Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 11 :

1. Amelia Yuliana (01)


2. Tika Ayuningtyas (35)
3. Yaumil A.M. (39)
4. Dyah Purwaningsih (44)
1. PENGERTIAN

Kompres panas basah merupakan tindakan


keperawatan dengan memberikan kompres
panas basah yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman.
Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien
yang mengalami nyeri, risiko terjadi infeksi
luka, dan kerusakan fisik (mobillitas), tetapi
bila kompres panas basah digunakan pada
permukaan jaringan yang tertutup (bengkak)
tidak memerlukan prinsip steril.
Kompres dingin basah merupakan tindakan
keperawatan dengan cara memberikan
kompres dingin basah dalam memenuhi
kebutuhan rasa nyaman (hipotermia),
yaitu memberikan rasa dingin dengan
menggunakan lap atau kain yang
dicelupkan ke dalam air dingin. Kompres
ini dapat dilakukan pada dahi, ketiak,
atau lipat paha.
Terapi panas dingin adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada pasien atau
klien yang karena suatu penyakit membutuhkan
tindakan terapi tersebut. Sebagai salah satu contoh,
kasus pengunaan selimut hipotermia / hipertermia.
Klien dapat mengalami demam tinggi dan lama
karena penyakit neurologis infeksius dan efek
samping anestesia. Satu tindakan untuk mengontrol
demam adalah selimut hipotermia (pendinginan).
Selimut hipotermia adalah selimut karet berisi air
yang mensirkulasi larutan dingin (biasanya air
distilasi) ke seluruh selimut. Bila klien menggunakan
alat ini, selimut pendingin membantu mengurangi
suhu tubuh klien.
2. TUJUAN

 KOMPRES PANAS
 Memperbaiki sirkulasi
 Menghilangkan edema
 Meningkatkan drainase pus
 Mengurangi rasa nyeri
 KOMPRES DINGIN
 Mengendorkan otot, tendon, dan
ligamen.
 Menghilangkan nyeri dan peradangan
 Mempercepat penyembuhan jaringan
 Memperbaiki sirkulasi
 Membersihkan luka kotor
 TERAPI PANAS DINGIN
(PENGGUNAAN SELIMUT
HIPOTERMIA / HIPERTERMIA)
Pada kasus yang menggunakan selimut
hipotermia tujuannya adalah untuk
meningkatkan suhu dalam tubuh sebesar
0.50C. Sedangkan pada kasus yang
menggunakan selimut hipertermia dalam
terapinya tujuannya adalah… Selain itu tujuan
umum dari terapi panas dingin adalah untuk
meningkatkan perbaikan dan pemulihan
jaringan.
3. RUTE KERJA OBAT

Kompres/pemberian selimut Bersentuhan dengan kulit

Merangsang system saraf dan pembuluh darah di bawah lapisan epidermis

Dikirim ke otak (hipotalamus) / pusat persyarafan

Sinyal dikirim ke saraf efektor seluruh tubuh

Pembuluh darah mengalami relaksasi dan aliran lancar

Syaraf seluruh tubuh menanggapi rangsangan yang dikirim dari otak

Tubuh mengalami transport suhu


4. INDIKASI / KONTRA INDIKASI

 INDIKASI
Indikasi kompres panas :
 Klien yang kedinginan
 Klien dengan perut kembung
 Klien dengan penyakit peradangan
 Spasme otot
 Adanya abses, memar
Indikasi kompres dingin :
 Klien dengan suhu tubuh tinggi
 Klien dengan panas dan muntah
 Pascatonsillectomy
 Radang, memar
 Sedangkan pada terapi panas dingin
khususnya penggunaan selimut
hipotermia, klien diberikan terapi karena
demam tinggi dan lama akibat efek
samping anestesi.
 KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:
 Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik.
Panas akan meningkatkan perdarahan dan
pembengkakan
 Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan
vasdilatasi dan meningkatkan perdarahan
 Edema noninflamasi. Panas meningkatkan
permeabilitas kapiler dan edema.
 Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas
mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel,
dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat
,mempercepat metastase (tumor sekunder)
 Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau
lepuh. Panas dapat membakar atau menyebabkan
kerusakan kulit lebih jauh.
Kontraindikasi pemberian kompres dingin, yaitu:
 Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan
jaringan karena mengurangi aliran ke luka terbuka
 Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi
jaringan lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan
jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin
akan meningkatkan spasme arteri
 Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa
klien memiliki alergi terhadap dingin yang
dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis,
eritema, hive, bengkak, nyeri sendi, dan kadang-
kadang spasme otot), yang dapat membahayakan jika
orang tersebut hypersensitive
5. KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TIMBUL

Meningkatkan suhu kompres panas setelah


adaptasi dapat menimbulkan luka bakar serius.
Sedangkan kompres dingin akan menyebabkan
pusing karena adanya penyempitan pembuluh
darah.
6. INTERVENSI TERHADAP KOMPLIKASI

 1. Menghentikan terapi
 2. Mengganti terapi yang lebih tepat untuk
pasien
7. PERSIAPAN PASIEN

 salam terapeutik disampaikan pada


pasien
 jelaskan prosedur yang akan dilakukan
8. PERSIAPAN ALAT

 Larutan panas/hangat dengan  Handuk


suhu 43°C ─ 46°C  Kain/waslap
 Kasa steril  Termometer aksila
 Sarung tangan  Baskom
 Mangkuk kecil  Termometer aksila
 Pinset anatomi  Gunting
 Verban  Krim lanolin
 Kantong buli-buli  Larutan PK (Permanganas Kalikus)
 Jeli pelicin  Selimut hipotermia/hipertermia
 Kapas sublimat  Selimut
 Perlak  Air dingin
 Plester  Windring
 Kirbat es
9. PROSEDUR PELAKSANAAN

Kompres panas basah pada luka terbuka.


 Gunakan sarung tangan
 Basahilah kasa steril dengan larutan hangat pada
mangkuk kecil lalu peras.
 Tempatkan perasan kasa tersebut pada daerah luka.
 Tutup kasa yang basah dengan kasa kering.
 Kemudian tutup dengan balutan atau diplester.
 Cuci tangan setelah prodesur dilakukan.
 Catat keadaan luka, drainase, warna intregritas dan
respons pasiens.
Kompres panas basah menggunakan buli-buli

 Buli-buli diisi air/larutan hangat 1/3-2/3 bagian.


 Buli-buli dibungkus dengan kantung buli-buli
 Letakkan buli-buli tersebut pada daerah luka
yang tertutup/edema/memar
 Catat respons pasien, selama tindakan
khususnya keadaan area yang dikompres.
 Cuci tangan.
Respon Klien yang Membutuhkan
Tindakan segera
1. Adanya kemerahan atau nyeri pada
luka.
2. Klien memperlihatkan tanda kulit yang
terbakar
3. Luka yang menyembuh
Kompres dingan basah

 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


 Cuci tangan.
 Ukur suhu tubuh
 Pasang pengalas di bawah tempat yang akan dikompres
 Basahi kain dengan air dingin
 Letakkan kain yang telah dibasahi pada daerah aksila,
dahi, atau lipatan paha.
 Cuci tangan setelah proses dilakukan.
 Catat perubahan atau respon pasien dan suhu tubuhnya.
Rendam
1.Rendam tangan dan kaki

•Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


•Cuci tangan
•Masukkan larutan hangat (40,5 0 – 430C ) ke dalam alas / tempat persendian
•Tuangkan obat yang diperlukan pada air rendaman.
•Letakkan pengalas di bawah tempat rendaman.
•Masukkan bagian yang akan direndam (tangan/kaki)
•Tutup bagian atas rendaman dengan handuk supaya tidak cepat menguap panasnya.
•Lakukan perendaman selama 5 – 10 menit.
•Setelah selesai bersihkan daerah yang direndam. Bila ada jaringan yang kotor, lakukan
pembersihan dengan kapas sublimat dengan menggunakan sublimat atau dengan
mengunting jaringan yang mati.
•Cuci tangan setelah proses dilakukan
•Catat perubahan yang terjadi (hasil rendaman, kondisi pasien reaksi kulit, dan cairan
yang digunakan / obat)
2. Rendam glutea ( rendam duduk )

•Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


•Cuci tangan
•Masukkan larutan PK 1 : 4.000 (sesuai program dokter) pada larutan
hangat untuk merendam dan ruang ke dalam tempat rendaman.
•Pasang sampiran bila pasien dirawat di bangsal umum.
•Lakukan perendaman selama 5 – 10 menit.
•Setelah selesai, bersihkan daerah luka dengan kapas sublimat dengan
menggunakan pinset.
•Tutup luka dan keringkan dengan kain kasa steril lalu pasang perban.
•Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Catat keadaan dan reaksi kulit dan hasil rendaman
3. Rendam seluruh bagian tubuh.

•Cuci tangan.
•Masukkan larutan PK 1 : 4.000 pada air di tempat
rendaman dan diaduk.
•Masukkan bagian tubuh ke dalam tempat rendaman selama
5 – 10 menit dan bersihkan daerah luka dengan kain kasa.
•Setelah selesai, bersihkan luka dengan kain kasa steril dan
keringkan. Lalu beri obat sesuai program dokter.
•Tutup luka ringan dengan kain kasa.
•Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
•Catat hasil rendaman dan keadaan luka.
Penggunaan selimut hipotermia/hipertermia dapat didelegasikan
kepada personil asistent bila tidak ada risiko komplikasi
Langkah
 Ikuti Protokol StandarUkur tanda vital klien, status neurologik / mental, dan
sirkulasi perifer.
 Pastikan bahwa suhu tubuh klien tidak dapat dikembalikan ke normal melalui
tindakan intensif yang kurang.
 Kaji kulit klien, telinga, tangan jari – jari, tumit , sakrum dan penonjolan
tulang lain sebelum terapi.
 Periksa pesanan dokter dan periksa ganda bahwa suhu klien saat ini
memerlukan selimut hipotermia / hipertermia.
 Siapkan selimut sesuai kebijakan lembaga dan instruksi pabrik.
 Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
 Tempatkan selimut pada tempat tidur klien dan dinginkan atau hangatkan
lebih dulu.Susun bantalan suhu pada tinggi yang dibutuhkan.
 Observasi bahwa lampu dingin / hangat menyala.
 Pastikan bahwa pembatas bantalan suhu diset pada rentang yang aman.
 Tempatkan seprai atau selimut mandi tipis di atas selimutTempatkan klien
pada selimut.( Untuk hipotermia, tutup tangan klien dan kaki dalam handuk).
 Posisikan klien dengan tepat pada selimut agar permukaan tubuh klien secara
langsung diselimuti.Sementara pada saat bersamaan menjamin klien dilindungi
dari terjadinya luka tekan atau kerusakan kesejajaran tubuh.
 Lumasi probe rektal dan masukkan ke dalam rektum.
KEWASPADAAN PERAWAT

 Periksa ganda termometer cairan pada panel kontrol


selimut
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Pantau suhu klien dan tanda vital tiap 15 menit
selama jam pertama, tiap 30 menit selama jam
kedua, dan tiap jam terapi setelahnya.
 Kaji pengontrol suhu otomatis tiap 4 jam dengan
mengambil suhu rektal klien dengan termometer
kaca.
 Tentukan tingkat kenyamanan klien
 Catat data dasar, tanda vital, status neurologis /
mental, status sirkulasi perifer, integritas kulit, atur
kendali suhu dan respons klien pada terapi bila
terapi dimulai.
 Lengkapi Akhir Protokol
Reaspon Klien Yang Membutuhkan Tindakan Segera
Respons
Suhu inti klien tetap tidak berubah.Suhu inti tubuh klien
menurun atau meningkat terlalu cepat.Klien menunjukkan tanda
kemerahan atau kulit terbakar.Klien mulai menggigil

Tindakan
Periksa untuk menetapkan bahwa sistem diset dan berfungsi
dengan tepat. Bila berfungsi dengan tepat, beri tahu pertawat dan
dokter yang bertanggung jawab dengan segera.
Laporkan temuan pada perawat segera
Penurunan atau peningkatan suhu selimut 1 derajat setiap 15 menit
untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
Dokter dapat menghentikan program pengobatan
Lepaskan selimut segera
Ketika selimut digunakan ulang, lapisi kulit dengan kain. Matikan
selimut hipotermia atau tingkatkan suhu.
10. HAL – HAL YANG DIPERHATIKAN

 1. Kondisi patologis pasien berkaitan dengan tingkat


keparahan kondisi patologis pasien ( akut atau
kronis ). Di samping itu juga apakah kondisi
patologis pasien indikatif atau kontra indikatif
dengan terapi yang akan diberikan.
 2. Gangguan sensibilitas yang dimaksud adalah
sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui
keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan
tes sensibilitas panas-dingin.
wassalamu’alaikum

___SEKIAN___
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai