Kelas : 3IC09 NPM : 27414001 • Super sonic range meter dapat digunakan sebagai mata yang dapat menginformasikan jarak tertentu terhadap halangan terutama pada malam hari. Bagi para pengendara mobil mungkin parkir ditempat yang sempit merupakan suatu hal yang biasa namun membutuhkan keahlian lebih agar dapat menempatkan posisi mobil dengan baik. Pengendara bisanya menggunakan kaca spion sebagai alat bantunya, dengan asumsi tidak ada tukang parkir yang membantu. Super Sonic Range Meter dapat membantu dalam masalah ini. Alat ini akan memberitahukan jarak saat ini terhadap benda disekeliling kendaraan. Alat ini, Super Sonic Range meter, sangat membantu ketika mobil berjalan mundur masuk ke garasi, dengan cara menunjukkan berapa meter jarak antara dinding garasi dengan bemper mobil tanpa perlu menggunakan mikrokontroller. Suara Super Sonic Suara super sonic merupakan getaran suara dengan frekuensi di atas 40 KHz. Suara super sonic ini atau dengan kata lain suara ultra sonic ini tidak dapat didengar oleh manusia sehingga tidak menggangu manusia ataupun hewan di dalam penggunaannya. Pada mobil-mobil sedang yang mewah alat ini sudah merupakan standar keamanan berkendara yang baik. Alat ini bisanya diletakkan di sudut bemper mobil ke arah depan atau di bemper belakang mobil sehingga jika sensor diaktifkan maka jarak terdekat antara badan mobil dengan dinding atau dengan mobil terdekat dapat diketahui. Selain aplikasi diatas, Super Sonic Range Meter dapat digunakan pada robot, kendali mobil otomatis, bahkan alarm sekalipun. Prinsip kerja Sensor parkir yang sebenarnya merupakan aplikasi dari detektor jarak terdiri dari beberapa bagian atau blok seperti ditunjukkan skema blok di bawah ini. Sebuah osilator menghasilkan getaran dengan frekuensi sama dengan frekuensi kerja transducer ultrasonic, misalnya setinggi 40 kHz. Sinyal output osilator dilalukan pada switch elektronik, misalnya gerbang TTL atau gerbang C-Mos, sebelum dimasukkan ke penguat sinyal, sehingga dihasilkan deretan pulsa, misalnya sebanyak 10 cycle untuk setiap deretan sinyal. Output penguat diberikan kepada transducer yang berfungsi sebagai transmitter (pemancar), sehingga secara periodik dapat dipancarkan gelombang suara ultrasonic sebanyak 10 cycle untuk setiap "tembakan". Ini adalah fase "mengirimkan sinyal". Pada saat ini, transducer yang berfungsi sebagai receiver (penerima) yang bekerja selaku "microphone" harus dibungkam, sehingga tidak menangkap gelombang yang sedang dipancarkan. Fase kedua adalah fase: "mendengarkan". Pada fase ini, transmitter "dibungkam", tetapi sebaliknya, "telinga" receiver dibuka lebar-lebar sehingga siap menerima gelombang ultrasonic yang tadi diluncurkan. Setelah sederetan gelombang ultrasonic (yang sebanyak 10 cycles) diluncurkan oleh transmitter, dan jika gelombang tersebut mengenai sesuatu obyek, maka gelombang tersebut akan dipantulkan, dan sebagian terpantul mengarah transducer receiver dengan keterlambatan tertentu, tergantung jarak obyek pemantul terhadap sumber gelombang. Berapa waktu keterlambatan gelombang pantul, dihitung dengan pendekatan sederhana menggunakan angka kecepatan rambat gelombang bunyi di udara, yang sebesar 340 m/detik atau 330 m/detik. Transducer yang berfungsi sebagai receiver akan mengubah gelombang- gelombang (akustik) ultrasonic yang ditangkapnya, menjadi sinyal-sinyal listrik dengan frekuensi sama, yaitu 40 kHz, namun amplitudonya bisa bervariasi, tergantung jarak, bentuk dan sifat pantul dari obyek pemantul. Sinyal listrik dari receiver ini dikuatkan secukupnya agar mencapai level yang dapat dideteksi oleh diode-diode detektor, sehingga dihasilkan tegangan DC namun memiliki selubung (envelope) sesuai frekuensi switch pada sistem transmitter ultrasonicnya, sehingga merupakan pulsa-pulsa DC. Frekuensi pulsa-pulsa DC tersebut dapat berubah-ubah, tergantung jarak obyek pemantul. Jika jarak pemantul cukup jauh, maka keterlambatan sinyal pantul (echo) akan besar, sehingga frekuensi pulsa-pulsa DC akan rendah. Namun kalau jarak obyek pemantul kian dekat, maka gelombang- gelombang pantul akan tiba lebih cepat, sehingga frekuensi pulsa-pulsa DC jadi lebih tinggi. Pulsa-pulsa DC tersebut dikuatkan oleh penguat suara, sehingga cukup kuat untuk dapat diberikan ke Speaker yang akan menghasilkan isyarat bunyi. Jika obyek berada cukup jauh, maka speaker menghasilkan nada rendah, sedangkan kalau obyek lebih dekat, maka speaker menghasilkan nada tinggi (melengking). Transduser adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran atau informasi (misalnya, sensor tekanan). Transduser bisa berupa peralatan listrik, elektronik, elektromekanik, elektromagnetik, fotonik, atau fotovoltaik. Dalam pengertian yang lebih luas, transduser kadang-kadang juga didefinisikan sebagai suatu peralatan yang mengubah suatu bentuk sinyal menjadi bentuk sinyal lainnya.Contoh yang umum adalah pengeras suara (audio speaker), yang mengubah beragam voltase listrik yang berupa musik atau pidato, menjadi vibrasi mekanis. Contoh lain adalah mikrofon, yang mengubah suara kita, bunyi, atau energi akustik menjadi sinyal atau energi listrik. Transmitter Transmitter adalah suatu alat kelanjutan dari sensor, dimana merupakan salah satu elemen dari sistem pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari suatu proses digunakan alat ukur yang disebut sebagai sensor (bagian yang berhubungan langsung dengan medium yang diukur), dimana transmitter kemudian mengubah sinyal yang diterima dari sensor menjadi sinyal standart. Berdasarkan besaran yang perlu ditransformasikan transmitter dapat digolongkan sebagai transmitter temperatur, transmitter tinggi permukaan, transmitter aliran.Transmitter dapat dihubungkan dengan berbagai alat penerima seperti instrument penunjuk, alat pencatat, pengatur yang mempunyai sinyal masukan yang standart. Jarak antara transmitter dan receiver (x) cukup dekat sehingga sudut pantulnya kecil sehingga jarak (s) tidak terpengaruh oleh sudut pantul tersebut. Jarak dapat diketahui dengan mengkalikan konstanta kecepatan suara 340 m/s dan kemudian dibagi 2. Prinsip kerja dari super sonic range meter ini tidak berbeda dengan prinsip dari penggunaan gelombang suara ultra sonic oleh biantang kelelawar. Binatang malam ini tidak memiliki pengelihatan yang peka di malam hari. Kelelawar hanya mengandalkan indera penciuman dan pendengarannya yang tajam. Indera penciumannya digunakan oleh kelelawar untuk mencari mangsa sedangkan indera pendengarannya yang tajam digunakan untuk mengetahui posisinya terhadap benda tertentu. . Ada beberapa bentuk sensor yang biasa digunakan Sensor infrared, yang bekerja atas sinar inframerah ataupun sensor gelombang ultrasonik yang dipancarkan dan kemudian ditangkap lagi oleh sensor, yang kemudian diinformasikan kepada pengemudi melalui bunyi, lampu ataupun monitor LCD didashboard, Kamera, sensor berupa kamera video yang disorot kebelakang dan layar monitor dipasang pada dahboard. Layar monitor biasanya berfungsi ganda selain untuk melihat belakang kendaraan juga sebagai monitor audiovisual. Bagian Pemancar Ultra Sonic
Bagian Pemancar Ultra Sonic
Pada bagian pemancar, Super Sonic Range Meter menggunakan IC LM555 sebagai sumber sinyal kotak dengan frekuensi 40KHz. Dipilih LM 555 karena IC ini mudah didapatkan dipasaran, harganya murah-tidak terlalu mahal, dan cukup stabil jika dioperasikan pada frekuensi yang tidak terlalu tinggi. Sinyal pulsa-pulsa kotak yang mempunyai frekuensi 40KHz ini dikontrol dengan dengan IC LM555 yang lain untuk menentukan panjang pulsanya. Besarnya frekuensi sinyal kotak ditentukan oleh : TL = 0.67 x R3xC5 TH = 0.67 x (R3+R4+Rpot) x C5 f = 1/ (TL + TH) Pembalikan Fasa dengan Gate 4069 Sebagai Driver Transmitter Ultra Sonic Rangkaian gate 4069 merupakan driver untuk transmitter sinyal ulttra sonic. IC 4069 merupakan IC CMOS inverter. Dengan mengkonfigurasikan gate 4069 seperti pada gambar di atas memungkinkan amplitudo sinyal kotak 40KHz menjadi dua kali lipat amplitudo semula. Untuk meningkatkan arus yang menuju transmiter ultra sonic maka digunakan 2 buah gate 4069 yang diparalel. U2B dan U2C akan menghasilkan sinyal yang berkebalikan fasa dengan sinyal kotak yang dihasilkan oleh U2E dan U2F. Kondisi ini disebabkan oleh gate U2D. Sinyal-sinyal kotak yang berkebalikan fasa ini menyebabkan output sinyal kotak yang menuju transmiter ultra sonic amplitudonya akan melipat 2 kali. Bagian Penerima Sinyal Ultra Sonic Sinyal ultra sonic yang dipancarkan oleh transmitter ultrasonic diterima oleh ultra sonic receiver dan kemudian di kuatkan pada penguat tegangan sebesar 1000 kali (±60 dB). Penguat tersebut merupakan rangkaian penguat opamp yang dicascade sehingga menghasilkan penguatan sebesar 1000 kali. Pada penguatan pertama didisain sehingga menghasilkan penguatan sebesar 100 kali (±40 dB) dan oleh penguat tegangan yang kedua sinyal yang telah diperkuat ini dikuatkan lagi dengan penguatan sebesar 10 kali (±20dB). Penguat Sinyal Ultra Sonic Tegangan bias dari opamp diatur sedemikian rupa sehingga pada tegangan 4.5 volt. Tegangan bias ini memungkinkan digunakannya single suplai. Dalam hal ini digunakan +9 volt. Jika menggunakan single suplai tetapi tidak terdapat tegangan bias (tegangan bias = 0) maka sinyal yang dikuatkan akan terpotong pada fasa positifnya saja. Tetapi dengan tegangan bias sebesar 4.5 volt (setengah dari 9 volt) menyebabkan baik fasa positif maupun fasa negatifnya dikuatkan dengan sempurna. Rangkaian Deteksi Sinyal Ultra Sonic Pendeteksian sinyal ultra sonic sama halnya dalam hal pendeteksian sinya; radio AM. Hanya saja berbeda pada frekuensi kerjanya. Untuk dapat mendeteksi sinyal ultra sonic digunakan rangkaian halfwave rectifier yang menggunakan diode schottky barrier. Untuk membuang komponen sinyal dengan frekuansi tinggi maka perlu dipasang sebuah kapasitor didepan half wave rectifier sehingga hanya didapatkan komponen DC nya saja.
Detector Sinyal Ultra Sonic
Output dari detector ultrasonic di atas diumpankan pada sebuah komparator yang dibentuk dari sebuah opamp sederhana. Rangkaian ini memungkinkan untuk dapat menentukan apakah sinyal yang diterima adalah sinyal pantulan pertama atau bukan. Hal ini dimungkinkan karena sinyal pantulan pertama amplitudonya lebih besar dari pada sinyal- sinyal pantulan yang kedua dan seterusnya. Sehingga tidak menyebabkan kesalahan pada bagian penghitungan jarak. Hal ini biasa terjadi jika jarak dinding terlalu dekat sehingga pantulan-pantulan gelombang ultra sonic yang lain masih cukup besar amplitudonya (crowded transmission). Jika output dari bagian detektor sinyal ultra sonic lebih dari 0.4 volt maka output dari komparator akan ‘low’ sedangkan jika output dari detekctor sinyal ultra sonic kurang dari 0.4 volt maka output dari komparator adalah ‘high’. Output default dari komparator adalah ‘high’. Untuk menghindari pantulan sinyal yang amplitudonya lebih dari 0.4 volt maka pada input positif komparator diberi dioda yang mensinkronkan bilamana sinyal yang diterima dari output detector harus dibandingkan dengan 0.4 volt. Komparator Dengan Sinkronisasi Pulsa Transmit Nilai kapasitor pada detector sinyal ultra sonic sangat berpengaruh pada ketepatan dalam penghitungan terutama pada jarak dekat sehingga jika nilai kapasitor yang terpasang terlalu besar maka walaupun sinyal yang masuk ke komparator nagus namun dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup besar dalam saat perhitungan. Hal ini disebabkan karena nilai kapasitor yang terlalu besar membutuhkan waktu pembuangan yang cukup lama pada waktu tansmisi tiap siklus nya cukup cepat, yaitu sekitar 1 ms. Rangkaian Osilator Pulsa Super Sonic Range Meter Rangkaian ini merupakan rangkaian osilator dimana jumlah pulsa dari osilator inilah yang dihitung pada saat sinyal ultra sonic ditembakkan dan diterima kembali. Besarnya frekuensi osilasi adalah : f = 1/(2.2 x C x R) Yaitu sebesar 17.2 KHz.
Osilator Untuk Pengukuran Waktu
Untuk menghitung (counter) digunakan IC 4553 dan untuk menampilkan jumlah perhitungannya digunakan 4511. Baik 4553 maupun 4511 merupakan IC CMOS yang masih banyak dijumpai dipasaaran. Kesimpulannya dengan tidak menggunakannya mikrokontroller maka dibuthkan semakin banyak komponen (74LS04 pada osilator time measurement, 4553, dan 4511). Namun demikian biaya yang dibuthkan tetap relatif lebih murah dan tidak perlu susah-susah membuat programnya.