Anda di halaman 1dari 42

PNEUMOTHORAX

Oleh:
Cakra Wijaya
Niken Rahmatia
Renti Kusumaningrum Samosir

Perceptor :
dr. Tantri Dwi Kaniya, Sp. Rad

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
PENDAHULUAN

sering terjadi pada usia sekitar


40 tahun

• Risiko pneumotoraks spontan pada laki-laki akan meningkat pada perokok berat
dibanding golongan non perokok.
• Pneumotoraks spontan sering terjadi pada usia muda, dengan insidensi puncak
dekade ketiga kehidupan (20-40 tahun).
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di
dalam kavum pleura akibat robeknya pleura sehingga memisahkan
rongga viceralis dengan parietalis yang menyebabkan kolapsnya
paru yang terkena.
EPIDEMIOLOGI
Lebih sering terjadi pada penderita dewasa yang
berumur sekitar 40 tahun.

Laki-laki lebih sering daripada wanita, dengan


perbandingan 5 : 1

Pneumotoraks spontan primer terjadi pada usia 20 –


30 tahun dengan puncak insidens pada usia awal 20-an
sedangkan pneumotoraks spontan sekunder lebih
sering terjadi pada usia 60 – 65 tahun
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Rongga thoraks atau cavitas thoracis berisi organ vital paru
dan jantung.
Pernapasan berlangsung dengan bantuan gerak dinding
dada. Inspirasi terjadi karena gerak otot pernapasan yaitu
M. intercostalis dan diafragma yang menyebabkan rongga
dada membesar sehingga udara akan terhisap masuk melalui
trakea dan bronkus
Jaringan paru dibentuk oleh jutaan alveolus mengembang
dan mengempis bergantung pada membesar atau
mengecilnya rongga dada. Dinding dada yang membesar
akan akan menyebabkan paru-paru mengembang sehingga
udara akan terhisap ke dalam alveolus.
Paru-paru dan pleura mengisi sebagian besar rongga thoraks
dengan jantung di antaranya, sedangkan aorta descendens
serta oeshophagus terletak di belakang jantung.
Pleura adalah membrane aktif serosa dengan jaringan
pembuluh darah dan limfatik. Di sana selalu ada
pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoran
udara dan kapiler.
Pleura viseralis menutupi paru dan sifatnya tidak sensitive.
Pleura ini berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum
bersama dengan pleura parietalis, yang melapisi dinding
thorax dan diafragma.
KLASIFIKASI
Berdasarkan Penyebab
1. Pneumotoraks spontan
Pneumotoraks spontan primer
Pneumotoraks spontan sekunder

2. Pneumotoraks traumatik
Pneumotoraks traumatik non-iatrogenik
Pneumotoraks traumatik iatrogenik
Pneumotoraks traumatik iatrogenik aksidental
Pneumotoraks traumatik iatrogenik artifisial (deliberate)
Berdasarkan Jenis Fistul
1. Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumothorax)

2. Pneumotoraks Terbuka (Open Pneumothorax)

3. Pneumotoraks Ventil (Tension Pneumothorax)


Berdasarkan Luas Paru
Kolaps
1. Pneumotoraks parsialis : pneumotoraks yang menekan
pada sebagian kecil paru (< 50% volume paru)

2. Pneumotoraks totalis : pneumotoraks yang mengenai


sebagian besar paru (> 50% volume paru)

Pneumotoraks parsialis Pneumotoraks totalis


DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Batuk
• Denyut jantung meningkat
• Kulit sianosis
• Atau tanpa gejala pada 5-10% pasien jenis
pneumothorax spontan primer
2. PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi:
• hiper ekspansi dinding dada
• Pada inspirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal
• Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
• Palpasi
• Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau
melebar
• Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
• Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang
sakit
• Perkusi:
• Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan
tidak menggetar
• Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila
tekanan intrapleura tinggi
• Auskultasi:
• Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai
menghilang
• Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni
negative
Gambaran Radiologi
1. Foto thorax

• Adanya gambaran hiperlusen avaskular pada


hemitoraks yang mengalami pneumotoraks

• Paru yang kolaps memberikan gambaran radioopak

• Bagian paru yang kolaps dan yang mengalami


pneumotoraks dipisahkan oleh batas paru kolaps
berupa garis radioopak tipis yang berasal dari pleura
visceralis (pleural white line)
Pleural white line

Paru Kolaps
• Untuk mendeteksi pneumotoraks pada foto dada posisi
supine orang dewasa maka tanda yang dicari adalah
adanya deep sulcus sign

Deep sulcus sign


(kiri) dan tension
pneumotoraks kiri
disertai deviasi
mediastinum kanan
dan deep sulcus sign
(kanan
• Jika pneumotoraks luas maka akan menekan jaringan
paru ke arah hilus atau paru menjadi kolaps di daerah
hilus dan mendorong mediastinum ke arah
kontralateral.
• Bila ada cairan di dalam rongga pleura, maka akan tampak
permukaan cairan sebagai garis datar di atas diafragma; yang
biasa ditemui pada kasus Hidropneumotoraks
Rigtht main stem intubation yang mengakibatkan
sisi paru sebelah kiri mengalami tension
pneumotoraks. contoh pneumothoraks jenis
traumatik

Pada pasien dengan sindrom gangguan


pernapasan dewasa (ARDS) dan anteromedial
pneumotoraks (panah), konturnaik aorta, AO,
azygos vena, AZ, dan vena kava superior,SVC.
Gambaran foto thoraks bulla paru.

Deviasi trachea menjauh dari sisi dada yang


terkena tension, pergeseran mediastinum,
depresi dari diafragma-hemiselulosa.
2. USG

• Diagnosis ultrasonografi pneumothoraks berdasarkan


hilangnya pleural sliding sign atau gliding sign, tidak
adanya artefak comet tail, keberadaan titik-titik paru,
dan penekanan gambar penulangan karena gema
udara.
Pencitraan USG normal pada M-
mode (kiri) dan B-mode (kanan)

Pencitraan USG
pneumothorakspada M-mode (kiri)
dan B-mode (kanan)
3. CT Scan

• CT-Scan thoraks adalah gold standard untuk deteksi


dini pneumothoraks dan sebagai pilihan modalitas
imajing untuk pasien-pasien dengan trauma tumpul
yang serius.
Anterior pneumothoraks pada CT-Scan: garis
CT dari tension pneumotoraks mid-koronal (tanda panah)
X-ray thoraks AP mengungkapkan tidak ada bukti adanya pneumothoraks (Panel A). CT dada
dilakukan segera setelah X-ray menunjukkan pneumothoraks pada sisi kanan (Panel B)
X-ray thoraks memperlihatkan adanya tanda-tanda kontusio pada paru kanan dan kiri dan
emfisema pada paru kiri (Panel A)
CT-Scan thoraks mengkonfirmasi kontusio pada kedua paru dan subkutan emfisema sebagai tanda
pneumothoraks sisi kiri, tanda ini sering terlewati pada pembacaan x-ray thoraks AP (Panel B).
X-ray thoraks AP dengan pasien diintubasi, menggambarkan ruang udara berdifusi opasitas pada
paru kiri bawah (panel A). Kesan pneumothoraks karena garis pleura terlihat di apeks paru-paru dan
terlihat sulkus kardiophrenik. CT-Scan thoraksmenggambarkan pneumothoraks sisi kiri dengan
kolaps paru (Panel B).
DIAGNOSIS BANDING
Gejala serupa infark miokard, emboli paru, dan
pneumonia
Dalam gambaran radiologi, bleb atau bulla yang
menyerang 1 lobus paru, dapat memberikan gambaran
radiologi yang mirip dengan pneumotoraks.
Untuk membedakannya, dapat dilihat dari daerah yang
hiperlusen apakah pada daerah tersebut terdapat
gambaran vaskularisasi atau tidak. Pada bleb atau bulla
terdapat garis-garis trabekula pada daerah paru yang
mengalami bleb atau bulla.
Pada bleb atau bulla yang besar, jaringan paru di sekitar
bulla akan mengalami pemadatan yang diakibatkan
oleh pendesakan bulla tersebut kepada jaringan paru.
PROGNOSIS
Pneumotoraks spontan hampir separuhnya akan
mengalami kekambuhan, setelah sembuh dari
observasi maupun setelah pemasangan tube thoracostomy

Kekambuhan jarang terjadi pada pasien-pasien


pneumotoraks yang dilakukan torakotomi terbuka.

Pasien-pasien yang penatalaksanaannya cukup baik,


umumnya tidak dijumpai komplikasi.
KESIMPULAN

Pneumotoraks merupakan suatu keadaan dimana rongga pleura terisi


oleh udara, sehingga menyebabkan pendesakan terhadap jaringan
paru.
Berdasarkan penyebabnya, pneumotoraks dapat terjadi baik secara
spontan maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat
bersifat primer dan sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik
dapat bersifat iatrogenik dan non iatrogenik.
Menurut fistel yang terbentuk, maka pneumotoraks dapat bersifat
terbuka, tertutup dan ventil (tension).
Gambaran radiologi pneumothorax berupa gambaran radio-
hiperlusen tanpa adanya corakan bronkovaskuler pada lapang paru
yang terkena, pleural white line, dan deep sulcus sign.
CT-Scan thoraks adalah gold standard untuk deteksi dini
pneumothoraks dan sebagai pilihan modalitas imajing untuk pasien-
pasien dengan trauma tumpul yang serius.
FOTO KASUS
SIMPLE PNEUMOTHORAX TENSION PNEUMOTHORAX
FOTO KASUS
SIMPLE PNEUMOTHORAX TENSION PNEUMOTHORAX
FOTO KASUS
SIMPLE PNEUMOTHORAX TENSION PNEUMOTHORAX
FOTO KASUS
SIMPLE PNEUMOTHORAX TENSION PNEUMOTHORAX
FOTO KASUS
SIMPLE PNEUMOTHORAX TENSION PNEUMOTHORAX
FOTO KASUS
SIMPLE PNEUMOTHORAX TENSION PNEUMOTHORAX
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur, C. Hall, John, E. Ventilasi paru. Dalam : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC; 2007. P.
495-500.

Hisyam, B. Budiono, Eko. Pneumothoraks spontan. Dalam : Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K,
Marcellus, Simadibrata. Setiati, Siti (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. P. 1063-1068.

Bascom, R. Pneumothorax. Cited on [30 Oktober 2016]. Available from http://emedicine.medscape.com/article/827551

Alsagaff, Hood. Mukty, H. Abdul. Pneumotoraks. Dalam : Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University
Press. 2009. p. 162-179

Schiffman, George. Stoppler, Melissa, Conrad. Pneumothorax (Collapsed Lung). Cited : [30 Oktober 2016]. Available from
: http://www.medicinenet.com/pneumothorax/article.htm

Ekayuda, I. Pneumotoraks. Dalam : Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2005. P.119-122.

Alhameed, F.M. Pneumothorax imaging. Cited on [30 Oktober 2016]. Available from www.emedicine.com

Sjamsuhidajat, R. Dinding toraks dan pleura. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC. 1997. P.404-419.

Wibowo, Daniel, S. Paryana, Widjaja. Rongga thorax. Dalam : Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009. P.
209-220.

Reed, James, C. Kelainan-kelainan rongga pleura. Dalam : Radiologi Thoraks. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
1995. P. 63-64.
Ketai, L. H. Pleura and diaphragm. In: Fundamentals of 9 Radiology Second Edition. China. Elsevier Saunders. 2006.
P.172-177.

Gaillard, Frank. Loculated pneumothorax. Cited on [30 Oktober 2016]. Available from
http://www.radiopedia.org/cases/loculated-pneumothorax

Felson, Benjamin. Pneumothorax. In : Chest Roentgenology. Philadelphia : W. B. Saunders Company. P. 366-372.

Sutton, David. Pneumothorax. In : A Textbook of Radiology and Imaging. Vol. 1. 5th edition. London : Churchill Livingstone.
1992. P. 371-374.

Radswiki. Pneumomediastinum. Cited on [30 Oktober 2016]. Available from


http://www.radiopedia.org/cases/pneumomediastinum-4

D’Souza, Donna. Subcutannous emphysema. Cited on [30 Oktober 2016]. Available from
http://www.radiopedia.org/cases/subcutanous-emphysema

Rao, K, K. Loculated hydropneumothorax. Cited on [30 Oktober 2016]. Available from


http://www.radiopedia.org/cases/loculated-hydropneumothorax-1

Massie, J. Robert. Welchons, George A. Pulmonary blebs and bullae. Cited on [30 Oktober 2016]. Available from
http://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC1609584/pdf/annsurg01326-0101.pdf

Dawes, Laughlin. Subpleural bullae. Cited on [30 Oktober 2016]. Available from
http://www.radiopedia.org/articles/pulmonary-bullae.

Mowery NT, Oliver LG, Bryan RC, Jose JD, Elliot H, Amy H, et all. Practice Management Guidelines for Management of
Hemothorax and Occult Pneumothorax. The journal of trauma.2011;70:510-518.

Anda mungkin juga menyukai