ANEMIA
Yustina Widiyastuti, S.Kep., Ns
PENGERTIAN
• Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari
normal.
Anemia
Prosedur
Resti Ggn nutrisi invasif : cairan
Anoreksia
kurang dari Kadar HB
iv, tranfusi
Lemas kebutuhan
Komparten sel
penghantar oksigen/ Resiko infeksi
Cepat lelah
Tonus otot zat nutrisi ke sel <
Intoleransi aktifitas Perubahan
sirkulasi darah Ggn perfusi jaringan
Mobilisas
i terbatas Resiko ggn
integritas jaringan
PENATALAKSANAAN
• Anemia pasca perdarahan:
– transfusi darah.
– Pilihan kedua: plasma ekspander atau plasma
substitute.
– Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa
saja.
• Anemia defisiensi:
– makanan adekuat
– diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari.
– Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
• Anemia aplastik:
– Prednison dan testosteron
– Transfusi darah
– Pengobatan infeksi sekunder
– Makanan yg bergizi dan istirahat.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab :
– Kehilangan darah kronis, Riwayat ulkus gastrik kronis atau
reseksi gastrik.
– Penggunaan kemotherapi, Penggunaan antibiotik kronis.
– Gagal ginjal.
– Defisiensi nutrisi.
– Luka bakar luas.
2. Pemeriksaan fisik : (head to toe)
– Kelelahan, kelemahan
– Palpitasi
– Sakit kepala ringan, sesak nafas saat aktivitas atau
takipneu saat istirahat
– Pucat, sianosis
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan, perubahan : (uraikan) berhubungan dengan :
• Penurunan komponen seluler yg diperlukan untuk pengiriman O2 /
nutrien ke sel.
• Penurunan haluaran urine.
• Perubahan TD, pengisian kapiler lambat.
• Ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi.
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan :
• Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan.
3. Ggn kebutuhan nutrisi, perubahan : < dari kebutuhan tubuh b.d :
• Kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna
makanan atau absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan
SDM normal.
• Perubahan gusi, membran mukosa mulut.
• Penurunan toleransi untuk aktivitas, kelemahan dan kehilangan
tonus otot.
d. Gangguan/kerusakan integritas kulit ,(resiko tinggi)
terhadap faktor resiko yang b.d :
• Perubahan sirkulasi dan neurologis (anemia)
• Gangguan mobilitas.
• Defisit nutrisi.
e. Resiko tinggi infeksi b.d :
– Pertahanan sekunder tidak adekuat. Misal : penurunan Hb,
leukopenia ,penuruan granulosit (respons inflamasi tertekan).
– Pertahanan utama tidak adekuat. Misal : kerusakan kulit, stasis
cairan tubuh, prosedur invasif, penyakit kronis, mal nutrisi.
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi
prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d :
• Kurang terpajan/mengingat.
• Salah interpretasi informasi.
• Tidak mengenal sumber informasi.
C. Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan A.
Independen :
– Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit atau membran
mukosa, dasar kuku.
– Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
– Awasi upaya pernafasan ; auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi
adventisius,.
– Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
– Kaji untuk respins verbal melambat, mudah terangsang, agitasi,
gangguan memori, bingung.
– Orientasi/orientasikan ulang klien sesuai kebutuhan. Catat jadwal
aktivitas klien untuk dirujuk. Berikan cukup waktu untuk klien
berpikir, komunikasi dan aktivitas.
– Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan
tubuh hangat sesuai indikasi.
Kolaborasi :
Pantau pemeriksaan laboratorium,
misal ; Hb/Ht dan jumlah SDM,
GDA.
Berikan SDM darah
lengkap/packed, produk darah
sesuai indikasi, awasi ketat untuk
komplikasi tranfusi.
Berikan oksigen tambahan sesuai
indikasi.
Siapkan intervensi pembedahan
sesuai indikasi.
2. Diagnosa Keperawatan 2.
Independen :
– Kaji kemampuan klien untuk melakukan tugas normal, catat
laporan kelelahan, kelebihan dan kesulitan menyelesaikan
tugas.
– Awasi TD, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas.
– Catat respons terhadap aktivitas (misal peningkatan denyut
jantung/TD, Disritmia, pusing, Dispnea, tachipnea.
Kolaborasi :
– Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu,
memungkinkan klien untuk melakukannya sebanyak
mungkin.
3. Diagnosa Keperawatan 3.
Independen :
– Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.
– Observasi dan catat masukan makanan klien.
– Timbang berat badan setiap hari.
– Berikan dan bantu higiene mulut yang baik.
Kolaborasi :
– Konsultasi pada ahli gizi.
– Pantau pemeriksaan laboratorium, misal Hb/Ht, BUN, Albumin,
protein, transferin, basiserum, B12, asam folat, TIBC, elektrolit
serum.
– Berikan obat sesuai indikasi. Misal ; Vitamin dan suplemen.
Mineral, misal : kobalamin (vit. B12), asam folat (flovit), asam
askorbat (vitC)
– Besi dextran (im/iv)
4. Diagnosa Keperawatan 4.
Independen :
– Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor,
gangguan warna, hangat lokal, eritema, ekskoriasi.
– Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang
bila klien tidak bergerak atau di tempat tidur.
– Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih,
batasipenggunaan sabun.
– Bantu untuk latihan rentang gerak pasif atau aktif.
Kolaborasi :
– Gunakan alat pelindung, misal kulit domba, keranjang,
kasur tekanan udara.air, pelindung tumit/siku dan bantal
sesuai indikasi.
5. Diagnosa Keperawatan 5.
Independen :
–Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan
dan klien.
–Pertahankan teknik aseptik pada prosedur/perawatan luka.
–Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.
–Dorong perubahan posisi/ambulansi yang sering, latihan
batuk dan nafas dalam.
–Tingkatkan masukan cairan adekuat.
–pantau./batasi pengunjung, berikan isolasi
bilamemungkinkan, batasi tumbuhan hidup/bunga potong.
–Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia
dengan atau tanpa demam.
Kolaborasi :
– Ambil spesimen untuk kultur/sensitivitas sesuai
indikasi.
– Berikan anti septik topikal, antibios sistemik.
– Berikan pelembek feses, stimulan ringan,
laksatif pembentuk bulk atau senema sesuai
indikasi.
– Berikan obat anti diare jk ada diare
6. Diagnosa Keperawatan 6.
Independen :
– Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan
kenyataan bahwa therapi tergantung pada tipe dan
beratnya anemia.
– Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan
laboratorium tidak akan memperburuk anemia.
– Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memnuhi
kebutuhan diet khusus (ditentukan oleh tipe
anemia/defisiensi).
– Dorong untuk berhentimerokok.
– Sarankan minum obat dengan makanan atau segera
setelah makan.
– Tekankan pentingnya memelihara kebersihan mulut.
Kolaborasi :
– Pemberian besi parenteral berupa pemberian obat
dengan Z-track.