Waste Management

LIMBAH
PABRIK KELAPA SAWIT

Jakarta, 23 April 2013

Mill Operation & Quality Control
Divisi EMQ
PT. Astra Agro Lestari Tbk
 APA ITU LIMBAH ?

ADALAH :
SUATU BAHAN YANG TERBUANG
ATAU DIBUANG DARI SUMBER
AKTIVITAS MANUSIA, MAUPUN
PROSES – PROSES ALAM.
(Gumbira Said)
 LIMBAH PKS

- LIMBAH CAIR
- LIMBAH PADAT
- BUANGAN GAS
SUMBER LIMBAH PADA PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

FFB

OIL
STERILISING

Empty THRESHING
bunches
Crude oil CLARIFICATION
PRESSING
Mulching
Fibre
DEPERICARPING FUTHER OIL
RECOVERY
CRACKING

HYDROCYCLONE Heavy Phase

WASTE KERNEL SHELL Shell
SEPARATION

KERNEL DRYING

Gas emisi BOILER HOUSE Abu, kerak boiler

 MACAM, SUMBER DAN VOLUME LIMBAH KELAPA SAWIT

FFB

Padat Janjang kosong

20 -23 %
Serabut : 12 - 13 %

Cagkang : 6 %

Limbah cair Limbah cair:

Dengan decanter : 0,3 – 0,4 Ton/Ton TBS
Sludge centrifuge : 0,4 – 0,6 Ton/Ton TBS

Condensat dari Limbah dari Limbah dari

rebusan (recycling) station klarifikasi hydrocyclone/claybath
( 15 - 20 %) ( 40 - 60 %) ( 5 - 10 %)
 WASTE MANAGEMENT PKS - AAL
TABEL.2

WASTE PENANGANAN MANFAAT

Limbah Cair Land Application Pupuk organik
Limbah Padat
- Fiber Bahan Bakar Boiler Bio - fuel
- Shell Bahan Bakar Boiler Bio – fuel
- Tankos Mulching & Komposting Pupuk organik
- Abu Boiler Perkerasan jalan, pupuk Pupuk organik
Limbah udara -
 KARATERISTIK POME/LCPKS

 Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) mengandung :

- Karbohidrat
- Protein
- Minyak
- Asam Lemak
- Lignin
- Mineral
 KARATERISTIK POME (PALM OIL MILL
EFFLUENT)
TABEL.1

Parameter Kandungan Parameter Kandungan

pH 4.0 – 4.6 Oil and Grease ( O&G ) 4.000 – 11.000

Suhu, oC 60 - 80 Nitrogen 500 - 900

Total Solid (TS) 30.000 – 60.000 Fosfat 90 – 140

Suspended solid (SS) 15.000 – 40.000 Kalium 1.000 – 2.000

Dissolved Solid 15.000 – 30.000 Magnesium 250 – 300

Biological Oxygen Deman 20.000 – 40.000 Calsium 260 – 400

(BOD)

Chemical Oxygen Demand 40.000 – 70.000 Besi 80 - 200

(COD)

Ref: Rispa, 1990

Semua parameter kecuali pH& Suhu dalam satuan ppm
 EFFLUENT TREATMENT

 TUJUAN
- IMPROVE QUALITY
- REDUCE QUANTITY

SAMPAI DENGAN EFFLUENT

MEMENUHI BAKU MUTU.
Tabel 2. Baku Mutu Limbah Untuk Buangan Industri Kelapa
Sawit
(Kepmen 51/MENLH/10/1995)

Parameter Kandungan Satuan Beban Satuan

Max Pencemaran
BOD 100 ppm 0.25 Kg/Ton

COD 350 ppm 0.88 Kg/Ton

TSS 250 ppm 0.63 Kg/Ton

Minyak & 25 ppm 0.0631 Kg/Ton

Lemak
Total N 50 ppm 0.125 Kg/Ton

pH 6-9 - - -

Debit limbah maksimum sebesar 2.5 m3/Ton CPO

 Tabel 3.
Baku Mutu sesuai Peraturan menteri
No.KB.310/452/Mentan/XII/95
( Land Application )

Parameter Batas Kepekatan Satuan

BOD 3500 - 5000 ppm

Minyak & Lemak < 3000 ppm

pH 6
 BAKU MUTU EMISI BOILER
(BAHAN BAKAR FIBER & CANGKANG)

Parameter Satuan BME

Partikulat mg/m3 300

3
SO2 mg/m 600
NO2 mg/m3 800
HCl mg/m3 5
3
Cl2 mg/m 5
NH3 mg/m3 1
3
HF mg/m 8
Opasitas % 30
Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No.07 Tahun 2007

BAKU MUTU EMISI GENSET

Parameter Satuan BME

3
Partikulat mg/m 350
SO2 mg/m3 800
3
NO2 mg/m 1000
3
H2S mg/m 35
3
NH3 mg/m 0.5

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No.KEP.13.MEN LH/3/1995

LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

(LCPKS)
 METODE PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR :

 1. PHYSICAL TREATMENT
 2. CHEMICAL TREATMENT
 3. BIOLOGICAL TREATMENT
 METODE PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

1. PHYSICAL TREATMENT
Pengolahan limbah secara mekanis dimaksudkan
untuk memisahkan kandungan limbah/polutan dari
air secara gravitasi & ukuran partikel

1.1. Pengolahan air limbah secara Fisika terdiri dari

a. Penurunan suhu.
b. Penyaringan (screening)
c. Ekualisasi
d. Pengendapan
e. Flotasi
f. Percampuran (Mixing)
METODE PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

2. CHEMICAL TREATMENT
Pengolahan limbah secara kimiawi dimaksudkan untuk
memisahkan kandungan limbah/polutan dari air dengan
menambahkan bahan kimia agar partikel menjadi stabil

Pengolahan air limbah secara kimia terdiri dari

a. Koagulasi & Flokulasi
b. Presipitasi
c. Pengaturan pH
d. Oksidasi
e. Desinfeksi
3. BIOLOGYCAL TREATMENT

Pengolahan limbah secara Biologis adalah pengolahan limbah

dgn memanfaatkan microorganisme untuk penguraian/
degradasi bahan organik (polutan).
PENGOLAHAN LIMBAH BERDASARKAN JENIS BAKTERI
TERBAGI :

a. AEROBIC
Bacteri dalam hidupnya memerlukan oksigen

b. ANAEROBIC
Bacteri dalam hidupnya tidak memerlukan oksigen (adanya
oksigen akan menjadikan bakteri mati)

c. ANAEROBIC DILANJUTKAN AEROBIC

 PROSES AEROB :

Kegunaan Proses Aerob

a. Effisien dipakai untuk nilai BOD rendah (< 2000 ppm)
b. BOD : P : N = 100 : 5 : 1

Keuntungan Proses Aerob

a. Kemampuan merombak lebih cepat dibanding Anaerobic

Kekurangan Proses Aerob

a. Membutuhkan Oksigen
b. Butuh Konsentrasi bakteri cukup besar
c. Kontrol harus lebih ketat karena ;
Perbandingan makanan terhadap Mikroorganisme harus
tepat (F/M Rasio, F=Food), M=Mikroorganisme)
 PROSES ANAEROB

Keguanaan Proses Anaerob :

a. Air limbah dengan bahan organik tinggi (nilai BOD tinggi)
b. Pra pengolahan untuk proses Aerob
c. Stabilisasi lumpur

Keuntungan Proses Anaerob :

a. Tidak membutuhkan oksigen
b. Lumpur yg dihasilkan sedikit (80% dari proses Aerob)
c. Menghasilkan gas methan yg dapat dimanfaatkan
d. Biaya listrik kecil
e. Dapat mengurai lignin
f. Dapat digunakan untuk beban limbah tinggi (BOD & COD)
KEKURANGAN PROSES ANAEROB :
1. Proses Berjalan lebih lambat dibanding Aerob
2. Sensitif terhadap bahan beracun
3. Start up membutuhkan waktu lebih lama
 REAKSI AEROB & ANAEROB

Reaksi Aerob
Organik Matter + O2 CO2 + H2O + NO3 + Sel (banyak)

Reaksi Anaerob
Organik matter CH4 + CO2 + H2 + H2S + NH3 + Sel (sedikit)
 PROSES ANAEROB

TAHAPAN PROSES
 1. Fase Hidrolisa
 Polimer yg tdk terlarut, dilarutkan oleh Coenzyme

 2. Fase Fermentasi
 Organik terlarut diubah menjadi Asam, Alkohol, H2 & CO2

 3. Fase Acetogenic
 As. Lemak (propionat) & Alkohol direduksi menjadi Asetat,
 H2 & CO2
 TAHAPAN PROSES

 4. Fase Metanogenik
 a. Hydrogenotrophic Bacteria merubah H2 & CO2
 menjadi methan dan Air

 b. Acetotrophic Bacteria merubah Asetat menjadi
 Methan dan CO2
 FAKTOR YG MEMPENGARUHI PROSES

 1. Pengaruh Suhu
o
 - Bakteri Methan optimal pada suhu 30 – 35 C

 2. Pengaruh pH
 a. Bakteri Methanogenic bekerja pada
 pH 6.7 – 7.8 Optimal pada pH 7.0 – 7.4
 b. Fase Methanogenic tdk berjalan pd pH <6 & >8

 3. Waktu Tinggal
 a. Dipengaruhi oleh karateristik air limbah
 b. Waktu tinggal berbeda utk tiap fase
 c. Waktu tinggal tdk sesuai, proses tdk efektif
 FAKTOR YG MEMPENGARUHI PROSES

 4. Pengaruh Komposisi Kimia pd Air Limbah

 a. Air Limbah harus mengandung nutrisi
 seimbang COD : N : P : 350 : 5 : 1
 b. Tidak mengandung bahan beracun utk bakteri
 anaerob.
 BAHAN BERACUN YG MEMPENGARUHI
PROSES ANAEROB

 a. Oksigen
 b. Ammonia
 c. Chloroform
 d. Rantai Benzene
 e. Formaldehyde
 f. Volatile acids (acetic, butyric)
 g. Logam berat
 h. Cyanida
 i. Sulfide (sulfate)
 j. Minyak
 LOGAM BERAT

LOGAM BAIK (mg/l) TOKSIK (mg/l)

Ni 0.05 – 0.1 50
Cu 0.05 – 0.15 50
Cr - 200
Zn 0.1 – 0.3 10
Cd - 70
Pb - 10
Na - 3500
K - 2500
Ca - 2500
Mg 5 - 10 1000
 SISTEM PENGOLAHAN ANAEROB

 PROSES SATU LANGKAH

 Semua fase terjadi dalam satu bak

 PROSES DUA LANGKAH

 Reaktor Hidrolisa/Acidogenik (Fase fermentasi)
 Reaktor Acetogenic/Methanogenik
 PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
COOLING POND MIXING POND
BOD =25.000-20.000
COOLING POND ppm MIXING POND ppm
BOD = 10.000-20.000

BOD = >25.000 ppm

LABORATORIUM
BOD = 5.000-10.000 ppm

LAND APLICATION
BOD = 3.000-5.000 ppm

CONTACT POND
BOD = 3.000-5.000 ppm
ANAEROBIC POND

 Monitoring Anaerobic Pond ada 2 cara :

 1. Secara Kimiawi (Uji Lab)
 2. Secara Visual (pengamatan fisik)

1. Parameter kimiawi untuk mengontrol performance Anaerobic

Parameter Kondisi Ideal Kondisi Kritis Kondisi mati
control
pH 7.0 - 7.4 < 6.8 <6
VFA (ppm) < 1000 1500 - 2000 2000
Alkalinity (ppm) >4000 < 3000 < 2000
VFA/Alk < 0.25 > 0.5 1
ANAEROBIC POND

2. Parameter visual untuk mengontrol performance Anaerobic

Parameter Kondisi Ideal Kondisi Kritis Kondisi mati
control
Permukaan Ada gelembung - Gelembung gas - Tidak ada
kolam gas methane methane sgt gelembung gas
sedikit methane
Ketebalan scum Tdk berscum < 20 cm & scum > 20 cm
lembek
Lapisan minyak Tidak ada Banyak minyak
 FAT PIT

SUHU : 70 – 80 O C
PH : 4.6
BOD : 25.000 – 35.000 ppm
COOLING POND

• Pendinginan dari suhu 60 – 80 menjadi 40 – 45 °C

• Waktu Penahan 24 jam
• Ada 2 unit digunakan bergantian

HAL YG HARUS DIPERHATIKAN

• Jika Terdapat minyak harus segera dikutip.

• Penurunan sludge ke Mixing pond harus tuntas

(jangan ada restan), kecuali minyak.
 MIXING POND

• Kolam Percampuran : Mix ratio 1:1 atau 1:2 Hal yg harus diperhatikan :
• Waktu penahan : 24 jam • Suhu raw eff dari Cooling Pond 40 – 45 oC
• Pabrik 60 T/J : 4 unit
• Mixing ratio tepat & tdk fluktuatif
• Pabrik 30 T/J : 2 unit
• Minimalkan minyak yg masuk
• Feeding ke An. Pond hrs habis, kecuali lapisan
minyak
Reaksi Tahap I (Hidrolisis & Asidifikasi ) prosesnya
berlangsung cepat

Hidrolisis
a. Senyawa kompleks Seny. Sederhana (monomer)
(polimer) oleh enzim (monosakarida, glukosa, as.amino dll)

Asidifikasi
b. Senyawa sederhana VFA + H2 + CO2
oleh bakteri asam (As. Asetat, Propionat, dll)
 ANAEROBIC POND

• Kolam tempat berlangsungnya proses degradasi BOD

• Pabrik 60 /30/20 T/J : 4/3/2 unit
• Parameter control
PH : > 7 VFA ±1000 ppm Alkalinity > 4000 ppm
 EFFLUENT PLANT (Bag-2)

Anaerobic pond
Fungsi :
Tempat penguraian bahan organik
oleh bakteri anaerobic

Anaerobic pond Hal yang perlu diperhatikan

1. PH > 7
2. VFA ± 1000 ppm
3. Alkalinity > 4000 ppm
4. Ratio VFA /Alkalinity < 0,25

Contact pond
Fungsi :
Tempat penampungan
sementara limbah sebelum
di Land aplikasi.

Contact pond
 Reaksi Tahap II (Methanogenasi) prosesnya
berlangsung lambat
Metanasi
VFA CH4 + CO2
oleh bakteri Methanogenik

Yg perlu diperhatiakn dlm opr Anaerobik pond :

• Jml feeding diberikan sesuai kondisi kolam ( pH, VFA, Alkalinity & Rasio
VFA/Alk)
• HRD dilakukan sesuai SOP

• Secara berkala maintenance & inspeksi peralatan

• Monitoring kondisi kolam dgn Control Chart, agar trend

performance kolam diketahui

• Memebuat catatan yg terdokumentasi

 HRD = High Rate Digestion ( pengadukan cepat )

HRD berfungsi
• Untuk mempercepat kontak bakteri dgn makanan, sehingga
perombakan penurunan BOD lebih cepat.
• Untuk menghomogenkan sehingga mencegah terjadinya
pengendapan/pendangkalan.

Pada awalnya HRD harus dilakukan secara bertahap, yaitu dgn

waktu yg singkat selanjutnya waktu ditambah sesuai performance
kolam anaerobik
Jika dikolam Anaerobik sudah tidak ada endapan maka HRD
semakin lama waktu HRD akan semakin baik.
 CONTACT POND

LAND APPLIKASI TDK LAND APPLIKASI

Sbg kolam tempat Kolam pengendapan
pemompaan ke lahan
Waktu penahanan : 24 jam
 AEROBIK POND

LAND APPLIKASI TDK LAND APPLIKASI

• Sbg buffer jk tdk bisa diapplikasi • Aerator 3 unit, operasi 24 jam
• Aerator tetap dijalankan • BOD : 100 ppm
• pH :6-9
 Gangguan dapat disebabkan oleh :
 Menurunnya kemampuan bakteri : akibat dari :
- Shock Loading
- Overloading
- Starvation (kurang umpan)
- Lack of certain co-enzymes
- Adanya minyak
- Adanya Hidrokarbon halogenasi & Cyanida
- Adanya logam berat tertentu.
 PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

 Limbah Cair
 1. Untuk Land Applikasi
 2. Untuk penyiram tankos (Komposting)
 3. Biogas (gas Methane, CH4)
 PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT
• 1 .LAND APPLIKASI
• Pemanfaatan Limbah Cair semi olah (keluaran Anaerobic) Pond)
sebagai pupuk organik
Kandungan unsur hara pada LCPKS
Type of Effluent BOD (mg/l) CHEMICAL COMPOSTING (ppm)
N P K Mg
Raw Effluent 25.000 948 154 1958 345
Anaerobic Discharge
Campuran limbah 3500 – 5000 675 100 1.670 285
Permukaan kolam 575 – 850 380 82 1.325 232
Dasar kolam 8.725 900 135 1.800 315
Aerobic Discharge
Permukaan 50 – 100
Dasar kolam 150
Sumber PPKS Medan (1994)
 PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

 Persyaratan Applikasi (Kepmen LH no 28 thn 2003)

 1. Bukan lahan gambut
 2. Memiliki kedalaman air tanah > 2 m
 3. Memiliki permeabilitas antara 1.5 s/d 15 cm/jam
 4. Jarak dari badan air (sungai) minimal 100 m
 5. Jarak dari pemukiman minimal 2 km
 PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

 Dosis Applikasi
 Sesuai hasil analisa tanah masing - masing
 Di AAL
 Sebelum thn 2008 dosis : 750 m3/ha/thn, rotasi 3 – 4 kali/thn
 Setelah thn 2008 dosis : 375 m3/ha/thn, rotasi maksimal 3 kali/thn
 Saat ini sedang persiapan dosis menjadi 180 m3/ha/thn.
 PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

 Beberapa sistem Applikasi

 a. Sistem teras (flat bed)
 b. Parit atau alur (long bed atau furrow)
 c. Trucking
 d. Sistem Springkle
 PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

 Ukuran Flat bed

Panjang 3 m, lebar 1 m, kedalaman 0.4 m
Jarak antar flat bed 0.75 m

 Monitoring Land Applikasi

- Sampling
- Sumur Pantau
- Parameter
- Analisa lab internal & lab eksternal
- Laporan Amdal
 PEMANFAATAN LIMBAH CAIR

Iland Application, Sebagai Pupuk Organik

Land Aplikasi Limbah cair

Hal yang perlu diperhatikan

1. PH 6
2. BOD 3500 - 5000 mg/ltr
Falt bed Land aplikasi 3. Minyak dan lemak < 3000 mg/ltr

Land aplikasi
 PENGOMPOSAN
JANJANG KOSONG
KOMPOSTING
Pengomposan adalah proses biologis yg terkontrol
dimana populasi berbagai jenis mikroba merombak
bahan organik menjadi produk yg telah stabil secara
biologis
 JANJANG KOSONG

< THN 2000 DIBAKAR DI ABU

PUPUK
INCENERATOR JANKOS

> THN 2000 MULCHING

PUPUK
60 Ton/Ha/2Th

UJI COBA COMPOSTING

THN 2008
JANJANG KOSONG
LATAR BELAKANG KOMPOSTING JANJANG KOSONG :
1. Volume kompos lebih kecil s/d 50% dibanding JJK sehingga
mengurangi ongkos transportasi.
2. Aplikasi kompos lebih mudah & hemat tenaga karena dosisnya lebih
rendah dibanding JJK.
Dosis kompos 10 ton/Ha/Thn
Dosis JJK 60 ton/Ha/2thn.
3. Dengan Dosis yang rendah, areal yg dapat diaplikasi lebih luas
sehingga menghemat penggunaan Chemical Fertilizer.
4. Mengurangi emisi gas methane
 KARATERISTIK LIMBAH PADAT (TANKOS)

TABEL.2

Komponen Pratiwi et al Azemi et al

Kadar abu 6,04 15

Selulosa 35,81 40

Lignin 15,70 21

Hemiselulosa 27,01 24

Sumber : Pratiwi et al, 1998 dan Azemi et al 1994

 PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT
Kandungan unsur hara pada LCPKS
Type of Effluent BOD (mg/l) CHEMICAL COMPOSTING (ppm)
N P K Mg
Raw Effluent 25.000 948 154 1958 345
Anaerobic Discharge
Campuran limbah 3500 – 5000 675 100 1.670 285
Permukaan kolam 575 – 850 380 82 1.325 232
Dasar kolam 8.725 900 135 1.800 315
Aerobic Discharge
Permukaan 50 – 100
Dasar kolam 150

Sumber PPKS Medan (1994)

PENGOMPOSAN BAHAN ORGANIK

Ada 2 jenis pengomposan yaitu :

- Secara Aerobik (terbuka & dilakukan pembalikan)
- Secara Anaerobik (tertutup & tidak perlu dibalik)

P Pengomposan secara Aerobik P Pengomposan secara Anaerobik

Komposting AAL adalah pengomposan secara Aerobik

 FLOW OF PROCESS
J ANK OS

ME S IN PE NG E PR E S S

K adar oil < 2 % , Air 60%

MESIN PERAJANG

Ukuran R ajangan ± 5 c m

DIANG K UT K E AR E A, DITUMPUK
(C OMPOS TING PILE )
Dimens i C ompos ting Pile
tinggi 1 .2 m, lebar 3 meter
J arak antar C P = 0.5 m
DIS IR AM LIMBAH C AIR
(C OOLING POND)
S tandard penyiraman 7 0 ltr/t.jankos /s ekali s iram
K elembaban 60%
S uhu limbah untuk penyiraman 40 - 45°C
S uhu kompos ting dijaga 50 - 65°C

DIBALIK , DIS IR AM

Lama C ompos ting ± 3 0 hari

Pembalikan 3 hari s ekali
Penyiraman s etiap 3 hari s ekali
K OMPOS
K ompos ting yg s udah jadi kelembaban 50%
R endement ± 50%
Proses Pengomposan dipengaruhi oleh faktor – faktor antara lain :

1. Ukuran bahan

2. Rasio karbon dan nitrogen

3. Ketersediaan air

4. Ketersediaan oksigen

5. Pengaturan suhu

6. Derajat Keasaman (pH)

SSKEMATIC PROSES PENGOMPOSAN SECARA AEROBIK
Gbr. Profil Suhu dan Populasi Mikroba selama Proses Pengomposan
Tabel kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan

Kondisi Optimal Untuk Pengomposan

Kondisi Kondisi yang bisa diterima Ideal

Rasio C/N 20 - 40 25 - 35

Kelembaban 40 - 65% 45. - 62%

Konsentrasi oksigen Min 5% Min 10%

tersedia

Ukuran Partikel 1 inchi Bervariasi

Bulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd

pH 5.5 - 9.0 6.5 - 8.0

Suhu 43 - 66°C 54. - 60°C

 CIRI – CIRI KOMPOS MATANG

1. Suhu kompos mencapai suhu kamar

2. Volume bahan kompos menyusut hingga 70%
3. Warna kompos tidak sama dgn warna bahan
semula atau menjadi coklat kehitaman
4. Berbau tanah atau berbau apek
5. Strukturnya remah, tidak menggumpal
 KEUNTUNGAN PROSES PENGOMPOSAN
DGN LIMBAH CAIR

a. Resiko Kegagalan sangat kecil

b. Tidak memerlukan bioaktivator
c. Mutu produks tinggi
d. Kebutuhan tenaga kerja rendah
e. Ramah lingkungan
KANDUNGAN NUTRISI KOMPOS TANKOS (% Berat Kering)

No Uraian Kompos
1 N (%) > 1.5

2 P (%) > 0.3

3 K (%) > 2.0

4 Ca(%) > 0.72

5 Mg (%) > 0.4

6 Bahan Organik > 50%

7 C/N < 20

8 Air 45
Sumber : PPKS - Medan
 BAHAN & ALAT PENGOMPOSAN

Bahan Alat
1. Jankos 1. Mesin Pengepress
2. LCPKS 2. Mesin Pencacah Tankos
3. Lantai Pengomposan
4. Mesin Pembalik
5. Pompa limbah
6. Dump truck & Skid loader
7. Pipa distribusi Effluent
8. Bak Penampung ceceran Effluent
 Mesin Pengepress tankos

Mesin Pembalik, Turner Skid Loader, bob cat

BIOGAS
 PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

 3. BIOGAS
 Pada proses anaerobic, sampai dengan 90% limbah cair diubah
menjadi gas. Dan 60 - 75% adalah gas methane, 25 – 40% gas CO2,
sisanya adalah amonia, H2S, mercaptan (dlm satuan ppm)
 Gas Methane (CH4), disamping karena menjadi penyebab efek rumah
kaca 21 kali dibanding CO2, juga dapat dimanfaatkan untuk bahan
bakar Boiler sebagai pembangkit listrik
SEKIAN & TERIMA
KASIH