir suatu
peradangan, dimana luka sembuh dengan pembentukan jaringan
ikat.
 Peningkatan penegakan diagnosa penyakit paru-paru, para
ilmuwan mulai percaya bahwa pasca tuberkulosis perubahan
sklerotik dapat mengakibatkan perkembangan kanker (kanker
pada bekas luka ).
 Saat ini jelas bahwa TBC dan penyakit paru-paru kronis
lainnya meningkatkan risiko kanker paru-paru. Menurut NA
Dacosta dan GG Kinare (1991) atas dasar berbagai otopsi
menemukan bahwa kombinasi dari kanker paru-paru dan TB
paru-paru ditemukan kasus pada 13,1 % pasien.
 Menurut Meredith et al, kanker paru-paru dan TB
menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan di
seluruh dunia. Tuberkulosis dapat meningkatkan risiko kanker
paru-paru melalui peradangan paru besar dan
berkepanjangan. Namun, prospektif data tuberkulosis dan
risiko kanker paru-paru terbatas.
 Penelitian yang dilakukan Meredith et al di antara populasi
perokok laki-laki Finlandia, ditemukan risiko kanker paru-
paru menjadi dua kali lipat pada pria dengan TB.
 Tuberkulosis dianggap meningkatkan risiko kanker paru-paru
melalui peradangan paru kronis dan fibrosis.
 Pada waktunya, peradangan paru berkepanjangan dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dan perubahan genom.
Selain itu, perbaikan kerusakan jaringan yang disebabkan
oleh Mycobacterium dapat menyebabkan fibrosis paru dan
jaringan parut. Yang juga terkait terhadap peningkatan risiko
kanker paru-paru. Merededith et al menemukan bahwa pria
didiagnosis dengan gejala sisa tuberkulosis juga memiliki
peningkatan risiko kanker paru-paru.
 Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci
untuk diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan
merupakan tanda awal penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak
yang banyak dan kadang-kadang bercampur darah, sesak nafas
dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah,
berat badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang
mendukung.
 Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan
berupa perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran
kelenjar getah bening dan tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat
dan pleuritis dengan cairan pleura.
 Darah Lengkap
 Foto torax
 CT-Scan thorax
 Bronkoskopi
 TTNA
 Biopsi transtorakal
 Torakoskopi
KESIMPULAN TAMPAK MASSA DI
HEMITHORAX DEXTRA
KESAN TUMOR PARU DEXTRA
 Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru, tetapi
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit ini
merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai oleh
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan
reaksi hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell mediated
hypersensitivity). Penyakit tuberkulosis yang aktif bisa
menjadi kronis dan berakhir dengan kematian apabila tidak
dilakukan pengobatan yang efektif.
 InfeksiTB meski sudah sembuh seringkali meninggalkan bekas
atau flek pada paru-paru. Bekas ini lebih sensitif dibanding
jaringan lain di sekitarnya, sehingga mudah mengalami iritasi
ketika terlibat kontak dengan pemicu kanker. Pemicu
kankernya sendiri ada bermacam-macam, salah satunya yang
paling bertanggung jawab adalah kebiasaan merokok.
Statistik di seluruh dunia menunjukkan, 9 dari 10 pasien
kanker paru memiliki riwayat sebagai perokok aktif atau first
hand smoker. Bahkan ketika seseorang sudah berhenti
merokok, racun-racun yang masih mengendap di paru-paru
masih bisa memicu kanker.
 Anamnesisyang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan
kunci untuk diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis
permulaan merupakan tanda awal penyakit kanker paru.
Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang
bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan
nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan
menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang
mendukung.
 thanks

Anda mungkin juga menyukai