I. Pendahuluan
II. Konsep dan Indikator
III. Metode Analisis
IV. Tahap Penyusunan FSVA Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, diperlukan
mekanisme untuk menilai prestasi, kekuatan dan kelemahan
atas upaya yang telah dilakukan serta untuk memperbaiki
upaya yang akan dilakukan.
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Pasal 114) dan
Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2015 tentang
Ketahanan Pangan dan Gizi (Pasal 75) mengamanatkan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya berkewajiban membangun, menyusun, dan
mengembangkan Sistem Informasi Pangan dan Gizi yang
terintegrasi
Salah satu mekanisme dimaksud dituangkan dalam wujud
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food
Security and Vulnerability Atlas – FSVA)
KONSEP DAN INDIKATOR
KONSEP KETAHANAN PANGAN
Indikator Kronis FSVA Provinsi 2018
9 Angka harapan hidup Perkiraan lama hidup rata-rata bayi baru SUSENAS
pada saat lahir lahir dengan asumsi tidak ada perubahan 2016/2017,
pola mortalitas sepanjang hidupnya BPS (diolah
dengan SAE)
Dinas
Kesehatan
Indikator Transien
No. Indikator Definisi Sumber Data
1 Bencana alam yang Bencana alam yang terkait iklim selama tahun Badan
terkait iklim 2014-2016 dan perkiraan dampaknya terhadap Penanggulangan
ketahanan pangan. Bencana
Daerah(BPBD), 2014-
2016
2 Variabilitas curah hujan Perubahan curah hujan bulanan yang disebabkan Badan Meteorologi
oleh perubahan suhu permukaan laut sebesar satu dan Geofisika
derajat celcius pada periode (BMKG), 2014-2016
tahun 2014-2016.
3 Hilangnya produksi padi Rata-rata hilangnya produksi padi akibat banjir Dinas Pertanian,
dan kekeringan pada periode tahun 2014-2016 2014-2016
4 Deforestasi Laju rata-rata perubahan tutupan lahan dari Kementerian LH dan
jenis hutan ke jenis non-hutan berdasarkan Kehutanan, 2014-
analisis citra satelit Landsat pada periode tahun 2016
2014-2016.
PENJELASAN INDIKATOR FSVA PROVINSI
ASPEK KETERSEDIAAN
PANGAN
1. Definisi
Ketersediaan Pangan adalah ketersediaan pangan secara
fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi
pangan domestik (netto), perdagangan pangan dan bantuan
pangan.
Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi pangan,
perdagangan pangan, stok dan cadangan pangan serta bantuan
pangan.
Aspek ketersediaan pangan dalam penyusunan FSVA didekati
hanya dari produksi pangan wilayah, karena data
perdagangan, stok, dan bantuan pangan tingkat kecamatan
Pangan meliputi produk serealia, kacang-
kacangan, minyak nabati, sayur-sayuran, buah-
buahan, rempah, gula, dan produk hewani.
Porsi utama dari kebutuhan kalori harian berasal
dari sumber pangan karbohidrat (50% dari
kebutuhan energi per orang per hari) analisa
kecukupan pangan karbohidrat yang bersumber
dari produksi pangan pokok serealia (padi, jagung,
ubi kayu dan ubi jalar).
2. Indikator
Rasio konsumsi normatif per kapita
terhadap ketersediaan bersih (beras,
jagung, ubi jalar dan ubi kayu)
3. Perhitungan Indikator
• a. Padi
• Rnet = Pnet * c
• Pnet = P – (s + f + w)
Keterangan:
(Mnet) =produksi bersihjagung
(M) =produksi kotorjagung
(s) =susut untukbenih
(f) =susut untukpakan
(w) =susut karenatercecer
Angka konversi mengacu pada NBM2017
c. Ubi Kayu
Cnet =C– (f +w)
Keterangan:
(Cnet) = produksi bersih ubi kayu
(C) = produksi kotor ubi kayu
(f) = susut untukpakan
(w) = susut karenatercecer
Angka konversi mengacu pada NBM2017
d. Ubi Jalar
SPnet=SP– (f +w)
Keterangan:
(Cnet) = produksi bersih ubi kayu
(C) = produksi kotor ubikayu
(f) = susut untukpakan
(w) = susut karenatercecer
Angka konversi mengacu pada NBM2017
Produksi bersih Umbi-umbian
agar setara dengan beras dalam hal nilai kalori, maka
produksi bersih umbi-umbian harus dikalikan dengan 1/3
(1 kg beras atau jagung ekivalen dengan 3 kg ubi kayu dan
ubi jalar)
Tnet = 1/3 * ( Cnet + SPnet
)
Keterangan:
(Tnet) = produksi bersih umbi-
umbian (Cnet) = produksi bersih ubi
kayu (SPnet) = produksi bersih ubi
Produksi Bersih (Padi, Jagung, Ubi Kayu dan
Ubi Jalar
Pfood = Rnet + Mnet +Tnet
Keterangan:
(Pfood) = produksi netto
(Rfood) = produksi nettopadi
(Mfood = produksi nettojagung
) = produksi nettoumbi-umbian
(Tfood)
Ketersediaan Pangan per kapita per hari
Pfood
F = ------------------
tpop * 365
Keterangan:
Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih yaitu persentase rumah
tangga yang tidak memiliki akses ke air minum yang berasal dari air
leding/PAM, pompa air, sumur atau mata air yang terlindung dan air hujan
(tidak termasuk air kemasan) dengan memperhatikan jarak ke jamban
minimal 10 m.
Akses terhadap fasilitas sanitasi dan air layak minum sangat penting dalam
mengurangi masalah penyakit secara khusus diare, sehingga memperbaiki
status gizi melalui peningkatan penyerapan zat-zat gizi oleh tubuh
Semakin besar rasio rumah tangga tanpa akses air bersih diduga akan
berpengaruh terhadap kerentanan pangan wilayah.
(DKP dan WFP 2015; Pemprov NTT et al. 2015; Kavosi et al. 2014; Khan dan Gill 2009;
c. Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap
kepadatan penduduk
Indikator rasio tenaga kesehatan mengukur
bagaimana kesesuaian jumlah ketersediaan tenaga
kesehatan terhadap jumlah masyarakat yang
dilayaninya.
Tenaga kesehatan terdiri dari dokter umum, dokter
gigi, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.
Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan
terhadap kepadatan penduduk akan mempengaruhi
tingkat kerentanan pangan wilayah
X = (A/B)/C
X : Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap kepadatan
penduduk
A : Jumlah Penduduk B : Tenaga kesehatan
C : Kepadatan penduduk
(Pemprov NTT et al. 2015; DKP dan WFP 2009; Sabarella 2005).
e. Angka Harapan Hidup pada Saat lahir
36
1. Definisi
Kerentanan terhadap kerawanan pangan transien
adalah ketidakmampuan sementara yang bersifat jangka
pendek untuk memenuhi kebutuhan pangan minimum
yang sebagian besar berhubungan dengan faktor dinamis
yang dapat berubah dengan cepat.
Perubahan faktor dinamis tersebut pada umumnya
menyebabkan kenaikan harga pangan yang lebih
mempengaruhi penduduk miskin mengingat sebagian
besar dari pendapatan penduduk miskin digunakan untuk
membeli makanan.
2. Indikator
a. Bencana alam yang terkait iklim
b. Variabilitas curah hujan
c. Kehilangan produksi
d. Deforestasi
38
2. Penjelasan Indikator
a. Bencana alam
Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang
mengancam/mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam, maupun manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Bencana terbagi dalam bencana alam, sosial, teknologi dan
bencana lingkungan.
Sumber data: BPBD Provinsi, 2016/2017.
b. Variabilitas curah hujan
Variabilitas iklim secara langsung mempengaruhi
aspek dari ketahanan pangan, khususnya aspek
ketersediaan pangan dan distribusi pangan.
Peristiwa bencana alam seperti kekeringan dan
banjir, berkaitan dengan karakteristik dan fluktuasi
curah hujan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik global, regional maupun lokal.
Sumber data: BMKG, 2016/2017.
Penjelasan Indikator
c. Kehilangan produksi
Produksi dan produktivitas tanaman pangan
sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan
cuaca.
Daerah yang rusak didefinisikan sebagai suatu
daerah yag produksi pangannya menurun
akibat bencana alam (banjir, kekeringan) dan
penularan hama oleh Organisme Penganggu
Tanaman (OPT).
Sumber data: Distan, 2016/2017.
Penjelasan Indikator
d. Deforestasi
ANGGOTA
BAPPEDA, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas
Kehutanan, BPBD,, Badan Pusat Statistik.
TUGAS
1.Melakukan pertemuan penetapan
metodologi dan indikator FSVA
2.Melakukan konsolidasi, kompilasi dan
analisis data indikator FSVA
3.Mengolah dan menganalisis data dari
indikator ketahanan dan kerentanan pangan
sebagai bahan penyusunan FSVA
4.Melakukan pertemuan koordinasi
2. SOSIALISASI FSVA
TUJUAN
Menyamakan persepsi dan mempercepat penyusunan
FSVA Tingkat Provinsi Tahun2018
PESERTA
Tim FSVA Provinsi Dan Petugas Kabupaten/Kota
Materi
1. Sosialisasi Penyusunan FSVA (Konsep dan Metodologi)
2. Penyiapan Data Level Kecamatan
3. Penyiapan Data Tingkat Kecamatan
DISIAPKAN PROVINSI DISIAPKANPUSAT
NO DATA TAHUN INSTANSI
1 Produksi padi, jagung, ubi 2014- DISTAN, BPS
1. Proporsi
kayu, dan ubi jalar 2016 Pengeluaran
2 Tenaga Kesehatan 2017 Dinas Kesehatan 2. Akses Listrik
3. Rata-rata Lama
3 Balita Stunting 2017 Dinas Kesehatan Sekolah Perempuan
4. Akses Air Bersih
4 Persentase Penduduk 2017 BPS, Dinsos 5. Angka Harapan
SMALL AREA
miskin BAPPEDA Hidup
5 Jumlah penduduk 2017 BPS
ESTIMATION
6 Bencana Alam 2017 BPBD (BPS, IPB, BKP)
7 Luas Puso 2017 Distan
8 Curah Hujan 2017 BMKG
9 Deforestasi 2017 Dinas Kehutanan
4. Validasi dan Analisis Data
PESERTA
TIM FSVA (BAPPEDA, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas
Kesehatan, dan Badan Pusat Statistik).
KEGIATANVALIDASI
1. Data Kecamatan (Sektoral dan SAE)
2. Data Tingkat Kabupaten
Analisis Data
Penyusunan Buku FSVA
PUBLIKASI
43