Anda di halaman 1dari 42

PEMICU 2 BLOK 10

“MUKA TUA”

OLEH:
KELOMPOK 1

KETUA : PUTRI SYAWALANI HERY KARNI (130600001)


SEKRETARIS : SU’IDAH FAFIL JANNAH (130600001)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
YOLANDA SIMATUPANG ( 130600002 )
ARIF AHMAD PASARIBU ( 130600003 )
MEYLIA LESTARI BR PURBA ( 130600004 )
NANTHINI ( 130600005 )
VAN BAYA GINTING ( 130600006 )
ANNYDIA MAYDELIN PURBA ( 130600007 )
MAISYARAH AYU LUBIS ( 130600008 )
HILDA PAULA LATIURIUW ( 130600009 )
ALLYA NURUL LAILY ( 130600010 )
NUR HAYATI ( 130600021)
NATASYA ANGELYNA BATUBARA ( 130600022)
RASYIDAH SOFRIANI YUSMA ( 130600023)
AFRITA RIZKY ( 130600024 )
MARGARETHA LESTARI SILALAHI ( 130600025 )
SU’IDAH FAFIL JANNAH ( 130600026 )
AZIZATUL MARDHIYYAH ( 130600027 )
LILIA SARIFA TAMIN DAMANIK ( 130600028 )
RINA SILVIA SIREGAR ( 130600029 )
ANZILI RAHMI (130600030 )
SKRENARIO
Seorang pasien laki-laki berumur 45 tahun datang ke dokter gigi dengan
keluhan gigi geligi menjadi pendek dan ngilu. Dari hasil pemerikasaan
menunjukkan bahwa permukaan gigi licin dan berkilat di ikuti dengan
permukaan oklusal dan insisal gigi rahang atas dan rahang bawah
pendek. Wajah pasien kelihatan pendek dan terlihat lebih tua dari
umurnya. Berdasarkan anamnese, diperoleh informasi bahwa pasien
mempunyai kebiasaan meminum minuman asam untuk pengobatan
kesehatannya. Dari keluhan istrinya bahwa pasien ini juga pada waktu
tidur malam hari gigi geligi menggerutuk dan sewaktu bangun pagi
rahang dan tengkuk terasa tegang (keram). Dalam keadaan sehari-hari
sewaktu membuka mulut lebar ada bunyi pada sendi rahang dan kadang-
kadang bunyi berdesing pada kuping.
1. Jelaskan pengertian saudara tentang abfraksi,
abrasi, erosi, atrisi dan bruxism ?

 Abfraksi
Kehilangan struktur gigi pada daerah servikal
akibat tekanan kompresif berlebih pada area
oklusal sehingga melemahkan struktur gigi secara
keseluruhan
Contoh: pada gigi crowding, traumatik oklusi
gambaran

REFERENSI : Buku “Oral & Maxillofacial PHATOLOGY” Eidisi 2 oleh Brad W. Neville,
dkk tahun 2004 hal :58
Abfraksi, dengan lesi berbentuk huruf ‘V’
 Abrasi
 Ausnya struktur gigi karena struktur mekanik.
 Tergolong lesi non karies
 Contohnya : menyikat gigi terlalu keras.
 Gambaran klinis :
1. Biasanya terletak di daerah servikal gigi
2. Lesi lebih luas dari pada kedalaman
3. Umumnya dijumpai pada premolar dan
kaninus

REFERENSI : KARIES GIGI OLEH PROF. RASINTA TARIGAN HAL : 47


Perbedaan Abfraksi dan Abrasi

Abfraksi Abrasi
Kehilangan struktur gigi karena Kehilangan struktur gigi karena
beban kunyah yang terlalu besar
tekanan mekanik

Lokasi dibagian servikal didaerah Biasanya pada daerah servikal


buccal dan lingual didaerah buccal

Bentuknya seperti huruf “V” dan “C” Bentuknya cekung

Pada satu gigi Beberapa gigi, biasanya pada


kaninusa dan premolar
 Erosi
 Kehilangan struktur gigi secara progresif karena asam.
 Erosi karena asam tergantung pada frekuensi dan kuantitasnya.
 Gate (1961) mengklasifikasikan derajat erosi gigi sebagai
berikut :
1. Etsa : Permukaan email gigi berkilat seperti kaca danlicin.
2. Erosi Derajat 1 (Grade 1) : hilangnya lapisan enamel.
3. Erosi Derajat 2 (Grade 2) : hilangnya lapisan enamel
diikuti lapisan dentin.
4. Erosi Derajat 3 (Grade 3) : hilangnya lapisan enamel,
dentin, dan dentin sekunder.
5. Erosi Derajat 4 (Grade $) : hilangnya lapisan enamel,
dentin, dan mengenai pulpa gigi.
REFERENSI : KARIES GIGI OLEH PROF. RASINTA TARIGAN HAL : 48
Erosi bagian palatina

REFERENSI :Buku Woefel Anatomi Gigi edisi 8 oleh Rickne C. dan gabriella W. Tahun
2013 Hal : 361
Gambaran Klinis Erosi Gigi
(Lussi A, Ganss C. Diagnosis of erosive tooth wear. In: Lussi A. dental Erosion.
Switzerland: Freiburgstrasse7, 2006: 32-43)

G2

G1
Et

G3
G4
 Atrisi
 Kehilangan permukaan gigi yang disebabkan oleh
kontak gigi geligi pada saat menggigit dan mengunyah.
 Atrisi gigi ini dapat terjadi pada insisal, oklusal dan
proksimal dari gigi.

REFERENSI : KARIES GIGI OLEH PROF. RASINTA TARIGAN HAL : 51


Atrisi
 Bruxism
 Aktivitas parafungsional yang terjadi selama waktu
tidur atau dalam keadaan sadar termasuk cleanching,
grinding, dan/atau menggertakkan gigi geligi.

REFERENSI :Indonesian Journal Of Dentistry tahun 2008 15(1) : Hal 36-43 Judul “Peran
“Oral Splint” pada Bruxism
Gigi pada penderita Bruxism
2. Pada kasus diatas apa yang menjadi penyebab
erosi gigi dan hubungannya dengan atrisi gigi ?

Minuman asam

Etsa : Permukaan licin dan


berkilat

Grade 1 : Kehilangan lapisan


enamel

Grade 2 : Kehilangan lapisan


enamel di ikuti lapisan dentin.
(Erosion like atrision)
Erosi pada penderita bruxism
3. Sebutkan otot-otot yang berperan dan fungsinya
dalam membuka dan menutup mulut ?

 Musculus Masseter
 Elevasi mandibula
 origo : Arkus
Zigomatikus
 Insersio : Angulus
mandibula

REFERENSI :Buku Woefel Anatomi Gigi edisi 8 oleh Rickne C. dan gabriella W. Tahun
2013 Hal : 434
 Muskulus Temporalis
 Elevasi mandibula
(serat vertikal ) dan
retrusi mandibula
(serat horizontal)
 Origo : Fossa
Temporalis
 Insersio : Prosesus
Coronoideus
Mandibula
REFERENSI :Buku Woefel Anatomi Gigi edisi 8 oleh Rickne C. dan gabriella W. Tahun
2013 Hal : 435-436
 Muskulus Pterygoideus
Medialis
 Origo : Dari permukaan
medial lamina
pterygoidea latralis dan
fossa pterygoidea.
 Insersio : Permukaan
medial mandibula di
regio triangular pada
angulus
 Elevasi mandibula
REFERENSI :Buku Woefel Anatomi Gigi edisi 8 oleh Rickne C. dan gabriella W. Tahun
2013 Hal : 435-438
 Musculus Pterygoideus
Lateralis
 Depresi mandibula
protrusi mandibula
gerakan lateral
 Origo : os. Sphenoid
 Insersio : fovea
pterygoidea

REFERENSI :Buku Woefel Anatomi Gigi edisi 8 oleh Rickne C. dan gabriella W. Tahun
2013 Hal : 437-438
 Musculus suprahyoidei
 Depresi
mandibulaRetrusi
mandibula

 Musculus infrahyoidei
 Depresi mandibula

REFERENSI :Buku Woefel Anatomi Gigi edisi 8 oleh Rickne C. dan gabriella W. Tahun
2013 Hal : 443
4. Jelaskan patogenesis bruxism sebagai penyebab
tengkuk keram ?

Bruxism Hiperaktif tengkuk


otot keram
5. Jelaskan hubungan atrisi dengan penurunan
vertikel dimensi dan kelainan TMJ ?

 Vertikel dimensi : Jarak antara os. maksila dan os. Mentalis


pada saat oklusi.
 Penurunana dimensi vertikal dapat terjadi pada gigi yang atrisi
dengan kebiasaaan bruxism
 Penurunan vertikal dimensi ini akan mengakibatkan
berkurangnya biting surface sehingga terjadi pergeseran yang
semakin dekat antara rahang atas dan rahang bawah dan
mengakibatkan gangguan TMJ.
 Condilus mandibula akan mencari posisi yang nyaman saat
menutup mulut memicu perubahan letak condilus pada
fossa glenoid menghasilkan stress melalui sendi
mengakibatkan gangguan fungsi sendi
a. Posisi temporomandibular joint dalam keadaan normal
b. Hubungan rahang dalam keadaan oklusi,
c. Hubungan rahang pada keadaan edentulous.
A B
6. Jelaskan mengapa pasien kelihatan lebih tua dari
umurnya sesuai kasus diatas ?

Atrisi

Berkurangnya vertikel dimensi

Otot-otot mastikasi mengami hipotonus

-Sudut bibir menjadi ke bawah


-Kulit sekitar rongga mulut jadi keriput
-Hal ini disebabkan oleh panjang wajah
yang memendek sehingga proporsii wajah
pasien tidak sesuai dengan umurnya (terlihat
lebih tua).
Perubahan bentuk wajah pada bruxer
7. Jelaskan paatogenesis terjadinya rasa ngilu ?

 Ngilu adalah rasa yang tajam dan singkat karena adanya


stimulus seperti panas dan dingin.
 Patogenesisi rasa ngilu :

Terbukanya tubulus dentin

Cairan yang berada ditubulus


merangsang nerve melalui toms
prosesus odontoblas

Terjadinya rasa ngilu


A B
(A) Permukaan akar gigi dengan tubulus dentin yang
tertutup dan
(B) Permukaan akar gigi dengan tubululus dentin yang
terbuka
(C) (Addy M. Int Dent J 2005; 55: 264)
Timbulnya rasa nyeri disebabkan oleh pergerakan cairan dalam
tubulus dentin (Chu CH,Lo EC. Hong Kong Dent 2010;7: 18)
Teori yang mendukung terjadinya Hipersensitif
Dentin
1. Teori Persarafan Langsung (Direct Inervation

Theory)
2. Teori Odontoblas sebagai Reseptor (Reseptor
Odontoblastic Theory)
3. Teori Hidrodinamik (Hydrodinamic Theory)
1. Teori Persarafan Langsung (Direct Inervation
Theory)
 Menurut Frank dkk (1986) bahwa saraf-syaraf
dari pulpa memasuki tubulus dentin tapi hanya
sepertiga dari dentin saja dan tidak memasuki
daerah-daereah sensitif seperti didalam
pertautan dentin enamel.
 Aplikasi bahan-bahan yang memproduksi dan
meredakan nyeri pada dentin tidak berhasil
menimbulkan respon syaraf sehingga
Teori sulit diterima
2. Teori Odontoblas sebagai Reseptor (Reseptor
Odontoblastic Theory)
 Prosesus odontoblast bertindak sebagai dendrit dan
akson dari neuron dan berfungsi menghantarkan
rangsangan ke pulpa.
 Beberapa gigi ditermukan bahwa prosesus
odontoblast meluas kedalam dentin
 Teori ini masih sulit diterima
3. Teori Hidrodinamik (Hydrodinamic Theory)
 Menurut Brannstrom (1966), pergerakan cairan
didalama tubulus dentin akan menyebabkan
stimulus pada syaraf pulpa.
 Lalu dideteksi oleh ujung saraf bebas dalam
tubulus pada daerah sub odontoblast sehingga
terjadi nyeri
 Pergerakan cairan yang cepat pada dentin
disebabkan oleh larutan hipertonis, tekanan dan
dehidrasi.
Gambar ilustrasi mekanisme teori hidrodinamik yang diawali oleh adanya
rangsangan terhadap syaraf intradental dan akhirnya menimbulkan rasa
sakit (Orchardson R and Gillam DG. J Am Dent Assoc 2006; 137: 991).
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
demineralisasi dan remineralisasi ?

 Demineralisasi
 Proses hilangnya ion-ion pada enamel
gigi karena asam.
 Faktor yang menyebabkan
demineralisasi enamel
1. Faktor gigi
2. Faktor agen
3. Faktor lingkungan
4. Waktu
 Remineralisasi
 Proses kembalinya garam-garam mineral
yang terdapat pada gigi.
 Hanya terjadi bila pH kembali normal 6,8-
7,3.
 Cukupnya Ca2+ dan PO43-
 Remineralisasi di percepat karena adanya
Flour, Buffer Cavity.
pH 7
Kristal apatit H+ bereaksi dgn PO43-
REMINERALISASI terbentuk dalam saliva dan plak
pH 6.8

Hidroksi apatit terlarut


Fluor apatit
Fluor apatit terbentuk jika
pH 5.5 terbentuk
ada F
pH 5.5

H+ kehabisan Fluor apatit dan


dan/atau hidroksi apatit
dinetralisasi terlarut pH 4.5
pH 3 DEMINERALISASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai