Anda di halaman 1dari 43

Laporan Kasus

CVA INFARK +
AFASIA MOTORIK
Oleh:
Adelia Hanarizky Kurniasari 17710049
Teguh Adi Partama 17710074

Pembimbing:
dr. Hanifah Harits Wachdin, Sp.S
Definisi Stroke
• Menurut WHO  adanya defisit neurologis
fokal atau global yang timbul secara
mendadak yang berlangsung lebih dari 24
jam (kecuali bila mengalami tindakan
pembedahan atau meninggal dalam 24
jam), yang disebabkan oleh kelainan
vaksuler otak.
Faktor Resiko
• Umur
• Jenis kelamin
• Herediter
• Ras
• Hypertensi  faktor resiko utama
• Penyakit kardiovaskuler
• DM
• Merokok
• Alkohol
• Hyperlipidemia
• Stress
• Kelainan pembuluh darah otak
• Hemofilia
Klasifikasi

trombotik
Stroke Iskemik
(Infark)
embolik
Stroke
ICH
Stroke
Hemorrhagic
SAH
Stroke Infark Trombotik
Stroke Iskemik/Infark  terjadi iskemia bagian tertentu pd otak  kematian otak

Proses Stroke Trombotik : B.Iskemia


Normal :
plak ateromatus pecah Cardiac Output ke otak : ± 50-55 ml/100 g/mnt
• Normal proses aerobik  1 Glukosa  36 ATP
Lapisan endotel pembuluh
• Iskemik  proses anaerob  1 glukosa  2 ATP + A.Laktat
darah terkelupas
Fx ATP  memelihara integritas sel
Aktivasi proses koagulasi
Penyumbatan pembuluh darah  hipoksia
Terbentuk  Fibrin
Iskemia sedang/berat mek. Auto regulasi tidak berfungsi
 kekurangan ATP Asidosis laktat
Trombus
Aliran darah otak (ADO) 20 ml/100 g/menit  kritis untuk
terjadi kerusakan sel otak
Kematian sel irrevelsible  ADO ≤ 10 ml/100 g/menit
AFASIA
DEFINISI
• Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang
diakibatkan oleh kerusakan otak. Afasia tidak
termasuk gangguan perkembangan bahasa
(disebut juga disfasia), gangguan bicara
motorik murni, ataupun gangguan berbahasa
sekunder akibat gangguan pikiran primer,
misalnya skizofrenia
KLASIFIKASI

LESI ANATOMIK
MANIFESTASI KLINIK 1. Sindrom afasia peri-silvian
1. Afasia tidak lancar atau non- 2. Sindrom afasia daerah
fluent perbatasan (borderzone)
2. Afasia lancar atau fluent 3. Sindrom afasia subkortikal
4. Sindrom afasia non-lokalisasi
LESI
ANATOMIK

Sindrom afasia Sindrom afasia


peri-silvian daerah perbatasan
(borderzone Sindrom afasia Sindrom afasia
subkortikal non-lokalisasi
1.Afasia Broca
1. Afasia transkortikal
(motorik, motoric
ekspresif) 1. Afasia talamik 1. Afasian anomik
2. Afasia transkortikal
2.Afasia Wernicke sensorik 2. Afasia striatal 2. Afasia global
(sensorik, reseptif)
3. Afasia transkortikal
3. Afasia konduksi campuran
ETIOLOGI
• Afasia adalah suatu tanda klinis dan bukan penyakit. Afasia
dapat timbul akibat cedera otak atau proses patologik pada
area lobus frontal, temporal atau parietal yang mengatur
kemampuan berbahasa, yaitu Area Broca, Area Wernicke, dan
jalur yang menghubungkan antara keduanya. Kedua area ini
biasanya terletak di hemisfer kiri otak dan pada kebanyakan
orang, bagian hemisfer kiri merupakan tempat kemampuan
berbahasa diatur.
• Pada dasarnya kerusakan otak yang menimbulkan afasia
disebabkan oleh stroke, cedera otak traumatik, perdarahan
otak aku dan sebagainya. Afasia dapat muncul perlahan-lahan
seperti pada kasus tumor otak.
FISIOLOGI BERBICARA
PATOFISIOLOGI
• Afasia paling sering muncul akibat stroke, cedera kepala, tumor otak, atau
penyakit degeneratif. Kerusakan ini terletak pada bagian otak yang
mengatur kemampuan berbahasa, yaitu area Broca dan area Wernicke.
• Area Broca atau area 44 dan 45 Broadmann, bertanggung jawab atas
pelaksanaan motorik berbicara. Lesi pada area ini akan mengakibatkan
kersulitan dalam artikulasi tetapi penderita bisa memahami bahasa dan
tulisan.
• Area Wernicke atau area 22 Broadmann, merupakan area sensorik penerima
untuk impuls pendengaran. Lesi pada area ini akan mengakibatkan
penurunan hebat kemampuan memahami serta mengerti suatu bahasa.
• Secara umum afasia muncul akibat lesi pada kedua area pengaturan
bahasa di atas. Selain itu lesi pada area disekitarnya juga dapat
menyebabkan afasia transkortikal. Afasia juga dapat muncul akibat lesi pada
fasikulus arkuatus, yaitu penghubung antara area Broca dan area Wernicke.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Jl. Pahlawan RT 01/01 Gedangan, Sidoarjo
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku / Bangsa : Jawa / WNI
Status : Menikah
Tanggal MRS : 7 Juni 2018
Tanggal pemeriksaan : 9 Juni 2018
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Tangan kiri dan kaki kiri terasa lemah

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Sidoarjo pada tanggal 7 juni 2018 pukul
10.30 dengan keluhan tangan kiri dan kaki kiri mendadak terasa lemah
dan berat sejak 2 hari sebelum dibawa ke rumah sakit yaitu pada
tanggal 5 juni 2018, keluhan dirasakan setelah bangun tidur pada pagi
hari. Pasien tidak bisa berbicara sejak 2 hari yang lalu namun dapat
mengerti pembicaraan orang lain. Tidak ada nyeri kepala mendadak,
tidak mual, tidak muntah, pasien tidak mengalami kejang dan tidak
mengalami penurunan kesadaran.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu
– Hipertensi (+) DM (-) Sakit jantung (-) Kolesterol (-)

• Riwayat Penyakit Keluarga


– Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini

• Riwayat Kebiasaan
– Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak usia 15 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : lemah • Kepala :

Kesadaran : compos mentis Mata : anemis (-)

Tekanan Darah : 180/110 mmHg icterus (-)

Nadi : 68x/menit Hidung : dyspnea (-)


Bibir : cyanosis (-)
RR : 20x/menit
Suhu : 36 ◦C
• Leher :
Pembesaran KGB -/-
JVP meningkat -/-
• Thorax
Cor : S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Pulmo : vesikuler disemua lapang pandang paru, Rh -/-, Wh -/-
• Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : shifting dullnes (-) meteorismus (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepatisplenomegaly (-)
• Ekstremitas
Akral hangat kering merah +/+ edema -/-
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS NEUROLOGIS
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : 4-X-6
• Rangsangan Selaput Otak
• Kaku Kuduk : (-)
• Brudzinski I/II : (-) / (-)
• Brudzinski III : (-)
• Brudzinski IV : (-)
• Kernig Sign : (-)
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
1. Nervus Olfaktorius dextra sinistra
Hiposmia/Anosmia (-) (-)
Parosmia (-) (-)
2. Nervus Opticus dextra sinistra
Tajam Penglihatan normal normal
Lapang Pandang normal normal
Melihat Warna Tidak dilakukan
Funduskopi Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
3,4,6. N.Okulomotorius, N.trokhlearis, N.abdusens

Dextra Sinistra

Kedudukan bola mata Ditengah Ditengah

Exopthalmus (-) (-)

Ptosis (-) (-)

Pergerakan bola mata :

Nasal Normal Normal

Temporal Normal Normal

Frontal Normal Normal

Bawah Normal Normal

Temporal bawah Normal Normal


PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
Dextra Sinistra
Pupil :
Bentuk Bulat Bulat
Diameter 3 mm 3 mm
Reflek cahaya langsung (+) (+)
Reflek cahaya tidak langsung (+) (+)
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
5. Nervus Trigeminus

Dextra Sinistra

Cabang Motorik

Otot Maseter Normal Normal

Otot Temporalis Normal Normal

Otot Pterygoideus Normal Normal

Cabang Sensorik

R. Opthalmica Normal Normal

R. Maxillaris Normal Normal

R. Mandibularis Normal Normal

Reflek kornea (+) (+)


PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
7. Nervus Facialis

Waktu Diam :

Kerutan Dahi Simetris

Tinggi alis Simetris

Sudut mata Simetris

Lipatan nasolabial Asimetris

Sudut mulut Asimetris

Waktu Bergerak :

Kerutan Dahi normal/normal

Menutup mata normal/normal

Memperlihatkan gigi normal/asimetris


PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
8. Nervus Vestibulocochlearis
Vestibularis
• Nystagmus tidak dilakukan
• Tinitus tidak dilakukan
Cochlearis
• Rhinne tidak dilakukan
• Webber tidak dilakukan
• Schwabach tidak dilakukan
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
9,10 N.Glossopharyngeus dan N.vagus
Motorik :
• Kedudukan arcus pharing normal
• Kedudukan uvula ditengah
• Suara afasia motorik
• Pergerakan arcus pharing normal
Sensorik :
• Refleks muntah normal
• Pengecapan 1/3 belakang lidah tidak dilakukan
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
11. N.Accesorius
Mengangkat bahu normal/normal
Memalingkan kepala normal/normal

12. N. Hipoglossus
Kedudukan lidah saat istirahat deviasi kanan
Kedudukan lidah saat dijulurkan deviasi kiri
Atrofi (-)
Fasikulasi (-)
SISTEM MOTORIK
• Kekuatan otot lengan dextra sinistra
m.Biceps 5 3
m.Triceps 5 3
Fleksi sendi pergelangan tangan 5 3
Membuka jari tangan 5 3
Ekstensi sendi pergelangan tangan 5 3
SISTEM MOTORIK
• Kekuatan otot tungkai dextra sinistra
Fleksi sendi coxae 5 2
Ekstensi sendi coxae 5 2
Fleksi sendi lutut 5 2
Ekstensi sendi lutut 5 2
Fleksi plantar pedis 5 2
Ekstensi plantar pedis 5 2
SISTEM MOTORIK
lengan tungkai

• Besar otot

Atrofi -/- -/-

• Palpasi

Nyeri -/- -/-

Kontraktur -/- -/-

• Tonus otot

Hipotoni -/- -/-

Spastik -/- -/-

Rigid -/- -/-

• Gerakan involunter

Tremor saat istirahat -/- -/-

Tremor saat bergerak -/- -/-

Mioklonik -/- -/-


SISTEM SENSORIK
Eksteroseptik lengan tubuh tungkai
Rasa nyeri hemihipestesia hemihipestesia hemihipestesia
superfisial sinistra sinistra sinistra
Rasa suhu tidak tidak tidak
dilakukan dilakukan dilakukan
Rasa raba hemihipestesia hemihipestesia hemihipestesia
ringan sinistra sinistra sinistra

Proprioseptik

Rasa dalam tidak dilakukan


Rasa getar Tidak dilakukan
REFLEK FISIOLOGIS
• Reflek Superfisial supraumbilikal umbilikal intraumbilikal
Reflek dinding perut -/- -/- -/-
Reflek kremaster tidak dilakukan
Reflek gluteal tidak dilakukan
• Reflek tendon dextra sinistra
BPR +2 +2
TPR +2 +2
KPR +2 +2
APR +2 +2
REFLEK PATOLOGIS
Kanan Kiri
Babinski - -
Chadock - -
Hoffman - -
Tromner - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaefer - -
Mendel bectrew - -
Rossolimo - -
Gonda - -
SISTEM SARAF OTONOM
• Miksi : dalam batas normal
• Defekasi : dalam batas normal
• Salivasi : dalam batas normal
SIRIRAJ SCORE
• SS = (2,5 X KESADARAN) + (2 X MUNTAH) + (2 X NYERI KEPALA) +
(0,1 X TD DIASTOL) – (3 X ATEROMA) – 12
= (2,5 X 0) + (2 X 0) + (2 X 0) + (0,1 X 110) – (3 X 0) – 12
= 11 – 12
= -1 (CVA INFARK)
GAJAH MADA SCORE
• NYERI KEPALA (-)
• BABINSKI (-) CVA INFARK
• PENURUNAN KESADARAN (-)
Resume
• S: Pasien Tn. M usia 66 tahun dengan keluhan tangan kiri dan
kaki kiri mendadak terasa lemah dan berat sejak 2 hari
sebelum dibawa ke rumah sakit yaitu pada tanggal 5 juni
2018, keluhan dirasakan setelah bangun tidur pada pagi hari.
Pasien tidak bisa berbicara sejak 2 hari yang lalu namun
dapat mengerti pembicaraan orang lain. Tidak ada nyeri
kepala mendadak, tidak mual, tidak muntah, pasien tidak
mengalami kejang dan tidak mengalami penurunan
kesadaran.
• RPD : Hipertensi (+) DM (-) Sakit jantung (-) Kolesterol (-)
• Faktor resiko : riwayat merokok sejak usia 18 tahun
RESUME
• O: Status Internus :
KU : lemah
Tekanan Darah : 180/110 mmHg
Nadi : 68x/menit (regular)
Suhu : 36 ◦C
RR : 20x/menit

Status Generalis : dbn


Status Neurologis

Kesadaran : compos mentis

GCS : 4-X-6

Pupil : BI 3mm/3mm

Reflek cahaya +/+

Meningeal Sign : kaku kuduk (-)

brudzinski I/II -/-

N.cranialis : n.VII parese sinistra tipe sentral dan n.XII parese sinistra

Motorik : 5 3

5 2

Sensorik : hemihipestesia sinistra

R. Fisiologi : BPR +2|+2 KPR +2|+2

TPR +2|+2 APR +2|+2

R. Patologi : Babinsky -/- Hoffman -/-

Chaddock -/- Tromner -/-

BHR : -/-
• A : Diagnosis Klinis : Hemiparese Sinistra, Hemihipestesia Sinistra,
Parese n.VII Sinistra Tipe Sentral, Parese n.XII
Sinistra, Afasia motorik
Diagnosis Topis : Kortikal Dextra
Diagnosis Etiologi : Suspect CVA Infark
• P : Planning diagnosis
– CT SCAN Kepala
– Laboratorium
– ECG
Planning terapi
– Inf. Asering 14 tpm
– Inj. Citicolin 3 x 500mg
– Inj. Mecobalamin 2 x 500mcg
Per oral :
– Amlodipin 1 x 10mg
– Aspilet 1 x 80mg
• Planning Edukasi
Menjelaskan tentang penyakitnya
Menjelaskan tentang terapi yang akan dilakukan
Mengurangi makanan asin dan berlemak
Kontrol tekanan darah
Berlatih menggerakkan tangan kiri dan kaki kiri

• Prognosis : Dubia ad bonam


TERIMA KASIH
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai