Rhinosinusitis 1
Rhinosinusitis 1
Rhinosinusitis 1
MAKSILARIS
DEFINISI
Klinis Etiologi
Akut Rhinogen
Subakut Dentogen
Kronis
Rosenfeld, 2015
Klasifikasi Rhinosinusitis
Defisiensi imun
ETIOLOGI
BAKTERI AEROB
S. Pneumoniae 30-50%, BAKTERI
VIRUS H. Influenza 20-40%, ANAEROB
Moxarella catarrhalis
4%)
WAKTU
Organ-organ yang Perubahan mukosa menjadi
membentuk KOM dan PATOFISIOLOGI kronik: hipertrofi,
letaknya berdekatan polipoid/pembentukan polip
dan kista
Kelainan anatomi,infeksi
Terjadi edema
virus, alergi, imunitas rendah
Berlangsung lama dan
terus-menerus sehingga
Mukosa yang berhadapan menjadi suatu siklus
akan saling bertemu
silia tidak dapat bergerak
Mukosa makin
Silia tidak dapat membengkak
bergerak dan ostium
menjadi tersumbat
Hipoksia & bakteri
Terjadi tekanan negatif anaerob berkembang
di dalam rongga sinus
Inflamasi berlanjut
Terjadi transudasi
yang awalnya berupa Terapi tidak berhasil
cairan serous
Kondisi ini disebut dengan Kondisi ini menetap, sekret yang terkumpul dalam
rhinosinusitis non bakterial sinus merupakan media yang baik untuk
yang biasanya sembuh pertumbuhan bakteri sekret purulen disebut
dalam beberapa hari tanpa dengan rhinosinusitis akut bacterial > memerlukan
pengobatan antibiotik
GEJALA KLINIS
Keluhan utama
• Keluhan utama : hidung tersumbat disertai nyeri tekan
pada muka dan ingus purulen yang seringkali turun ke
tenggorok (post nasal drip)
• Khas rhinosinusitis akut : Nyeri atau rasa tekanan di
daerah sinus yang terkena, serta reffered pain
• Dapat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu
Gejala lain
• Sakit kepala, hiposmia/anosmia, halitosis, hidung
buntu, pilek, nafas bau
Lokasi nyeri
Daerah sinusitis Nyeri
2 kriteria mayor
atau
• CT SCAN
• Pemeriksaan mikrobiologi
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah komplikasi
• Lini I :
– Amoksisilin atau Kotrimoksazol atau erythromycine
• Lini II :
– Bila kuman resisten atau memproduksi enzim beta-laktamase dapat
diberikan kombinasi dari
– Amoks+clavulanic acid, Sefalosporin II/III
2. ANTIALERGI
– Antihistamin (preventif serangan alergi) diberikan pada pasien dengan
riwayat alergi
RHINOSINUSITIS AKUT
3. UNTUK MEMPERBAIKI DRAINASE :
(menghilangkan edema mukosa, membuka
ostium sinus)
• Dekongestan
• Topikal : sol efedrin 1 % tetes hidung, oxymethazoline
0,025% tetes hidung untuk anak atau 0,05% semprot
hidung
• Sistemik : fenil propanolamin, pseudo-ephedrin
4. MENGENCERKAN SEKRET :
• Mukolitik N-acetylcystein, bromhexine
KOMPLIKASI
Kelainan orbita disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan
orbita
Edema palpebra, selulitus orbita, abses subperiosteal, abses orbita, trombosis
sinus kavernosus
27
RINO-SINUSITIS KRONIK
(mikrobiologi)
JARINGAN GRANULASI
DIDALAM MUKOSA KUMAN
SINUS MAKSILARIS
GRANULOMA APIKAL /
HAMBAT GERAKAN SILIA KANTONG PERIODONTAL
KE ARAH OSTEUM GIGI
HALANGI DRAINASE
LANGSUNG HEMATOGEN LIMFOGEN
SINUS
SIINUS MUDAH
SINUS MAKSILARIS
TERINFEKSI
RHINOSINUSITIS
DENTOGEN
Harus curiga adanya sinusitis dentogen pada
sinusitis maksila kronik yang mengenai satu sisi
dengan ingus purulen dan nafas bau busuk