BAIQ WINDA AMELIA (J1B016017) CICY REZKY AMALIA (J1B016018) DENI RAMDANI (J1B016019) DEVI RATU NG D WULLA (J1B016020) A. Pengertian Pluralisme
Pluralisme merupakan suatu gagasan yang mengakui
kemajemukan realitas. Ia mendorong setiap orang untuk menyadari dan mengenal keberagaman di segala bidang kehidupan, seperti agama, sosial, budaya, sistem politik, etnisitas, tradisi lokal, dan sebagainya. Pluralisme bukanlah paham yang secara tiba-tiba muncul dari ruang hampa, akan tetapi disitu terdapat penghubung yang kokoh antara diskursus, sekularisme, liberalisme yang kemudian lahirlah pluralisme. Pengertian pluralisme dalam konteks kontemporer bisa dinyatakan sebagai keterlibatan aktif dalam keragaman dan perbedaannya untuk membangun peradaban bersama. Menurut Nurcholis Madjid pluralisme itu tidak sekedar mengakui pluralitas keragaman dan perbedaan akan tetapi gerakan yang aktif merangkai keragaman tersebut untuk tujuan- tujuan sosial yang luhur yaitu untuk kebersamaan dan peradaban. B. Pluralisme dalam konteks kenegaraan.
Dalam berbagai bidang kehidupan, keberagaman, dan perbedaan pasti
ada, begitu pula dalam kehidupan bernegara. Di Negara Indonesia tidak dapat di pungkiri bahwa keragaman baik agama ataupun budaya cukup banyak. Indonesia telah meletakkan Pancasila sebagai dasar Negara. Bahkan sebelum proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dikumandangkan, Pancasila telah dipersiapkan untuk dijadikan landasan dasar dalam membentuk suatu Negara kesatuan. Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa, falsafah bangsa, serta ideology bangsa Indonesia. Oleh karena itu hanya Pancasila sajalah yang harus dijadikan acuan, patokan ataupun ukuran dalam hidup bernegara, berbangsa, maupun masyarakat. Pluralism justru dipertegas oleh Pancasila, sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Dalam sila tersebut terkandung makna bahwa meskipun bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, namun tetap disatukan dalam suatu Negara, yaitu Negara Kesatuan Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki semboyan Bhinnekan Tunggal ika, yang menegaskan bahwa meskipun berbeda-beda tetap satu juga. Dengan menggunakan nilai- nilai dasar Panacasila, bangsa Indonesia dapat mengatasi masalah Pluralisme yang belakangan lebih sering terjadi. Di Indonesia terdiri dari banyak suku, agama, politik dan budaya, maka di dalamnya juga terdapat pluralism antara lain : 1) Pluralisme Agama Ada banyak agama atau kepercayaan yang dianut oleh bangsa Indonesia. Setiap warga Negara Indonesia berhak menganut agama sesuai dengan kepercayaan masing- masing. Hal ini dijamin dalam Undang-undang Dasar 1945. Dari keberagaman agama inilah kemudian muncul pluralisme agama di Indonesia. Pluralisme agama bisa diartikan sebagai upaya saling mengenal antar agama yang satu dengan agama yang lainnya. Disitu kemudian terjadi perluasan wawasan dengan tidak bermaksud mendiskreditkan. Ada penghargaan terhadap perbedaan, bukan mencemooh perbedaan tersebut. Bahkan pada kondisi tertentu menempatkan perbedaan tersebut sebagai nilai kebenaran bentuk lain daripada apa yang dinyatakan dalam agama. Pluralisme agama di Indonesia bisa juga menjadi masalah ketika rakyat Indonesia tidak mampu memaknai perbedaan dengan baik dan bijak. Seringkali perbedaan agama justru menjadi sumber dari masalah. Seperti peristiwa perusakan gereja di Temanggung, Jawa Tengah. Untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali, masing-masing warga negara harus mampu memahami dan bertoleransi dalam perbedaan agama yang ada. 2) Pluralisme Politik Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat pluralisme politik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya partai politik yang terbentuk dan mengikuti pemilu. Anggota partai politik pun berasal dari berbagai macam latar belakang yang berbeda. Dengan latar belakang yang berbeda, kemudian akan memunculkan perbedaan pendapat ataupun pandangan dalam melihat suatu permasalahan. Namun, karena kurangnya pemahaman tiap inividu mengenai makna pluralisme, kemudian muncul sikap antipluralisme. Sikap antipluralisme ini muncul karena kurangnya pemahaman mengenai Pancasila. Selain itu rasa kebangsaan terhadap Indonesia juga semakin menurun. Rasa memiliki dan menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup semakin berkurang. Sikap antipluralisme tentunya akan membahayakan persatuan Negara Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan antar bangsa. Oleh sebab itu, nilai-nilai dasar pancasila harus lebih ditekankan dan dimaknai dengan lebih baik. 3) Pluralisme Sosial-Budaya Pluralisme dalam perspektif filsafat sosial merupakan konsep kemanusiaan yang memuat kerangka interaksi dan menunjukkan sikap saling menghargai, saling menghormati, toleransi satu sama lain dan saling hadir bersama atas dasar persaudaraan dan kebersamaan; dilaksanakan secara produktif dan berlangsung tanpa konflik sehingga terjadi asimilasi dan akulturasi budaya. Di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa dan budaya. Pluralitas tidak bisa dihindarkan apalagi ditolak meskipun manusia tertentu cenderung menolaknya karena pluralitas dianggap ancaman terhadap eksistensinya atau eksistensi komunitasnya. Pemahaman pluralisme budaya diperlukan sejalan dengan dinamika masyarakat di era otonomi daerah. Di lain pihak, pluralisme budaya cenderung dianggap sebagai kambing hitam, mengingat belum bagusnya implementasi otonomi daerah, maraknya anarkisme, dan konflik sosial. Pemerintah tentu perlu memperbaiki tatanan otonomi daerah agar pluralisme dapat dilihat secara lebih baik.