Anda di halaman 1dari 18

DOPS

Laringoscopy Inderect

Oleh:
Aulia Sari Pratiwi 1618012032
Intan Fajar Ningtyas 1718012003
Emir Gahara 0818011045

Perceptor:
dr. Hanggoro Sapto, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD PROVINSI DR. H. ABDOEL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2018
LAPORAN KASUS
Tanggal Pemeriksaan : 29 Juni 2018 (autoanamnesis)

Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Keluhan Utama:
Pekerjaan : Wiraswasta Suara serak sejak 1 bulan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Keluhan Tambahan :
Alamat : Kemiling, Batuk dan sakit pada tenggorokan
Bandar Lampung
• Pasien datang dengan keluhan batuk, sakit
tenggorokan dan suara serak kurang lebih sejak 1
bulan yang lalu.
• Keluhan diawali dengan batuk berdahak berwarna
putih dan suara serak sepanjang hari dan tidak
membaik.
• Pada tanggal 4 Juni 2018, pasien datang ke
poliklinik pribadi dokter umum dan di berikan obat
rawat jalan, 2 minggu kemudian, pasien datang
RPS kontrol dengan keluhan dirasakan membaik, tetapi
masih merasa suara serak dan ada dahak di
tenggorokan. Obat rawat jalan di lanjutkan.
Kemudian pasien memutuskan untuk berobat ke
poliklinik THT RSUD Abdul Moeluk dikarenakan
keluhan dirasakan ada perbaikan hanya pasien masi
mengeluh dengan rasa tidak nyaman pada
tenggorokan. Nyeri di tenggorokan dan menelan,
batuk dan pilek, demam, muntah disangkal oleh
pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengatakan pernah mengalami hal yang
sama pada 2 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada anggota keluarga pasien yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat penyakit THT dalam keluarga pasien
juga disangkal oleh pasien.

Riwayat Alergi: Pasien tidak ada riwayat alergi.

Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah pernah berobat sebelumnya dan
mengatakan tidak ingat obat apa yang diberikan,
namun pasien mengatakan diberikan obat sirup
yang diminum 3x 1 dan diberikan antibiotik.
Riwayat Pribadi dan Sosial:
Pasien adalah seorang guru vocal dan
penyanyi vocal yang berkerja di
perusahaan swasta. Pasien mengakui
sering memakai suara untuk mengajar dan
bernyanyi di lingkungan tempat
bekerjanya.
 Pemerikasaan Fisik :  Status General

Keadaan Umum : Baik Kepala : Normocephali


Mata : Anemis - / - , ikterus - / - ,
Kesadaran : Compos Mentis hiperemis - / - , pupil 2 mm
Tekanan darah : 130/80 mmHg refleks +/+ isokor
Nadi : 80 kali / menit THT : sesuai status lokalis
Suhu : 36,6 oC Leher : pembesaran kelenjar
Pernapasan : 20 kali / menit limfe -/-, pembesaran kelenjar
parotid -/-, tiroid dalam batas
normal, bruit (-), stridor (-)
Thorax :
 Cor : tidak diperiksa

 Pulmo : simetris, suara napas bronchial di


daerah suprasternal, bronchovesikular di daerah
medial, vesicular di daerah lateral. Ronchii-/- &
Wheezing -/-

 Abdomen : tidak dilakukan pemeriksaan


Ekstrimitas : hangat dan tidak ditemukan oedem di
keempat ekstrimitas
Status Lokalis
Hidung dan Sinus Paranasal
TELINGA
Pemeriksaan Kanan Kiri
Pemeriksaan Kanan Kiri
Hidung Luar Bentuk (N), Bentuk (N),
Deformitas (-), Deformitas (-), Inflamasi (- Inflamasi (-),
Aurikula hiperemis (-), edema hiperemis (-), edema ), nyeri nyeri tekan (-
(-) (-) tekan (-), ), deformitas
deformitas (-).
Hiperemis (-), edema Hiperemis (-), edema (-).
Daerah (-), fistula (-), abses (-), fistula (-), abses Vestibulum N N
preaurikula (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan tragus Kavum nasi Lapang Lapang
(-) (-)
Septum Deviasi (-)

Hiperemis (-), edema Hiperemis (-), edema Discharge (-) (-)


Daerah
(-), fistula (-), abses (-), fistula (-), abses Mukosa N N
retroaurikula
(-), nyeri tekan (-) (-), nyeri tekan (-)
Tumor (-) (-)
Konka Eutrofi Eutrofi
Serumen (-),edema
Serumen (-),edema (-), Daerah sinus Tidak ada Tidak ada
(-), hiperemis
Meatus hiperemis(-),furunkel frontalis kelainan, kelainan,
(-), furunkel (-), nyeri tekan nyeri tekan (-)
akustikus (-), otorea(-), corpus
otorea(-), corpus (-)
alienum(-)
alienum(-) Daerah sinus Tidak ada Tidak ada
maksilaris kelainan, kelainan,
Membran nyeri tekan nyeri tekan (-)
Intak Intak (-)
timpani
Mulut dan Tenggorok

Pemeriksaan Kanan Kiri


Arcus Faring Warna merah muda, hiperemis (-), oedem (-)
Ulvula Warna merah muda, berada di garis median
Tonsil Hiperemis (-/-), ukuran T1/T1, detritus (-/-)

Laring (Laringoskopi indirek) Hiperemis (+), oedem (+), massa/ nodul (-)
 Resume
Seorang laki-laki, 49 tahun datang ke poliklinik THT RSUD
Abdul Moeluk dengan keluhan batuk, sakit tenggorokan dan
suara serak kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu. Setelah
berobat, keluhan sempat dirasakan membaik oleh pasien
namun masih terasa tidak nyaman di tenggorokan.

Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Pasien bekerja


sebagai guru vocal dan penyanyi. Pada anamnesa dan
pemeriksaan fisik dengan laringoskopi indirek didapatkan
adanya gejala oedem dan hiperemis pada mukosa laring yang
menyebabkan keluhan suara serak dan sakit tenggorokan
dengan batuk berdahak.

 Diagnosis Kerja
Laringitis Akut
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa:

 Menganjurkan pasien untuk beristirahat dan tidak banyak bicara


 Menganjurkan pasien untuk menjauhi faktor pemicu
 Makan makanan bergizi dan hindari goreng-gorengan dan makanan
berminyak
 Kontrol ke poliklinik THT

Medikamentosa:

 Cefadroxil 2x500mg i.o


 Ambroxol 3x30mg i.o
 Methyl Prednisolo 2x16mg i.o
 Omeprazole 2x20mg i.o

 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
PEMERIKSAAN LARINGOSKOPI
Laringoskopi Indirek
Alat-alat yang dibutuhkan :
 Lampu kepala
 Cermin tenggorok penampang 1 - 2 cm
 Lampu spiritus
 Alat-alat pemegang lidah atau cukup dengan
kain kasa
 Pantocain spray
Prosedur :

 Penderita duduk dikursi badan tegak, leher dan kepala sedikit


kemuka.
 Cermin tenggorok dipanaskan dengan nyala api spiritus secukupnya,
dengan maksud supaya cermin tidak menjadi basah oleh hawa
pernafasan. Sementara itu penderita disuruh membuka mulut dan
mengeluarkan lidahnya sepanjang-panjangnya serta bernafas
melalui mulut.
 Lidah penderita ditahan /dipegang dengan kain kasa (dengan sedikit
ditarik). Cara memegang lidah yaitu dipegang antara jari telunjuk
dan ibu jari, sedangkan jari tengah dipakai sebagai landasan lidah
dengan maksud supaya tidak mengenai gigi dan tidak sakit waktu
lidah ditarik/ditahan selama pemeriksaan, dapat pula lidah tersebut
dipegang dengan alat pemegang lidah.
 Berkas sinar dari lampu kepala diatur sedemikian penampangnya + 1,5 cm;
diarahkan kedalam mulut kearah uvula.
 Cermin tenggorok yang telah dipanaskan tadi dicoba dahulu pada punggung tangan
untuk mengukur seberapa panasnya supaya tidak menyakiti penderita, lalu
dimasukkan kedalam oropharynx, tanpa menyinggung dinding belakang pharynx.
 Dengan jalan merubah-rubah posisi cermin tersebut berturut-turut diperhatikan
diperiksa bangunan-bangunan sebagai berikut :
 Pangkal lidah dengan : tonsilla lingualis, foramen coecum, valleculae

 Epiglotis : ligamentumplica glosoepiglotica, tepi-tepi epiglotis, permukaan


belakang epiglotis, tuberculum epigloticum, mucosa epigloticum
 Aryepiglotica dengan eminentia Santorini dan Wrisbergi dan regio
interarytenoidea
 Sinus pyriformis

 Plica ventricularis

 Plica vocalis

 Comissura anterior

 Comissura posterior

 Rimaglolidis

 Dinding anterior trachea


 Selanjutnya penderita disuruh bilang iiiiiiiiiiiiiiiiiiii, lalu
dilihat gerakan plica vocalis kanan dan kiri dibanding-
bandingkan untuk memeriksa gerakan plica vocalis
(fungsi Plica Vocalis terhadap kemungkinan adanya
perese). Kemudian disuruh inspirasi dalam maka akan
tampak plica vocalis abdruksi maximal.
Laringoskopi Direk
Alat-alat yang dibutuhkan :
 Nasoendoskopi
 Xylocaine spray

Prosedur :
 Anastesi faring dengan xylocaine spray. Pemeriksaan
dapat dimulai kira-kira 10 menit setelah dianastesi.
 Alat endoskopi diarahkan masuk ke laring dan
didapatkan gambaran laring pada monitor yang direkam
melalui kamera yang terdapat dalam alat endoskopi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai