Anda di halaman 1dari 28

Askep HDR

Neuroplastisitas
• Neuroplastisitas adalah konsep neurosains yang merujuk
kepada kemampuan otak dan sistem saraf semua spesies
untuk berubah secara struktural dan fungsional sebagai akibat
dari input lingkungan.
lanjut
• Plastisitas terjadi dalam berbagai tingkatan, dari perubahan
seluler yang terlibat dalam pembelajaran, hingga perubahan
bersakal besar yang terlibat dalam pemetaan ulang kortikal
sebagai tanggapan kepada luka. Bentuk plastisitas yang paling
umum diakui adalah pembelajaran, memori, dan pemulihan
dari luka otak.
lanjut
• Selama abad ke-20, para ilmuwan neurosains meyakini bahwa
struktur otak relatif tetap setelah periode kritis selama kecil.
Keyakinan ini telah diruntuhkan oleh penemuan-penemuan
terbaru yang menunjukkan bahwa banyak aspek otak yang
tetap plastis bahkan hingga dewasa
lanjut

• Hubel dan Wiesel telah menunjukkan bahwa kolom dominasi


okular di daerah visual neokortikal terendah, V1, bersifat tetap
setelah periode kritis. Periode kritis juga dipelajari berkenaan
dengan bahasa; data yang didapat menunjukkan bahwa jalan
sensoris bersifat tetap setelah periode kritis. Namun,
penelitian menentukan bahwa perubahan lingkungan dapat
mengubah perilaku dan kognisi dengan mengubah koneksi
antara neuron yang ada dan melalui neurogenesis di
hipokampus dan bagian otak lainnya, termasuk cerebellum.
lanjut
• Penelitian selama beberapa dasawarsa telah menunjukkan
perubahan substansial dalam wilayah pemrosesan neokortikal
yang terendah, dan bahwa perubahan tersebut dapat
mengubah pola aktivasi neuron dalam menanggapi
pengalaman. Penelitian neurologis mengindikasikan bahwa
pengalaman dapat mengubah struktur fisik otak (anatomi) dan
organisasi fungsional (fisiologi). Ilmuwan neurosains saat ini
berupaya merekonsiliasi penelitian periode kritis yang
menunjukkan ketetapan otak dengan penelitian terkini yang
menunjukkan bagaimana otak bisa dan memang berubah.
Area Utama Otak
MASALAH YANG PERLU DIKAJI
No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif
1 Masalah utama : Mengungkapkan ingin Merusak diri sendiri,
gangguan konsep diri : diakui jati dirinya. Merusak orang lain,
harga diri rendah Mengungkapkan tidak ada Ekspresi malu,
lagi yang peduli. Menarik diri dari hubungan
Mengungkapkan tidak bisa social, Tampak mudah
apa-apa. Mengungkapkan tersinggung, Tidak
dirinya tidak mau makan dan tidak tidur
berguna. Mengkritik diri
sendiri. Perasaan tidak
mampu.
MASALAH YANG PERLU DIKAJI
No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif
2 Mk : Penyebab tidak Mengungkapkan Tampak ketergantungan
efektifnya koping individu ketidakmampuan dan terhadap orang
meminta bantuan orang lain Tampak sedih dan
lain. Mengungkapkan tidak melakukan aktivitas
malu dan tidak bisa ketika yang seharusnya dapat
diajak melakukan dilakukan Wajah
sesuatu. Mengungkapkan tampak murung
tidak berdaya dan tidak
ingin hidup lagi.
MASALAH YANG PERLU DIKAJI
No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif
3 Mk : Akibat isolasi sosial Mengungkapkan enggan Ekspresi wajah kosong
menarik diri bicara dengan orang tidak ada kontak mata
lain Klien mengatakan ketika diajak bicara Suara
malu bertemu dan pelan dan tidak
berhadapan dengan orang jelas Hanya
lain. memberi jawaban singkat
(ya/tidak) Menghindar
ketika didekati
Diagnosa Keperawatan
• Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi,
wawancara atau pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber
sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa
keperawatan pada pasien sebagai berikut:
• a. Harga Diri Rendah
• b. Isolasi Sosial
• c. Defisit Perawatan Diri
Rencana Tindakan Keperawatan
dan Strategi Pelaksanaan pasien
• Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah Tindakan keperawatan pada pasien :
• a. Tujuan :
• 1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
• 2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
• 3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan
• 4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai
kemampuan
• 5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan
kegiatan yang sudah dilatih
• Tindakan keperawatan :
• 1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
• Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
• a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
• b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
• 2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
• Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
• a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini
• b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
• c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
• 3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
• a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-
hari.
• b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
daftar kegiatan sehari-hari pasien.
• 4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
• Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
• a. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang
dipilih
• b. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
• c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien
• 5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang dilatih
• Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut,
saudara dapat melakukan hal-hal berikut :
• a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba
kegiatan yang telah dilatihkan
• b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan
pasien setiap hari
• c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap kegiatan
• d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah
dilatih
• Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah
pelaksanaan kegiatan.
SP
• SP 1Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih
dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
• Orientasi :
• “Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat
segar“.
• ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang masih dapat T dilakukna di rumah sakit. Setelah kita
nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
• ”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama
? Bagaimana kalau 20 menit ?
lanjut
• Kerja :
• ” T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa
pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan
kegiatan yang T miliki “.
• ” T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang
masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini.
• ”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O
yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapihkan tempat tidur T”. Mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat, sudah
rapihkah tempat tidurnya?”
• “Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang
kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan
letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki.
Bagus !”
• ” T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
• “ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T lakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.
lanjut
• Terminasi :
• “Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapihkan tempat tidur ? Yach, T ternyata banyak memiliki
kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya,
merapihkan tempat tidur, yang sudah T praktekkan dengan baik
sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang.”
• ”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. T. Mau berapa
kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi
jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
• ”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain
merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita
akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini
sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
lanjut
• SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang
sesuai dengan kemampuan pasien.
• Orientasi :
• “Assalammua’laikum, bagaimana perasaan T pagi ini ? Wah,
tampak cerah ”
• ”Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore
kemarin/ Tadi pag? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum
bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua.
Masih ingat apa kegiatan itu T?”
• ”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan
ini”
• ”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
lanjut
• Kerja :
• “ T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun
khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., T bisa
menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
• “Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
• “Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor,
lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat
sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan
sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai
disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun
di piring tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah
bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
• “Sekarang coba T yang melakukan…”
• “Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang
dilap tangannya
lanjut
• Terminasi :
• ”Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?”
• “Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi
kegiatan sehari-hari
• T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci
piring tiga kali setelah makan.”
• ”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah
merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan
apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
• ”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
Untuk mengatasi masalah Iolasi Sosial
Tindakan keperawatan pada pasien
• Tujuan umum: Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.
• a. Tujuan khusus I: Pasien dapat membina hubungan saling
percaya.
• Kriteria evaluasi: Setelah dilakukan dua kali interaksi, pasien
menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat, seperti:
wajah cerah, tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata,
bersedia menceritakan perasaannya, bersedia
mengungkapkan masalahnya.
lanjut
• ntervensi keperawatan:
• 1) Bina hubungan saling percaya
• 2) Beri salam setiap berinteraksi
• 3) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan
perawat berkenalan
• 4) Tanyakan dan panggil nama kesukaan pasien
• 5) Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi
• 6) Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapinya
• 7) Buat kontrak interaksi yang jelas
• 8) Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
pasien.
lanjut
• b. Tujuan khusus II: Pasien mampu menyebutkan penyebab isolasi social
• Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi pasien dapat menyebutkan minimal
satu penyebab isolasi sosial, yang berasal dari: diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.
• Intervensi keperawatan:
• 1) Tanyakan pada pasien tentang;
• a) Orang yang serumah atau teman sekamar pasien
• b) Orang yang terdekat dengan pasien di rumah atau di ruang perawatan
• c) Apa yang membuat pasien dekat dengan orang tersebut
• d) Orang yang tidak dekat dengan pasien di rumah atau di ruang perawatan
• e) Apa yang membuat pasien tidak dekat dengan orang tersebut
• f) Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain.
• 2) Diskusikan dengan pasien penyebab isolasi sosial atau tidak mau bergaul
dengan orang lain
• 3) Beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya
lanjut
• c. Tujuan khusus III: Pasien mampu menyebutkan keuntungan
berhubungan sosial, dan kerugian dari isolasi sosial.
• Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi, pasien dapat
menyebutkan keuntungan berhubungan sosial (misalnya: banyak
teman, tidak kesepian, bisa diskusi, saling menolong), dan kerugian
tidak berhubungan sosial dengan orang lain (misalnya: sendiri,
kesepian, tidak bisa berdiskusi, tidak memiliki teman).
• Intervensi keperawatan:
• 1) Tanyakan pada pasien tentang;
• a) Manfaat hubungan social
• b) Kerugian menarik diri.
• 2) Diskusikan dengan pasien tentang manfaat berhubungan sosial,
dan kerugian tidak berhubungan sosial (menarik diri)
• 3) Beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan
perasaannya.
lanjut
• d. Tujuan khusus IV: Pasien melaksanakan hubungan sosial secara
bertahap
• Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi, pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara bertahap, dengan: perawat, perawat lain, pasien
lain, dan kelompok.
• Intervensi keperawatan:
• 1) Observasi perilaku pasien saat berhubungan social
• 2) Beri motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan atau
berkomunikasi dengan perawat, perawat lain, pasien lain, dan kelompok
• 3) Libatkan pasien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS)
• 4) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan pasien bersosialisasi
• 5) Beri motivasi pada pasien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal
yang telah dibuat
• 6) Beri pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan.
lanjut
• e. Tujuan khusus V: Pasien dapat menjelaskan perasaannya setelah
melakukan hubungan social
• Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi, pasien dapat menjelaskan
perasaan setelah berhubungan sosial, dengan: orang lain dan kelompok.
• Intervensi keperawatan:
• 1) Diskusikan dengan pasien tentang perasaan setelah berhubungan
sosial, dengan: orang lain dan kelompok
• 2) Beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan
perasaannya.
• f. Tujuan khusus VI: Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik
• Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi, pasien dapat menyebutkan:
manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat, nama obat, warna,
dosis, cara pemakaian, waktu pemakaian, efek terapi dan efek samping
obat. Pasien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar, dan
pasien dapat menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter.
• Intervensi keperawatan:
lanjut
• Intervensi keperawatan:
• 1) Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama obat, warna, dosis, cara pemakaian, waktu pemakaian, efek terapi dan
efek samping obat
• 2) Observasi pasien saat penggunaan obat
• 3) Beri pujian jika pasien menggunakan obat dengan benar
• 4) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
• 5) Anjurkan pasien berkonsultasi dengan dokter atau perawat, jika terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.
• g. Strategi pelaksanaan I pasien (SP I pasien): Membina hubungan saling
percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien
mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, serta mengajarkan pasien berkenalan.
• h. Strategi pelaksanaan II pasien (SP II pasien): Mengajarkan pasien berinteraksi
secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama misalnya seorang perawat).
• i. Strategi pelaksanaan III pasien (SP III pasien): Mengajarkan pasien
berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua misalnya seorang
pasien).

Anda mungkin juga menyukai