Anda di halaman 1dari 93

INDUSTRI

PETROKIMIA DAN
DAMPAK
LINGKUNGANNYA
BAHAN BAKU PETROKIMIA
• Bahan baku yang berasal dari kilang
minyak :
– Fuel gas
– Gas propane dan butane
– Mogas
– Nafta
– Kerosin/ minyak tanah
– Gas oil
– Fuel Oil
– Short residue/ waxy residue
BAHAN BAKU PETROKIMIA
• Bahan baku yang berasal dari
lapangan gas bumi :
– Metana (CH4
– Etana (C2H6)
– Propana (C3H8)
– Butana (n-C4H10)
– Kondensat (C5H12 – C11H24)
BAHAN BAKU PETROKIMIA
• Kilang Minyak : Kilang Minyak Cilacap,
Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan, dll
• Sumur Gas :
– Lapangan Gas Arun (LNG, pupuk urea dan
ammonia)
– Lapangan Gas Badak/ Bontang (LPG,
pupuk urea, ammonia, dan LNG)
– Lapangan lainnya, seperti Lapangan Gas
Natuna
Cara-Cara Mendapatkan Bahan
Baku Industri Petrokimia
• Gas Metana (CH4)  Dari pengeboran
gas di lapangan. Gas metana dari kilang
BBM (off gases) dijadikan gas buangan
• Gas Etana (C2H6)  Dari lapangan gas
bumi
• Gas Etilena (C2H4)  Cracking gas
etana, nafta dan kondensat.
• Gas Propana (C3H8)  Absorpsi dan
ekstraksi.
• Gas Propilena (C3H6)  Cracking gas
etana, propane, nafta dan kondensat.
Cara-Cara Mendapatkan Bahan
Baku Industri Petrokimia
• Gas Butana (n-C4H10)  Ekstraksi dan
absorpsi.
• Kondensat (C5H12 – C11H24)  Ekstraksi
dan absorpsi. Selain itu, juga dapat diperoleh
dari kilang BBM.
• Benzena, Toluena dan Xilena (BTX
Aromatik)  catalytic reforming.
• Nafta (C6H14 – C12H26)  Proses distilasi.
• Kerosin (C12H26)  Distilasi atmosferik.
• Short Residue/ waxy residue
Penyediaan Bahan Baku Industri
Petrokimia di Indonesia

• Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4)


• 60%-80% kandungannya dalah gas
metana
• Hampir merata dan menjangkau
dareah padat penduduk dan pusat
industri
Penyediaan Bahan Baku Industri
Petrokimia di Indonesia
2. Ketersediaan Bahan Baku Kondensat
(C5-C11) :
• Kondensat dalam negeri selama ini
diekspor ke luar negeri.
• Jika kandungan Produk paraffin dan
olefinnya besar jalur olefin center
• Jika kandungan naftene dan aromatic
besar  jalur aromatic center
Penyediaan Bahan Baku Industri
Petrokimia di Indonesia
3. Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12):
• Diperoleh dari kilang Cilacap dan
Balikpapan
• Produksinya diekspor ke luar negeri

4. Ketersediaan Bahan Baku residu / Low


Sulfur Waxy Residu (LSWR) :
• Berasal dari Kilang Dumai, Sungai
Pakning dan Eksor I Balongan.
PRODUK-PRODUK PETROKIMIA
Industri petrokimia dibagi menjadi dua
bagian besar :
• Industri Petrokimia Hulu (upstream
petrochemical)  Masih berupa produk
dasar (produk primer) dan produk antara
(produk setengah jadi)
• Industri Petrokimia Hilir (downstream
petrochemical  Berupa produk akhir
dan atau produk jadi
Berdasarkan proses pembentukan dan
pemanfaatannya, produk petrokimia
dibagi menjadi empat jenis :

• Produk Dasar : gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena,


butadiene, benzene, toluene, xilena dan n-parafin.

• Produk Antara : ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol,


etil klorida, cumene, propilen oksida, butyl alkohol, isobutilen,
nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (Purified Terepthalic Acid), TPA
(Terepthalic Acid), DMT (Dimethyl terepthalate), kaprolaktam, LAB
(Linear Alkyl Benzene), dll.

• Produk Akhir : urea, carbon black, formaldehida, asetilena,


polietilena, polipropilena, poli vinil klorida, polistirena, TNT
(Trinitrotoluena), polyester, nilon, poliuretan, LAB sulfonat, dll.

• Produk Jadi : barang-barang yang banyak dipakai sehari-hari di


rumah tangga.
Jalur-Jalur dalam Pembuatan
Produk Petrokimia

CLICK HERE TO FIND :

pohon petrokimia
1. Jalur Gas Sintetik, Amonia dan
Carbon Black
• Reaksi steam reforming untuk
pembuatan ammonia.
2 CH4 + O2 + 2 H2O + N2  2 CO2 + 4 NH3
• Reaksi steam reforming pada
pembentukan methanol :
– Lurgi High Pressure Process
– ICI Low Pressure Process
• Reaksi Oksidasi Parsial untuk membuat
carbon black
Pembuatan Amonia Dengan
Gas Sintetis
Pembuatan Methanol
dengan Steam Reforming
Carbon Black
Channel Black
• * Bahan baku : gas alam, setiap 500 cuft
gas alam menghasilkan 1 lb carbon black.
• * Diameter partikel besar, sehingga
struktur partikelnya rendah
• * Derajat keasaman permukaannya (acidic
surface pH) tidak aktif ,tidak bisa dipakai
dalam vulkanisasi, permukaannya tidak
tahan asam.
• * Pada saat ini produksinya telah ditutup
karena tidak ekonomis.
Carbon Black
Thermal Black :
• * Proses pembuatannya menggunakan
thermal process, bahan baku gas alam
maupun minyak cair (residu)
• * Diameter partikel besar, sehingga
struktur partikelnya rendah
• * Baik dipakai pada campuran karet yang
tahan lentur (hogh elongation) atau pada
campuran karet tahan gores (high
abrasion).
Carbon Black
Furnace Black :
• * Bahan baku : gas alam atau minyak residu.
• * 1000 cuft gas alam menghasilkan 10 lb carbon
black. 1 lb minyak residu menghasilkan 0,55 lb
carbon black.
• * Diameter partikel kecil, sehingga struktur
partikelnya kuat
• * Derajat keasaman permukaannya (acidic
surface pH) sangat aktif sehingga sering dipakai
dalam vulkanisasi, karena permukaannya sangat
tahan asam.
Produk Hilir dan Reaksi untuk
Menghasilkannya
Reaksi Pembentukan Pupuk Urea :
Tahap 1 : Pembentukan Amonia Carbamat
(NH4COONH2)
2 NH3 + CO2  NH4COONH2

Tahap 2 : Pengkristalan ammonium


carbamat di dalam prilling tower menjadi
urea
NH4COONH2  CO(NH2)2 + H2O
Pembuatan Urea dengan
Total Recycle
Produk Hilir dan Reaksi
untuk Menghasilkannya
Reaksi Pembentukan
Formaldehida (CH2O)
Reaksi yang terjadi adalah reaksi
oksidasi methanol pada suhu 250oC,
dengan katalis tembaga.
2 CH3OH + O2 → 2 CH2O + 2
H2O
Produk Hilir dan Reaksi
untuk Menghasilkannya
Reaksi Pembentukan Urea Formaldehida
Produk Hilir dan Reaksi
untuk Menghasilkannya
Reaksi pembentukan DMT (esterifikasi)
Produk Hilir dan Reaksi
untuk Menghasilkannya
Reaksi pembentukan Methylamines
CH3OH + NH3  CH3NH2 + H2O
CH3OH + CH3NH2  (CH3)2 NH + H2O
CH3OH + (CH3)2 NH  (CH3)3 N + H2O
Reaksi Pembentukan Methyl Halides
CH3OH + HCl  CH3Cl + H2O
CH3OH + HBr  CH3Br + H2O
2. Jalur Olefin (olefin center)
• Olefin : senyawa hidrokarbon tidak
jenuh yang mempunyai ikatan
rangkap terbuka yang sangat reaktif.
• Mudah terpolimerisasi.
• Jalur olefin menghasilkan etilena,
propilena dan butilena → produk
dasar dari cracking bahan baku nafta
Pembuatan Olefin dengan
Tubular Process
Olefin dengan Bahan Baku Nafta
Jika bahan baku berasal dari nafta fraksi berat (C15
– C23) dan dari jenis minyak parafin, maka akan
terbentuk campuran molekul parafin dan olefin :
– C23H48  C8H18 + C15H30  C3H8 + C12H22
(cracking)
Proses ini dapat terjadi terus menerus hingga
terbentuk cokes :
– C12H22  C2H6 + C10H16  C2H4 + C8H12 
2 CH4 + C6H4 (cracking)
– C6H4  CH4 + 5 C (cracking)
Selain itu juga dapat terbentuk ter dari hasil
polimerisasi olefin :
– C10H16 + C10H16  C20H32 + C15H30 
C35H62 (kopolimerisasi C20H32 dengan
C15H30 )
Olefin dengan Bahan Baku
Etana
Jika bahan baku yang digunakan adalah gas
etana, maka reaksi cracking yang terjadi
adalah sebagai berikut :
– C2H6  2 C2H4 + H2 (cracking)
Karena di dalam umpan juga terdapat gas
propana, maka terjadi pula reaksi cracking
sebagai berikut :
– C3H8  C3H6 + H2 (cracking)
– C3H8  C2H4 + CH4 (cracking)
– 2 C3H8  C4H8 + 2 CH4
– 2 C3H8  C2H6 + C2H6 + CH4
Hasil cracking tersebut akan mengalami
cracking dan hidrogenasi lebih lanjut sebagai
berikut :
– C3H6 + 3 H2  3 CH4
– C3H6  C4, C5, C6 + H2
Gambaran Suatu Kilang
Olefin
Jalur Olefin (olefin center)
Produk petrokimia hilir yang dihasilkan
melalui jalur olefin :
•Plastik dari etilena : polietilena (PE),
polivinilklorida (PVC), polistirena (ps), etilen
glikol (EG), dan etilen asetat (EA).
•Plastik dari propilena : polipropilena
(PP), isobutilasetat, akrilat, fenol, karet
etilen propilena.
•Plastik dari butilena atau butadiena :
polibutadiena.
Contoh-Contoh Reaksi Untuk
Menghasilkan Produk Hilir
• Polietilena (PE)
– Low Density Polyethylene (LDPE):
•Dihasilkan dengan High Pressure
Process, T suhu 100-300 OC, dan P
1000-3000 kg/cm2, bantuan katalis
peroksida.
•Densitas PE 0,915 – 0,930 gr/cm3
•Titik didih 100oC.
•Jenis plastik ringan
Pembuatan LDPE dengan
Tekanan Tinggi
Pembuatan LDPE
Polietilena (PE)
(cont’d)
•High Density Polyethylene (HDPE)
–Dihasilkan dengan Medium (Phillips
process) atau Low Pressure Process
(Ziegler Low Pressure Process).
–Densitas sebesar 0,940-0,970 gr/cm3
–Titik didih sebesar 122-131 oC.
–Produk ini dipergunakan untuk
pembuatan botol plastik, kaleng plastik,
ember dan kontainer.
Proses Suhu Tekanan
Operasi Operasi
(oC) (kg/cm3)
Ziegler 80-100 7-10

Phillips 130-160 15-30


Proses Pembuatan HDPE
Pembuatan HDPE dengan
Proses Ziegler
Pembuatan HDPE dengan
Metode Philips
Contoh-Contoh Reaksi Untuk
Menghasilkan Produk Hilir
•Polipropilena (PP) [ C3H6 -]n
Monomer Propilen terpolimerisasi
menjadi polimer sederhana dan resin
plastik propilena dengan katalis
stereospesific alumunium alkil (ziegler
natta).
•Karet Polibutadiena
n CH2 = CH2 – CH = CH2  [ - CH2 –
CH2 = CH2 – CH2 - ]n
Proses Pembuatan Poli
Propilena
Pembuatan Tetramer
Polipropilena
Pembuatan Karet
Polibutadiena
Contoh-Contoh Reaksi Untuk
Menghasilkan Produk Hilir

Polivinil klorida (PVC)


•Rigid PVC (keras dan mudah pecah);
digunakan di sektor bangunan dan
konstruksi
•Flexible PVC (lunak); digunakan pada
industri kulit imitasi dan kemasan.
Polivinil klorida (PVC)
(cont’d)
•Proses pembuatan PVC :
–Klorinasi langsung gas
etilena membentuk etilen
diklorida (EDC) yang tidak
stabil
–Pirolisis (Thermal
Cracking) EDC membentuk
Vinil Chloride monomer
(VCM)
–Polimerisasi VCM menjadi
PVC
Pembuatan VCM
Contoh-Contoh Reaksi
Untuk Menghasilkan
Produk Hilir
• Polistirena
Proses pembuatan :
– Reaksi Alkilasi Etilena
dengan Benzena
membentuk etil
benzena
– Dehidrogenasi dengan
steam terhadap etil
benzena sehingga
terbentuk monomer
stirena
– Reaksi polimerisasi atas
monomer stirena
Proses Pembuatan Monomer
Stirena
Polimerisasi Stirena
3. Jalur Aromatik
• Senyawa hidrokarbon tak jenuh yang
mempunyai ikatan atom C siklis,
berupa ikatan atom antara C6 – C8,
seperti benzena, toluena, xilena, dlL
• Sangat reaktif sehingga mudah
bereaksi dan terpolimerisasi.
• Menghasilkan Benzena, Toluena dan
Xilena(BTX) sebagai hasil utama,
serta sikloheksana (CHX) sebagai
produk samping.
Aromatik dengan Bahan Baku
Nafta
• Hidrokarbon aromatik (BTX) dihasilkan
melalui proses catalytic reforming,
dengan nafta sebagai bahan baku dan
katalis platina, pada suhu 450-500oC
– Reaksi pembentukan benzena :
dehidrogenasi hidrokarbon sikloparafin
Proses Pembentukan BTX
•Reaksi pembentukan toluena :
isomerisasi hidrokarbon dimetil siklopentana
disusul dengan dehidrogenasi

Reaksi pembentukan orto, meta dan para


(o,m,p) xilena: reaksi isomerisasi hidrokarbon
trimetilsiklopentana, disusul dengan
dehidrogenasi.
Produk Hilir Jalur Aromatik
•Benzena → melaic anhydride,
polistirena, deterjen, fenol, akrilonitril,
sikloheksana, kloro benzena, dll
•Toluena → toluen diisosianat dan
poliuretan
•O, m, p Xilena → anhidrida dtalat,
asam terepthalat, dimetil terepthalat,
polietilen terepthalat dan asam
isopthalat.
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
• Anhidrida Melaik (Melaic Anhydride)
Dihasilkan melalui reaksi oksidasi
benzena, pada suhu 425oC, dan bantuan
katalis V2O5 dan MoO3
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
•Deterjen
– Deterjen : zat yang mengandung unsur
aktif pembersih permukaan dengan
surfaktan sebagai unsur utamanya
(dibuat secara sintetik dari fraksi
minyak bumi)
– Sabun biasa (soap) : dari minyak
tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan,
tidak mengandung surfaktan. Rumus
umum deterjen adalam R-SO3- Na.
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
Jenis deterjen :
• Deterjen jenis keras, memiliki gugus R
antara C12 – C17; ikatan karbon yang
bercabang atau melingkar. Gugus ini
sukar mengalami degradasi
• Deterjen Jenis Lunak, memiliki gugus R
anatar C7 – C10 (senyawa olefin) ; ikatan
rantai karbon lurus seperti normal dekana,
dekene dan dekanol. Ikatan atom C ini
mudah terpisah dan dihancurkan oleh
mikroba.
Pembuatan Deterjen Alkil
Benzena
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
• Fenol (phenol)
– Reaksi benzene dengan HCl dalam
udara panas (200oC), dengan bantuan
katalis Cu dan Fe
– Hasil tahap 1 direaksikan dengan air,
dan dipanaskan hingga suhu 500oC
dengan bantuan katalis SiO2.
– Produk tahap 2 direaksikan dengan
aseton pada suhu 500oC dengan katalis
HCl, menghasilkan bisphenol A.
Fenol (phenol)
(cont’d)
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
•Sikloheksana
Reaksi hidrogenasi katalitik terhadap
benzena akan menghasilkan
sikloheksana, yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan adipic acid (bahan dasar nilon
66), dan kaprolaktam (bahan dasar nilon
6).
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
• Toluena di-isosianat (TDI)
– Nitrasi toluena dengan bantuan katalis H2SO4

– Hasil reaksi tahap 1 dihidrogenasi dengan


bantuan katalis AlCl3
Toluena di-isosianat (TDI)
(cont’d)
– Hasil reaksi tahap 2 direksikan dengan
fosgenase pada suhu 200oC dengan
penambahan COCl2 dan dichlorobenzene
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
•Anhidrida Pthalat (PA)
O-xilena dioksidasikan dalam fasa cair
untuk menghasilkan PA, lalu dilakukan
pemurnian hingga maksimum 99,9%
Proses Pembuatan Anhidrida
Pthalat
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
•Asam Isopthalat (IPA)
Bahan baku
pembentukan asam
isopthalat adalah
m-xilena, yang
dioksidasi dengan
sulfur di dalam sistem
aqua NH3
Pembuatan Serat Poliester
Contoh Reaksi untuk Mendapatkan
Produk Hilir
•Polietilen terepthalat (PET) :
Reaksi pembentukannya adalah dengan
mereaksikan DMT dengan EG pada suhu
150-200oC, sehingga menghasilkan PET
(bis (hydroxyethyl) terepthalate)
Pengadaan Produk Hilir Serat-Serat
Sintetis dan resin-Resin Sintetis di
Indonesia
1. Pengadaan Produk Serat Sintetis
– Produksi serat sintetis dalam negeri dimulai
tahun 1973 dengan pendirian PT Indonesia Toray
Synthetics (ITS) yang memproduksi nilon..
2. Pengadaan Produk Resin Sintetis
– 1993 : PT Bakrie Brother (BB) berpatungan
dengan mitsubishi Kasei Corporation (PT Bakrie
Kasei Corporation) : pabrik PTA (purified
terpthalic acid) di Merak
– Pabrik Bakrie Dia Foil (BDF) : PET Film untuk
magnetik film, tape dan pita komputer.
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN PRODUK-
PRODUK PETROKIMIA
• Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut
Sektor Industri :
– Industri pupuk dan pestisida
– Industri serat sintetik
– Industri bahan plastik
– Industri adhesive resin
– Industri bahan baku cat/ coating
– Industri detergent/ pencuci
– Industri elastomer/ karet sintetik
– Industri kimia khusus
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN PRODUK-
PRODUK PETROKIMIA
1. Penggunaan Dalam Industri Pupuk Dan
Pestisida
• Produk amoniak/ urea dalam negeri sebagian
besar digunakan sebagai pupuk pertanian, dan
adhesive urea formaldehida.
• Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif
pestisida, pelarut dan aditifnya merupakan
produk akhir petrokimia seperti senyawa
carbamate, thiocarbamate, surfaktan organik,
organoklorida, alkohol, dsb.
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN PRODUK-
PRODUK PETROKIMIA
2. Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik
Produk petrokimia yang digunakan untuk serat
sintetik adalah TPA (terepthalic acid), DMT
(dimethyl terepthalate), PTA (purified terepthalic
acid), dan kaprolaktam.s

3. Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik


PE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil
klorida), dan PS (polistirena).

4. Penggunaan Dalam Industri Adhesive Resin


Urea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol
formaldehida.
Bagan Industri Tekstil
Indonesia
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN PRODUK-
PRODUK PETROKIMIA

6. Penggunaan dalam Industri Deterjen


Alkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS),
dan selulosa karboksi metil (CMC).

7.Penggunaan dalam Industri Elastomer


•Karet sintetik yang digunakan untuk industri
ban adalah SBR dan karet butil sebesar 20%.
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN PRODUK-
PRODUK PETROKIMIA

8. Penggunaan dalam industri Kimia,


Khusus Industri Zat Pewarna (Dyestuff
Industry)
Phthalic anhydride (pewarna tekstil) dan
carbon black
Industri Pemrosesan Plastik
• Produk plastik berkualitas tinggi dapat dihasilkan
dengan penambahan bahan aditif (ingredient) ke
bahan baku. Bahan aditif tersebut antara lain :
– Filler (bahan pengisi)
– Plastisizer (membuat plastik elastis) : dioctyl pthalate,
dihexyl sebamate, dilauryl adipate, diamyl maleate, 2-
ethyl hexyl succinate, acetyl tributyl citrate, dibutil fenil
fosfat, butoxy ethyl stearate, yang pada umumnya
dibuat dari senyawa ester dan amida.
– Colorant (bahan pewarna)
– Miscellaneous :stabilizer, inhibitor, hardener, katalis,
dll.
Industri Pemrosesan Plastik
• Prinsip dasar pemrosesan plastik :
– Pemanasan resin plastik yang sudah
diramu dengan bahan pencampur
– Plastik cair ditekan dengan mesin untuk
membuat bentuk yang diinginkan
(mesin roll, die, mold, extruder, blower,
dll)
– Barang plastik dikeraskan dengan
polimerisasi lebih lanjut (cure stage)
Industri Pemrosesan Plastik
• Metode konversi Compression
bahan baku plastik Molding
menjadi barang jadi : Jet Molding
Extrusion
Post Forming
Injection Molding
Blow Molding Shell Molding
Calendering Sheet Forming
Casting Slush Molding
Laminating Transfer Molding
Vacuum Molding
Extrusion Process
• Tahap proses ekstrusi :
– Dry extrusion, dimana feed bahan baku plastik
berbentuk bubuk dimasukkan ke extruder untuk
dikeringkan
– Proses pendinginan
– Plastik lunak yang sudah ditambah aditif dimasukkan ke
dalam molding
Ada tiga jenis proses ekstrusi, yaitu :
• Proses ekstrusi sederhana (direct extrusion/
extrusion line).
• Proses ekstrusi dengan proses lanjut (semi
positive extrusion)..
• Proses ekstrusi pencetakan (positive
extrusion).
Proses Pembuatan Plastik
Dengan Ekstrusi Sederhana
Proses Ekstrusi Lanjut
Positive Extrusion
Contoh flow diagram proses
ekstrusi
Proses pembuatan pipa plastik PVC
Extruding
Raw material Measuring Blending

Cooling

Cutting Inspection Marking Packing

Product
Crushing + recycle
Proses Injection Molding

• Prinsip kerja:
– Bahan baku plastik dalam bentuk bubuk
atau butir diumpankan ke dalam
hopper, lalu dialirkan ke silinder
pemanas
– Ketika bahan sudah meleleh, maka
dengan bantuan alat penyedot udara
(plunger), dilewatkan ke nozzle yang
terbuka, dan dimasukkan ke mold untuk
dicetak
Proses Injection Molding
Contoh bagan alir injection
molding
• Proses pembuatan busa plastik
Raw Material

Pigment Blending Injection Surface Finishing


Molding

Foaming Agent Product Packing Inspecting


Proses Blow Molding

Prinsip kerja :
• Bahan plastik lunak berbentuk balon tipis
yang sudah mendidih ditiupkan ke alat
blowing. Proses ini dikerjakan di luar pintu
masuk alat pencetak (mold)
• Bahan plastik panas dialirkan ke dalam
alat pendingin udara untuk didinginkan
(chilling) dan hasilnya dipadatkan.
Proses Blow Molding
Proses Blow Molding
Contoh pembuatan botol plastik
PVC dengan blow molding
Material Extrusion Die Blowing
blending

Deburring Cooling

Removal from
mold Finishing Printing Drying Packing

Labelling Product
Proses Calendering
•Calendering :menghasilkan barang plastik
dalam bentuk film atau lembaran (plastic
sheet) dengan alat pemanas dan alat
penggulung yang dapat berputar.
•Terbatas untuk bahan termoplastik guna
mengubahnya menjadi lembaran/ film
plastik.
•Bahan plastik dilunakkan dengan pemanas
dan dilewatkan antara sederetan roll
berputar, sehingga didapatkan lembaran
film plastik dengan ketebalan tertentu.
Proses Calendering
Proses Calendering
Contoh proses calendering
Pembuatan lembaran plastik PVC

Material
Measuring Blending Mixing Roll
Carry in
X

Cooling Roll Calender Roll Warming Roll


Y

Winder

Inspection Packing Product

Cutter Stacker

Anda mungkin juga menyukai