Penyaji :
dr. Johanna Sihombing
Narasumber :
Dr. Deny S Yosy, Sp.A (K)
Penyakit Kawasaki (PK) atau mucocutaneous
lymphnodes syndrome (MCLS) ialah suatu penyakit
peradangan pada anak yang ditandai oleh demam
persisten, peradangan mucocutaneous dan
adenopati servikalis, radang bibir dan rongga
mulut, dan eritema dan edema pada tangan dan
kaki.
Penyakit Kawasaki ditemukan oleh Dr Tomisaku
Kawasaki di Jepang tahun 1967 dan saat itu dikenal
sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome.
Penyakit yang lebih sering menyerang ras Mongol ini
terutama menyerang balita dan paling sering
terjadi pada usia 1-2 tahun
Penampakan penyakit ini juga dapat mengelabui mata
sehingga dapat terdiagnosis sebagai campak, alergi
obat, infeksi virus, atau bahkan penyakit gondong
• Angka kejadian per tahun di Jepang tertinggi di dunia, yaitu
berkisar 1 kasus per seribu anak balita.
27 kasus telah
dilaporkan
Di Bandung 10 kasus
Dari 3 RS
Imunologi
human leukocyte antigen
(HLA)
class I
6p21.3 Etiologi
Penyakit Kawasaki
Infeksi
Disfungsi
endotelial Kerusakan endotel
Inflamasi Diganti oleh jaringan ikat
Aneurisma
Stenosis
KRITERIA DIAGNOSIS
Demam remiten ≥ 5 hari, disertai 4 dari 5 lima
kriteria:
4 tanda
IVIG
Diagnosis Banding
Penyakit Kawasaki
Vasculitis
Komplikasi Penyakit
Aneurisma
Kawasaki arteri
Miokarditis
Penyakit Kawasaki
Arteritis
Aneurisma
a.A.koronaria
b.A. Mesenterika
c.A. femoralis
d.A. illiaka, ginjal
e.A. Aksila
f.A. brakial.
PENATALAKSANAAN PENYAKIT
KAWASAKI
Aspirin:
•
ImunoglobuIin Intravena(IGIV)
Fase akut :
Pemberian IGIV bersamaan dengan aspirin dosis tinggi
dapat menurunkan kejadian aneurisma arteri coronaria
sampai 1%
Steroid
Stadium Akut : Imunoglobulin intravena 2 g /
kg untuk 10-12 jam dengan aspirin 80-100
mg/kg/24 jam dibagi setiap 6 jam secara oral
sampai hari-14 penyakit
Tahap sembuh :Aspirin 3-5 mg / kg oral sekali
sehari sampai 6-8 minggu setelah onset
penyakit
Terapi aneurisma a. koronaria
TATALAKSANA JANGKA PANJANG
Tingkatan Risiko Terapi Aktivitas Fisik Follow up dan tes Pemeriksaan
Farmakologi diagnostik Invasif
I. Tidak ada Tidak ada pada 6-8 Tidak ada restriksi pada 6-8 Penilaian risiko Tidak
perubahan minggu pertama minggu pertama kardiovaskular, konseling direkomendasikan
arteri koronaria interval 5 tahun
II. Ektasia arteri Tidak ada pada 6-8 Tidak ada restriksi pada 6-8 Penilaian risiko Tidak
koronaria transien minggu pertama minggu pertama kardiovaskular, konseling direkomendasikan
menghilang dalam 6- interval 3-5 tahun
8 minggu pertama
III. Satu aneurisma Aspirin dosis rendah (3- Untuk <11 tahun, tidak ada Follow up kardiologi tiap Angiografi jika tes
arteri koronaria 5 mg/kg/hari), sampai restriksi pada 6-8 minggu tahun (ekhokardiografi + noninvasif
kecil-medium / arteri aneurisma regresi pertama, EKG, kombinasi dengan memperkirakan adanya
koronaria mayor Usia 11-20 tahun , aktivitas penilaian risiko iskemia
fisik berdasarkan tes stres kardiovaskular, konseling, tes
biennial, evaluasi scan stres biennial/evaluasi scan
perfusi miokard perfusi miokard)
IV. ≥1 aneurisma Antiplatelet jangka Olahraga kontak fisik harus Follow up dua tahun dengan Angiografi pertama
arteri koronari panjang dan warfarin dihindari karena risiko ekhokardiogram + EKG, tes dalam 6-12 bulan atau
besar, atau atau heparin perdarahan, aktivitas fisik stres / evaluasi scan perfusi lebih cepat jika klinis
aneurisma berdasarkan tes stres miokard tiap tahun menunjang.
multipel/kompleks,
tanpa obstruksi
V. Obstruksi arteri Aspirin dosis rendah Olahraga kontak fisik harus Follow up dua tahun dengan Direkomendasikan
koronaria jangka panjang, warfarin dihindari karena risiko ekhokardiogram + EKG, tes angiografi
atau heparin jika perdarahan, aktivitas fisik stres / evaluasi scan perfusi
didapatkan aneurisma berdasarkan tes stres miokard tiap tahun
besar, pertimbangkan β-
blocker untuk
mengurangi konsumsi
O2 miokard
EVALUASI JANGKA
PANJANG
evaluasi
arteri
koroner
morfologi dan
fungsi katup
jantung
efusi perikardial
prognosis
Prognosis penyakit kawasaki adalah baik jika
diagnosis dini dan therapi tepat segera
diberikan. Kemungkinan mendapat kelainan
jantung sangat kecil bahkan tidak ada. Kasus
relaps yaitu jika demam muncul lagi disertai 1
gejala yang lain dalam periode satu bulan
sejak demam pertama adalah kurang dari 1%
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Raydha Fakhira
Gender : Perempuan
Umur : 5 tahun
MR : 00.07.53.53
Alamat : Palembang
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam hilang timbul
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak 10 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk(+) pilek (+) mual
(+) muntah(+) isi muntah apa yang dimakan dan diminum
>1x dalam satu hari, ibu pasien juga mengeluh nafsu makan
anaknya berkurang semenjak sakit. BAB dan BAK (+) normal.
Ibu pasien mengatkan pasien sudah pernah berobat dan
dianjurkan rawat inap tetapi menolak,hasil cek darah pasien
sebelumnya tanggal 30/03/2018 Hb: 13.1 leukosit : 17.100
trombosit : 381.000, anti dengue Ig.M : trace
RPT : tidak jelas
RPO : sanmol syrup, cefat syrup
STATUS PRESENS
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : tidak dilakukan
Denyut Nadi : 135 x/i
Frekuensi Nafas : 20 x/i
Temperatur : 40,4 C
Keadaan Gizi : Baik, BB: 22 kg, TB:116cm
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
Kepala : bentuk simetris
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil isokor (ø 3mm), refleks cahaya (+/+)
THT : strawberry tongue(+), faring hiperemis (+)
Leher : Tidak ditemukan kelainan
Thorax:
Inspeksi : simetris Fusiformis
Palpasi : stem fremitus kanan= kiri
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Sp: vesikuler, St: Rhonki (-/-), S1,S2: (+) Normal,
regular, murmur (-/-)
Abdomen:
Inspeksi : simetris
Palpasi : soepel
Perkusi : timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
Ekstremitas
Superior : Akral dingin, sianosis(+)
Inferior : Akral dingin, sianosis (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratoriumm
Darah Lengkap
Hb 12.6 10.8-15.6
Ht 36.9 35-45
imunoserologi
Anti dengue
Ig.G Negatif
Ig.M Trace
DIAGNOSIS
Hiperpireksia e.c DF + RFA
PENATALAKSANAAN
-Broadced 1x1gr
-ondancentron 3x4mg
-indexon 5mg jika temp >38
-sanmol 30cc k/p
-Imunos 1x1cth
-alcoplus DMP 3x¾ cth
-IVFD KaEN 3A 40cc/jam
Follow Up
02/04/2018 03/04/2018
S Demam (+ ) batuk(+) S Demam (+) batuk (+) tidak BAB > 3 hari
TD: tdp RR: 22x/i HR: 110x/i, T:37.8 C A Demam lama + ISPA + konstipasi + low intake
O CM, TD HR: 100x/i RR: 20x/i T:36.5C O CM, TD HR: 104x/i RR: 24x/i T:37.4C
O CM, TD HR: 10ox/i RR: 22x/i T:36.3C O CM, TD HR: 10Ox/i RR: 22x/i T:38C
S Demam (+)