Anda di halaman 1dari 62

Unstable Angina Pectoris

MUHAMMAD HIDAYATULLAH
ACS
suatu istilah atau terminologi yang digunakan untuk menggambarkan spektrum
keadaan atau kumpulan proses penyakit yang meliputi
 UAP
 NSTEMI
 STEMI

 UAP dan NSTEMI mempunyai patogenesis dan presentasi klinis yang sama. Yang
membedakan keduanya adalah ada tidaknya petanda biokimia nekrosis miokard.
 Bila pada pemeriksaan laboratorium dijumpai adanya petanda biokimia nekrosis
miokard (berupa peningkatan kadar enzim jantung antara lain: high sensitive
troponin (hs-troponin), troponin I, troponin T, atau CK-MB) maka diagnosis NSTEMI
dapat ditegakkan, sedangkan bila petanda biokimia ini tidak mengalami
peningkatan, maka diagnosis adalah UAP.
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
 Nama : Ni Nengah Patra
 Tanggal Lahir : 01/07/1948
 Umur : 70 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Status Perkawinan : Sudah Menikah
 Pekerjaan : Tidak Bekerja
 Agama : Hindu
 Suku Bangsa : Bali
 Alamat : BP Dukuh, Abang Batu Dinding
 MRS : 27/03/2018 s/d 31/03/2018
 No. RM : 174715
LAPORAN KASUS
B. Anamnesis
 Keluhan Utama : Nyeri dada
 Lokasi Nyeri : Dada
 Skala Nyeri : 7

 Riwayat Penyakit Sekarang :


 Pasien datang sadar, diantar oleh keluarganya ke IGD RSU Bangli pada sore hari tanggal
27/03/2018 dengan keluhan nyeri dada. Keluhan timbul sejak pagi hari saat baru bangun
tidur, dirasakan pada dada bagian tengah terus menerus seperti tertimpa beban berat,
tembus ke punggung namun tidak menjalar ke lengan, leher, maupun rahang. Nyeri dada
dikatakan semakin lama semakin berat, tidak membaik dengan istirahat dan diperberat jika
beraktivitas. Nyeri dada juga disertai keluar keringat dingin, namun tidak sampai mual dan
muntah. Lamanya nyeri yang dirasakan sekitar 4-5 menit.
 Selain nyeri dada, pasien juga mengeluh sesak. Sesak dirasakan timbul hampir bersamaan
dengan nyeri dada. Sesak memberat dengan beraktivitas dan berbaring. Sedikit membaik
dengan istirahat dan posisi setengah duduk.
 Keluhan berdebar tidak ada. Keluhan bengkak kedua kaki juga tidak ada.
LAPORAN KASUS

 Riwayat Penyakit Dahulu:


 Pasien mengatakan bahwa ini bukan keluhan yang pertama kali dirasakan. Riwayat
nyeri dada sebelumnya ada, tapi muncul kadang-kadang setelah aktivitas berat dan
hilang dengan sendirinya atau hilang setelah beristirahat. Riwayat sesak saat/setelah
beraktivitas berat ada, kadang-kadang tidur dengan dua bantal, namun tidak pernah
sesak malam hari. Riwayat berdebar dan bengkak kedua kaki sebelumnya disangkal.
Riwayat hipertensi tidak terkontrol ada. Riwayat kencing manis dan kolesterol tidak
ada.
 Pasien pernah dirawat di RSU dengan keluhan nyeri dada dan sesak. Terakhir dirawat
pada bulan Januari 2017 dan kontrol terakhir ke poli jantung pada tanggal 17 januari
2017, setelah itu pasien belum pernah kontrol kembali.

LAPORAN KASUS

 Riwayat Pribadi dan Sosial:


 Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.

 Riwayat Penyakit Keluarga:


 Tidak ada anggota keluarga (ayah, ibu, saudara kandung) pasien yang pernah
atau memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Riwayat hipertensi, penyakit
jantung kencing manis dan kolesterol di keluarga disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Sakit sedang


 Kesadaran : Compos mentis, E4V5M6
 Vital Sign
 TD : 130/90 mmHg
 N : 74 x/menit  Berat Badan : 75 Kg
 S : 37,1°C  Tinggi badan : 165 cm
 RR : 28x/menit
 IMT : 27,55 kg/m2
 SpO2 : 98 %
Status Generalis
Kepala - Normocephali

- Alopesia tidak ada

- Rambut tidak mudah dicabut, warna hitam


Mata - Sklera ikterik (-/-)

- Konjungtiva anemis (-/-)

- Refleks pupil (+/+) isokor


THT - Tidak tampak ada sekret dari hidung maupun telinga

- Tidak ditemukan benda asing pada telinga dan hidung

- Deviasi septum nasi (-)

- Faring tidak hiperemis

- Tonsil T1/T1 tidak hiperemis

- Bibir sianosis (-)


Leher : - Tidak ditemukan pembesaran KGB

- Tidak ditemukan pembesaran kelenjaran tiroid

- Deviasi trakea (-)

- JVP 5 + 2 cmH2O
Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : Dinding dada kanan dan kiri tampak simetris, retraksi subcostal (-), massa (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus vokal hantaran sama kanan dan kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapang pau


Auskultasi : Suara nafas vesikuler

+ +

+ +

+ +

Ronchi

- -

- -

+ +

Wheezing

- -

- -

- -
Cor
Inspeksi Depan: iktus kordis tidak terlihat

Palpasi Depan: iktus kordis teraba kuat angkat, sela iga VI linea midaksilaris
sinistra, thrill tidak ada.

Perkusi Redup, dengan Batas-Batas Jantung :

Batas Atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Pinggang Jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Batas Kiri : ICS V linea mid klavikula sinistra

Batas Kanan : ICS V linea parasternalis dextra


Auskultasi : Suara Jantung 1 Tunggal reguler

Suara Jantung 2 Tunggal reguler

Suara Jantung 3 tidak terdengar

Murmur (-)
Abdomen

Inspeksi Distensi tidak ada, massa tidak ada, tanda peradangan tidak ada.

Auskultasi Bising usus normal, peristaltik 10 x/menit, bruit tidak ada.

Perkusi Timpani pada seluruh lapang abdomen, ascites tidak ada

Palpasi Nyeri tekan epigastrium, tidak ada, tidak teraba pembesaran


hepar, lien tidak teraba, ginjal tidak teraba, distensi tidak ada,
ascites tidak ada.
Ekstremitas

Akral Hangat + +
+ +

Edema - -
- -

Sianosis Tidak ada

Clubbing Fingers Tidak ada


PEMERIKSAAN PENUNJANG
 1. Elektrokardiogram (Tanggal 27 Maret 2018, 20.43 WITA)
 Identitas : Ni Nengah Patra 27 Maret, Pukul 20.43 WITA
 Kalibrasi : 1
 Irama : sinus
 HR: 75x/ menit, reguler
 Axis: Normal
 Gelombang P: Normal
 Interval PR: normal
 Kompleks QRS : Normal
 Segmen ST : normal
 Gelombang T : normal
 Gelombang U : tidak tampak
 Interval QT : 400 ms (tidak memanjang/memendek)
 Kesimpulan : Irama sinus
2. Elektrokardiogram ( Tanggal 28 Maret 2018 , 06.48 WITA)
 Identitas : Ni Nengah Patra 28 Maret, Pukul 06.48 WITA
 Kalibrasi : 1
 Irama : sinus
 HR: 80x/ menit, ireguler
 Axis: Normal
 Gelombang P: ada, sesekali hilang
 Interval PR: normal
 Kompleks QRS: Normal
 Segmen ST : normal
 Gelombang T : normal
 Gelombang U : tidak tampak
 Interval QT : 400 ms (tidak memanjang/memendek)
 Kesimpulan : Irama sinus dengan PVC dan PJC.
3. Laboratorium (27 Maret 2018)

Hematologi Nilai Satuan Nilai Rujukan Keterangan

WBC 8,7 109/l 3,5-10,0 Normal

LYM% 18,8 % 15,0-50,0 Normal

LYM 1,6 109/l 0,5-5,0 Normal

MID% 2,7 % 2,0-15,0 Normal

MID 0,2 109/l 0,1-1,5 Normal

GRA% 78,5 % 35,0-80,0 Normal

GRA 6,9 109/l 1,2-8,0 Normal

RBC 4,73 1012/l 3.50-5.50 Normal

HGB 13,5 g/dl 11,5-16,5 Normal


HCT 42,3 % 35,0-55,0 Normal

MCV 89,3 Fl 75,0-100,0 Normal

MCH 28,6 Pg 25,0-35,0 Normal

MCHC 32,0 g/dl 31,0-38,0 Normal

RDW% 12,8 % 11,0-16,0 Normal

RDWa 60,9 Fl 30,0-150,0 Normal

PLT 208 109/l 150-400 Normal

MPV 8,7 Fl 8,0-11,0 Normal

PDW 11,8 Fl 0,1-99,9 Normal

PCT 0, 18 % 0,01-9,99 Normal

P-LCR `18,8 % 0,1-99,9 Normal


KIMIA NILAI SATUAN NILAI KET
DARAH RUJUKAN

GLUCOSE 135 mg/dL 75-115 High

CK-MB 23,2 U/L 0-25 Normal

CREATININE 0,63 mg/dL 0,6-1,1 Normal

UREA UV 39 mg/dL 10-50 Normal


4. Foto Thorax AP ( 27 Maret 2018)
 Corakan bronkovascular kesan normal
 Tidak tampak bercak , cavitas, kalsifikasi maupun fibrosis
 Cor dalam batas normal, aorta tidak dilatasi dan klasifikasi pada
knob
 Kedua sinus lancip dan diagfragma kesan normal
 Tulang rongga dada yang tampak kesan intak
 Kesan :
 - Pulmo dan cor kesan normal
 - Aterosklerosis aortae
4. Echocardiography ( Tanggal 28 Maret 2018)
 Dimensi ruang jantung : Normal
 LVH : (+)
 Fungsi Sistolik LV : EF. 61, 32 %
 Fungsi Diastolik LV : Menurun Gr. I
 Kontraktibilitas RV : TAPSE : 17,1
 Kinetik : Global Normokinetik
 Katup : TR Mild
 Kesimpulan :
 LVH (+)
 TR MILD
 Fungsi sistolik ventrikel kiri dan kanan normal
 Fungsi diastolik ventrikel kiri menurun
Diagnosis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang medis, pasien
didiagnosis dengan:

a. Assessment Awal :
 UAP dd/ NSTEMI
 Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) Profil B
 Susp. HHD

b. Assessment Akhir ( Di Ruangan):


 UAP
 ADHF Profile B
 HHD
PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan di IGD :
 Infus Nacl 0,9% 8 tpm
 O2 2 liter/menit
 ISDN 5 mg Sublingual, diberikan sebanyak 2 kali selang waktu 5 menit
 Aspilet 160 mg PO selanjutnya 1x80 mg
 Clopidogrel 300 mg PO
 Laxadine 3x10 cc PO
 Simvastatin 1x20 mg PO
 Diazepam 3x5 mg PO
 Furosemide 40 mg IV (bolus), dilanjutkan drip 5 mg/jam
 Enoxapharin 2x0,6 ml SC
 Nebulizer Combivent 1 Respul tiap 8 jam
 CMCK  target balance cairan negatif
Penatalaksanaan di Ruangan:
 Infus NaCl 0,9% 8 tpm
 O2 4 liter/menit
 Drip Furosemide 5 mg/jam  setelah 24 jam diganti bolus furosemide 3x20 mg IV
 ISDN 3x5 mg
 Bisoprolol 1x2,5 mg  tunda)
 Clopidogrel 1x75
 Aspilet 1x80 mg
 Enoxaparin 2 x 0,6 ml subcutan (3 hari)
 Nebul Combivent 1 Respul K/P
 N-Ace 3x1
 Spironolactone 1x 25 mg per oral
 CMCK
 Mx CS, keluhan
FOLLOW UP
 27 Maret 2018 (UGD)
Subjective :
Keluhan Utama: Nyeri dada
Pasien mengeluh sesak tiba-tiba sejak tadi pagi. Dirasakan semakin memberat seperti
tertindih benda berat. Pasien mengatakan nyerinya tidak membaik dengan perubahan
posisi. Pasien juga mengatakan nyeri dada tengah sejak kemarin siang, menjalar ke leher
disertai keringat dingin. Diketahui pasien tidur menggunakan 2 bantal. Keluhan lain batuk
(+), nyeri dada (+), Nafsu makan turun (+), mual muntah (-)

Objective :
 KU : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 T anda vital :
 TD : 130/90, Nadi:74 x/menit, RR: 28 x/menit, c, Suhu 37,10C.
Paru :
Vesikular

+ +
+ + Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) Normal, peristaltik 12x/ menit,
Ascites (-) , pulsasi epigastrium (-), nyeri tekan epigastrium (+)
+ +
Rhonki Ekstremitas
Akral Hangat + +
- -
- - + +
+ + Edema - -
- -
Wheezing

- -
- -
- -

Jantung : S1 tunggal dan S2 tunggal reguler. Murmur (-).


Assessment :
Planning diagnosis:
UAP dd NSTEMI
DL
ADHF Profil B
BUN
Susp. HHD
Elektrolit

Planning : Enzim Jantung


Infus Nacl 0,9% 8 tpm EKG
O2 2 liter/menit ECO
ISDN 2x5 mg SL Rontgen Thorax AP
Aspilet 2x80 mg PO
Clopidogrel 1x300 mg PO
Monitoring:
Laxadine 1x10 cc
Keluhan
Simvastatin 1x20 mg PO
TTV
Diazepam 1x5 mg PO
Furosemide 1x20 mg IV CMCK
Enoxapharin 2x0,6 ml SC
Nebulizer Combivent 1
Respul K/P
FOLLOW UP
 28 Maret 2018 (Cempaka)
Subjective :
Keluhan Utama: Nyeri dada
 Pasien mengaku nyeri dada dan sesaknya sudah berkurang. berdebar-debar (-), Mual (-
), Muntah (-).

Objective :
 KU : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 CM : 450
 CK : 1700
 T anda vital :
 TD : 90/60 mmHg, Nadi:64 x/menit, RR: 20x/menit, SpO2 98%, Suhu 36,20C.
Paru :
Vesikular

+ +
+ + Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) Normal, peristaltik 12x/ menit,
Ascites (-) , pulsasi epigastrium (-), nyeri tekan epigastrium (-)
+ +
Rhonki Ekstremitas
Akral Hangat + +
- -
- - + +
- - Edema - -
- -
Wheezing

- -
- -
- -

Jantung : S1 tunggal dan S2 tunggal reguler. Murmur (-).


Assessment :
UAP dd NSTEMI
ADHF Profil B
Susp. HHD
Planning diagnosis:
Planning : -
Infus Nacl 0,9% 8 tpm Monitoring:
O2 2 liter/menit Keluhan
ISDN 2x5 mg SL TTV
Aspilet 2x80 mg PO
CMCK
Clopidogrel 1x300 mg PO
Laxadine 1x10 cc
Simvastatin 1x20 mg PO
Diazepam 1x5 mg PO
Furosemide 1x20 mg IV
Enoxapharin 2x0,6 ml SC
Nebulizer Combivent 1
Respul K/P
FOLLOW UP
 29 Maret 2018 (Cempaka)
Subjective :
Keluhan Utama: Nyeri dada
 Pasien mengaku sesak sudah menurun, nyeri dada sudah berkurang, BAB normal, mual (-
), muntah (-)

Objective :
 KU : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis, E4 V5 M6
 CM: 1440 cc
 CK: 1700 cc
 Tanda vital :
 TD : 110/70, Nadi: 84x/menit, RR: 20 x/menit, SPO2 91%, Suhu 36,20C.
Paru :
Vesikular

+ +
+ +
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) Normal, peristaltik 9x/ menit,
+ + Ascites (-) , nyeri tekan epigastrium (-)
Rhonki Ekstremitas
Akral Hangat + +
- -
- - + +
- - Edema - -
- -
Wheezing

- -
- -
- -

Jantung : S1 tunggal dan S2 tunggal reguler. Murmur (-).


Assessment :
UAP
HHD (EF 61,32 %)
TR Mild
ADHF Profil B

Planning :
Planning diagnosis:
O2 4 lpm -
IVFD NaCl 0,9 % 8tpm
Monitoring:
Furosemide 1x40 mg
ISDN 3x5 mg
Keluhan
Bisoprolol 1x2,5 mg  Tunda TTV
Clopidogrel 1x75 mg
CMCK
Aspilet 1x80 mg
Enoxeparin 2x0,6 ml SC  Lanjut
Nebul Combivent 1 Respul (KP)
N-ACE 3x1
Spironolakton 1x25 mg
Inbesartan 1x75 mg
Laxadin 1x10 cc
Diazepam 1x5 mg
Simvastatin 1x20 mg
FOLLOW UP
 30 Maret 2018 (Cempaka)
Subjective :
Keluhan Utama: Nyeri dada
 Pasien mengaku sesak jauh sudah berkurang, nyeri dada di rasakan sudah jauh
berkurang. Kadang-kadang batuk dan nyeri ulu hati seperti ditusuk, berdebar-debar (-),
Mual (-), Muntah (-)

Objective :
 KU : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis, E4 V5 M6
 CM : 1070
 CK : 3400
 Tanda vital :
 TD : 130/80, Nadi:68 x/menit, RR: 20x/menit, SPO2 90%, Suhu 360C
Paru :
Vesikular

+ +
+ +
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) Normal, peristaltik 10x/ menit,
+ + Ascites (-) , , nyeri tekan epigastrium (-)
Rhonki Ekstremitas
Akral Hangat + +
- -
- - + +
- - Edema - -
- -
Wheezing

- -
- -
- -

Jantung : S1 tunggal dan S2 tunggal reguler. Murmur (-).


Assessment :
UAP
HHD (EF 61,32 %)
TR Mild
ADHF Profil B

Planning :
Planning diagnosis:
O2 4 lpm -
IVFD NaCl 0,9 % 8tpm
Monitoring:
Furosemide 1x20 mg
ISDN 3x5 mg
Keluhan
Bisoprolol 1x2,5 mg  Tunda TTV
Clopidogrel 1x75 mg
CMCK
Aspilet 1x80 mg
Enoxeparin 2x0,6 ml SC  Lanjut
Nebul Combivent 1 Respul (KP)
N-ACE 3x1
Spironolakton 1x25 mg
Inbesartan 1x75 mg
Laxadin 1x10 cc
Diazepam 1x5 mg
Simvastatin 1x20 mg
FOLLOW UP
 31 Maret 2018 (Cempaka)
Subjective :
Keluhan Utama: Nyeri dada
 Pasien mengaku sudah tidak sesak lagi, dalam keadaan istirahat nyeri dada sudah tidak
ada, hanya saja jika batuk terasa sedikit nyeri di dada. BAB normal, mual (-), muntah (-)

Objective :
 KU : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis, E4 V5 M6
 CM: 1550 cc
 CK: 1200 cc
 Tanda vital :
 TD : 110/60, Nadi: 60x/menit, RR: 20 x/menit, SpO2 95%, Suhu 35,10C.
Paru :
Vesikular

+ +
+ +
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) Normal, peristaltik 10x/ menit,
+ + Ascites (-) , nyeri tekan epigastrium (-)
Rhonki Ekstremitas
Akral Hangat + +
- -
- - + +
- - Edema - -
- -
Wheezing

- -
- -
- -

Jantung : S1 tunggal dan S2 tunggal reguler. Murmur (-).


Assessment :
UAP
HHD (EF 61,32 %)
TR Mild
ADHF Profil B
Planning diagnosis:
Planning : -
Kardio rawat poliklinik Monitoring:
Furosemide 40-0-0
-
Spironolakton 1x25 mg
ISDN 5 mg (KP)
Bisoprolol (Tunda)
Clopidogrel 1x75 mg
N-ACE 3x1
Inbesartan 1x75 mg
Laxadin 1x10 cc (KP)
Simvastatin 1x20 mg
TINJAUAN PUSTAKA

Angina pektoris  nyeri dada yang ditimbulkan karena iskhemik miokard dan bersifat sementara
atau reversibel,
Angina pektoris  sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu
seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang
timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.
1. Lokasinya biasanya di dada, sedikit di kirinya, dengan penjalaran keleher, rahang, bahu
kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar, punggung/pundak kiri.
2. Kualitas nyeri biasanya nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih beban berat di dada,
rasa yang kuat dari dalam bawah diafragma, seperti dada mau pecah dan biasanya
pada keadaan yang berat ditandai dengan keringat dingin, sesak nafas dan timbul
perasaan takut mati. Nyeri berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan istirahat,
3. Kuantitas: Nyeri yang pertama sekali timbul biasanya agak nyata, dari beberapa menit
sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka harus
dipertimbangkan sebagai angina pektoris tidak stabil (unstable angina pectoris = UAP)
sehingga dimasukkan kedalam sindroma koroner akut (ACS) perlu perawatan khusus.
Nyeri dapat dihilangkan dengan nitrogliserin sublingual dalam hitungan detik sampai
beberapa menit.
Yang dimasukkan kedalam kategori angina pektoris tak stabil yaitu :
 Pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, dimana angina cukup berat
dan frekuensi cukup sering, lebih dari 3 kali per hari.
 Pasien dengan angina yang terus bertambah berat , sebelumnya angina stabil, lalu
serangan angina timbul lebih sering, dan lebih berat sakit dadanya, sedangkan faktor
presipitasi makin ringan.
 Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat.
 Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada mirip dengan angina pektoris stabil.
 Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
 Pencetus atau penyebab dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat
aktivitas ringan.
 Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.
Klasifikasi angina pektoris tidak stabil berdasarkan beratnya angina :
 Kelas I : Angina yang berat untuk pertama kali atau makin bertambah beratnya nyeri dada.
 Kelas II : Angina pada waktu istirahat dan terjadinya subakut dalam waktu 1 bulan, tapi tidak
ada serangan angina dalam waktu 48 jam terakhir.
 Kelas III : Adanya serangan angina waktu istirahat dan terjadinya secara akut baik sekali atau
lebih, dalam waktu 48 jam terakhir.

Klasifikasi angina pektoris tidak stabil berdasarkan keadaan klinis :


• Kelas A : Angina tidak stabil sekunder, karena adanya anemia, infeksi lain atau febis.
• Kelas B : Angina tidak stabil yang primer, tidak ada faktor ekstra kardiak.
• Kelas C : Angina yang timbul setelah serangan infark jantung.
Etiologi

• Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke


sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (ateriosklerosis koroner).
• Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.
• Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan
megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung.
• Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan
tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka
terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Faktor Resiko
• Faktor risiko untuk pengembangan angina tidak stabil :
• Merokok
• Memiliki kadar kolesterol tinggi
• Tidak berolahraga secara teratur
• Memiliki hipertensi, atau tekanan darah tinggi
• Makan makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol
• Memiliki diabetes melitus
• Berat badan lebih dari 30 persen dari berat badan ideal
• Memiliki anggota keluarga (terutama orang tua atau saudara kandung) yang pernah
menderita penyakit jantung koroner atau stroke
• Menggunakan stimulan atau narkoba, seperti kokain atau amfetamin (zat ini tidak
menyebabkan penyakit jantung koroner tetapi dapat meningkatkan dampak dari setiap
penyakit jantung koroner yang mendasari).
Patofisiologi
 Ruptur Plak Aterosklerotik dianggap penyebab terpenting pada angina tak stabil,
sehingga tiba-tiba terjadi oklusi subtotal atau total dari pembuluh koroner yang
sebelumnya mempunyai penyempitan yang minimal.

 Bila trombus menutup pembuluh darah 100% akan terjadi infark dengan elevasi
segment ST, sedangkan bila trombus tidak menyumbat 100%, dan hanya menimbulkan
stenosis yang berat akan terjadi angina tak stabil.

 Terjadinya penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya proliferasi dan


migrasi dari otot polos sebagai reaksi terhadap kerusakan endotel. Adanya endotel
yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang berfungsi untuk
menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat
menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Manifestasi Klinis

1. Tekanan tidak nyaman pada dada, kepenuhan, terasa seperti meremas, atau nyeri di
tengah dada.
2. Merasa seperti sesak, terbakar atau mempunyai beban berat.
3. Rasa sakit dapat menyebar ke bahu, leher dan lengan.
4. Terletak di bagian atas perut, punggung atau rahangn.
5. Intensitas rasa sakit dari yang ringan sampai parah.
Diagnosis

Diagnosis angina tak stabil apabila pasien mempunyai keluhan iskemia


sedangkan tidak ada kelainan troponin maupun CK-MB, dengan ataupun
tanpa perubahan EKG untuk iskemia, seperti adanya depresi segmen ST
ataupun elevasi yang sebentar atau adanya gelombang T yang negatif.
DIAGNOSIS BANDING
Infark miokard akut (NSTEMI).

KOMPLIKASI
Payah jantung, syok kardiogenik, aritmia, infark miokard akut.
PENATALAKSANAAN

 a. Obat Anti Iskemia


 Nitrat  Nitrat dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh vena
dan arteriol perifer dengan efek mengurangi preload dan afterload
sehingga dapat mengurangi wall stress dan kebutuhan oksigen
(oxygen demand). Nitrat juga menambah suplai oksigen dengan
vasodilatasi pembuluh koroner dan memperbaiki aliran darah
kolateral.
 Penyekat Beta  Penyekat Beta seperti propranolol, metoprolol,
atenolol, dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokardium melalui
efek penurunan denyut jantung dan daya kontraksi miokardium.
 Antagonis Kalsium  Golongan dihidropiridin mempunyai efek
vasodilatasi lebih kuat
 b. Obat Antiagregasi Trombotik/Antitrombotik/Antiplatelet
 Aspirin  Aspirin terbukti mengurangi kematian jantung dan
mengurangi infark fatal maupun non fatal dari 51% sampai 72% pada
pasien dengan angina pektoris tidak stabil.
 Tiklopidin  Tiklopidin suatu derivat tienopiridin merupakan obat lini
kedua dalam pengobatan angina tidak stabil bila pasien tidak tahan
aspirin.
 Klopidogrel  Klopidogrel juga merupakan derivat tienopiridin. Terbukti
dapat mengurangi stroke, infark, dan kematian kardiovaskular.
 c. Obat Trombolitik
 Streptokinase  Streptokinase 1,5 juta U dalam 1 jam atau aktivator
plasminogen jaringan (t-PA) bolus 15 mg, dilanjutkan dengan 0,75
mg/kgBB (maksimal 50 mg) dalam jam pertama dan 0,5 mg/kgBB
(maksimal 35 mg) dalam 60 menit.
 d. Direct Thrombin Inhibitors
 Obat ini secara teoritis mempunyai kelebihan karena bekerja langsung
mencegah pembentukan bekuan darah, tanpa dihambat oleh plasma
protein maupun platelet faktor 4. Hirudin maupun bivalirudin dapat
menggantikan heparin bila ada efek samping trombositopenia akibat
heparin.
 e. Obat-obatan lainnya
 Mengatasi rasa takut atau cemas
 Diazepam 3 x 2-5 mg oral atau intravena
 Pelunak tinja
 Laktulosa (Laksadin) 2 x 15 ml
 Penghambat ACE diberikan bila keadaan mengizinkan terutama bila sudah
ada infark miokard
PENCEGAHAN

 Diet sehat
 Berolahraga secara teratur
 Berhenti merokok
 Menurunkan berat badan
PROGNOSIS

 Tergantung dari daerah jantung yang terkena, beratnya gejala,


ada atau tidaknya komplikasi.
 Prognosis buruk apabila terdapat hal-hal di bawah ini :
 Gagal jantung kongestif berkelanjutan
 Adanya riwayat fraksi ejeksi ventrikel kiri rendah (LVEF)
 Ketidakstabilan hemodinamik
 Angina berulang meskipun diterapi intensif anti-iskemik
 Mitral regurgitasi baru atau memburuk
 Ventrikel takikardi berkelanjutan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai