Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelompok :

1. Agung Riswanto
2. David Kurniawan
3. Elys Cahyani
4. Firman Jauhari
5. Hildha Novalliana Ayuningtyas
6. Imam Agus Faishal
7. Lussi Fitri Nur Diana
Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan
sangat cepat dan kadang tidak kita sadari, di mana kita dapat
mengenali stimulus yang kita terima. Persepsi yang kita miliki ini
dapat mempengaruhi tindakan kita. Robbin (2003) mendefinisikan
persepsi sebagai proses di mana seseorang mengkeordinasiakan dan
menginterpretasikan sensasi yang di rasakan dengan tujuan untuk
member makna terhadap lingkungannya
1. Faktor Eksternal 2. Faktor Internal
a. Kontras a. Pengalaman atau pengetahuan
1) Kontras warna b. Harapan atau expectation
2) Kontras Ukuran c. Kebutuhan
3) Kontras Bentuk d. Motivasi
4) Kontras Gerakan e. Emosi
b. Perubahan Intensitas f. Budaya
c. Pengulangan (repetition)
d. Sesuatu yang baru (novelity)
e. Sesuatu yang menjadi perhatian banyak
orang
Dalam mempersepsi stimulus visual berupa bentuk, kita akan
menggolongkannya menjadi dua bagian, yaitu objek dan latar. Objek
adalah benda atau bentuk yang masuk dalam fokus perhatian kita.
Sedangkan latar adalah tanpa bentuk dan membantu kita untuk
menetapkan lokasi dari objek yang kita lihat. Dengan demikian persepsi
visual suatu objek visual bergantung dari bagian mana yang kita anggap
sebagai objek dan bagian mana yang kita anggap sebagai latar. Konsep
ini oleh para ahli psoikologi disebut sebagai figure and ground.
Hukum-hukum Pengelompokan
Stimulus

1. Hukum kedekatan (proximity) : Kita cenderung mempersepsikan objek-objek yang lebih


kecil dan berdekatan sebagai keseluruhan bentuk yang lebih besar
2. Hukum Kesamaan (similarity) : Stimulus yang serupa cenderung kita persepsikan sebagai
suatu kesatuan.
3. Hukum Kesinambungan (continuation) : Hukum ini mengacu pada kesederhanaan sehingga
stimulus tersebut mudah kita ramalkan
4. Hukum keteraturan bentuk (good figure) : Dalam mempersepsikan suatu stimulus, kita
cenderung membuatnya menjadi satu kesatuan sempurna atau secara simetris.
5. Hukum kesederhanaan (simplicity) : Kita cenderung mempersepsikannya dalam bentuk
yang paling dasar.
6. Hukum kesempurnaan (law of closure) : Hukum ini merupakan proses persepsi di mana kita
lihat dengan cara mengisi bagian-bagiannya yang hilang.
Dalam mempersepsikan srimulus yang ada,kita akan mempersepsikan sebagi suatu yang tetap.
• Ketetapan Ukuran
Ukuran terkait dengan jarak antara objek yang jatuh di retina mata kita. Semakin jauh jaraknya maka
semakin kecil ukuran yang kita lihat. Walaupun terjadi perubahan ukuran yang kita lihat, kita tetap yakin
bahwa ukuran objek tersebut sama dan tidak berubah.
• Ketetapan Warna
Manusia tidak bertindak seperti sel fotoelectric yang akan mencatat jumlah pencahayaan yang muncul
dari objeknya. Namun seperti halnya pada ketetapan ukuran, maka manusia juga memiliki hukum
ketetapan cahay. Kita akan tetap yakin bahwa warna benda yang kita lihat akan tetap sama, walaupun
pencahayaannya berubah.
• Ketetapan Gerak
Hukum ketetapan gerak ini sangat berguna bagi kita dalam beradaptasi dengan lingkungan hidup kita.
PENGERTIAN
MOTIVASI

Motivasi berasal dari bahasa Latin yang berarti to move. Secara


umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang
menggerakkan kita untuk berprilaku tertentu.dalam mempelajari
motivasi kita akan berhubungan dengan hasrat, keinginan,
dorongan dan tujuan. Di dalam konsep motivasi kita juga
mempelajari sekelompok fenomena yang mempengaruhi sifat,
kekuatan dan ketetapan dari tingkah laku manusia.
Berbagai Pendekatan dalam
Mempelajari Motivasi

1. Pendekatan Instink
Pada awalnya motivasi dipelajari dengan mempelajari instink. Instink adalah pola prilaku yang kita bawa sejak lahir
yang secara biologis diturunkan. Beberapa instink yang mendasari adalah instink untuk menyelamatkan diri dan instink
untuk hidup. Seks adalah salah satu contoh dari instink untuk hidup, karena terkait dengan fungsi reproduksi.
2. Pendekatan Pemuasan Kebutuhan
Teori yang menekankan pada apa yang menarik seseorang untuk berprilaku atau drive theori ini menjelaskan motivasi
dalam suatu gerak sirkuler. Manusia terdorong untuk berprilaku tertentu guna mencapai tujuannya sehingga tercapailah
keseimbangan.
3. Pendekatan Insentif
Berlawanan dengan teori dorongan yang memfokuskan diri pada yang mendorong seseorang untuk berperilaku teretentu,
maka posh theory lebih tertarik untuk mempelajari apa yang dapat menarik seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
4. Pendekatan Arousal
Pendekatan ini mencari jawaban atas tingkah laku dimana tujuan dari perilaku ini adalah memelihara atau meningkatkan
rasa ketegangan.
5. Pendekatan Kognitif
Menjelaskan bahwa motivasi merupakan produk dari pikiran, harapan, dan tujuan seseorang,
TEORI MOTIVASI

1. Content Theory
Teori ini mengajukan cara untuk menganalisis kebutuhan yang mendorong seseorang untuk bertingkah
laku tertentu. Salah satu teori kebutuhan yang terkenal adalah teori kebutuhan berhierarki dari Maslow.
Dalam teori ini Maslow menyusun kebutuhan manusia secara berhierarki. Maslow membagi dua kategori
besar, yaitu kebutuhan tingkat dasar dan tingkat tinggi.
Kebutuhan tingkat dasar adalah kebutuhan yang dapat dipuaskan dari luar, misalnya kebutuhan fisiologis
dan kebutuhan akan rasa aman. Sedangkan kebutuhan tingkat tinggi adalah kebutuhan yang hanya dapat
dipuaskan dari dalam diri orang yang bersangkutan, misalnya kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi
diri.
2. Process Theory
Teori ini mengajukan cara untuk berusaha memahami proses berfikir yang ada yang dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku tertentu. Teori yang mengacu pada teori proses adalah teori tentang keadilan dari
Adams. Teori ini mengatakan, bahwa jika seseorang merasa diperlakukan tidak adil maka ia akan termotivasi
untuk melakukan tugasnya. Teori ini didasarkan oleh fenomena perbandingan social di mana seseorang selalu
membandingkan dirinya dengan orang lain.
JENIS MOTIVASI

1. Motif biologis
Motif biologis bersumber dari keadaan fisiologis dari tubuh manusia. Secara biologis manusia
mengikuti prinsip homeostatis yaitu kecenderungan tubuh kita untuk memelihara kondisi internal.
Morgan (1986) memberikan contoh kebutuhan biologis seperti laparr, dan haus.

2. Motif sosial
Adalah sesuatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari, namun kita mempelajari dalam
kelompok sosial dimana kita hidup.motif sosial mempengaruhi munculnya berbagai perilaku-
perilaku/kebutuhan sosial adalah tidak ada batasnya apabila sudah mencapai tujuan maka akan ada
tujuan lagi, misalnya berawal dari merokok menjadi meminum miras dan akhirnya terjerumus
dalam narkoba. Motif sosial ini mencerminkan pula karakteristik dari seseorang dan semua ini
tergantung pada pengalaman hidup dan hal ini merupakan keunikan kepribadian individu.
PENGUKURAN MOTIVASI

1. Tes proyektif
Apa yang kita katakana akan merupakan cerminan dari pa yang ada dalam
diri kita, demikian juga dengan memahami orang lain. Salah satunya teknik
proyektif yang banyak dikenal dengan Tnematic apperception test (TAT)
ditest ini klien diberi
gambar dan disuruh menceritakan isi dari gambar yang di lihatnya.

2. Kuesioner
Adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi
yang dapat memenancing motivasi klien , contoh EPPS bersoal 210 yang
disuruh memilih salah satu jawaban dari dua jawaban dn dari situ kita dapat
melihat kebuthan klien kita mana yang lebih dominan.

3. Observasi perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga
klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya, misal
untuk mengukur keinginan berprestasi ,klien diminta untuk memproduksi
orgami dgn batas waktu yang ditentukan ,apakah klien mengutamakan
kualitas atau kuantitas.

Anda mungkin juga menyukai