Anda di halaman 1dari 16

Created by :

RIEKA TRIANDINI J
1631010127
Paralel D
1. KONSENTRASI
• Konsentrasi adalah istilah umum untuk
menyatakan banyaknya bagian zat terlarut
dan pelarut yang terdapat dalam larutan.
• Konsentrasi dapat dinyatakan secara
kuantitatif maupun secara kualitatif.
1. Secara kualitatif
a. Larutan pekat (concentrated) = jumlah
zat terlarut relatif besar
b. Larutan Encer (dilute) = jumlah zat
terlarut relatif lebih sedikit.
2. Secara kuantitatif
Dinyatakan dalam g/mL. Namun, dalam
perhitungan stoikiometri satuan gram
diganti dengan satuan mol sehingga
diperoleh satuan mol/L. (dikenal dengan
istilah molaritas atau konsentrasi molar).
(Anonim,2013)
1. MOLARITAS (M)
Molaritas larutan adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1
liter larutan.

Keterangan :
M = Molaritas larutan
g = Massa zat terlarut (gram)
Mr = Massa relative zat terlarut
mL = Volume larutan (ml)

Keterangan :
M = Molaritas larutan
ρ = Massa jenis (Kilogram/liter)
Mr = Massa relative zat terlarut

*) PENGENCERAN LARUTAN
Untuk pengenceran larutan dengan konsentrasi tertentu
dapat menggunakan rumus pengenceran larutan berikut:

Keterangan :
V1 = Volume larutan awal (ml)
V2 = Volume larutan jadi (ml)
M1 = Molaritas larutan awal (M)
M2 = Molaritas larutan jadi (M)
**) PENCAMPURAN LARUTAN
Untuk mencari Molaritas dari larutan campuran dapat
menggunakan rumus kimia sebagai berikut :

Keterangan :
Mc = Molaritas campuran (M)
Vc = V1 + V2 = Volume campuran (ml)
2. MOLALITAS (m)
Molalitas larutan menentukan banyaknya mol zat terlarut
dalam 1 Kg (1000 gram) pelarut.

Keterangan :
p = Massa pelarut
*) MOLALITAS LARUTAN CAMPURAN
Untuk menghitung molalitas dari larutan campuran dapat
menggunakan rumus kimia sebagai berikut:

Keterangan :
m = molalitas larutan
g1,g2= massa zat terlarut (gram)
Mr = Massa relative zat terlarut
P1 = Massa pelarut 1 (gram)
P2 = Massa pelarut 2 (gram)
3. FRAKSI MOL (X)
Fraksi mol larutan adalah perbandingan mol suatu zat
dengan mol total larutan (gabungan zat terlarut dan
pelarut)

Keterangan :
X = Fraksi mol
A = Terlarut
B = Pelarut

4. KADAR ZAT ( % )
Kadar zat larutan adalah banyaknya zat terlarut dalam
100 gram larutan. Untuk menghitung kadar zat dalam
larutan dapat menggunakan rumus kimia sebagai
berikut:

(Huzna,2016)
5. PPM (Parts per Million) & PPB (Parts per Billion)
Untuk yang ini biasanya digunakan pada larutan yang
sangat encer dengan satuan PPB dan PPM.
*) Satuan PPM ekuivalen dengan 1 mg zat terlarut
dalam 1 liter larutan. PPM merupakan gram
teralrut per satu juta gram larutan.

**) Satuan PPB ekuivalen dengan 1 ug zat terlarut per


1 liter larutan. PPB merupakan zat terlarut per
miliar gram larutan.

(Christian,2013)
6. NORMALITAS (N)
Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram eki-
valen dalam satu liter larutan dengan satuan N.

(Krisnadwi,2015)
2. TEORI ASAM-BASA
ARRHENIUS
•Asam = senyawa yang dalam
larutannya dapat menghasilkan ion
H+ .
•Basa =senyawa yang dalam
larutannya dapat menghasilkan ion
OH-.
•Contoh :
1) HCl(aq)—>H+(aq) + Cl-(aq)
2) NaOH(aq) —> Na+(aq) + OH-(aq)
TEORI
ASAM- BRONSTED-LOWRY
BASA • Asam = proton donor
• Basa = proton akseptor.
• Contoh :
1) HAc(aq) + H2O(l) —>H3O+(aq)
asam-1 basa-2 asam-2
+ Ac-(aq)
basa-1
2) H2O(l) + NH3(aq) —>NH4+(aq)
asam-1 basa-2 asam-2
+ OH-(aq)
basa-1
• Asam-1 dengan basa-1 dan asam-2
dengan basa-2 merupakan pasangan
asam-basa konyugasi.
(Adi,2013)
3. SIFAT KOLIGATIF

• Merupakan salah satu sifat larutan


yang tidak bergantung pada jenis
zat yang terlarut tetapi hanya
bergantung pada banyak nya
partikel partikel atau konsentrasi
pertikel zat terlarutnya ( kosentrasi
zat terlarut).
Jenis-Jenis Sifat Koligatif Larutan :

1. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


*) Mempunyai sifat koligatif yang lebih besar
sifat koligatif larutan nonelektrolit.
**) Perbandingan tersebut menurut Van’t
Hoff besarnya selalu tetap dan diberi
simbol i(i =tetapan atau faktor Van’t
Hoff ).
***) Semakin kecil konsentrasi larutan
elektrolit, harga semakin besar, yaitu
semakin mendekati jumlah ion yang
dihasilkan oleh satu molekul senyawa
elektrolitnya.
2. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Larutan non elektolit tidak dapat mengurai
menjadi ion – ion nya. Maka Sifat koligatif
larutan non elektrolit dapat di hitung dengan
menghitung tekanan uap, titik didih, titik beku
dan tekanan osmosis.
Sifat Koligatif Dipengaruhi Oleh :

1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh (ΔP)


Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal
ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi
bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga
kecepatan penguapan berkurang.

Keterangan:
P = tekanan uap jenuh larutan
P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol pelarut
ΔP =penuruman tekanan uap jenuh pelarut
XA = fraksi mol zat terlarut
Sifat Koligatif Dipengaruhi Oleh :

2. Kenaikan Titik Didih (ΔTb)


Adanya penurunan tekanan uap jenuh
mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari
titik didih pelarut murni. Untuk larutan non
elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:

Keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
3. Penurunan Titik Beku

Keterangan :
ΔTF = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
P = massa pelarut
SIFAT KOLIGATIF DIPENGARUHI OLEH :

4. Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan
pada larutan yang dapat menghentikan
perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam
larutan melalui membran semi permeabel (proses
osmosis).

Keterangan :
π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
*) Larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih rendah dari yang lain
disebut larutan Hipotonis.
**) Larutan yang mempunyai tekanan lebih
tinggi dari yang lain disebut larutan
Hipertonis.
***) Larutan yang mempunyai tekanan
osmosis sama disebut Isotonis.(Nur,2012)
4. HIDROLISIS
• Hidrolisis garam adalah penguraian garam oleh air atau
reaksi ion-ion garam oleh air.
• Garam-garam yang mengalami hidrolisis adalah garam
yang mengandung ion dari asam lemah atau basa lemah.
Sedangkan garam yang berasal dari asam kuat atau basa
kuat tidak bisa mengalami reaksi hidrolisis.

• Hidrolisis dibagi menjadi 2, yaitu :


1. Hidrolisis garam sebagian (parsial)
Hidrolisis garam sebagian adalah reaksi garam
dengan air dimana yang bisa bereaksi hanya anion nya saja
atau kation nya saja.
a. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat.
b. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah.
2. Hidrolisis garam total
Hidrolisis garam total adalah reaksi garam dengan
air dimana semua ion garam dapat bereaksi dengan air,
baik kation maupun anion nya. Garam yang mengalami
hidrolisis total, yaitu garam yang terbentuk dari asam
lemah dan basa lemah.
Komponen Hidrolisis Garam :
1. Hidrolisis Garam dari Asam lemah dan Basa Kuat
Komponen garam (anion asam lemah) mengalami
hidrolisis menghasilkan ion OH-, maka pH > 7
sehingga larutan garam bersifat basa. Contoh
CH3COOK, CH3COONa, KCN, CaS, dan
sebagainya.

Untuk menentukan besarnya derajat hidrolisis garam


yang berasal dari asam lemah dan basa kuat :

Keterangan :
Kh = konstanta hidrolisis
Kw = konstanta air
Ka = konstanta asam
[G] = konsentrasi garam
h = derajat hidrolisis

2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat


Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
dalam air tidak mengalami hidrolisis. Karena kedua
komponen garam tidak terhidrolisis sehingga pH
larutan sama dengan air, yaitu pH = 7 bersifat netral.
Contoh: NaCI, Na2SO4, NaNO3, KCI, K2SO4,.
Komponen Hidrolisis Garam :

3. Hidrolis garam dari asam lemah dan basa lemah


Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
dalam air mengalami hidrolisis total, karena kedua
komponen garam (anion asam lemah dan kation basa
lemah) terhidrolisis menghasilkan ion H+ dan ion OH-,
sehingga harga pH larutan ini tergantung harga Ka dan
Kb. Contoh: NH4CN, (NH4)2S, CH3COONH4, dan
sebagainya.

Keterangan:
Kw = konstanta air
Ka = konstanta asam
Kb = konstanta basa
Kh = konstanta hidrolisis

Harga pH dari garam yang terbentuk dari asam lemah dan


basa lemah tergantung harga Ka dan Kb.
a. Jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat netral (pH = 7)
b. Jika Ka > Kb, maka larutan akan bersifat asam (pH < 7)
c. Jika Ka < Kb, maka larutan akan bersifat basa (pH > 7)
(Satria,2016)
DAFTAR PUSTAKA
Adi.2013.”Teori Asam-Basa Menurut Arrhenius dan
Bronsted-Lowry”.(http://adihadiana.blogspot.co.id/2013
/03/teori-asam-basa-menurut-arrhenius-dan.html). Diak
ses pada tanggal 11 Maret 2017 pukul 23.00 WIB
Anonim. 2013. ”Pengertian Konsentrasi Larutan”. (http://
sayabutuhilmu.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-kon
sentrasi-larutan.html). Diakses pada tanggal 11 Maret
2017 pukul 16.11 WIB.
Christian. 2013.” Menghitung Konsentrasi Suatu
Zat”.(https://bisakimia.com/2013/01/31/menghitung-
konsentrasi-suatu-zat/). Diakses pada tanggal 11 Maret
2017 pukul 21.51 WIB
Huzna. 2016. ”Konsentrasi Larutan”.(http://rumuskimia-
sma.blogspot.co.id/2016/09/konsentrasi-larutan.html).
Diakses pada tanggal 11 Maret 2017 pukul 17.08 WIB
Krisnadwi.2015.”Memahami Normalitas (N) Secara
Lengkap”.https://bisakimia.com/2015/02/10/memahami
- normalitas-n-secara-lengkap/). Diakses pada tanggal 11
Maret 2017 pukul 22.09 WIB
Nur.2012.”Sifat Koligatif Larutan”.(https://nurchemistry.
wordpress.com/kelas-xii/sifat-koligatif-larutan/). Diakses
pada tanggal 12 Maret 2017 pukul 01.00 WIB
Satrian.2016.” Hidrolisis Garam (Pengertian / Definisi,
Macam, Contoh Soal Beserta Jawaban Hidrolisis
Garam Dalam Ilmu Kimia)”.(http://www.materi
belajar.id/2016/04/hidrolisis-garam-pengertian-definisi.
html). Diakses pada tanggal 12 Maret 2017 pukul 02.00
WIB

Anda mungkin juga menyukai