Anda di halaman 1dari 29

SIKLUS OTTO DAN DIESEL

KELOMPOK 3:
LUTFI GANGSAR PRAYOGO
RONI CHYA PUTRA
ILHAM RIYADI

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PANCASILA
SIKLUS OTTO
A. Definisi Mesin Otto
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto
adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang
menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran,
dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau
yang sejenis.
B. Klasifikasi mesin otto
Mesin bensin dibagi menjadi dua, yaitu mesin dua
langkah dan mesin empat langkah.
a. Mesin dua langkah
Mesin dua langkah adalah mesin yang memerlukan
dua kali gerakan piston naik turun untuk sekali pembakaran.
Berikut ini adalah langkah kerja mesin dua langkah.
Langkah pertama Piston bergerak dari TMA ke TMB.
• Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang
bilas yang berada di bawahnya. Semakin jauh piston
meninggalkan TMA menuju TMB akan semakin meningkat
pula tekanan di ruang bilas.
• Pada titik tertentu, piston akan melewati lubang pembuangan
gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang
tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan
melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.
• Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di
dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
• Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang
tertekan di dalam ruang bilas akan terpompa masuk ke dalam
ruang bakar, sekaligus mendorong keluar gas yang ada di
dalam ruang bakar menuju lubang pembuangan.
• Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus
memompa gas dalam ruang bilas menuju ke dalam ruang
bakar.
Langkah kedua Piston bergerak dari TMB ke TMA.
• Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil
percampuran udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas.
• Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston
akan mengkompresi gas yang terjebak di dalam ruang bakar.
• Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai
TMA.
• Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi akan menyala
untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi tidak
terjadi saat piston sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini
dimaksudkan agar puncak tekanan akibat pembakaran dalam ruang
bakar bisa terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB,
karena proses pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa membuat
gas terbakar dengan sempurna oleh nyala api busi.
b. Mesin 4 langkah
Mesin empat tak memerlukan empat kali gerakan piston untuk sekali
pembakaran. Berikut ini cara kerja mesin 4 langkah.

Langkah ke 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup
keluar tertutup, mengakibatkan udara terhisap masuk ke dalam ruang bakar.

Langkah ke 2
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar
tertutup, mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa
saat sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu penyalaan terjadi (pada mesin
bensin berupa nyala busi .

Langkah ke 3
Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam
ruang bakar, mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB.

Langkah ke 4
Piston bergerak dari TMB ke TMA, Posisi katup masuk terutup dan katup
keluar terbuka, mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar yang
sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang pembuangan.
C. Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala
bunga api.Pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan
bakar dan udara dibakar dengan menggunakan percikan bunga api dari busi. Piston
bergerak dalam empat langkah (disebut juga mesin dua siklus) dalam silinder, sedangkan
poros engkol berputar dua kali untuk setiap siklus termodinamika.
Proses didalam motor bensin/gas pembakaran bahan bakar berlangsung pada
volume tetap. Berdasarkan siklus otto proses dalam silinder dapat digambarkan dengan
diagram P-Vdan T-S sebagai berikut:
Proses diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Titik 0 – 1 : Proses pemasukan udara pada tekanan tetap
(isobar)

dimana :
2. Titik 1-2 : Proses kompresi (isentropik S1 = S2)/adiabatik
resersible.

Kerja yang dilakukan oleh torak :


3. Titik 2-3 Proses pemberian/pemasukan panas pada
volume tetap.

4. Titik 3-4 : Proses ekspansi adiabatik

Kerja yang diterima oleh torak:


• 5. Titik 4-1 : Proses pengeluaran/pelepasan panas
berlangsung pada volume tetap.


6. Kerja satu siklus netto (Wnet
7. Efisiensi Siklus Otto
Analisis termodinamika untuk kondisi aktual tersebut dapat
disederhanakan bila digunakan asumsi udara-standar yang berlaku sebagai gas-
ideal. Karenaitu, siklus untuk kondisi aktual dimodifikasi menjadi sistem
tertutup yang disebut sebagai siklus Otto ideal. Skema dan pernyataan
prosesnya pada diagram P-v dan T-s seperti terlihat pada gambar berikut,
Siklus Otto ideal terdiri dari empat proses reversibel
internal, yaitu proses 1-2 kompresi isentropik, proses 2-3
penambahan kalor pada volume tetap, proses 3-4 ekspansi
isentropik, dan proses 4-1 pelepasan kalor pada volume
tetap. Karena siklus Otto ideal ini merupakan sistem
tertutup, maka ada beberapa asumsi yang digunakan yaitu
(1) mengabaikan perubahan energi kinetik dan potensial,
dan (2) tidak ada kerja yang timbul selama proses
perpindahan kalor.
Efisiensi termal siklus Otto ideal ini tergantung dari
besarnya rasio kompresi mesin dan rasio kalor spesifik dari
fluida kerjanya. Efisiensi siklus akan naik bila rasio
kompresi dan rasio kalor spesifik semakin besar seperti
pada diagram di bawah ini.
SIKLUS DIESEL
A.Definisi Mesin Diesel
Mesin diesel adalah motor pembakaran dalam yang
menggunakan panas kompresi untuk
menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang
telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini
ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima paten pada 23 Februari 1893.

B. Siklus Diesel
pada mesin diesel, udara murni diisap dan
dikompresi diatas temperatur pembakaran bahan bakar.
Jadi, pada mesin diesel tidak terdapat karburator dan busi
tetapi diganti oleh injektor bahan bakar.
.
Pada mesin diesel, yang dikompresi adalah udaranya saja
sehingga mesin diesel dapat didesain pada perbandingan kompresi yang
tinggi, antara 12 sampai 24. Proses injeksi bahan bakar dimulai pada
saat piston hampir mencapai titik mati atas dan masih berlangsung
beberapa saat setelah piston mencapai TMA. Oleh karena itu, proses
pembakaran pada mesin diesel terjadi pada interval waktu yang relative
panjang dibanding dengan mesin bensin. Dengan interval waktu
pembakaran yang relatif panjang tersebut, maka proses pemasukan
panas didekati (approximated) sebagai proses tekanan konstan,
sedangkan tiga proses lainnya sama dengan mesin bensin
Prinsip kerja mesin diesel mirip seperti mesin
bensin. Perbedaannya terletak pada langkah awal kompresi
atau penekanan adiabatik (penekanan adiabatik =
penekanan yang dilakukan dengan sangat cepat sehingga
kalor atau panas tidak sempat mengalir menuju atau keluar
dari sistem. dalam mesin diesel yang ditekan hanya udara
saja. Penekanan secara adiabatik menyebabkan suhu dan
tekanan udara meningkat.Selanjutnya injector atau
penyuntik menyemprotkan solar. Karena suhu dan tekanan
udara sudah sangat tinggi maka ketika solar disemprotkan
ke dalam silinder dan solar langsung terbakar.
Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal atau sempurna.
Mula-mula udara ditekan secara adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada
tekanan konstan - penyuntik atau injector menyemprotkan solar dan
terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar mengalami pemuaian
adiabatik (c-d), pendinginan pada volume konstan - gas yang terbakar
dibuang ke pipa pembuangan dan udara yang baru, masuk ke silinder (d-a).
Zat kerja untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja
biasanya menyerapkalor pada suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha
alias kerja (W), lalu membuang kalor sisa pada suhu yang lebih rendah
(QL). Karena energi kekal, maka QH = W + QL.
C. Diagram P-V Motor Diesel 2 Langkah

Keterangan:
1-2 = Langkah kompresi tekanan bertambah, Q = c (adiabatic)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja V bertambah, P turun (adiabatic)
4-5 = Awal Pembuangan
5-6 = Awal Pembilasan
6-7 = Akhir Pembilasan
D. Diagram P-V Motor Diesel 4 Langkah

Keterangan:
0-1 = Langkah isap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah kompresi , P bertambah, Q = c (adiabatik)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja P bertambah, V = c (adiabatik)
4-1 = Pengeluaran kalor sisa pada V = c (isokhorik)
1-0 = Langkah buang pada P = c
Untuk kompresi rasio yang sama siklus diesel
mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus diesel
adalah:

Efisiensi siklus diesel yang tinggi menyebabkan siklus


ini digunakan untuk mesin-mesin dengan kapasitas besar. Seperti
yang terdapat pada truk, lokomotif, mesin kapal, dan pembangkit
tenaga listrik darurat (genset).
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai