Anda di halaman 1dari 30

PATOLOGI

DEPRESI
S1 FARMASI
FMIPA UNIVERSITAS GARUT
2017
DEFINISI DEPRESI
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.
Ada juga yang berpendapat bahwa
depresi adalah suatu kondisi yang dapat
disebabkan oleh defisiensi relatif salah
satu atau beberapa aminergik
neurotransmiter (noradrenalin, serotonin,
dopamin) pada sinaps neuron di SSP
(terutama pada sistem limbik).
EPIDEMIOLOGI
Gangguan depresif dapat terjadi gangguan depresif musiman, di
pada semua umur, dengan riwayat negara barat biasanya pada musim
keluarga mengalami gangguan dingin. Gangguan depresif ada
depresif, biasanya dimulai pada yang merupakan bagian gangguan
usia 15 dan 30 tahun. Usia paling bipolar (dua kutub: kutub yang satu
awal dikatakan 5-6 tahun sampai gangguan depresif, kutub lainnya
50 tahun dengan rerata pada usia mania). Gangguan depresif berat
30 tahun. Gangguan depresif berat adalah suatu gangguan dengan
rata-rata dimulai pada usia 40 prevalensi seumur hidup kira-kira
tahun (20-50 tahun). Epidemiologi 15%, pada perempuan mungkin
ini tidak tergantung ras dan tak ada sampai 25%.
korelasinya dengan sosioekonomi.
Perempuan juga dapat mengalami
depresi pasca melahirkan anak.
Beberapa orang mengalami
CIRI–CIRI DAN GEJALA– GEJALA DEPRESI
Menurut Institut Kesehatan Jiwa Amerika Serikat (NIMH) dan Diagnostic and Statistical manual

IV – Text Revision (DSM IV - TR) (American Psychiatric Association, 2000). Kriteria depresi

dapat ditegakkan apabila sedikitnya 5 dari gejala dibawah ini telah ditemukan dalam

jangka waktu 2 minggu yang sama dan merupakan satu perubahan pola fungsi dari

sebelumnya.
Gejala Fisik Gejala Psikis
 Gangguan pola tidur; Sulit tidur (insomnia) Rasa sedih, cemas, atau hampa yang terus –
atau tidur berlebihan (hipersomnia) menerus.
 Menurunnya tingkat aktivitas, misalnya Rasa putus asa dan pesimis
kehilangan minat, kesenangan atas hobi atau
aktivitas yang sebelumnya disukai.  Rasa bersalah, tidak berharga, rasa
terbebani tidak berdaya/tidak berguna
 Sulit makan atau makan berlebihan (bisa
menjadi kurus atau kegemukan)  Tidak tenang dan gampang tersinggung

 Gejala penyakit fisik yang tidak hilang Berpikir ingin mati atau bunuh diri
seperti sakit kepala, masalah pencernaan Sensitive
(diare, sulit BAB dll), sakit lambung dan nyeri
kronis  Kehilangan rasa percaya diri
 Terkadang merasa berat di tangan dan kaki
 Energi lemah, kelelahan, menjadi lamban
 Sulit berkonsentrasi, mengingat, memutuskan
Gejala Sosial
 Menurunnya aktivitas dan minat sehari-hari (menarik diri, menyendiri, malas)
 Tidak ada motivasi untuk melakukan apapun
 Hilangnya hasrat untuk hidup dan keinginan untuk bunuh diri
ETIOLOGI DEPRESI
Penyebab gangguan jiwa senantiasa dipikirkan dari sisi
organobiologik, sosiokultural dan psikoedukatif. Dari sisi biologik
dikatakan adanya gangguan pada neurotransmiter norefinefrin,
serotonin dan dopamin. Ketidakseimbangan kimiawi otak yang
bertugas menjadi penerus komunikasi antar serabut saraf
membuat tubuh menerima komunikasi secara salah dalam pikiran,
perasaan dan perilaku. Karena itu pada terapi farmakologik
maka terapinya adalah memperbaiki kerja neurotransmitter
norefinefrin, serotonine dan dopamin.
FAKTOR PENYEBAB DEPRESI DIBAGI MENJADI FAKTOR BIOLOGI,
FAKTOR GENETIK, DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL.
1. Faktor biologi 2. Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan
kelainan pada amin biogenik, seperti: 5 HIAA (5- bahwa angka resiko di antara anggota keluarga
Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), tingkat pertama dari individu yang menderita
MPGH (5 methoxy-0-hydroksi phenil glikol), di depresi berat (unipolar) diperkirakan 2 sampai 3
dalam darah, urin dan cairan serebrospinal pada kali dibandingkan dengan populasi umum. Angka
pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang keselarasan sekitar 11% pada kembar dizigot

terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan 40% pada kembar monozigot.

dan epineprin. Penurunan serotonin dapat


mencetuskan depresi, dan pada lainnya. pasien
bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin yang
rendah.
3. Faktor Psikososial

Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya,


penyebab depresi adalah kehilangan objek
yang dicintai. Ada sejumlah faktor psikososial
yang diprediksi sebagai penyebab gangguan
mental pada lanjut usia yang pada umumnya
berhubungan dengan kehilangan. Faktor
psikososial tersebut adalah hilangnya peranan
sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau
sanak saudara, penurunan kesehatan,
peningkatan isolasi diri, keterbatasan finansial,
dan penurunan fungsi kognitif
PATOLOGI DEPRESI
Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia
bekerja sebagai penghubung antara otak ke
seluruh jaringan saraf dan pengendalian
fungsi tubuh.
Menciptakan perasaan
baik
DEPRESI
TERJADINYA DEPRESI

Kadar
serotinin
turun
Mengontrol emosi dan memori
Tidak dapat mengontrol emosi,
gelisah yang tidak berujung dan
masalah yang tidak terselesaikan
RISIKO YANG DITIMBULKAN AKIBAT DEPRESI
Resiko yang dapat ditimbulkan akibat 6. Gangguan pola makan
depresi:
Pada penderita depresi terdapat dua
1. Bunuh Diri kecenderungan umum menegenai pola
makan yang secara nyata
2. Gangguan Tidur
mempengaruhi berat tubuh yaitu :
3. Gangguan Interpersonal
a. Tidak selera makan
4. Gangguan dalam pekerjaan
b. Keinginan makan-makanan yang
5. Perilaku-perilaku merusak manis bertambah
KLASIFIKASI DEPRESI
Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fourth
edition)Gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori, yaitu:
1. Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder )
2. Gangguan distimik (Dysthymic disorder )
3. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective illness or cyclothymic disorder )
1. Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder )
Didapatkan 5 atau lebih simptom depresi selama 2 minggu. Kriteria terebut adalah:
• Suasana perasaan depresif hampir sepanjang hari yang diakui sendiri oleh subjek ataupun
observasi orang lain
• Kehilangan interes atau perasaan senang yang sangat signifikan dalam menjalani sebagian
besar aktivitas sehari-hari
• Berat badan turun secara siginifkan tanpa ada progran diet atau justru ada kenaikan berat
badan yang drastis
• Insomnia atau hipersomnia berkelanjutan
• Agitasi atau retadasi psikomotorik
• Letih atau kehilangan energi
• Perasaan tak berharga atau perasaan bersalah yang eksesif
• Kemampuan berpikir atau konsentrasi yang menurun
• Pikiran-pikiran mengenai mati, bunuh diri, atau usaha bunuh diri yang muncul berulang kali,
2. Gangguan distimik (Dysthymic disorder )
adalah suatu bentuk depresi yang lebih kronis tanpa ada bukti suatu episode
depresi berat (dahulu disebut depresi neurosis). Kriteria DSM-IV untuk gangguan
distimik:
• Perasaan depresi selama beberapa hari, paling sedikit selama 2 tahun,
• Tidak nafsu makan atau makan berlebihan, in
• Insomnia atau hipersomnia,
• Lemah atau keletihan,
• Self esteem rendah, daya konsentrasi rendah,
• Sulit membuat keputusan,
• Perasaan putus asa;
3. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective
illness or cyclothymic disorder )
Kriteria: kemunculan (atau memiliki riwayat pernah mengalami) sebuah
sebuah episode depresi berat atau lebih. Kemunculan (atau memiliki riwayat pernah
mengalami) paling tidak satu episode hipomania
• Tidak ada riwayat episode manik penuh atau episode campuran
• Gejala-gejala suasana perasaan bukan karena skizofrenia atau menjadi gejala
yang menutupi gangguan lain seperti skizofrenia
• Gejala-gejalanya tidak disebabkan oleh efek-efek fisiologis dari substansi tertentu
atau kondisi medis secara umum;
• Distres atau hendaya dalam fungsi yang signifikan secara klinis.
Depresi Berdasarkan Tingkat Penyakit
• Mild depression/minor depression dan dysthymic disorder. Pada depresi ringan, mood
yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah kejadian stressfull yang
spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga tidak bersemangat.

• Moderate Depression. Pada depresi sedang mood yang rendah berlangsung terus
dan individu mengalami simtom fisik juga walaupun berbeda-beda tiap individu.

• Severe depression/major depression. Depresi berat adalah penyakit yang tingkat


depresinya parah. Individu akan mengalami gangguan dalam kemampuan untuk
bekerja, tidur, makan, dan menikmati hal yang menyenangkan dan penting untuk
mendapatkan bantuan medis secepat mungkin. Deperesi ini dapat muncul sekali atau
dua kali dan beberapa kali selama hdup.
Depresi Berdasarkan Klasifikasi Nosologi
Klasifikasi nosologi dari keadaan depresi telah terbukti bernilai dalam
praktik klinik dan telah dibakukan oleh World Health Organization
(WHO). Menentukan suatu kasus depresi pada kategori nosologi yang
tepat merupakan hal yang penting. Untuk mencapai hal itu diperlukan
penilaian yang menyeluruh dari semua fakta yang diperoleh dari
eksplorasi keadaan psikologisnya. Dan tidak kurang pentingnya adalah
yang disebut miieu situation seperti hubungan penderita dengan
lingkungan di mana dia tinggal dan bekerja.
Jenis-jenis depresi berdasarkan tingkat penyakitnya menurut WHO, dibagi menjadi
depresi psikogenik, depresi endogenik dan depresi somatogenik.
1. Depresi Psikogenik
Depresi psikogenik terjadi karena pengaruh psikologis individu. Biasanya terjadi
akibat adanya kejadian yang dapat membuat seseorang sedih atau stress berat.
Berdasarkan pada gejala dan tanda-tanda, terbagi menjadi:
• Depresi reaktif. Merupakan istilah yang digunakan untuk gangguan mood depresi
yang ditandai oleh apati dan retardasi atau oleh kecemasan dan agtasi.
• Exhaustion depression. Merupakan depresi yang ditimbulkan setelah bertahun-
bertahun masa laten, akibat tekanan perasaan yang berlarutlarut, goncangan jiwa
yang berturut atau pengalaman berulang yang menyakitkan.
• Depresi neurotic. Asal mulanya adalah konflik-konflik psikologis masa anak-anak
(seperti keadaan perpisahan dengan ibu pada masa bayi, hubungan orang tua anak
yang tidak menyenangkan) yang selama ini disimpan dan membekas dalam jiwa
penderita. Proses represi baik yang sebagian maupun yang seluruhnya dari konfik-
konflik tadi merupakan sumber kesulitan yang menetap dan potensial bagi timbulnya
depresi di kemudian hari
2. Depresi Endogenik
kekosongan emosional disertai ide-ide hipokondrik.
Depresi ini diturunkan, biasanya timbul tanpa didahului Biasanya disertai dengan suatu psychosyndrome akibat

oleh masalah psikologis atau fisik tertentu, tetap bisa kelainan lokal atau difusi di otak dengan gejala
kerusakan short term memory, disorientasi waktu,
juga dicetuskan oleh trauma fisik maupun psikis,
tempat, dan situasi disertai tingkah laku eksplosif dan
kebanyakan depresi endogen berupa suatu depresi
mudah terharu.
unipolar.
• Depresi simptomatik. Merupakan depresi akibat atau
3. Depresi Somatogenik
bersamaan dengan penyakit jasmaniah seperti Penyakit
Pada depresi ini dianggap bahwa faktor-faktor jasmani infeksi (hepatitis, influenza, pneumonia), Penyakit
berperan dalam timbulnya depresi, terbagi dalam endokrin (diabetes mellitus, hipotiroid), Akibat tindakan
beberapa tipe: pembedahan, Pengobatan jangka panjang dengan
obat-obatan antihipertensi, Pada fase penghentian
• Depresi organic. Disebabkan oleh perubahan
kecanduan narkotika, alkohol dan obat penenang.
perubahan morfologi dari otak seperti arteriosklerosis
serebri, demensia senelis, tumor otak, defisiensi mental,
dan lain-lain. Gejala-gejalanya dapat berupa
TERAPI PENGOBATAN
FASE PENGOBATAN GANGGUAN DEPRESIF

Perjalanan Fase akut Fase kelanjutan Fase


pemeliharaan/rum
gangguan bertujuan untuk untuk mencegah atan untuk
meredakan gejala relaps
depresif mencegah rekuren
KRITERIA PEMILIHAN OBAT
Sebelum dilakukan pemberian obat kepada pasien, perlu di lakukan beberap
pertimbangan terlebih dulu meliputi :
• Penyakit dan terapi lain yang dialami penderita
• Kerja obat dalam tubuh ketika dibarengi obat lain
• Lanjut usia, dimana fungsi absorbsi obat melambat.
• Efektivitas obat atas penderita.
• Obat harus dipertahankan selama 7-15 bulan atau lebih panjang untuk
menghadang episode gangguan depresif berikutnya
• Beberapa orang memerlukan terapi rumatan antidepresan, terutama mereka yang
seringkali mengalami pengulangan gejala episode gangguan depresif atau
gangguan depresif mayor.
PENGGOLONGAN ANTIDEPRESAN

ANTIDEPRESAN

Antidepresan Antidepresan Antidepresan


Klasik (Trisiklik Generasi ke-2 MAO.
& Tetrasiklik)
Antidepresan Klasik (Trisiklik & Tetrasiklik)
Mekanisme kerja : Obat–obat ini
menghambat resorpsi dari serotonin dan
noradrenalin dari sela sinaps di ujung-ujung
saraf.

Contoh obat : • Amitriptilin


• Imipramin Dosis lazim : 25 mg. dosis maksimum 150-
Dosis lazim : 25-50 mg 3x sehari. Mak 250- 300 mg sehari.
300 mg sehari. • Lithium karbonat
• Klomipramin Dosis lazim : 400-1200 mg dosis tunggal
Dosis lazim : 10 mg. maksimum dosis 250 mg pada pagi hari atau sebelum tidur malam.
sehari.
Antidepresan Generasi ke-2 • Fluvoxamine
SSRI ( Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor ) Dosis lazim : 50mg 1x/hari sebaiknya pada
: Obat-obat ini menghambat resorpsi dari malam hari, maksimum dosis 300 mg.
serotonin.
• Mianserin
NaSA ( Noradrenalin and Serotonin
Antidepressants ): Obat-obat ini tidak Dosis lazim : 30-40 mg malam hari, dosis
berkhasiat selektif, menghambat re-uptake maksimum 90 mg/ hari
dari serotonin dan noradrenalin. Terdapat • Mirtazapin
beberapa indikasi bahwa obat-obat ini lebih
efektif daripada SSRI. Dosis lazim : 15-45 mg / hari menjelang
tidur.
Contoh obat :
• Venlafaxine
• Fluoxetin
Dosis lazim : 75 mg/hari bila perlu dapat
Dosis lazim : 20 mg sehari pada pagi hari, ditingkatkan menjadi 150-250 mg 1x/hari.
maksimum 80 mg/hari.
• Citalopram
Dosis lazim : 20 mg/hari, maksimum 60 mg
/hari.
Antidepresan MAO.

Inhibitor Monoamin Oksidase (Monoamine Oxidase Inhibitor, MAOI)

Monoamin oksidase merupakan suatu sistem enzim kompleks yang terdistribusi luas dalam tubuh,
berperan dalam dekomposisi amin biogenik, seperti norepinefrin, epinefrin, dopamine, serotonin. MAOI
menghambat sistem enzim ini, sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi amin endogen.

Tipe MAO

• MAO-A cenderungan memiliki aktivitas deaminasi epinefrin, norepinefrin, dan serotonin

• MAO-B memetabolisme benzilamin dan fenetilamin.

Kedua enzim ini memiliki substrat yang berbeda serta perbedaan dalam sensitivitas terhadap inhibitor.
Terima kasih atas perhatiannya
Wassalam…

Anda mungkin juga menyukai