Anda di halaman 1dari 28

OBAT – OBAT EMERGENCY

A. RAODAH IMRAN

10542 0254 11

PEMBIMBING:
Dr. dr. Hisbullah,Sp.An,KIC,KAKV
1
PENGERTIAN

Obat – Obat Emergensi adalah

obat – obat yang digunakan untuk


mengembalikan fungsi sirkulasi dan
mengatasi keadaan gawat darurat lainnya.
Adapun macam-macam obat
emergency

Amiodaron Dopamin Dobutamin

Efedrin Epinefrin Lidocain

Sulfas
atropine
1. Amiodaron

Merupakan Anti aritmia kelas III.

Farmakokinetik:
- Amiodaron diabsorbsi secara lambat dan tidak
sempurna pada pemberian per oral
- Bioavailabilitasnya adalah sekitar 30% dan berbeda
antar individu.
- Pada pemberian per oral kadar puncak tercapai
setelah 5-6 jam.
Waktu paruhnya panjang yaitu 25-60 hari.
Lanjutan…

Sediaan, dosis dan cara pemberian:


Amiodaron HCl tersedia sebagai tablet 200 mg.
Loading dose: 600-800 mg/hari (selama 4 miggu).
Maintenance dose: dimulai dengan 400-800 mg/hari.

Penggunaan terapi:
a. Henti jantung tak respon (refrakter) terhadap RJP, shock, dan
vasopresor
b. Aritmia ventrikel berulang mengancam nyawa (VF atau VT
dengan hemodinamik tak stabil)
Dosis dan cara pemberian

a. Henti jantung
300 mg (dalam 20 ml – 30 ml D5%) IV/IO bolus, diikuti satu kali
150 mg IV bolus dalam 3 sampai 5 menit
a. Aritmia ventrikel
150 mg IV dalam 10 menit (15 mg/menit)
a. Maintenance :
- 1 mg/menit IV dalam 6 jam, kemudian
- 0,5 mg/menit IV dalam 18 jam
- Dosis maksimal : 2,2 g/hari

6
Efek samping

meningkat secara nyata setelah 1 tahun pengobatan,


berupa:
1. Efek pada paru-paru
2. Gangguan fungsi hati
3. Mikrodeposit pada kornea
4. Fotosensitivitas kulit
5. Bertambah beratnya aritmia terjadi pada 2-5%
pasien.
6. Amiodaron menghambat konversi tiroksin menjadi
triiodotironin, hipertiroid
2. Dopamin

Dopamin merupakan katekolamin endogen yang


menimbulkan banyak efek biologis yang diperantarai
oleh interaksi dengan reseptor dopamin spesifik (D1 – D5
)
D1 menginduksi relaksasi otot polos oleh karenanya
dopamin merupakan vasodilator.
Reseptor D2 bersifat menghambat aktivitas adenilil
siklase yang membuka kanal kalium dan mengurangi
influx kalsium.
Farmakodinamik

Dopamin merupakan prekursor NE, mempunyai kerja


langsung dan melepaskan NE endogen.
Pada kadar rendah, dopamine bekerja pada reseptor
dopaminergik D1 pembuluh darah, terutama di ginjal,
mesenterium, dan pembuluh darah koroner.
Pada dosis yg sedikit tinggi dopamin meningkatkan
kontraktilitas miokard.
Indikasi

Terutama berguna untuk keadaan curah jantung rendah


disertai dengan gangguan fungsi ginjal, misalnya syok
kardiogenik dengan gagal ginjal yang berat.

Sediaan: Parenteral: 10, 40, 80, 160 mg/mL dalam ampul 5


mL untuk injeksi; 80, 160, 320 mg/100 mL dalam dextrose
5% atau aquabidest.

Dosis:
Awal: 2-5 mcg/kgBB/mnt
Maintenance: < 20 mcg/kgBB/mnt
3. Dobutamin

Memiliki struktur senyawa yang mirip dopamine.


Dobutamin menimbulkan efek inotropik yang lebih kuat
daripada efek kronotropik.
Resistensi perifer relatif tidak berubah.
Indikasi:
Gagal jantung
Efek samping:
Takikardia
Aritmia
Sediaan

Sediaan: Parenteral 12,5 mg/mL dalam vial 20 mL dan


25 mg/mL dalam vial 10 mL.

Dosis: awal 100-200 mcg/mnt, ditingkatkan secara


bertahap sampai respon klinis yang diinginkan tercapai
(2,5-10 mcg/kgBB/mnt)
Lanjutan…
4. Efedrin

Merupakan alkaloid yg terdapat dlm tumbuhan

Farmakodinamik
Efek serupa dengan epi, tetapi efedrin bukan
katekolamin.
Efek CV serupa dengan epi tetapi berlangsung 10 kali
lbh lama.
Bronkorelaksasi oleh efedrin lebih lemah tapi
belangsung lebih lama.
indikasi

Hipotensi yang diinduksi oleh regional anestesi


(Spinal dan Epidural anestesi)

Pengobatan pilihan utama anafilaktik shok pada


wanita hamil
Sediaan

Oral: kapsul 25 mg
Parenteral: 50 mg/mL dan 30 mg/mL
Dosis:
Encerkan 1 ampul 30 mg dalam 9 mL aqua bidest untuk
mendapatkan larutan berisi 3 mg efedrin per mL.
Dewasa 3-6 mg secara injeksi IV pelan (1-2 ml larutan
yang diencerkan), diulangi tiap menit hingga tekanan
darah stabil.
5. Epinefrin (adrenalin)

Merupakan prototipe obat kelompok adrenergik.


Epinefrin bekerja pada semua reseptor adrenergik: α1, α2,
β1 dan β2.
Farmakodinamik
CV: Konstriksi arteriol kecil, hipotensi sekunder, epinefrin
reversal, inotropik dan kronotropik positif.
Sal. Cerna: Tonus dan motilitas usus dan lambung
berkurang
Farmakodinamik

- Uterus: Tonus dan konstraksi uterus dihambat.


Kandung kemih: Retensi urin.
- Pernapasan: bronkodilatasi, sekresi bronkus dan
kongesti mukosa
- SSP: Tidak mempunyai efek menstimulasi SSP
ttpi kadang-kadang dapat timbul kegelisahan,
cemas nyeri kepala dan tremor.
- Mata: Midriasis
- Metabolik: Menstimulasi glikogenolisis,
menghambat sekresi insulin, sekresi glukagon,
kadar lemak bebas dan gliserol dalam darah.
Farmakokinetik

Absorbsi: Pada pemberian oral epi tidak mencapai


dosis terapi krn sbgn bsr dirusak oleh enzim COMT
dan MAO.

Biotransformasi dan ekresi: Epi didegradasi di hati dan


diekresi melalui ginjal.
Penggunaan klinis

Syok anafilaktik.

Memperpanjang kerja anestetik lokal.

Merangsang jantung pada pasien henti


jantung.

Menghentikan perdarahan kapiler.


Efek samping

Dapat menimbulkan gejala seperti gelisah,


nyeri kepala berdenyut, tremor dan palpitasi.
Penyuntikan IV dosis besar dapat
menimbulkan perdarahan otak.
Epinefrin dapat menimbulkan aritmia ventrikel.

Sediaan: 1 mg dalam ampul 1 mL


dosis

1. Kardiopulmoner arrest: encerkan 1 ampul 1 mg dalam 9 mL


aqua bidest untuk mendapatkan larutan 0,1 mg epinefrin per mL.
Anak-anak dan dewasa: 0,01-0,02 mg/kgBB/IV injeksi, diulangi tiap
menit jika belum ada respon.

2. Shok anafilaktik
Anak-anak: 0,25 mg diencerkan dalam 9 mL aqua bidest, diberikan
secara IV pelan, mL per mL, tergantung tekanan darah dan nadi,
sampai perbaikan terjadi.
Dewasa 1 mg diencerkan dalam 9 mL aqua bidest, diberikan
secara IV pelan, mL per mL, tergantung tekanan darah dan nadi,
sampai perbaikan terjadi.
Dosis

3. Hipotensi yang diinduksi oleh spinal anestesi (yang


tidak berespon terhadap efedrin): encerkan 1 ampul yang
berisi 1 mg dalam 9 mL aqua bidest untuk mendapatkan
larutan 0,1 mg epinefrin per mL.
Dewasa 0,1-0,2 mg (1-2 mL larutan yang telah
diencerkan)/IV injeksi, diulangi tiap menit sampai tekanan
darah stabil.
Durasi: Tergantung respon klinis
6. ATROPIN SULFAT
• \
Golongan : antikolinergik
Mekanisme Kerja :
atropin menyebabkan blokade reversibel
kerja kolinomimetik pada reseptor muskarinik
Indikasi :
sebagai medikasi preanestetik untuk
mengurangi sekresi lendir pada saluran nafas,
keracunan organospospat (pestisida), menghambat
persitaltik usus sehingga dapat digunakan pada
kasus diare (jarang digunakan).
Dosis :
untuk preanestesi dosisnya 0,4 – 0,6 mg setiap
4 – 6 jam secara iv/sc/im
untuk antidote dosisnya 2-3 mg secara iv dapat
diulang hingga gejala keracunan berkurang.
Kontra Indikasi :
hipersensitivitas terhadap antikolinergik, asma,
gagal ginjal, penyakit hati
Efek Samping :
mulut kering, retensi urin, pusing, konstipasi
Interaksi Obat :
Penggunaan bersama haloperidol dapat
menurunkan konsentrasi haloperidol dalam darah
7. LIDOCAIN

Golongan : Anestesi Lokal


Mekanisme Kerja :
lidokain mencegah pembentukan dan
konduksi impulsi syaraf.
Indikasi :
sebagai anestesi lokal pada tindakan
bedah
Dosis :
Untuk anestesi infiltrasi perkutan, 5 sampai 300
mg ( 1 dalam 60 mL dari 0,5% larutan, atau 0,5 sampai
30 mL dari 1% larutan)
Lidokain salep digunakan untuk anestesi pada
kulit dan membran mukosa dengan dosis yang
direkomendasikan sebesar 20 g dalam 5% salep (setara
1 g lidokain basa) dalam 24 jam.
Kontra Indikasi :
hipersenisitivitas pada anestesi lokal
Efek Samping :
hipotensi, edema, mual muntah, iritasi kulit
Interaksi Obat :
lidokain dapat menurun efek dari tramadol.
WASSALAM

28

Anda mungkin juga menyukai