A. PENGANTAR MATRIKS
Perhitungan statis untuk struktur yang linier elastis dapat dilakukan dengan metode matriks.
Karena pada umumnya struktur mempunyai sifat mechanis dan geometris yang diidealisasikan
sebagai :
• Material bertingkah laku secara linier dan elastis.
• Lendutan dari struktur dianggap sangat kecil sehingga analisa dapat dilakukan sebagai struktur
yang belum dibebani.
2x+3y+2z= 0 maka koefisien dari pers linier ini dapat dituliskan atau dikelompokkan
x+ y+3z= 0 dalam suatu cara penulisan yang lain, yaitu dalam bentuk jajaran
- x+2y - z =0 bilangan seperti dibawah ini :
2 3 2
3 1 3
-1 2 -1
a 11 a 12 a 13 ………a 1j …….a 1n
a 21 a 22 a 23 ………a 2j ……. a 2n
a 31 a 32 a 33 ………a 3j ……..a 3n
a i1 a i2 a i3 ………a ij ………a in
a i1 a i2 a i3 ………a ij ………a in
Bilangan m menunjukkan banyaknya baris dan n adalah banyaknya kolom, sedangkan keduanya
menyatakan orde dari matriks.
Dengan demikian dapat dikatakan matriks dengan orde m x n adalah merupakan jajaran persegi
dari elemen-elemen atas m buah baris dan n buah kolom.
Kadang-kadang notasi yang dipakai untuk baris memakai indeks dibawah, sedangkan untuk kolom
memakai indeks diatas misalnya sepeti yang ditulis diatas.
Ada berbagai macam jenis matriks :
1 2 3
Elemen-elemen a 11, a 22 , a 33 ……… a nn
4 5 6 disebut elemen-elemen diagonal utama.
7 8 9
[ 1 2 3 4 5 6 ]
6
4. Matriks nol , bila a ij = 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1. Upper Triangular matriks, ialah suatu matriks dimana semua elemen dibawah
diagonal utama sama dengan nol.
a 11 a 12 a 13 a 14 …………a 1n
0 a 22 a 23 a 24 …………a 2n
0 0 a 33 a 34 …………a 3n
0 0 0 a 44 ……….. a 4n
0 0 0 0 …………a nn
2. Lower Triangular matriks, ialah suatu matriks di mana semua elemen diatas diagonal
utama sama dengan nol.
a 11 0 0 0 ……… 0
a 21 a 22 0 0 ………..0
3. Matriks Diagonal ialah suatu matriks di mana semua elemennya sama dengan nol
kecuali elemen-elemen diagonal utamanya.
1 0 0 0
0 2 0 0
0 0 3 0
0 0 0 4
4. Matriks skalar ialah
suatu matriks diagonal, 2 0 0 0
dimana elemen 0 2 0 0
diagonalnya
0 0 2 0
merupakan bilangan
yang sama. 0 0 0 2
1. Kesamaan Matriks
Dua matriks [A] dan [B] dikatakan sama bila a ij = b ij
Dimana : a ij ialah elemen dari matrikls [A)
bij ialah elemen dari matriks [B]
Contoh : 2 3 1 2 3 1
[A] = [B] =
1 5 3 1 5 3
Jelas disini bahwa dua matriks [A] dan [b} tsb diatas harus mempunyai orde yang sama.
2. Penjumlahan Matriks
Apabila [A) dan [B] adalah 2 matriks yang mempunyai orde yang sama, maka kedua matriks
tersebut dapat dijumlahkan menghasilkan suatu matriks [C] = [A] + [B], di mana c ij = a ij + bij
c ij ialah elemen dari matriks [C]
a ij ialah elemen dari matriks [A]
b ij ialah elemen dari matriks [B]
Contoh : 2 3 1 -1 2 4
[A] = [B] =
1 5 3 2 5 -3
3. Perkalian Skalar
Suatu matriks [A] dapat diperkalikan dengan suatu skalar k, menghasilkan suatu
matriks [D] = k [A], dimana : d ij = k. a ij.
d ij menyatakan elemen dari matriks [D]
a ij menyatakan elemen dari matriks [A]
Contoh : 2 3 1
[A] = k =-3
1 5 3
-6 -9 -3
[D ] = k. [A] [D]=
-3 -15 -9
Suatu matriks [A] dengan orde ( m x p ), dan matriks [B] dengan orde (p x n ), dapat
diperkalikan menghasilkan suatu matriks baru
[E] = [A] . [B] dengan elemen
Contoh 1 : a 11 a 12 b 11 b 12
[A] = a 21 a 22 [B] =
a 31 a 32 b 21 b 22
[E] = [ A ] . [ B ]
a 11 a 12
b 11 b 12
= a 21 a 22
b 21 b 22
a 31 a 32
e11 e12
a 11. b 11 + a 12 . b 21 a 11. b12 + a 12. b 22
e21 e22
[E] = a 21. b11 + a 22 . b 21 a 21. b12 + a 22. b 22
e31 e32
a 31. b 11 + a 32 . b 21 a 31. b12 + a 32. b 22
Contoh 2 :
2 1 5 3 4
[A]= [B] = -1 2
1 3 2 2 1
[E] =[A].[B]
15 15
=
4 12
Apabila [ A ] adalah suatu matriks dengan orde ( m x n ), maka yang dinamakan transpose
matriks [ A ] ( dengan tanda [ A ] T ) adalah matriks ber orde ( n x m ) dimana baris dan
kolom matriks [ A ] menjadi kolom dan baris matriks [ A ] T
[B] =[A] T
b ij = a ji
Contoh
1 2 3 1 4
[A] T = 2 5
[A] =
4 5 6 3 6
3. ([A] + [ B] ) T = [A] T + [B ] T
4. ([A]. [B] ) T = [A] T + [B ] T
4. MATRIKS SIMETRIS
Contoh
1 9 -2
[ A ] = [A] T = 9 2 7
-2 7 3
Contoh
0 2 3
[A] = -2 0 4 Perhatikan bilangan nol pada
elemen diagonalnya.
-3 -4 0
5. MATRIKS KOMPLEX
a. Suatu matriks [A] disebut sebagai matriks komplex bila elemennya terdiri dari
bilangan-bilangan komplex.
b. Bila suatu matriks komplex [A] elemen-elemennya diganti dengan conjugate dari masing-
masing elemem tersebut, maka matriks yang terjadi disebut sebagai conyugate dari
matriks [A], dengan notasi [ A ] *.
( [ A ] *) T = [ A ]
1 2+ i 1 2- i 1 2+ i
( [A]* T = = [A]
[A] = [ A ]* =
2-i 3 2+i 3 2-i 3
Dalam hal ini elemen diagonal dari matriks hermitian akan selalu terdiri dari
bilangan-bilangan riil.
([A]*)T =-[A]
0 1+ i 0 1-i 0 -1 + i
[A] = [ A ]* = ([A]*)T = = -[A]
-1 – i 0 -1+ i 0 1-i 0
6. MATRIKS ORTHOGONAL
a. Suatu matriks bujur sangkar [ A ] disebut matriks orthogonal bila memenuhi hubungan
1 0
[A] . [A] T = =[1]
0 1
b. Suatu matriks komplex bujur sangkar [ A ] disebut sebagai matriks unitary bila memenuhi
hubungan :
1 1+i
√3 √3
[A] =
1-i -1
√3 √3
Suatu matriks unitary dengan elemen riil akan merupakan matriks orthogonal.
7. DETERMINAN
a 11 a 12 a 13 ………. a 1n
a 21 a 22 a 23 ………. a 2n
[A] = a 31 a 32 a 33 ………. a 3n
a n1 a n2 a n3 ……… a nn
Untuk matriks dengan orde yang lebih tinggi , sebelum dihitung determinannya harus
dikenal dulu minor dan co factor dari elemen matriks. Minor dari elemen a ij, dimana a ij
merupakan satu elemen dari matriks bujur sangkar [ A ], didefenisikan sebagai
determinan dari bagian matriks [ A ] diluar baris ke- i dan kolom ke – j yang diberi notasi
M ij.
Contoh
1 2 3 4 3 4 1
[A]= 2 3 4 1 M11 = 5 6 7
4 5 6 7 6 5 4
7 6 5 4
Bila M ij diperkalikan dengan ( – 1) i+j, maka akan menghasilkan cofactor dari a ij, yang
diberi notasi C ij.
C ij = (-1) i + j . M ij
atau
n
[A] = ∑ a ik . C ik Persamaan ini adalah rumus untuk menghitung
k=1 determinan dengan expansi menurut baris ke – i.
atau
Apabila 2 baris atau 2 kolom dari matriks [A] adalah sama maka [ A ] = 0.
Apabila [A] adalah matriks satuan maka [A] = 1
Apabila 1 kolom dari matriks [A] dijumlahkan dengan kolom yang lain (atau
kelipatan dari kolom yang lain), maka [A] tidak berubah.
Apabila 2 kolom dari matriks [A] ditukar posisinya maka [A] mengalami perubahan
tanda.
Determinan dari matriks [A] akan sama dengan determinan matruks transposenya.
Soal latihan :
8. ADJOINT DARI MATRIKS
Adjoint dari satu matriks bujur sangkar [A] yang diberi notasi [A] + ialah satu matriks
dengan orde yang sama, yang didapat dengan mengganti elemen dari [A] T (transpose
dari matriks [A] ) dengan cofaktor dari elemen yang bersangkutan.
a 11 a 12 a 13 a 11 a 21 a 31 c 11 c 21 c 31
Apabila [A] dan [B] adalah matriks bujur sangkar sehingga [A]. [B] = [B].[A] = matriks satuan,
maka [B] disebut invers dari matriks [A]. dan [A] adalah invers dari [B] seperti contoh
1 2 3 6 -2 -2
[A] = 1 3 3
[B] = -1 1 0
1 2 4 -1 0 1
1 2 3 6 -2 -3 1 0 0
[A] .[B] = 1 3 3 -1 1 0 = 0 1 0 = [1]
1 2 4 -1 0 1 0 0 1
maka dikatakan :
[B] = [A] -1
dimana :
[A] -1 menyatakan invers dari matriks [A]
[B] -1 menyatakan invers dari matriks [B]
Jadi invers dari satu matriks [A], bisa didapat dengan membagi adjoint dari matriks
bersangkutan dengan determinannya sendiri.
Contoh :
1 3 3 + - +
[A] = 1 4 3 - + -
1 3 4 + - +
= ( 16-9 ) – ( 12 – 9 ) + ( 9 – 12 ) = 1
c22
1 3
1x 4 3x1 1 c11 c21 c31 7 3 3
1 4
A c12 c22 c32 1 1 0
c23
1 3
1x3 3x1 0
c13 c23 c33 1 0 1
1 3
Invers dari matriks [ A ] :
7 3 3
1 1 0
A
1 A
1 0 1
A 1
1 0 3 3 3 3
7
1 (1)
0 1 0 1 1 0
1
Sesuai dengan nama dari metode ini, maka langkah pertama dilakukan dalam proses
mencari invers matriks ini ialah melakukan pemisahan terhadap matriks bersangkutan.
Ambil satu matriks [A] :
1 1
F12 A11 . A12 ( A22 A21. A11 . A12 ) 1
1
F21 ( A22 A21. A11 . A12 ) 1. A21. A11
1
1
F22 ( A22 A21. A11 . A12 ) 1
Persaman diatas dapat diuraikan menjadi suatu urutan yang sistimatis yaitu sbb :
1. Hitung A1
11
6. Hitung F22 {hasil (5)}1
2. Hitung A111.A12 7. Hitung F21 F22{hasil (3)}
3. Hitung A21. A111 8. Hitung F12 {hasil (2)}.F22
3 3 0
F22 1 1 0 1 0
1
6 9
0 0
3 0 4 3 3 0 7 3
10 F11 A111
0 0 1 1 0 0 1 1
Jadi matriks [ F ] yang merupakan invers dari matriks [ A ] dapat disusun dari
hasil diatas sebagai berikut :
7 3 3 Dengan demikian 7 3 3
F
F11 F12
F 1 1 0
F22
1 1 0 invers dari [ A ]
F21 1 0 1 ialah : 1 0 1
Contoh :
1 3 3 1 3 3
A 1 4 3 1 4 3 Jadi :
1 3 4 1 3 4
1 3 3
A11 A21 1 3 A12 A22 4
1 4 3
1 1 4 3 1
A11
1 A11
4 3 1
A11
1 A11
1 4 3 3 3
. A12 3 0
1
2 A11
1
4 3
3
1
A21. A11 1 3 1 0
1 1
4 1 0. A12 1 0
3
3 7 F21 11 0 1 0
3
3 3
5 A22 3 4 3 1 8 F12 1
0 0
F22 1 1
1 3 3 0
6 9 1 0
0 0 0
3 0 4 3 3 0 7 3
1
10 F11 A
11
0 0 1 1 0 0 1 1
Matriks F yang merupakan invers dari matriks [A] dapat disusun dari hasil diatas sbb
7 3 3
F11 F12
F 7 3 3
F22
1 1 0
F21 1 0 1 F 1 1 0
1 0 1
Metode Gauss-Jordan,
[ A I ] Operasi baris [ I F ]
1 3 3
A 1 4 3 A1 ......
1 3 4
( p)
Notasi untuk metode ini adalah H ik Menyatakan penjumlahan pada baris
ke-I dengan baris ke-k yang sudah dikalikan dengan p
1 3 3 1 0 0
1 4 3 0 1 0
1 3 4 0 0 1
A 1
1 3 3 1 0 0 1 3 3 1 0 0
1 0 0 0
( 1)
4 3 0 1 H 21
1 0 1 1
1 3 4 0 0 1 1 3 4 0 0 1
1 3 3 1 0 0
3
1 0 3 4 0
0 0
( 1)
H 31 1 0
H12( 3) 0
1 0 1
1 0 1 1
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
7 3 3
A 1 1 0
1
Jadi :
1 0 1
Metode Cholesky
Metode ini berdasarkan pada matriks bujur sangkar yang dapat diubah sebagai
perkaliandari satu lower triagular matriks dengan satu upper riangular matriks.
Invers dari matriks bujur sangkar dapat diselesaikan dengan mencari invers dari
masing-2 triangular matriks.
Suatu matriks simetris,akan selalu dapat diubah menjadi perkalian dua
triangular matriks yang satu samalain merupakan matriks transpose
Misalnya : LL T
l11.l11 0.0 0.0 0.0 a11 l11 (a11 )1/ 2
a
l21.l11 l22 .0 0.0 0.0 a21 l21 21
l 11
a31
l31.l11 l32 .0 l33.0 0.0 a31 l31
l11
Dan seterusnya dilakukan untuk elemen lainnya kemudian mengganti
kembali elemen L dan L T
A 1
L
. L
T 1
L . L
1
1 T
Satu persamaan 3x 7 y 12
x
Dinyatakan secara matrix 3 7 12
y
A.X B
[ A ] = matrix bujur sangkar menunjukkan koefisien
persamaan linier
{ X } = matrix kolom dari bilangan anu
{ B } = matrix kolom dari konstanta
A.X BdikalidenganA1
A1.A.X A1B
1X A1B
X A1B
Contoh : 2x 3 y 7
3x 2 y 4
2 3 x 7
3 2 y 4
A X B
2 3
A
3 2
A (2)( 2) (3).(3) 13
2 3
1 2 3 13 13
A
1
2
13 3 2 3
13 13
7
B
4
X A1.B
2 3
x 13 13 7
3 2
y 4
13 13
2 3
x 13 ( 7 ) ( 4 )
13
3 2
y (7 ) ( 4)
13 13
26
x 13 x 2
13
y y 1
13
b. Metode langsung dgn cramer
Misalnya : [A].{x}={B}
Di
xi
D
Dimana :
2x 3y 7 2 3 x 7
3
3x 2 y 4 2 y 4
A X B
2 3 7
A dan B
3 2 4
D A (2)(2) (3).(3) 13
7 3
D1 (7)( 2) (3)( 4) 26
4 2
2 7
D2 (2).( 4) (3).(7) 13
3 4
Dengan rumus
Di
xi
D
D1 26
x1 2
D 13
D2 13
x2 1
D 13
Maka diperoleh nilai : x2
y 1
Dan selanjutnya untuk metode lain dapat dibaca pada beberapa buku petunjuk
METODE MATRIX
UNTUK ANALISA STRUKTUR