Anda di halaman 1dari 36

RHINOSINUSITIS

MAKSILARIS
DEFINISI

Inflamasi mukosa sinus paranasal

Umumnya disertai atau dipicu oleh


rhinitis sehingga sering disebut
rhinosinusitis

Paling sering terkena sinus maksilaris dan


etmoid, sinus frontal jarang dan sinus
sfenoid lebih jarang lagi
KLASIFIKASI

Klinis Etiologi
Akut Rhinogen

Subakut Dentogen

Kronis
Rosenfeld, 2015
Klasifikasi Rhinosinusitis

• Akut : kurang dari 4 minggu


• Sub akut : 4-12 minggu
• Kronik : lebih dari 12 minggu
FAKTOR PREDISPOSISI

Infeksi virus sebelumnya (Rhinitis Akut)

Rhinitis  terutama rhinitis alergi

Infeksi gigi geraham atas

Kelainan anatomis  deviasi septum, hipertrofi konka

Gangguan fungsi silia

Defisiensi imun
ETIOLOGI

BAKTERI AEROB
S. Pneumoniae 30-50%, BAKTERI
VIRUS H. Influenza 20-40%, ANAEROB
Moxarella catarrhalis
4%)

WAKTU
Organ-organ yang Perubahan mukosa menjadi
membentuk KOM dan PATOFISIOLOGI kronik: hipertrofi,
letaknya berdekatan polipoid/pembentukan polip
dan kista
Kelainan anatomi,infeksi
Terjadi edema
virus, alergi, imunitas rendah
Berlangsung lama dan
terus-menerus sehingga
Mukosa yang berhadapan menjadi suatu siklus
akan saling bertemu 
silia tidak dapat bergerak

Mukosa makin
Silia tidak dapat membengkak
bergerak dan ostium
menjadi tersumbat
Hipoksia & bakteri
Terjadi tekanan negatif anaerob berkembang
di dalam rongga sinus

Inflamasi berlanjut

Terjadi transudasi
yang awalnya berupa Terapi tidak berhasil
cairan serous

Kondisi ini disebut dengan Kondisi ini menetap, sekret yang terkumpul dalam
rhinosinusitis non bakterial sinus merupakan media yang baik untuk
yang biasanya sembuh pertumbuhan bakteri  sekret purulen disebut
dalam beberapa hari tanpa dengan rhinosinusitis akut bacterial > memerlukan
pengobatan antibiotik
GEJALA KLINIS
Keluhan utama
• Keluhan utama : hidung tersumbat disertai nyeri tekan
pada muka dan ingus purulen yang seringkali turun ke
tenggorok (post nasal drip)
• Khas rhinosinusitis akut : Nyeri atau rasa tekanan di
daerah sinus yang terkena, serta reffered pain
• Dapat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu

Gejala lain
• Sakit kepala, hiposmia/anosmia, halitosis, hidung
buntu, pilek, nafas bau
Lokasi nyeri
Daerah sinusitis Nyeri

Sinusitis maksilla Nyeri: kelopak mata bawah, gigi


Nyeri alih: dahi, depan telinga

Sinusitis etmoid Nyeri: pangkal hidung, belakang bola mata


Nyeri alih: Pelipis

Sinusitis frontal Nyeri: dahi dan seluruh kepala


Nyeri alih: pelipis

Sinusitis sfenoid Nyeri : verteks


Nyeri alih: oksipital dan mastoid
RIWAYAT PENYAKIT

• Pilek/flu lebih dari 7 hari


• Gejala ISPA sebelumnya
• Febris
• Sekret mukopurulen > 7 hari
• Nyeri geraham atas/dahi
• Pengobatan dengan obat flu bebas tanpa
hasil yang memadai
Diagnosis

2 kriteria mayor

atau

1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
• Nyeri tekan fosa kanina uni/bilateral (maksila),
supra orbita (frontal)

• Rinoskopi anterior: udema mukosa, sekret


mukopurulen (terutama di meatus nasi medius)

• Rinoskopi posterior : Sekret “post-nasal” purulen

• Transiluminasi : pada sinus yang terkena gelap (


sinus maksila)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• X-FOTO Water : penebalan mukosa, air fluid level,
atau perselubungan

• CT SCAN

• Pemeriksaan mikrobiologi

• Sinuskopi dengan pungsi menembus dinding medial


sinus maksila melalui meatus inferior (hanya untuk
sinusmaksila dan atas indikasi tertentu)
TERAPI
TUJUAN TERAPI

1. Mempercepat penyembuhan

2. Mencegah komplikasi

3. Mencegah perubahan menjadi kronik

Prinsip terapi : membuka sumbatan KOM sehingga drainase dan


ventilasi sinus-sinus kembali normal
RHINOSINUSITIS AKUT
1. MEMBUNUH KUMAN (ANTIBIOTIK)
Spektrum luas  golongan penisilin
– Diberikan 10-14 hari meskipun gejala klinik sudah hilang

• Lini I :
– Amoksisilin atau Kotrimoksazol atau erythromycine
• Lini II :
– Bila kuman resisten atau memproduksi enzim beta-laktamase dapat
diberikan kombinasi dari
– Amoks+clavulanic acid, Sefalosporin II/III

2. ANTIALERGI
– Antihistamin (preventif serangan alergi) diberikan pada pasien dengan
riwayat alergi
RHINOSINUSITIS AKUT
3. UNTUK MEMPERBAIKI DRAINASE :
(menghilangkan edema mukosa, membuka
ostium sinus)
• Dekongestan
• Topikal : sol efedrin 1 % tetes hidung, oxymethazoline
0,025% tetes hidung untuk anak atau 0,05% semprot
hidung
• Sistemik : fenil propanolamin, pseudo-ephedrin
4. MENGENCERKAN SEKRET :
• Mukolitik  N-acetylcystein, bromhexine
KOMPLIKASI
Kelainan orbita  disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan
orbita
Edema palpebra, selulitus orbita, abses subperiosteal, abses orbita, trombosis
sinus kavernosus

Kelainan intrakranial  meningitis, abses ekstradural, abses otak, dan


trombosis vena

Pada sinusitis kronis : osteomielitis dan abses subperiosteal


RINOSINUSITIS KRONIK
• Harus dicari faktor penyebab kronik (kelainan
anatomi, faktor dentogen)
• Perlu pemeriksaan penunjang lain (radiologi,
endoskopi nasal)
• Terapi medikamentosa bukan yang utama
• Antibiotik untuk aerob dan anaerob,
diberikan jangka panjang (3-8 minggu).

27
RINO-SINUSITIS KRONIK
(mikrobiologi)

AEROB (43%) ANAEROB (57%)

S. aureus Prevotella spp


S. pneumoniae F. nucleatum
H. influenzae B. fragillis
Peptostrept. spp
EPOS 2007
Manajemen rhinosinusitis akut

Europen Position Paper on


Rhinosinusitis and Nasal
Polyps, 2012
SINUSITIS MAKSILARIS DENTOGEN
• Sinus maksila terletak • Dasar sinus maksila
di dekat akar gigi adalah prosesus
rahang atas sehingga alveolaris tempat akar
infeksi pada gigi gigi rahang atas (P1,
mudah menyebar ke P2, M1, M2), sehingga
sinus disebut sinusitis rongga sinus maksila
dentogen hanya terpisahkan
oleh tulang tipis
dengan akar gigi,
bahkan kadang-kadang
tanpa tulang pembatas
INFEKSI GIGI YANG
INFEKSI PADA GIGI
KRONIS

JARINGAN GRANULASI
DIDALAM MUKOSA KUMAN
SINUS MAKSILARIS

GRANULOMA APIKAL /
HAMBAT GERAKAN SILIA KANTONG PERIODONTAL
KE ARAH OSTEUM GIGI

HALANGI DRAINASE
LANGSUNG HEMATOGEN LIMFOGEN
SINUS

SIINUS MUDAH
SINUS MAKSILARIS
TERINFEKSI

RHINOSINUSITIS
DENTOGEN
Harus curiga adanya sinusitis dentogen pada
sinusitis maksila kronik yang mengenai satu sisi
dengan ingus purulen dan nafas bau busuk

Untuk mengobati sinusnya  gigi yang


terinfeksi harus dicabut dan dirawat, serta
pemberian antibiotik untuk bakteri anaerob

Anda mungkin juga menyukai