Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2018


UNIVERSITAS PATTIMURA

Human Immunodeficiency Virus (HIV)


 

LUSES SHANTIA HARYANTO


(2016-84-034)
PEMBIMBING:
dr. Vivianty Hartiono Sp.A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAL
RSUD dr. M. HAULUSSY
AMBON
2018
Latar Belakang
 Infeksi oleh virus penyebab defisiensi imun
 Masalah yang relative baru, terutama pada
anak.
 Masalah ini pertama kali dilaporkan di
Amerika  thn 1982
 Dapat menimbulkan rentangan gejala yang
sangat luas, yaitu dari tanpa gejala hingga
gejala yang sangat berat dan progresif, dan
umumnya berakhir dengan kematian.
Epidemiologi
 Menurut CDC Amerika, 13% kasus AIDS pada
anak adalah penerima transfuse darah atau
komponennya
 Penularan pada umumnya lebih sering terjadi
akibat infeksi perinatal (vertical), yaitu sekitar
50-80%.
Defenisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
sejenis virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan dapat
menimbulkan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome).
Etiologi
 virus RNA dari famili Retrovirus dan
subfamili Lentiviridae.
 HIV-1
 HIV-2
Patofisiologi
Transmisi
 Kontak seksual
 Transfusi
 Jarum yang terkontaminasi
 Transmisi vertikal
Faktor Resiko Penularan
 Fakor Ibu dan Bayi
 Fakor cara penularan
Manifestasi Klinis
...lanjutan
 Kriteria klinis untuk infeksi HIV pada anak-anak
kurang dari 13 tahun :
 Kategori N
 Kategori A
 Kategori B
 Kategori C
 Sedangkan klasifikasi WHO pada anak ialah :
 Stadium klinis 1
 Stadium klinis 2
 Stadium klinis 3
 Stadium klinis 4
Diagnosis
 Lahir dari ibu resiko tinggi atau terinfeksi HIV
 Lahir dari ibu pasangan resiko tinggi atau
terinfeksi HIV
 Penerima transfusi darah atau komponennya
dan tanpa uji tapis HIV
 Penggunaan obat parenteral atau intravena
secara keliru (biasanya pecandu narkotika)
 Kebiasaan seksual yang keliru, homoseksual
atau biseksual.
...lanjutan
DIAGNOSIS LABORATORIUM INFEKSI HIV
TES KETERANGAN
HIV DNA PCR Uji disukai untuk mendiagnosis infeksi HIV 1 subtipe
B pada bayi dan anak-anak muda dari 18 bulan usia,
sangat sensitif dan spesifik dengan 2 minggu usia dan
TERSEDIA, dilakukan pada sel mononuklear darah
perifer. Negatif palsu dapat terjadi pada non-B subtipe
HIV-1 infeksi
HIV culture Mahal, tidak mudah tersedia, membutuhkan hingga 4
minggu untuk melakukan tes, tidak dianjurkan
HIV RNA PCR Kurang sensitif dibandingkan PCR DNA untuk
pengujian rutin bayi, karena hasil negatif tidak dapat
digunakan untuk mengecualikan infeksi HIV definitif.
Beberapa tes disukai untuk mengidentifikasi infeksi
HIV-1 non-B subtipe.
Penatalaksanaan
 Pencegahan infeksi oportunistik :
 Pneumonia Pneumocystis carinii
 Tuberculosis
 Infeksi yang bisa dicegah dengan imunisasi
 Pemenuhan nutrisi dan pemantauan tumbuh
kembang
 Menilai kemungkinan pemberian ARV
...lanjutan
 Rekomendasi WHO untuk memulai pemberian ARV
pada bayi dan anak :
 Bila dalam stadium 4 WHO atau kategori C CDC
(tidak memperhatikan nilai CD4)
 Stadium 3 WHO atau kategori B CDC (tanpa
memperhatikan nilai CD4 meskipun dapat
membantu
 Untuk anak >12 tahun dengan infeksi TB paru dan
lymphocytic intertitial pneumonia atau oral hairy
leukoplakia atau trombositopenia, bila pemeriksaan
CD4 memungkinkan, pemberian ARV dapat ditunda
bila nilai CD4 di atas ambang indikasi ARV (>15%)
...lanjutan
 Stadium 2 WHO tau kategori A CDC dan CD4
≤15%
 Satdium 1 WHO atau N/A CDC dan nilai CD4
pada ambang batas atau dibawahnya
 Bayi dan anak umur <18 bulan dengan hasil
tes antibodi positif dan mungkin dilakukan uji
virologik dan konfirmasi, harus diberi ARV bila
secara klinis didiagnosis HIV yang berat.
 Rekomendasi rejimen Inisiasi (first time)
 Anak usia ≤3 tahun:
 Zidovudine (AZT) + Lamivudine (3TC) +
Nevirapine (NVP)
 Stavudin (D4T) + Lamivudine (3TC) +
Nevirapine (NVP)
 Anak usia ≥3 tahun dan berat ≥10 kg
 Zidovudine (AZT) + Lamivudine (3TC) +
Efavirenz (EFV)
Stavudin (D4T) + Lamivudine (3TC) +
Efavirenz (EFV)
ZDV (AZT) Pediatrik (rentang dosis 90 mg-180mg/m2 LPB)
(Zidovudine, Retrovir*) Oral 160 mg/m2 LPB tiap 12 jam 6-7 mg/kg/1xl
Adolesen 3x200 mg/200mg/ hari, atau 2x300
mg/hari
3TC Pediatrik 4 mg/kg, 2x sehari dosis terapi
(Lamivudine, Viracept*) Adolesen BB <50 kg: 2 mg/kg, 2x sehari
BB ≥50 kg: 2x150 mg/hari
NFV Pediatrik 20-30 mg/kg, dapat sampai 45 mg/kg, 3x
(Nevirapine, Viramune*) sehari
Aldolesen 2x1250 mg/hari, 3x750 mg/hari
NVP Pediatrik
(Nevirapine, Viramune*) -14 hari pertama: inisial 5 mg/kg sekali sehari
(max.200 mg)
-14 hari kedua dosis 5 mg/kg/dosis 2 kali sehari
-selanjutnya dosis 7 mg/kg/dosis 2 kali sehari untuk
anak <8 tahun >8 tahun-aldolesen
-dosis inisial 1x200 mg sehari selama 14 hari
kemudian naikkan menjadi 2x200 mg bila tidak
terdapat rash atau reaksi simpang obat lain.
Stavudin (d4T/Stavir*) 1 mg/kg/dosis diberikan 2 kali sehari
Efavirenz (Sustiva*) Anak ≥3 tahun : 10-<15 kg:200mg; 15-,20 kg:250mg;
20-<25kg: 300mg; 25-32,5 kg:350mg, 32,5-<40kg:400
mg
TMP/SMX Profilaksis: 2,5 mg TMP/kg, 2x sehari, 3 kali seminggu
(Kotrimoksasol) untuk pneumocytis carinii Pengobatan (setelah 5 mg zidovudin); 8-10mg
mg/kg/hari dalam 2 kali pemberian setiap hari
Prognosis

Infeksi HIV pada umumnya berjalan progresif akibat


belum ditemukannya cara yang efektif untuk
menangulanginya, maka pada umumnya penyakit
berjalan progresif hingga prognosisnya umumnya buruk.
Pencegahan
 Dapatkah perempuan terinfeksi HIV
hamil/memiliki anak
 Penatalaksanaan selama kehamilan
 Penatalaksanaan Persalinan 
...lanjutan
 Pencegahan penularan hiv dari ibu ke bayi :
PORONG 1 2. PMTCT – mulai
dini
PORONG 2

PORONG 3

PORONG 4
3. PMTCT – mulai
1. PMTCT dengan lambat
antiretroviral
penuh

4. Makanan bayi
...lanjutan

A     =       Affordable (terjangkau)
F     =       Feasible (praktis)
A     =       Acceptable (diterima oleh
lingkungan)
S      =       Safe (aman)
S      =       Sustainable (kesinambungan)
KESIMPULAN
 HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan
dapat menimbulkan AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome).
 Artinya bahwa HIV berbeda dengan AIDS tetapi HIV
memungkinkan untuk menjadi pencetus terjadinya AIDS.
 Sistem imun manusia sangat kompleks, kerusakan pada
salah satu komponen sistem imun akan mempengaruhi
sistem imun secara keseluruhan.
 HIV menginfeksi sel T helper yang memiliki reseptor CD4 di
permukaannya, makrofag, sel dendritik, organ limfoid.
 Transmisi HIV secara umum dapat terjadi melalui empat
jalur, yaitu :
1. Kontak seksual
2. Tranfusi
3. Jarum yang terkontaminasi
...lanjutan
 Gejala klinis dari asimptomatik sampai sangat berat.
Sedangkan untuk diagnostik pasti dikerjakan pemeriksaan
laboratorium HIV DNA PCR, HIV culture, dan HIV RNA PCR.
 Tata laksana awal adalah membri konseling pada orangtua
kondisi infeksi HIV dan resiko infeksi oporunistik, pemberian
nutrisi yang cukup, pengawasan tumbuh kembang,
imunisasi, dan pemberian awal obat anti retroviral (ARV).
 Infeksi HIV pada umumnya berjalan progresif akibat belum
ditemukannya cara yang efektif untuk menangulanginya,
maka pada umumnya penyakit berjalan progresif hingga
prognosisnya umumnya buruk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai