Alergi Aceh 2012
Alergi Aceh 2012
IMPACT TO ASTHMA
EDDY M. SALIM
MEDICAL FACULTY
SRIWIJAYA UNIVERSITY
PALEMBANG
RINITIS ALERGI
Definisi
Genetic predisposition
Protein Route of
chemistry exposure
Target
Quantity
organ
ingested
reactivity
Systemic
manifestation Homing
Protein
of Immune
absorption response
Degree of Type of
Immune Immune
response response
Environmental exposure
Coincidence of asthma &
atopic dermatitis genetic
linkages
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X Y
Intermiten Persisten
< 4 hari/minggu ≥4 hari/minggu
Atau < 4 minggu dan ≥ 4 minggu
Ringan Sedang-Berat
• Tidur normal (1 atau > gejala)
• Aktivitas sehari-hari, • Tidur terganggu
saat olah raga & santai • Aktivitas sehari-hari, olah
normal raga, santai terganggu
• Bekerja & sekolah • Masalah saat kerja dan
normal sekolah
• Tidak ada keluhan yg • Ada keluhan yang
mengganggu mengganggu
Diagnosis Rinitis Alergi
Anamnesis
Rinore bening, bersin, hidung tersumbat, rasa
gatal dihidung dan atau palatum.
Sering disertai gejala konjungtivitis spt sekresi air
mata, gatal, dan kemerahan.
Gejala ggn pendengaran kdg dijumpai spt rasa
tersumbat.
Sering disertai gejala sinusitis / gangguan tuba
Eustachius.
ANAMNESIS
Cari kemungkinan alergen
penyebab
Keterangan mengenai tempat
tinggal, lingkungan sekolah &
pekerjaan serta kesenangan /
hobi penderita
Riwayat pengobatan ( respon
perbaikan & efek samping ),
kepatuhan
Riwayat atopi pasien dan
keluarga : asma bronkial,
dermatitis atopik, urtikaria,
alergi makanan
PEMERIKSAAN FISIK
Anak-anak : Allergic shiner,
Allergic Salute, Allergic
Crease, Allergic Facies
Rinoskopi anterior
• Mukosa edema, basah, pucat-kebiruan disertai
adanya sekret yang banyak, bening dan encer
• konka inferior hipertrofi
Otoskopi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
In vitro :
- darah perifer lengkap : eosinofil meningkat
- IgE total : untuk skrining, bkn alat diagnostik
- IgE spesifik
In vivo :
Tes kulit :
Tes cukit/tusuk (Prick test), Multi test
Intradermal
SET (skin end point titration)
Sitologi hidung : eosinofil > 5 sel/LPB
Tes Provokasi : tdk sesuai klinis dan hsl tes cukit, tdk rutin, penelitian
Pemeriksaan sumbatan hidung ; PNIF, Rinomanometri anterior / akustik
Pemeriksaan fungsi penghidu
Radiologis (Foto SPN, CT-Scan, MRI) :
Tidak untuk diagnosis rinitis alergi
Indikasi : Untuk mencari komplikasi sinusitis/polip, tidak ada respon
terhadap terapi, direncanakan tindakan operatif
PRICK TEST
Banyak dipakai
sederhana, mudah,
murah, sensitivitas tinggi,
cepat, cukup aman
Tes pilihan dan primer
untuk diagnostik dan
riset
Membuktikan telah
terjadi fase sensitisasi
Tes (+) ada reaksi
hipersensitivitas tipe I
atau telah terdapat
kompleks Sel Mast – IgE
pada epikutan
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan : me(-) gej, perbaikan
kualitas hidup, m(-) ES obat, edukasi,
mengubah jalannya peny / terapi kausal
CARA :
Penghindaran allergen (avoidance) dan eliminasi
Medikamentosa/farmakoterapi
Imunoterapi : subkutan, sublingual
Pembedahan (jika perlu) untuk mengatasi
hipertrofi konka, komplikasi sinusitis dan polip
hidung, OME
Panduan pengobatan rinitis alergik menurut
ARIA
Persisten
Persisten sedang
Intermiten ringan berat
sedang/berat
Kortikosteroid intranasal
Intermiten ringan
Kromolin lokal
Antihistamin oral atau lokal non sedasi
Imunoterapi
ALLERGEN AVOIDANCE & ELIMINASI
Terapi ideal : hindari kontak dengan alergen dan
eliminasi edukasi
Pencegahan primer mencegah tahap
sensitisasi
Pencegahan sekunder mencegah gejala
timbul, dgn cara menghindari alergen dan terapi
medikamentosa
Pencegahan tersier mencegah komplikasi
atau berlanjutnya penyakit
ASMA & RINITIS ALERGI
RELIEVER
CONTROLLER:
• Inhaled ß2-
Step up
none if not controlled
agonist p.r.n.
(after check on
Avoid or control triggers inhaler technique
TREATMENT and compliance)
TES KONTROL ASMA
Pertanyaan 1 Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering penyakit asma mengganguanda untuk
melakukan Nilai pekerjaan sehari-hari di kantor, disekolah atau di rumah ?
Selalu > Sering Kadang2 Jarang Tidak pernah
4 kali/mgg 2-3 x/ mgg 1x/mgg <1x/mgg
Pertanyaan 2 Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering anda mengalami sesak nafas ?
Pertanyaan 3 Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering gejala asma (bengek, batuk-batuk, sesak nafas
nyeri dada atau rasa tertekan di dada) menyebabkan anda terbangun di malam hari atau
lebih awal dari biasanya ?
>4x 2-3x
1x/mgg 1-2x/
seminggu seminggu sebulan Tidak pernah
Pertanyaan 4 Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering anda menggunakan obat semprot atau obat
oral (tablet/sirup) untuk melegakan pernafasan ?
>3x 1-2 x 2-3 x <1 x
Tidak pernah
sehari sehari seminggu seminggu
Pertanyaan 5 Dalam 4 minggu terakhir Bagaimana anda menilai tingkat kontrol asma anda?
Tidak terkomtrol Kurang Cukup Terkontrol dg Terkontrol
Sama sekali Terkontrol terkontrol baik sepenuhnya
Rationale for Combination Therapy
Symptoms exacerbations
PENGOBATAN RINITIS ALERGI DAN ASMA YANG
TIMBUL BERSAMAAN
Th/ Asma saat ini Comb LABA + SteroidInhl
Penatalaksanaan rinitis secara optimal dapat
rnemperbaiki asma yang terjadi bersamaan,
Obat yang diberikan oral dapat mempengaruhi baik
gejala nasal maupun bronkial.,
Keamanan glukokortikoid intranasal telah terbukti.
Antihistamin H1 efektif pada rinitis alergi
Kini dianjurkan : pencegahan atau pengobatan
rinitis alergi secara dini dapat mencegah
timbulnya asma atau beratnya gejala asma.
Preferred antihistamine
for allergic rhinitis and urticaria
TALION® Indications
Indications
Allergic rhinitis
Urticaria
TALION Mechanism of Action
Antigens /
Non-specific stimuli
Antigen
Presenting Lymphocyte Mast Cell
Cell
Cytokine Chemical Mediator release :
TALION Production Histamine
IL-5, IL4 Leukotrien
(Inhibition of Platelet Activating Factor
IL-5 production) Prostaglandin, etc.
TALION
(Histamine antagonism)
TALION Eosinophil
(Inhibition of eosinophil Microvasculature,
Sensory Nerve
Infiltration)
90%
80%
p< 0.001
70%
56.4%
60%
graphics 50%
40%
30%
14.7%
20%
10%
0%
ベポタスチン ジフェンヒドラミン
Bepotastine Diphenhydramine
タリオンはCONGAで定められた非鎮静性(占拠率20%未満)に該当する
TALION® was confirmed to be classified as non-sedating anti-histamine defined
by CONGA (Consensus group On New-Generation Antihistamines) H1 Receptor
薬剤であることが確認された。
Occupancy rate in brain : less than 20%)
Tadhiro M et al:Br Journal Clin Pharmacol. 65(8) 2008
Why incidence of sleepiness is low?
1. Molecular property N Negative charge
(hydrophilic, -COOH) H SO3H
makes TALION penetration
Cl O N COOH ・
into brain difficult
2. P- glycoprotein at BBB
(blood–brain–barrier) 3. TALION have Histamine H1
inhibits TALION penetration receptor occupation (H1RO)
into brain in brain is very low.
Bepotastine
H1 H1 H1
Bzd -9 H3 Bzd -9 H3 Bzd -9 H3
-8 -8 -8
-7 -7 -7
-6 -6 -6
M α1 M α1 M α1
H1:Histamine H1,
5-HT α2 5-HT α2 5-HT2 α2
2 2 H3:Histamine H3,
D2L β D2L β D2L β α1:Adrenergic α1,
Triludan
(600nM)
α2:Adrenergic α2,
(52nM)
(101nM) β:Adrenergic β,
H1 H1 H1 D2L:Dopamine D2L,
Bzd -9 H3 Bzd -9 H3 Bzd -9 H3
-8 -8 -8 5-HT2: Serotonin 2,
-7 -7 -7
-6 -6 -6
M:Muscarinic,
M α1 M α1 M α1
Bzd:Benzodiazepine
20-40 %
50% 25-35 %
45%
40%
35% 5-15 %
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
R. kel (-) 1 saudara 1 OT 2 OT
DIAGNOSIS
Anamnesis Gejala rinitis alergi :
Bersin berulang
rinore (ingus bening encer)
hidung tersumbat (menetap/berganti-ganti)
gatal di hidung, tenggorok, langit-langit atau telinga
mata gatal, berair atau kemerahan
hiposmia/anosmia
sekret belakang hidung/post nasal drip atau batuk kronik
adakah variasi diurnal
frekuensi serangan, beratnya penyakit, lama sakit (intermiten
atau persisten), usia timbulnya gejala,
pengaruh terhadap kualitas hidup : ggn. aktifitas dan tidur
Gejala penyakit penyerta : sakit kepala, nyeri wajah,sesak
napas,gejala radang tenggorok, telinga terasa penuh,
mendengkur, penurunan konsentrasi, kelelahan
HISTAMIN
Pem. fisik
Rasa gatal dihidung penderita sering meng-gosok2 hidung (allergic salute),
shg menimbulkan celah horizontal (crease).
Pem. penunjang
1. Uji tusuk kulit (skin prick test) IgE spesifik pd kulit
2. Eosinofilia pada sediaan darah
3. Pemeriksaan sitologi sekret hidung
4. Pada pem. rinoskopi anterior mukosa hidung
tampak pucat sembab, adanya mukus yang bening.
Allergic fascies Penebalan lateral pharyngeal bands
Geografic & Cobblestonetongue