Anda di halaman 1dari 68

Mata Kuliah

Gender dan Keluarga

BAB III
PERAN GENDER
DALAM
KELUARGA
Oleh: Dr. Ir. Herien
Puspitawati, M.Sc. M.Sc.
FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN DAN
KEMITRAAN GENDER DALAM KELUARGA

KELUARGA
Unit terkecil dalam masyarakat Wadah yang utama dan
yang mempunyai kewajiban pertama bagi setiap manusia
untuk memenuhi kebutuhan- yang memfasilitasi individu
kebutuhan seluruh anggotanya untuk dipersiapkan menjadi
yang meliputi kebutuhan fisik
manusia yang seutuhnya
(makan, minum, pakaian, tempat
melalui pelaksanaan fungsi-
tinggal), sosial-psikologi
(pendidikan, pengasuhan, fungsi sosial budaya, pendidikan
pemeliharaan, kasih saying), dan dan pengasuhan, ekonomi,
budaya (norma masyarakat, etika, spiritual dan pengenalan
kebiasaan, tradisi). lingkungan.
FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN DAN
KEMITRAAN GENDER DALAM KELUARGA

FUNGSI PERAN

Fungsi dijalankan Diferensiasi peran


agar keseimbangan sebagai suatu
sistem dapat alokasi tugas dan
tercapai, baik pada aktivitas yang harus
tingkat individu, dilakukan dalam
keluarga maupun keluarga (Levy
masyarakat dalam megawangi
(Megawangi 1999). 1999).
FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN DAN
KEMITRAAN GENDER DALAM KELUARGA

Alokasi
Solidaritas
Terminologi
diferensiasi peran
dapat berdasarkan
pada umur, gender,
generasi, juga posisi Alokasi Diferensiasi Alokasi
Integrasi dan
status ekonomi dan Ekspresi Peran Ekonomi
politik dari masing-
masing aktor.

Alokasi Politik
Fungsi Keluarga Responsif Gender

FUNGSI KELUARGA
Mattensich dan Hill (Zeitlin
United Nation 1993:
Peraturan Pemerintah et al., 1995)
(1) Fungsi pengukuhan
Nomor 21 Tahun 1994: (1) Fungsi pemeliharaan fisik
ikatan suami istri,
(2) Sosialisasi dan
(1) Keagamaan, (2) Prokreasi dan hubungan
pendidikan,
(2) Sosial budaya, seksual, sosialisasi dan
(3) Akuisisi anggota keluarga
pendidikan anak,
(3) Cinta kasih, baru melalui prokreasi
atau adopsi, (3) Pemberian nama dan
(4) Perlindungan,
(4) Kontrol perilaku sosial status,
(5) Reproduksi, (4) Perawatan dasar anak,
dan seksual,
(6) Sosialisasi dan (5) Perlindungan anggota
(5) Pemeliharaan moral
pendidikan, keluarga dan dewasa keluarga,
(7) Ekonomi, dan melalui pembentukan (6) Rekreasi dan perawatan
(8) Pembinaan pasangan seksual dan emosi, dan
lingkungan melepaskan anggota (7) Pertukaran barang dan
keluarga dewasa. jasa
Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender
dalam Pelaksanaan Fungsi Keluarga
No Fungsi Keluarga Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender
Fungsi Keluarga Menurut PP Nomor 21 Tahun 1994
1 Keagamaan Ayah dan Ibu berkewajiban untuk mendidik anak L dan P sejak dini dalam
menjalankan fungsi keagamaan sebagai landasan pendidikan karakter.
2 Sosial-Budaya Ayah dan ibu melakukan sosialisasi kepada anak-anaknya tentang cinta budaya
dengan tetap menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan keadilan.
3 Cinta Kasih Ayah dan ibu menebarkan cinta kasih kepada semua anggota keluarga dengan
menggalang kerjasama yang baik dengan dilandasi rasa saling menghormati,
menyayangi dan membutuhkan satu dengan lainnya.
4 Melindungi Orangtua melindungi anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dengan cara yang
sesuai dengan kebutuhan biologi dan perkembangan psikososialnya. Suami dan istri
saling melindungi dengan cara sesuai dengan keunikan personalitas masing-masing.
5 Reproduksi Reproduksi disini berarti menjalankan proses prokreasi keluarga yang berkaitan
dengan hak atas kesehatan reproduksi baik laki-laki maupun perempuan. Suami
dan istri harus saling menjaga kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksinya.
6 Sosialisasi dan Ayah dan ibu bekerjasama dalam mendidik dan mengasuh anak yang dilandasi oleh
Pendidikan pendidikan karakter dan responsif gender,
7 Ekonomi Ayah dan ibu bekerjasama dalam mencari uang dan mengelola keuangan keluarga
dan memutuskan prioritas pengeluaran keuangan. Ayah dan ibu memberi arahkan
dan pendidikan kepada anaknya untuk mengelola keuangan yang cenderung terbatas
dan mengatur kebutuhan/keinginan yang cenderung tidak terbatas.
8 Pembinaan Ayah dan ibu mengelola kehidupan keluarga dengan tetap memelihara lingkungan di
Lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun sosial, dan lingkungan mikro, meso dan
makro.
Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender
dalam Pelaksanaan Fungsi Keluarga
No Fungsi Keluarga Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender
Fungsi Keluarga Menurut United Nation Tahun 1993
1 Pengukuhan Ikatan Suami dan istri sedapat mungkin mempertahankan pernikahan dengan menyelesaikan
Suami Istri masalah yang ada dengan manajemen konflik, penyesuaian konsensus dan
pembaharuan komitmen.
2 Prokreasi dan Suami harus menghormati hak reproduksi istrinya dan tidak boleh memaksa istri untuk
Hubungan Seksual berhubungan seksual apabila istri dalam keadaan haid atau dalam keadaan tidak
siap/lelah. Begitupula istri tidak boleh memaksa suami untuk berhubungan seks
apabila suami tidak siap/lelah.
3 Sosialisasi dan Pengasuhan yang responsif gender penting untuk dilakukan dalam mempersiapkan
Pendidikan Anak anak laki-laki dan perempuan menuju kualitas sumberdaya manusia yang prima.

4 Pemberian Nama dan Nama anak laki-laki dan perempuan diberikan berdasarkan kesepakatan suami dan istri
Status yang dilatarbelakangi oleh aturan agama dan kebiasaan budaya.

5 Perawatan Dasar Anak laki-laki dan perempuan mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan dasar
Anak yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan psikososial.

6 Perlindungan Anggota Ayah dan ibu berkewajiban saling melindungi satu sama lain dan melindungi anak-
Keluarga anak secara fisik maupun sosial. Perilaku kasar yang menjurus pada pada pelecehan
dan penganiayaan serta kekerasan kepada anak harus dihilangkan.
7 Rekreasi dan Ayah dan ibu berkewajiban memberikan perawatan emosi kepada seluruh anggota
Perawatan Emosi keluarga dengan melakukan rileksasi dan rekreasi yang disesuaikan dengan
kemampuan keluarga.
8 Pertukaran Barang Dalam rangka menjaga keutuhan keluarga baik keluarga inti maupun keluarga besar,
dan Jasa perilaku saling membantu dalam bertukar barang dan jasa akan melanggengkan
hubungan/ikatan kekeluargaan (family ties) dan bonding yang kuat.
Konsep Peran Gender

 Pembagian peran ini bertujuan untuk mendistribusikan


tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan
sistem keluarga dan masyarakat.

 Umumnya masyarakat membagi peran berdasarkan


tradisi para leluhur yang sudah dibakukan dalam
internalisasi dan sosialisasi norma masyarakat.

 Dengan kata lain norma membatasi apa yang pantas


dilakukan laki-laki dan yang tidak pantas dilakukan oleh
laki-laki, sebaliknya juga demikian dengan perempuan.
Definisi Peran/ Role
 The pattern of masculine or feminine behavior of an individual
that is defined by a particular culture (Suatu pola maskulin atau
femini dari perilaku individu yang dibentuk oleh budaya
tertentu).
 The actions and activities assigned to or required or expected of a
person or group (Aksi dan aktivitas yang ditugaskan atau
dibutuhkan atau diharapkan dari individu atau suatu kelompok).
 A normal or customary activity of a person in a particular social
setting; "what is your role on the team (Suatu aktivitas normal
atau kebiasaan dari seseorang dalam seting sosial tertentu).
 A set of connected behaviors, rights and obligations as
conceptualized by actors in a social situation. It is an expected
behavior in a given individual social status and social position
(Suatu set perilaku yang saling berhubungan, hak-hak dan
kewajiban seperti dikonseptualisasi oleh aktor dalam situasi
sosial. Suatu perilaku yang diharapkan dalam suatu status sosial
individu dan posisi sosial).
Definisi Peran/ Role
 A position, or status, within a social structure that is shaped by relatively
precise behavioral expectations (norms). A role has been described as
the active component of status (Suatu posisi atau status, di dalam suatu
struktur sosial yang dibentuk oleh harapan perilaku dari norma
masyarakat. Suatu peran dapat di jelaskan sebagai suatu komponen
aktif dari status).
 Identifies a function performed by an individual or organization
(Identifikasi dari suatu fungsi yang dilakukan oleh individu atau
organisasi).
 The relation one has with another node in a social network. A loving and
affective relationship is the role of being a spouse (Hubungan antara
simpul satu dengan lainnya dalam suatu jaringan sosial. Suatu
hubungan yang afektif dan mencintai merupakan suatu peran dari suatu
pasangan).
 Represent a logical business partner, system component or user within
the process definition (Menunjukkan suatu partner bisnis yang logic,
komponen sistem atau pengguna dalam suatu proses).
Definisi Peran/ Role
 A role indicates a person's tasks, responsibilities, qualifications, or
expectations in some context (Suatu peran mengindikasikan suatu
tugas seseorang, tanggung jawab, kualifikasi atau sesuatu yang
diharapkan).
 A character assigned or assumed had to take on the role of both
father and mother (Suatu karakter yang ditugaskan atau
diasumsikan harus dilakukan baik ayah atau ibu).
 A socially expected behavior pattern usually determined by an
individual’s status in a particular society (Suatu pola perilaku yang
diharapkan secara sosial yang biasanya ditentukan berdasarkan
status individu dalam suatu masyarakat).
 The characteristic and expected social behavior of an individual
(Karakteristik dan perilaku sosial yang diharapkan dari individu).
 A function or position (Suatu fungsi atau posisi).
Definisi Peran/ Role
 The part played by a person in a particular social setting,
influenced by his expectation of what is appropriate (Bagian
yang dimainkan seseorang dalam suatu seting sosial yang
dipengaruhi oleh harapannya tentang apa yang pantas).
 Work that you are obliged to perform for moral or legal
reasons; "the duties of the job" (Pekerjaan yang ditugaskan
untuk dilakukan untuk alasan moral dan hukum, “tugas dari
pekerjaan).
Definisi Ketegangan Peran/ Role Strain
 The stress or strain experienced by an individual when
incompatible behavior, expectations, or obligations are
associated with a single social role (Stres atau ketegangan
yang dialami oleh seseorang apabila tidak mampu
berperilaku sesuai yang diharapkan atau ditugaskan
terhadap suatu peran sosial).
 Captures the stress ortension that may arise from the
performance of a role (Menangkap stres atau tensi yang
mungkin ditimbulkan oleh akibat suatu peran).
Definisi Ketegangan Peran Gender/
Gender Role Strain
 Gender role strain in men has been identified as the failure to
fulfill male role expectations, the traumatic fulfillment of these
expectations, and their negative consequences. One posited cause
of gender role strain is the early gender role socialization process
that occurs often within the family context (Ketegangan peran
gender pada laki-laki dicirikan dengan kegagalan pemenuhan
harapan peran laki-laki, trauma terhadap pemenuhan harapan
dan konsekuensi negatifnya. Satu penyebab positif dari
ketegangan peran gender adalah pada proses sosialisasi dini dari
peran gender yang sering terjadi dalam konteks keluarga).
 Fathers' influences on the gender role socialization of boys seems
to be greater than that of mothers (Ayah mempengaruhi
sosialisasi peran gender pada anak laki-laki cenderung lebih besar
dibandingkan dengan ibu).
Definisi Konflik Peran/ Role Conflict

 Emotional conflict arising when competing demands are


made on an individual in the fulfillment of his or her multiple
social roles (Konflik emosi yang terjadi apabila ada
persaingan tuntutan pada individu dalam memenuhi multi
peran sosial).
 A situation in
which a person is expected to play two
incompatible roles (Situasi dimana seseorang diharapkan
berperan dalam dua peran yang bertentangan).
 Lack of compatibility between different expectations from a
job or position (Kurangnya kesesuaian antara perbedaan
harapan dari suatu pekerjaan atau posisi).
Definisi Peran Gender/ Gender Roles

 The perceived norms attributed to males or females in a


given group or society. For example : boys play with trucks,
girls play with dolls: woman cook and clean, men work, men
did the hunting and women did the gathering (Norma yang
diterima dihubungkan dengan sifat laki-laki atau perempuan
dalam suatu masyarakat tertentu, contohnya: anak laki-laki
bermain truk, anak perempuan bermain boneka,
perempuan masak dan bersih-bersih, laki-laki bekerja, laki-
laki berburu dan perempuan mengumpulkan).
Definisi Peran Gender/ Gender Roles

 The overt expression of attitudes that indicate to others the


degree of your maleness or femaleness; "your gender role is the
public expression of your gender identity" (Ekspresi terang-
terangan dari sikap yang mengindikasikan pada lainnya tentang
derajad kelelakian dan keperempuanan, “peran gendermu
merupakan ekspresi publik dari identitas gendermu).
 Polarisation of gender roles means to go to the extreme
opposites, like North and South. If a woman does all the cooking,
and her husband does all the gardening and house repairs, that's
polarisation of gender roles. It can be bad or good (Polarisasi
peran gender berarti bergerak secara ekstrim berlawanan, seperti
utara dan selatan, perempuan melakukan seluruh aktivitas
masak, dan suaminya melakukan semua aktivitas berkebun dan
perbaikan rumah).
Definisi Peran Gender/ Gender Roles
A term used in the social sciences and humanities to denote a set of
behavioral norms that accompany a given gendered status (also called a
gendered identity) in a given social group or system. Gender is one component
of the gender/sex system, which refers to "the set of arrangements by which a
society transforms biological sexuality into products of human activity, and in
which these transformed needs are satisfied" (Reiter 1975: 159). Every known
society has a gender/sex system, although the components and workings of
this system vary widely from society to society (Suatu istilah dalam ilmu sosial
dan humanitas untuk menandai suatu set norma perilaku yang menemani
status gender secara pasti (juga disebut identitas gender) dalam suatu grup
sosial atau sistem. Gender merupakan salah satu komponen sistem
gender/jenis kelamin yang merujuk pada suatu set susunan dimana
masyarakat mentransformasi jenis kelamin secara biologi ke dalam produk
aktivitas manusia, untuk memenuhi kebutuhannya dengan memuaskan.
Setiap masyarakat mempunyai suatu sistem gender/jenis kelamin, meskipun
komponen-komponennya dan cara kerjanya bervariasi dari satu masyarakat
ke masyarakat lain).
Konflik Peran Gender dapat dijelaskan
pada Situasi Laki-laki
Sons' gender role conflict and stress were negatively related to
paternal attachment. Also, men who with lower levels of gender role
conflict and who perceive their fathers to experience lower levels of
gender role stress perceive less psychological separation from their
fathers and mothers. Both sons' gender role conflict and stress were
related to estimates of both fathers, gender role conflict and stress
(Konflik peran gender anak laki-laki dan stres berhubungan negatif
dengan kedekatan paternal (artinya semakin tinggi konflik peran
gender dan semakin tinggi stress anak laki-laki, maka akan semakin
rendah kedekatan dengan orangtuanya]… Laki-laki dewasa yang
mempunyai konflik peran gender tingkatan rendah dan mempunyai
ayah yang mengalami stress peran gender tingkat rendah cenderung
mempunyai pemisahan psikologi yang berkurang dengan ibu dan
ayahnya. …Baik konflik peran gender anak laki-laki maupun stress anak
laki-laki berhubungan dengan konflik peran gender ayahnya maupun
stress ayahnya).
3 (tiga) Peran Gender Atau Gender
Triple Roles
No Peran Kegiatan Contoh
1 Peran Kegiatan Bekerja baik di luar rumah maupun di dalam
Publik Produktif rumah yang mendapatkan upah atau barang (paid
works), misalnya sebagai buruh tani, buruh
pabrik, pembantu, guru, guru les privat, pelatih
tari/nyanyi, koki, penjahit, wirausaha, pelukis,
pedagang, pejabat, dokter, dosen, dan lainnya.
2 Peran Kegiatan Bekerja di dalam rumah sendiri dan tidak ada
Domestik Reproduktif yang membayar (unpaid works) karena untuk
keperluan keluarga sendiri, misalnya memasak,
menjahit, membersihkan rumah, bertanam
bunga/sayuran di halaman, mengasuh anak,
mengajari anak belajar, melatih anak menari,
memijat anak, memijat suami dan sebagainya.
3 Peran Kegiatan Kegiatan sosial budaya yang tidak dibayar tetapi
Kemasyar Sosial memberikan manfaat bagi semua, misalnya
akatan pengajian, gotong royong, arisan, pertemuan adat
dan sebagainya.
Peran Gender menurut Talcott Parson
Model A: Pemisahan Peran Total Model B: Peleburan Total Peran antara
Aspek
antara Laki-laki dan Perempuan Laki-laki dan Perempuan
Pendidikan Pendidikan spesifik gender, kualifikasi Sekolah bersama, kualitas kelas yang sama
professional tinggi hanya penting untuk untuk laki-laki dan perempuan, dan
laki-laki kualitas pendidikan yang sama untuk laki-
laki dan perempuan
Profesi Tempat kerja professional bukan Karir adalah sama pentingnya untuk laki-
tempat utama perempuan, karir dan laki dan perempuan, oleh karena itu
professional tinggi tidak penting untuk kesetaraan kesempatan untuk berkarir
perempuan professional bagi laki-laki dan perempuan
sangat diperlukan.
Pekerjaan di Pemeliharaan rumah dan pengasuhan Semua pekerjaan di rumah harus
Rumah anak merupakan fungsi utama dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan,
perempuan, partisipasi laki-laki pada dengan demikian ada kontribusi yang
fungsi ini hanya sebagian saja. setara antara suami dan istri.
Pengambilan Hanya bila ada konflik, maka laki- Laki-laki tidak dapat mendominasi
Keputusan lakilah yang terakhir menangani, perempuan, harus ada kesetaraan.
misalnya memilih tempat tinggal,
memilih sekolah nak, dan keputusan
untuk membeli.
Pengasuhan Perempuan menangani sebagian besar Laki-laki dan perempuan berkontribusi
Anak dan fungsi untuk mendidik anak dan secara setara dalam fungsi ini.
Pendidikan merawatnya tiap hari.
Peran Gender menurut Talcott Parson

Maskulin Feminin

Peran instrumental Peran expressive

Fungsi 'external‘: Fungsi'internal’: menguatkan


menyediakan kebutuhan jalinan hubungan antar
keuangan keluarga anggota keluarga

Model Parsons digunakan untuk mengilustrasikan posisi ekstrim dari peran gender
dengan menggunakan Model A yang menggambarkan pemisahan peran gender
antara laki-laki dan perempuan secara total, dan Model B menjelaskan peleburan
pembatas peran gender secara sempurna antara laki-laki dan perempuan
(Brockhaus: Enzyklopadie der Psychologie 2001).
Peran Gender menurut Talcott Parson
 Dalam kenyataan di masyarakat, posisi ekstrim (seperti Model A
atau Model B) sangat jarang ditemui. Kenyataan yang ada adalah
diantara dua kutub di atas, yaitu campuran antara Model A dan
B. Model yang sangat nyata di masyararakat adalah adanya
‘double burden’ pada perempuan yang mempunyai peran ganda
sebagai pekerja dan sekaligus sebagai ibu rumahtangga.
 Peran gender mempunyai sejarah debat yang panjang antara
nature atau nurture. Terdapat kritik terhadap aliran Biologi,
teori awam tentang gender mengasumsikan bahwa identitas
gender adalah suatu yang kodrati.
 Dengan adanya pengaruh kinerja para feminist selama Tahun
1980an, khususnya di Bidang Sosiologi dan Anthropologi Budaya,
seperti Simone de Beauvoir dan Michel Foucault yang
merefleksikan jenis kelamin, maka ide gender tidak ada
hubungannya dengan jenis kelamin.
Peran Gender menurut Talcott Parson

 Simon Baron-Cohen,10.6 seorang profesor Psikologi dan


Psikiatri dari Cambridge University, berargumen bahwa
otak perempuan lebih banyak dikuasasi oleh ‘hard-wired’
untuk empati, sedangkan otak laki-laki lebih banyak
dikuasasi oleh ‘hard-wired’ untuk pengertian dan
membangun sistem.
 Perubahan global dan trend industrialisasi telah
menyebabkan transformasi pada institusi sosial, komunitas
dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Perubahan global ini
menyebabkan perubahan berbagai aspek seperti sosial,
ekonomi dan budaya yang akhirnya juga memberikan
tekanan-tekanan, baik secara sosial, ekonomi maupun
psikologi pada tingkatan individu, keluarga dan masyarakat.
Peran Gender menurut Talcott Parson

 Pergeseran nilai-nilai individu tercermin dari kesadaran


bahwa peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan
adalah sama (equal) meskipun secara biologis mempunyai
perbedaan. Pergeseran nilai-nilai individu juga tercermin
dari persamaan tingkatan nilai antara anak laki-laki dan
anak perempuan.
 Pergeseran nilai keluarga tercermin dari meningkatnya
kemitraan gender (gender relations/parternship) dalam
menjalankan fungsi ekonomi keluarga yang ditunjukkan
dengan saling dukungan dalam generating income keluarga.
Kemitraan Gender dan Pembentukan
Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran
Gender
Kemitraan Gender dalam Keluarga:
Ayah, Ibu, Anak-Anak Laki-Laki dan Perempuan
Mencerminkan transparansi, akuntabilitas, dan good governance di tingkat keluarga

Peran Publik Peran Domestik Peran Sosial dengan


dengan Kegiatan dengan Kegiatan Kegiatan Sosial
Produktif Reproduktif Kemasyarakatan

Gender menyangkut perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, kebutuhan, dan status sosial
antara laki-laki dan perempuan berdasarkan bentukan/konstruksi dari budaya masyarakat.
Peran sosial dari gender adalah bukan kodrati, tetapi berdasarkan kesepakatan masyarakat.
Peran sosial dapat dipertukarkan dan dapat berubah tergantung dari kondisi budaya
setempat dan waktu/era
Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
dalam Kehidupan Keluarga
Cerminan
No Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
Kemitraan
1 Pembagian Berdasarkan pembagian tugas, istri bertugas sebagai manajer rumahtangga, namun suami sering
Tugas dan memberikan ide dalam mengatur dan merencanakan furnitur ruangan, lay out atau interior design
Peran dalam ruangan, dan landscape pekarangan. Jadi, meskipun istri berperan sebagai manajer utama
keluarga rumahtangga, suami juga berkontribusi melalui kontribusi ide, uang dan perhatian, namun kontribusi
tenaga dan waktunya sangat terbatas.
Berdasarkan pembagian tugas, istri bertugas sebagai pendidik dan pengasuh anak-anak, namun suami
sering mengingatkan anak untuk rajin belajar dan menjaga diri serta berhati-hati di jalan dan di
sekolah. Jadi, meskipun istri berperan sebagai pengasuh dan pendidik utama anak, suami juga
berkontribusi secara rutin dan aktif melalui kontribusi ide dan perhatian, namun kontribusi tenaga dan
waktunya sangat terbatas.
Berdasarkan pembagian tugas, suami bertugas sebagai pencari nafkah utama keluarga, namun istri
berkontribusi secara rutin melalui penyiapan tas kerja, pakaian kerja, dan perlengkapan pekerjaan lain
yang diperlukan suami.
2 Transparansi Meskipun istri memegang keuangan keluarga (suami secara rutin memberikan sebagian besar
dalam pendapatannya kepada istri), bahkan istri menyimpan uang keluarga dalam tabungan keluarga di bank
keluarga (atas nama istri), namun istri selalu mengkomunikasikan dan menunjukkan kepada suami laporan
keuangan keluarga dan secara garis besar jumlah pengeluaran keluarga kepada suami.
Sebaliknya, suami selalu melaporkan perolehan pendapatannya dan prediksi pendapatan selanjutnya.
Perencanaan keuangan dilakukan bersama antara suami istri dan bahkan dengan anak-anak apabila
diperlukan berkaitan dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang keluarga.
Penggunaan dan perencanaan sumberdaya materi dan non materi keluarga dikomunikasikan dengan
baik secara terbuka pada semua anggota keluarga, terutama antara suami dan istri.
Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
dalam Kehidupan Keluarga
Cerminan
No Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
Kemitraan
3 Akuntabilitas Penggunaan dan perencanaan sumberdaya keluarga harus jelas dan terukur. Suami
dalam memberitahu istri secara jelas dan terukur tentang penggunaan dan perencanaan
keluarga sumberdaya keluarga, dan sebaliknya istri memberitahu suami secara jelas dan terukur
semua perencanaan dan penggunaan sumberdaya keluarga.
Monitoring, checking, kontrol terhadap semua penggunaan sumberdaya berikut akses
terhadap sumberdaya di luar siste keluarga harus diperkirakan dan dihitung secara jelas dan
terukur, sepengetahuan pasangan suami dan istri.
4 Good Meskipun suami sebagai kepala keluarga, namun dalam menjalankan perannya tidak
governance semena-mena semaunya sendiri, tidak boleh otoriter, namun harus dijalankan secara
dalam keluarga bijaksana dan mengakomodasi saran dan ide baik dari istrinya maupun anak-anaknya.
Pasangan suami istri tidak boleh menggunakan kewenangannya sebagai orangtua untuk
mengeksploitasi anak-anaknya; Suami tidak boleh mengeksploitasi istri untuk
kepentingannya sendiri.
Di dalam menjalankan peran dan tugasnya, baik suami maupun istri saling bekerjasama
dalam menstabilkan keadaaan keluarga, berusaha untuk mempertahan hidup keluarga
dengan cara-cara yang baik, meningkatkan kreatifitas dalam menyejahterakan keluarga
dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
Seandainya ketidaksepahaman antara suami istri, maka dicari solusi yang baik agar dapat
memahami perbedaan permasalahan dan menyamakan persepsi untuk menuju tujuan
keluarga bersama.
Kemitraan Gender dan Pembentukan
Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran
Gender
Moore (2011) mengatakan bahwa terdapat hal-hal yang mendasar
dalam jejaring, yaitu:
 The shaping of desired outcomes operates through a set of
relationships (a network) that share a common terminology
(discourse, idiom) and expectations concerning appropriate
practices (Pembentukan hasil yang diinginkan terjadi melalui
suatu set hubungan (jejaring) atas dasar suatu kesamaan
terminology dan harapan tentang praktek-praktek/kegiatan yang
pantas).
 Networks shaping decision making are composed of network
segments which may be either autonomous or dependent
(Jejaring membentuk pengambilan keputusan yang dihimpun
dari segmen-segmen jejaring yang kemungkinan otonomi
ataupun dependen).
Kemitraan Gender dan Pembentukan
Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran
Gender
Struktur komponen dalam metodologi menganalisis jejaring
meliputi nodes dan ties (Moore 2011):
 Node merujuk pada individu, organisasi, atau entities penting
dan barang. Node dapat terlihat sebagai aktor yang mempunyai
kemandirian sebagai agen. Node mempunyai dua dimensi yaitu:
1. Secara struktural, nodes dapat dijelaskan sebagai suatu simpul
yang secara relatif stabil dan dikonstruksi secara sosial.
Struktur ini dapat dikuatkan oleh aktor yang terdaftar
(berwenang) dan dapat diterjemahkan dari pemaknaan
terhadap rangkaian praktek perilaku tertentu dan hubungan
jejaring.
2. Secara pemaknaan (meaningfull), nodes merupakan suatu
fungsi kisah cerita, dan idiom yang merasionalisasi perilaku
tertentu dan struktur yang diharapkan dari suatu posisi.
Kemitraan Gender dan Pembentukan
Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran
Gender
 Ties are the relationships between nodes which are bound
together in some meaningful fashion (Ties (tali) merupakan
jalinan hubungan antara node satu dengan node lain yang
terjalin bersama dalam suatu pemaknaan yang berarti).
Jejaring hubungan peran dalam keluarga
(modifikasi dari Model Moore 2011)

Ay IAy

1Ay 2Ay

Keterangan:

Ay adalah aktor A=Ayah; I= Ibu; 1= Anak ke-1; 2= Anak ke-2.


adalah aktor anggota keluarga besar, misalnya orangtua masing-masing A dan I.

adalah aktor bukan anggota keluarga, misalnya teman kerja, teman sosial, dll.
Hal-hal yang dianjurkan dan yang harus
dihindari dalam kemitraan dalam perkawinan
Hal-hal yang Dianjurkan Hal-hal yang Harus Dihindari
Berkata sopan dan menghargai, seperti Berkata kasar dan menghina, seperti bodoh
istriku/suamiku yang baik, saya bersyukur kamu, goblok, dasar perempuan/lelaki, lelaki
punya istri/suami sepertimu, terima kasih atas hidung belang, perempuan jalang, dll
makannya, masakannya enak, dll
Berharap optimis pada keadaan keluarga Menyerah tanpa harap dan pesimis pada
keadaan keluarga
Selalu introspeksi diri Selalu membenarkan diri
Sering meminta maaf Sulit meminta maaf
Sering berterima kasih Sulit berterima kasih
Berbagi tugas secara fleksibel Berbagi tugas secara kaku atau bahkan
sendiri-sendiri
Selalu berdedikasi untuk keluarga Menyampingkan/ mengabaikan keluarga,
seperti
Selalu kompak tolong menolong Saling egois dan tidak berbagi, seperti
Suami membantu istri dalam peran domestik Suami membiarkan istri sendirian untuk
menjalankan peran domestik
Suami menghargai istri dalam peran publik Suami melarang istri menjalankan peran
publik
Suami dan istri bersama menjalankan peran Suami mendominasi peran sosial
sosial kemasyarakatan
Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen
Waktu Dan Pekerjaan Keluarga
1. Bagilah waktu sebaik mungkin pada kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat
bagi keluarga.
2. Buatlah skedul pembagian waktu dan pekerjaan antara ayah dan ibu, anak laki-
laki dan anak perempuan agar keluarga terawat dan terpelihara dengan baik.
3. Buatlah daftar harian apa yang harus dilakukan/ menyimpan sebuah kalender.
4. Kurangi pertemuan yang tidak perlu.
5. Pembagian waktu dan pekerjaaan yang tidak baik akan menyengsarakan
semua anggota keluarga dan mengundang konflik.
6. Buat pembagian kerja yang adil gender dengan pembagian peran sesuai
dengan kebutuhan keluarga.
7. Berbagilah beban pekerjaan rumahtangga antara suami-istri dan anak-anak
melalui komunikasi yang baik dan kesepakatan yang adil.
8. Bertanggung jawablah pada pembagian tugas yang telah disepakati.
9. Komunikasikan segala keluhan yang ada dalam keluarga.
10. Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan adalah kesuksesan keluarga.
11. Tidak dibenarkan untuk menyerahkan semua tanggung jawab pekerjaan
rumahtangga pada ibu saja, Ayah harus ikut ambil peranan dalam tanggung
jawab pekerjaan rumahtangga.
Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen
Waktu Dan Pekerjaan Keluarga
12. Seorang istri bukanlah seorang pembantu dan seorang suami bukan seorang majikan.
13. Tidak pantang bagi seorang suami untuk membantu istri di dapur dan mengasuh anak.
14. Ayah berusaha membantu pekerjaan domestik seperti memberikan perhatian kepada
kegiatan rumahtangga.
15. Ayah berusaha untuk ikutserta dalam pengasuhan anak agar bonding antara ayah dan
anak lebih erat.
16. Ajari anak sendini mungkin untuk ambil peran dalam pembagian pekerjaan rumahtangga
17. Anak laki-laki dan perempuan membantu pekerjaan rumahtangga.
18. Tidak ada perbedaan peran antara anak perempuan dan anak laki-laki.
19. Ibu yang bekerja senantiasa memperhatikan kebutuhan keluarga dengan baik.
20. Ibu bekerja perlu memikirkan kalau ada tambahan waktu bekerja, maka siapa yang akan
mengasuh dan menjaga anak? Perlu orang yang dapat mensubstitusi perannya dalam
mengasuh anak, apakah minta tolong pada saudara/orangtua atau menggaji
pembantu/babysitter?.
21. Gunakan telepon dan sumberdaya komunikasi dimanapun bila perlu. Jaga komunikasi
secara efektif dan efisien.
22. Seandainya terjangkau secara ekonomi, gunakan teknologi ; mesin cuci, vaccum cleaner
untuk membantu pekerjaan domestik.
23. Penggunaan jasa komersial; pembantu, cleaning service merupakan alternatif yang perlu
dipikirkan.
Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen
Keuangan

1. Catat semua Pendapatan dan Pengeluaran Aktual dengan rutin


harian.
2. Buat rekap keuangan setiap bulan.
3. Lakukan pengecekan keuangan secara teratur dan disiplin.
4. Pisahkan keuangan keluarga dan keuangan usaha/bisnis.
5. Hati-hati dalam mengambil kredit.
6. Tabungkan segera uang sisa kas atau pendapatan tidak terduga.
7. Lakukan penyesuaian keuangan setiap saat.
8. Evaluasi pengelolaan keuangan.
9. Upaya pembagian tugas dan kerjasama yang baik antara suami,
istri dan anak-anak.
10.Lakukan kerjasama yang erat dan harmonis antara ayah dan ibu
tanpa memperhatikan siapa yang memperoleh penghasilan
lebih.
Apabila Keuangan Keluarga Menjadi Suatu
Masalah
1. Bicarakanlah dengan suami/ istri dan anak-anak secara terbuka dan terus terang agar
dapat mencari jalan keluar yang bijaksana.
2. Berilah pengertian pada anak laki-laki dan perempuan dengan penuh kasih sayang
bahwa orang tua tidak mempunyai uang. Tidak ada keistimewaan perlakuan pada anak
dengan salah satu jenis kelamin tertentu.
3. Manfaatkan waktu luang untuk mencari usaha agar dapat mendatangkan penghasilan
baik berupa uang atau barang.
4. Carilah jalan keluar agar keluarga dapat menambah penghasilan dengan cara yang halal.
5. Menghindari kebiasaan yang kurang baik seperti boros, merokok, jajan dan sering
keluyuran.
6. Mendahulukan kebutuhan yang paling utama dahulu terutama untuk pangan dan
pendidikan anak-anak.
7. Jangan malu meminta pekerjaan pada orang lain.
8. Jangan sering menyalahkan nasib dan ’uring-uringan’ pada suami/istri dan dilampiaskan
juga kepada anak.
9. Harus percaya bahwa semua ini cobaan dari Allah dan kembalikan kepada Nya dengan
senantiasa berdoa dan berusaha.
10. Manfaatkan sumberdaya keluarga secara maksimal seperti penanaman pekarangan
dengan apotik hidup dan sayuran.
11. Lakukan pengehematan disegala bidang.
Kemitraan dan relasi gender yang harmonisasi
dalam keluarga

Kesetaraan Gender dalam Hak, Akses, Kontrol, Partisipasi dan Relasi Gender
Manfaat dari Sumberdaya Keluarga Harmonis

Pilihan Prioritas
Aktivitas Hidup melalui
Domestik Aktivitas Publik Kemasyarakt. Perencanaan
Akses ke Psr Partisipasi dan
Fungsi
Keluarga Tenaga Kerja, Sosial, Agama Pelaksanaan
Pengasuhan& Informasi, & dan Aktivitas Manajemen
Sosialisasi Teknologi Politik Sumberdaya
Keluarga
Berwawasan
gender

Kesejahteraan Keluarga & Keadilan & Kesetaraan Gender


(Sosial, Ekonomi, Psikologi, Spiritual)
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani

 Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dan


dilakukan dari bulan April sampai Agustus 2008.
 Contoh penelitian ini dipilih secara simple random sampling
sebanyak 350 keluarga. Namun demikian contoh yang digunakan
pada tulisan ini dipilih secara purposive sebanyak 110 keluarga
yang tidak mempunyai anak balita dan hanya tinggal di Desa
Hambaro. Responden pada penelitian ini adalah ibu atau istri.
 Analisis gender yang digunakan dalam pembagian peran keluarga
adalah Analisis Gender Model Harvard dan Model Moser yang
membagi profil kegiatan ke dalam peran produktif, peran
domestik, dan peran kemasyarakatan (KPP, 2004)
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani

 Secara garis besar ditemukan bahwa sebagian besar contoh


melakukan kerjasama pembagian peran dalam kegiatan
keluarga baik kegiatan domestik, usahatani (produktif)
maupun sosial kemasyarakatan.
 Hasil uji regresi berganda membuktikan bahwa faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran
gender dalam keluarga adalah pendapatan/ kapita/ bulan,
frekuensi perencanaan, dan permasalahan umum keluarga
yang dihadapi.
 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran
gender dalam dalam usahatani adalah jumlah anggota
keluarga , frekuensi perencanaan, dan permasalahan
umum keluarga yang dihadapi.
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam aktivitas keluarga (n=110)
Aktivitas setara Aktivitas yang
Aktivitas yang Didominasi Istri
Suami dan Istri Didominasi Suami
 Merencanakan keuangan keluarga  Mencari jalan Tidak ada
 Mengelola uang keluarga pemecahan
 Memutuskan untuk membelanjakan uang keluarga masalah
 Mengontrol pengeluaran keuangan keluarga keuangan
 Mencari pinjaman tetangga/keluarga keluarga
 Mengatur penyediaan makanan keluarga
 Perawatan fisik anak sehar-hari (pengasuhan)
 Perawatan pada saat anak sakit
 Mendampingi anak belajar
 Memandikan anak
 Menyuapi anak makan
 Menidurkan anak Mengatur kegiatan rumahtangga
 Membersihkan rumah (menyapu dan mengepel rumah)
 Mencuci pakaian
 Menyetrika pakaian
 Menyediakan makanan
 Belanja kebutuhan sehari-hari
 Belanja peralatan rumahtangga
 Mengambil air
 Menyapu halaman
 Menata ruangan
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam strategi pertahanan hidup keluarga (n=110).
Aktivitas yang Aktivitas yang
Aktivitas setara Suami dan Istri
Didominasi Istri Didominasi Suami
 Mengatur pengeluaran  Membuat rencana keuangan dengan disiplin Tidak ada
keuangan  Mengontrol keluarga dalam menjalankan aktivitas keuangan
 Memegang keuangan  Mengevaluasi anggota keluarga atas tindakan yang dilakukan
keluarga  Membuat prioritas kebutuhan
 Menentukan  Makan di luar rumah
pengeluaran untuk  Menentukan anak sekolah atau tidak
pangan  Memilih pendidikan anak
 Mempunyai ide untuk  Mengatur pengeluaran untuk pendidikan
mengurangi kebutuhan  Mengurangi biaya pendidikan anak (putus sekolah/sering bolos)
pangan  Menentukan pengeluaran untuk keperluan kesehatan
 Mengurangi konsumsi  Menentukan tempat berobat
pangan  Mempunyai ide u/ menangguhkan pengobatan
 Mengatur kebutuhan  Mengurangi biaya kesehatan
pangan sehari-hari  Mengurangi biaya transport dengan naik sepeda/jalan/numpang.
 Mengatur menu  Membeli perabotan kamar tamu
makanan di rumah  Membeli perhiasan
 Membeli pakaian santai  Menjual/menggadaikan perabotan
keluarga  Menjual/menggadaikan barang
 Membeli peralatan  Menjual aset
dapur  Hutang/meminjam uang
 Mencari tambahan pekerjaan
 Menyuruh anak membantu pekerjaan
 Menyuruh istri bekerja
 Menentukan tempat menabung
 Menentukan mengambil tabungan
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam akses, kontrol dan manfaat dari aktivitas
usahatani (n=110).
Dominasi Istri Setara Suami dan Istri Dominasi Suami
Tidak ada  Akses informasi harga produk-  Akses kredit usaha
produk pertanian  Akses input produksi
 Manfaat usaha  Akses teknologi produksi
 Manfaat input produksi  Akses teknologi pengolahan
 Manfaat teknologi pengolahan  Akses training keterampilan
 Manfaat training keterampilan  Akses pemasaran produk-produk pertanian
 Manfaat informasi harga produk-  Akses organisasi pemasaran/usahatani
produk pertanian  Akses kepemilikan lahan
 Manfaat pemasaran produk-produk  Akses tenaga kerja pertanian
pertanian  Kontrol usaha
 Manfaat kepemilkan lahan  Kontrol input produksi
 Manfaat tenaga kerja pertanian  Kontrol teknologi produksi
 Kontrol teknologi pengolahan
 Kontrol training keterampilan
 Kontrol informasi harga produk-produk
pertanian
 Kontrol pemasaran produk-produk pertanian
 Kontrol organisasi pemasaran/usaha tani
 Kontrol kepemilikan lahan
 Kontrol tenaga kerja pertanian
 Manfaat teknologi produksi
 Manfaat organisasi pemasaran/usahatani
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam aktivitas usahatani (n=110)
Aktivitas yang Aktivitas setara Aktivitas yang
Didominasi Istri Suami dan Istri Didominasi Suami
 Penanaman  Pembibitan  Persiapan lahan
 Ngoyos  Pemanenan  Penyiraman
 Penyiangan  Pemupukan
 Pemeliharaan  Penyemprotan
 Penjualan  Pencucian
 Penerima uang  Persiapan dijual
 Pengelola uang usaha  Pengangkutan
pertanian
 Pengelola uang
keluarga
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam aktivitas sosial kemasyarakatan
(n=110).

Dominasi Istri Setara Suami dan Dominasi


Istri Suami
 Arisan  Pengajian  Rapat desa
 Pengajian  Kerja bakti
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi

 Pemilihan lokasi penelitian dan pemilihan contoh


dilakukan secara purposive. Populasi contoh dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor
Tingkat III yang mengambil Mata Kuliah Gender dan
Keluarga dan Metode Penelitian Keluarga. Contoh dalam
penelitian adalah 146 mahasiswa yang terdiri dari 43 laki-
laki dan 103 perempuan. Pengumpulan data dilakukan
pada bulan Maret hingga bulan April 2008.
 Masalah kesenjangan gender di bidang pendidikan
terbukti dengan masih adanya pemisahan pemilihan
jurusan/ program studi yang bersifat stereotipe dimana
hard science (Ilmu Eksakta) lebih didominasi laki-laki dan
soft science (Ilmu Sosial) lebih didominasi oleh
perempuan.
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi

 Kesenjangan gender lainnya adalah masih adanya


kesenjangan gender pada tenaga pendidik, dimana
tenaga pendidik PAUD, TK dan SD pada umumnya lebih
didominasi perempuan, sedangkan pada jenjang SMP ke
atas lebih didominasi laki-laki.
 Kajian persepsi mahasiswa laki-laki dan perempuan
tentang pemilihan jenis pekerjaan dan program studi
yang layak dilakukan oleh kaum laki-laki maupun
perempuan sangat penting untuk diketahui, khususnya di
kalangan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa.
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi

Persepsi mahasiswa tentang peran gender dalam aktivitas domestik (n=146).


Lebih Baik Lebih Baik
Netral
Laki-Laki Perempuan
 Memperbaiki  Mencuci pakaian  Memelihara lingkungan rumah
elektronik/ listrik  Menyeterika pakaian  Mencuci pakaian
 Memperbaiki  Memasak  Mencuci peralatan makan dan minum
kendaraan  Berbelanja bahan  Merawat kesehatan keluarga
 Mencuci kendaraan makanan  Menyediakan air untuk mandi
 Mencangkul  Menyusun menu/ gizi  Membuat peraturan untuk anggota keluarga
 Menebang pohon  Menyiapkan makanan  Mendidik/ mengasuh anak
 Menyetir truk  Mencuci peralatan  Membacakan cerita anak
 Menyetir becak makan dan minum  Memilih pendidikan untuk anak
 Menyetir traktor  Mengatur keuangan  Mengatur keuangan usaha ekonomi keluarga
keluarga  Merencanakan keuangan keluarga
 Hutang/meminjam uang
 Mencari jalan pemecahan masalah keuangan
 Membuat prioritas kebutuhan keluarga
 Menentukan pengeluaran untuk pangan
 Menentukan pengeluaran untuk pendidikan dan
kesehatan keluarga
 Menanam pohon atau bunga
 Memupuk tanaman
 Memanen tanaman
 Menyetir mobil
 Naik sepeda / sepeda motor
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi

Persepsi mahasiswa tentang peran gender dalam aktivitas


publik dan sosial (n=146)
Lebih Baik Lebih Baik
Netral
Laki-Laki Perempuan
 Mencari nafkah untuk  Mengikuti arisan  Mencari tambahan
keluarga atau pengajian pekerjaan
 Mengikuti kerja bakti  Mengikuti kerja
bakti
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi

Persepsi mahasiswa tentang jenis pekerjaan kelas menengah


ke bawah berdasarkan analisis gender (n=146)
Lebih Baik Lebih Baik
Netral
Laki-Laki Perempuan
 Status Pencari nafkah  Status pencari nafkah  Tenaga Kerja Indonesia
utama tambahan  Pesuruh kantor
 Pedagang asongan  Pedagang warungan di  Penjahit
 Satpam perusahaan rumah  Pengolah hasil laut
 Satpam perguruan tinggi  Pengasuh anak  Pembantu rumahtangga
 Nelayan  Pembantu umum  Tukang pijat
 Militer tingkat menengah  Perawat  Pekerja di Industri Kecil
ke bawah  Sekretaris  Pekerja di Industri
 Tukang ojeg/ supir  Pembantu rumahtangga Besar
 Resepsionis  Pekerja di sektor
 Pengusaha hiasan/ bunga pertanian
 Pedagang jamu/  Pekerja di sektor
gendongan kehutanan
 Resepsionis
 Pedagang (berjualan) di
pasar
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi

Persepsi mahasiswa tentang jenis pekerjaan kelas menengah


ke atas berdasarkan analisis gender (n=146)
Lebih Baik Lebih Baik
Netral
Laki-Laki Perempuan
 Direktur perusahaan Tidak ada  Direktur perusahaan
industri perkebunan
 Militer tingkat perwira ke  Direktur perusahaan rekaman
atas  Direktur perusahaan industri
 Presiden/Wakil Presiden  Diplomat
 Ulama  Koki
 Pilot/Astonout  Desainer
 Anggota DPR/ DPRD
 Pekerja LSM
 Dokter
 Pelukis
 Bintang sinetron/ artis
 Desainer interior/
pertamanan
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi

Persepsi mahasiswa tentang pemilihan program studi di


perguruan tinggi berdasarkan analisis gender (n=146)
Lebih Baik Lebih Baik
Netral
Laki-Laki Perempuan
 Akademi  Sekolah  Sekolah Menengah-  PS Ilmu Tanah
Kepolisian Menengah- Ekonomi dan  PS Arsitektur
 Sekolah Kepandaian Manajemen (SMEA) Pertamanan
Menengah- Putri (SMKK)  PS KPM (Komunikasi  PS Hortikultura
Tehnik Industri  PS Kebidanan Pengembangan  PS HPT (Hama Dan
(STM) Masyarakat) Penyakit Tanaman)
 PS Tehnik  PS IKK (Ilmu Keluarga  PS IT (Informatika)
Dan Konsumen)  PS Kehutanan
 PS MAB (Manajemen  PS Kedokteran
Agrobisnis)  PS Kedokteran Gigi
 PS Ekonomi  PS Dokter Spesialis
Sumberdaya  PS Kesehatan
Lingkungan Masyarakat
 PS Psikologi  PS Gizi
 Akademi Kepolisian  PS Farmasi
 PS MIPA PS GM (Gizi  PS Perikanan
Masyarakat)  PS Peternakan
 PS Kedokteran Hewan
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Ekologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari saling
ketergantungan antara keluarga dengan lingkungan di
sekitarnya, yaitu pengaruh lingkungan terhadap keluarga dan
pengaruh keluarga terhadap lingkungan di sekitarnya seperti
lingkungan tetangga, social dan fisik (Deacon & Firebaugh,
1988; Hill, 1985).
Salah satu aplikasi dari ekologi keluarga adalah kerjasama
peran gender dalam keluarga untuk melakukan usaha produksi
di pekarangan dan usaha domestik di dapur.
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Pemetaan sumberdaya gender: akses, kontrol dan tenaga kerja
di pekarangan rumah keluarga petani sayuran
Akses Kontrol Tenaga Kerja
Aktivitas
L P L P L P
Membersihkan kamar mandi dan menyediakan L P L P P
air keluarga
Memetik dan menjual bunga potong L P P P
Menanam, memelihara dan menjual sayuran L P L P L P
Menebang dan menjual pohon L L L
Menaman, memelihara dan menjual buah- L P L P L P
buahan
Mencuci persediaan air/ bak air L L L
Menyimpan pupuk, pestisida dan alat-alat L L L
pertanian
Memelihara dan menjual ayam, sebagian untuk L P L P L P
konsumsi keluarga
Memelihara dan menjual kambing L L L
Memelihara kelinci L L L
Membersihkan kamar mandi L P L P P
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Pemetaan Sumberdaya Gender: Akses, Kontrol dan Tenaga
Kerja di Ruangan Dapur Keluarga Petani Sayuran
Kontro Tenaga
Akses
Aktivitas l Kerja
L P L P L P
Menyiapkan meja makan L P L P P
Membersihkan kompor L P P P
Membeli gas/minyak dan memasangnya L P
Membersihkan rak makanan L P P P
Membersihkan rak piring dan mencuci L P P P
piring
Membersihkan rice cooker L P P P
Mempersiapkan makanan dan memasak L P L P P
Membersihkan dapur P P P
Mengumpulkan kayu bakar untuk masak L L L
Menyimpan pupuk dan pestisida L L L
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Peran gender di dalam keluarga berkaitan dengan ‘siapa yang
memutuskan?’. Studi ini menjelaskan bahwa:
 Laki-laki adalah aktor yang memutuskan ditempat mana
menyimpan pestisida dan bagaimana menggunakan
pestisida.
 Laki-laki memutuskan aktivitas produkstif termasuk akses,
control dan tenaga kerja yang berkaitan dengan
tanaman/pohon, kolam ikan, gudang, pemeliharaan
kambing dan kelinci di halaman pekarangan.
 Perempuan memutuskan aktivitas domestik/ reproduktif di
dalam rumah termasuk aktivitas di ruangan dapur baik
dalam akses, kontrol dan partisipasi.
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Peran gender di masyarakat keluarga berkaitan dengan ‘siapa
yang mengikuti berbagai macam pelatihan?’
 Perempuan dilatih untuk mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan aktivitas domestik seperti masak dan
menjahit.
 Pelatihan tehnik-tehnik pertanian termasuk Integrated Pest
Management (IPM) biasanya dilakukan untuk laki-laki.
 Laki-laki membuat keputusan berkaitan dengan program-
program pemerintah daerah
Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Pemasaran Usahatani
Kegiatan pemasaran sayuran pada kelompok perempuan menghasilkan
pendapatan yang digunakan untuk keperluan rumahtangga dan
memberikan manfaat seperti:
 Terbantunya pemenuhan kebutuhan pengeluaran keluarga berkaitan
dengan kebutuhan dasar konsumsi harian.
 Terbantunya biaya sekolah anak termasuk uang jajan, buku, dan
keperluan sekolah lainnya.
 Penambahan modal usaha untuk kegiatan usahatani.
 Tersisihnya sebagian pendapatan dalam bentuk simpanan tabungan di
bank dengan membuka rekening bank atas nama perempuan.
 Tersisihnya sebagian pendapatan dalam bentuk simpanan tabungan
uang tunai di celengan di rumah.
 Terbantunya keluarga dalam membeli perabotan rumahtangga dan
peralatan dapur.
Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Pemasaran Usahatani
Ruang gerak laki-laki dan perempuan dalam lingkup produksi
prosesing buah-buahan dan sayuran
Ruang Gerak
No Keterangan Ruang Gerak Perempuan
Laki-laki
Produksi
Peran Menanam, memanen Menanam, memelihara, dan
1 memanen
Ruang Lingkup Daerah Kampung dan dusun di sekitar
Desa
secara Fisik tempat tinggal
Pemrosesan
Peran Tidak memproses Tidak memproses
2 Akses ke teknologi Akses ke teknologi pertanian dan
Ruang Lingkup Daerah
pertanian dan informasi informasi terbatas
secara Fisik
tinggi
Pemasaran
Peran Pemasaran produksi Pemasaran produksi pertanian ke
pertanian ke formal market informal market dan keliling
kampong dan tetangga di
3
sekitarnya
Sangat besar, formal Sangat terbatas, umumnya
Ruang Lingkup Daerah
market dan bahkan informal ke tetangga di sekitarnya
secara Fisik
keluarga daerah
Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Pemasaran Usahatani
Junaedi Pasar Besar
(Leuwisadeng (Jakarta)
Entis
Encep
(Leuwisadeng)
Melati
Jambu
Rohman
Pembeli (Hambaro)
(Bogor)

Melda Kastolani
(Cinangneng)

Katuk
Jahe
Agro. Exp. Station Tetangga
(Hambaro)

Pasar
(Leuwiliang)

Kasus-kasus kegiatan pemasaran sayuran dari pedagang perempuan dan


laki-laki di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Pemasaran Usahatani

Pasar Besar
(Jakarta)

H. Soleh
(Hambaro)
Pasar di Leuwiliang

Jambu Encep
Jagung Rohman (Leuwisadeng)
(Hambaro)

Madhari Mamah Rohmah

Kangkung Katuk Kastolani


(Cinangneng)

Tetangga

Kasus-kasus kegiatan pemasaran sayuran dari pedagang perempuan dan


laki-laki di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Kasus 5: Analisis alokasi kegiatan anggota
Keluarga
Alokasi kegiatan anggota rumahtangga di Cigasong Majalengka dan di
Cikalukur Tasikmalaya (disarikan dari Renyasih 2002)
Anggota Jenis Pekerjaan
Keluarga Domestik Personal Sosial Leisure
Bapak  Mengambil air bersih.  Mandi.  Pengajian.  Nonton TV
 Menyiapkan kayu bakar.  Shalat.  Diskusi bareng
 Pergi ke sawah.  Membaca Kelompok. keluarga.
 Ngambi rumput untuk ternak. Al-Qur’an.  Mengontrol  Mendengark
 Memperbaiki rumah dan atau peralatan  Tidur. air. untuk an radio.
rumahtangga. bertani.  Ngobrol.
 Mengambil ikan dari kolam atau mencari ikan ke
sungai.
 Mengangkat hasil panen.
Ibu  Membereskan tempat tidur.  Mandi.  Pengajian.  Nonton.
 Memasak (menyiapkan makan pagi keluarga).  Shalat.  Arisan.  Ngobrol.
 Beres-beres rumah.  Membaca  Bantu
 Belanja ke warung. Al-Qur’an. tetangga
 Mencuci piring dan pakaian.  Dandan. (kalau
 Menyiapkan dan mengirimkan makanan ke sawah.  Tidur. hajatan,
 Mengerjakan kegiatan usahatani. dukacita
 Mengurus anak-anak. dsb).
 Menyiapkan makan sore atau malam.
 Membantu anak-anak belajar (agama dan umum).
Kasus 5: Analisis alokasi kegiatan anggota
Keluarga
Alokasi kegiatan anggota rumahtangga di Cigasong Majalengka dan di
Cikalukur Tasikmalaya (disarikan dari Renyasih 2002)
Anggota Jenis Pekerjaan
Keluarga Domestik Personal Sosial Leisure
Anak  Membereskan tempat tidur.  Mandi.  Olah raga.  Bermain.
Laki-laki  Membantu bapak (mengambil air, kayu  Shalat.  Gotong  Ngobrol/
bakar).  Menyiapkan pekerjaan royong. nongkrong.
 Membantu usahatani. rumah.  Ngaji ke  Nonton
 Memelihara ternak.  Makan masjid. bareng.
 Mengangkat hasil panen.  Sekolah
 Belajar agama dan umum.
 Tidur.
Anak  Membereskan tempat tidur.  Mandi.  Pengajian  Ngobrol
Perempua  Membantu ibu di dapur.  Shalat. di masjid. sesame teman.
n  Bantu ibu belanja ke warung.  Beres-beres tempat tidur.  Ikut arisan  Nonton
 Membantu membersihkan rumah.  Makan minum. dengan bersama
 Ikut membantu ibu mengasuh adik yang  Mendengarkan radio. ibu. keluarga.
masih kecil  Menonton televisi.
 Mencuci pakaian.  Belajar agama dan umum.
 Mengantarkan makanan ke sawah.  Menyeterika.
 Mengangkat dan membereskan hasil cucian.  Mandi.
 Menyeterika pakaian keluarga.  Dandan.
 Membantu ibu menjemur hasil panen.  Tidur.
Ringkasan
 Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, fungsi
keluarga terdiri atas fungsi-fungsi: (1) Keagamaan, (2) Sosial budaya,
(3) Cinta kasih, (4) Perlindungan, (5) Reproduksi, (6) Sosialisasi dan
pendidikan, (7) Ekonomi, dan (8) Pembinaan lingkungan.
 Berdasarkan umumnya budaya patriarki, ada pembagian peran
gender yang bervariasi antara laki-laki dan perempuan dengan
derajat dari mulai pembagian peran yang sangat kaku sampai dengan
sangat fleksibel. Pembagian peran ini bertujuan untuk
mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan
keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat.
 Dengan adanya pengaruh kinerja para feminist selama Tahun
1980an, khususnya di Bidang Sosiologi dan Anthropologi Budaya,
seperti Simone de Beauvoir dan Michel Foucault yang merefleksikan
jenis kelamin, maka ide gender tidak ada hubungannya dengan jenis
kelamin. Seseorang dapat lahir dengan jenis kelamin laki-laki namun
mempunyai sifat gender feminin.
Ringkasan

 Peran gender mempunyai sejarah debat yang panjang antara


nature atau nurture.
 Pergeseran nilai-nilai individu tercermin dari kesadaran bahwa
peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan adalah
sama (equal) meskipun secara biologis mempunyai perbedaan.
Pergeseran nilai-nilai individu juga tercermin dari persamaan
tingkatan nilai antara anak laki-laki dan anak perempuan.
 Kemitraan gender (gender partnership) dalam keluarga adalah
kerjasama secara setara dan berkeadilan antara suami dan istri
serta anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dalam
melakukan semua fungsi keluarga melalui pembagian
pekerjaan dan peran baik peran publik, domestik maupun
sosial kemasyarakatan.
Pertanyaan

 Berikan contoh aplikasi kemitraan dan relasi gender dalam


kehidupan keluarga.
 Berikan ilustrasi pembentukan jejaring keluarga melalui
relasi peran gender dan kaitannya dengan konflik peran.
Kata Kunci

 Relasi gender, peran gender, ketegangan peran, konflik


peran, jejaring keluarga.
 Fungsi keluarga responsif gender, gender triple roles,
kemitraan gender.
 Kegiatan reproduktif, kegiatan produktif, kegiatan sosial
kemasyarakatan.
“Berdasarkan umumnya budaya patriarki, ada pembagian peran
gender yang bervariasi antara laki-laki dan perempuan dengan derajat
dari mulai pembagian peran yang sangat kaku sampai dengan sangat
fleksibel. Pembagian peran ini bertujuan untuk mendistribusikan tugas
dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan
masyarakat”.

Anda mungkin juga menyukai