Anda di halaman 1dari 50

MOTIVASI BELAJAR SISWA,

PENGERTIAN BENTUK DAN


FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MOTIVASI
BELAJAR SISWA

1
Pengertian Motivasi

Dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia, (Depdikbud, 1996:593)
motivasi didefinisikan sebagai
dorongan yang timbul pada diri
seseorang sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu.
2
Motivasi menentukan tingkat
keberhasilan atau kegagalan
perbuatan belajar siswa, karena
belajar tanpa adanya motivasi,
sulit untuk berhasil.

3
Bentuk-bentuk Motivasi Belajar
Siswa

1. Motivasi Belajar Instrinsik


2.Motivasi Belajar Ekstrinsik

4
Motivasi Instrinsik
(Motivasi Belajar Instrinsik)
 W.S. Winkel mengatakan bahwa : “Motivasi
Intrinsik adalah bentuk motivasi yang berasal
dari dalam diri subyek yang belajar”.

 Kekhususan dari motivasi ekstrinsik ialah


kenyataan, bahwa satu-satunya cara untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan ialah belajar.
Motivasi Ekstrinsik
(Motivasi Belajar Ekstrinsik)
motivasi belajar esktrinsik dapat digolongkan antara lain:
a. Belajar demi memenuhi kewajiban.
b. Belajar dmei menghindari hukuman.
c. Belajar demi memperoleh hadiah materi yang dijanjikan.
d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
e. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru
dan orang tua).
f. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi
memenuhi persyaratan kenaikan jenjang/golongan administrasi.

6
Indikator-indikator
Motivasi Belajar

1. Disiplin
2. Kepuasan
3. Keamanan

7
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Dimyati & Mudjiono (2004:89),


unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah:

8
9
Deskriptif
Asumsi dasar
Teori Pengertian “belajar”
Belajar Tujuan belajar
Kritik
Preskriptif
Pengaruh teori belajar
Teori Terapan
Instruksional Model-model PBM

Tergantung pada kenyataan


Pengaruh teori belajar
Penerapan
Keterampilan mengajar
Dalam PBM
Langkah rinci PBM
TEORI BELAJAR

 Aliran Tingkah Laku  Aliran Humanistik


 Thorndike  Bloom & Krathwohl

 Watson  Kolb

 Clark Hull  Honey & Mumford

 Edwin Guthrie  Habermas


 Skinner

 Aliran Sibernetik  Aliran Kognitif


 Landa  Piaget
 Pask & Scott  Ausubel

 Bruner

11
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME
(TINGKAH LAKU)
 Belajar adalah perubahan tingkah laku
 Proses belajar mengajar :

Penguatan (+)

Stimulus Proses Respons

Penguatan (-)

 Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat


timbulnya respons. Reinforcement bisa positive bisa negative
 Yang terpenting adalah masukan berupa stimulus dan keluaran berupa
respons (karena dapat diamati)
 Kritik :
1. tidak mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks
2. tidak semua hasil belajar dapat diamati dan diukur

12
APLIKASI BEHAVIORISME DALAM
PROSES BM

MELIPUTI LANGKAH-LANGKAH :
 Menentukan tujuan instruksional
 Menganalisis lingkungan kelas, termasuk “entry behavior”
mahasiswa
 Menentukan materi pelajaran
 Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil
 Menyajikan materi pelajaran
 Memberikan stimulus berupa : pertanyaan, tes, latihan,
tugas-tugas
 Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
 Memberikan penguatan (positif maupun negatif)
 Memberikan stimulus baru
 Mengevaluasi hasil belajar
 Memberikan penguatan, dan seterusnya
13
TEORI BELAJAR KOGNITIVISME

 Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (tidak


selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati)
 Setiap orang telah mempunyai pengetahuan/pengalaman
dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk struktur kognitif.
Proses belajar terjadi bila materi yang baru beradaptasi
dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki

A B C D ABCD = Struktur
kognitif

mahasiswa
 Teori belajar yang berkembang berdasarkan teori ini ialah teori
perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, dan teori
bermakna Ausubel
 Kritik :
1. Lebih dekat pada psikologi daripada teori belajar,
sukar diaplikasikan
2. Sukar dipraktekkan, karena tidak mungkin memahami 14

“struktur kognitif” yang ada dalam setiap orang mahasiswa


KOGNITIVISME :
TEORI PERKEMBANGAN PIAGET

1. Proses Belajar : terjadi menurut tahap-tahap


perkembangan sesuai umur
2. Tahap-Tahap :
 asimilasi (penyesuaian pengetahuan baru
dengan struktur kognitif yang sudah ada)
 akomodasi (penyesuaian struktur kognitif
mahasiswa dengan pengetahuan baru)
 equilibrasi (penyeimbangan mental
setelah terjadi proses asimilasi /
akomodasi

15
APLIKASI TEORI PERKEMBANGAN PIAGET

1) Menentukan tujuan instruksional


2) Memilih materi pelajaran
3) Menentukan topik yang dapat dipelajari secara
aktif oleh mahasiswa (bimbingan minimum oleh
dosen)
4) Merancang kegiatan belajar yang cocok untuk
topik yang akan dipelajari mahasiswa
5) Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang
memacu krativitas mahasiswa untuk berdiskusi
atau bertanya
6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar
16
KOGNITIVISME : BRUNER

 Terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara


kita mengatur materi pelajaran
 Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap :
 enaktif (aktivitas mahasiwa untuk memahami
lingkungan melalui observasi langsung realitas)
 ikonik (mahasiswa mengobservasi realitas tidak secara
langsung, tetapi melalui sumber sekunder , misalnya
melalui gambar-gambar atau tulisan)
 simbolik (mahasiswa membuat abstraksi berupa teori,
penafsiran, analisis terhadap realitas yang telah
diamati dan alami)
17
APLIKASI TEORI KOGNITIF BRUNER

 Menentukan tujuan-tujuan instruksional


 Memilih materi pelajaran
 Menentukan topik yang bisa dipelajari secara
induktif oleh mahasiswa
 Mencari contoh, tugas, ilustrasi, dsb.nya
 Mengatur topik-topik mulai dari yang paling konkret
ke abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, dari
tahap enaktif, ikonik ke simbolik, dsb.nya
 Mengevaluasi proses dan hasil belajar

18
TEORI BERMAKNA AUSUBEL
 Proses Belajar terjadi bila mahasiswa mampu
mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan baru
 Proses Belajar terjadi melalui tahap-tahap:
 memperhatikan stimulus yang diberikan
 memahami makna stimulus
 menyimpan dan menggunakan informasi
yang sudah dipahami
 Konsep penting : “Advance Organizer”, yang
merupakan gambaran singkat isi pelajaran baru, yang
berfungsi sebagai (1) kerangka konseptual sebagai titik
tolak proses belajar, (2) penghubung antara ilmu yang
baru dengan apa yang sudah dimiliki mahasiswa, (3)
fasilitator yang mempermudah mahasiswa belajar
19
APLIKASI TEORI BERMAKNA AUSUBEL

 Menentukan tujuan instruksional


 Mengukur kesiapan mahasiswa
 Memilih materi pelajaran
 Mengidentifikasi prinsip - prinsip yang harus dikuasai
mahasiswa
 Menyajikan pandangan menyeluruh tentang apa yang
harus dipelajari
 Menggunakan “advance organizer” dengan cara
membuat rangkuman
 Mengajar mahasiswa memahami konsep dan prinsip
dengan fokus pada hubungan antara konsep yang
ada
 Mengevaluasi proses dan hasil belajar
20
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
 Belajar adalah untuk “memanusiakan” manusia
 Cenderung bersifat eklektik, dalam arti memanfaatkan teknik
belajar apapun asal tujuan belajar tercapai
 Contoh: Ausubel (meaningful learning), lihat juga kognitivisme
 Krathwohl & Bloom, ada 3 kawasan tujuan belajar : Kognitif, Afektif
dan Psikomotor
 Kolb, ada 4 tahap dalam proses belajar, yaitu : pengalaman
konkrit, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan
eksperimentasi aktif
 Honey & Mumford, berdasarkan teori Kolb membagi mahasiswa
menjadi 4 macam: Aktifis, Reflektor, Teoris, dan Pragmatis
 Habermas, ada 3 tipe belajar : belajar teknis, belajar praktis dan
belajar emansipatoris

 Kritik : sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis,dan lebih


dekat dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan
21
APLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK
DALAM PROSES BM
 Dalam prakteknya cenderung mendorong mahasiswa untuk
berpikir induktif (dari contoh ke konsep, dari konkrit ke
abstrak, dari khusus ke umum, dsb.nya )
 Teori ini mementingkan faktor pengalaman (keterlibatan
aktif mahasiswa di dalam proses BM)
 Aplikasinya melalui tahap-tahap :
1. menentukan tujuan instruksional
2. menentukan materi pelajaran
3. mengidentifikasi “ entry behavior” mahasiswa
4. mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan
mahasiswa mempelajarinya secara aktif dan
seterusnya………….

22
TEORI BELAJAR SIBERNETIK
 Belajar adalah pengolahan informasi
 Yang terpenting adalah “sistem informasi”, yang akan menentukan
terjadinya proses belajar. Jadi tidak ada satu pun jenis cara belajar
yang ideal untuk segala situasi
 Contoh : Landa (pendekatan algoritmik dan heuristik), Pask & Scott
(tipe mahasiswa “wholist” dan “serialist”)
 Pendekatan belajar “algoritmik” menuntut mahasiswa berpikir
sistematis, tahap demi tahap, linier menuju ke suatu target tertentu
(memahami rumus matematika)
 Pendekatan “heuristik” menuntut mah. berpikir divergen, menyebar
ke beberapa target sekaligus. Memahami suatu konsep yang penuh
arti ganda dan penafsiran, biasanya menuntut cara berpikir
demikian
 Mah.tipe “wholist” cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang
paling umum ke tahap yang lebih khusus
 Mah.tipe “serialist; cenderung berpikir secara “algoritmik”
 Kritik : Lebih menekankan pada sistem informasi, kurang
memperhatikan bagaimana proses belajar berlangsung (Sulit
dipraktekkan)
23
APLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK
DALAM PROSES BM

• Menentukan tujuan instruksional


• Menentukan materi pelajaran
• Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam
materi tersebut
• Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan
sistem informasi itu (apakah algoritmik atau heuristik)
• Menyusun materi dalam urutan yang sesuai dengan
sistem informasinya
• Menyajikan materi dan membimbing mahasiswa
belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan
pelajaran

24
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
BELAJAR MENGAJAR

INTERNAL : EKSTERNAL
 Kemampuan
 Motivasi  Kondisi Belajar
 Perhatian  Tujuan Belajar
 Ingatan  Pemberian Umpan
 Lupa Balik
 Retensi
 Transfer

25
ANALISIS HASIL KERJA YANG RENDAH

Jarang Belum
berlatih menguasai
menggunakan pengetahuan/
keterampilan keterampilan

4 1
Prestasi
belajar
3 rendah 2

Konsekuensi Sifat atau struktur


negatif tugas yang sulit
pelaksanaan atau tidak
tugas menyenangkan

26
MOTIVASI
 Pengertian : “Movere” =
menggerakkan

 Kondisi yang :
- menimbulkan perilaku
- mengarahkan perilaku
- mempertahankan intensitas
perilaku

27
TEORI MOTIVASI
 Proses MOTIVASI  diarahkan untuk
mencapai TUJUAN
 TUJUAN yang ingin direalisasikan
dipandang sebagai POWER yang
menarik individu.
 Terdapat beberapa TEORI MOTIVASI
dan hasil penelitian yang berusaha
mendeskripsikan hubungan antara
PRILAKU dan HASILNYA.
KATEGORI CAKUPAN INTI TEORI YANG
TEORI TEORI MENGEM-
. BANGKAN
TEORI

TEORI TEORI
HIERARKI
Kebutuhan Abraham H
manusia dibagi Maslow
KEPUA KEBUTU dalam hierarki :
SAN HAN •Fisiologi
•Keselamatan
•Sosialisasi
•Penghargaan
•Aktualisasi
KATEGORI CAKUPAN INTI TEORI YANG
TEORI TEORI MENGEM-
. BANGKAN
TEORI

TEORI DUA DUA faktor Frederick


FAKTOR motivasi yaitu : Herzberg
• TIDAK PUAS
• PUAS
KATEGORI CAKUPAN INTI TEORI YANG
TEORI TEORI MENGEM-
. BANGKAN
TEORI

TEORI Berhubungan David C Mc


KEBUTU dengan konsep Clelland
HAN belajar. 3
kebutuhan
diperoleh dari
Kebudayaan :
•PRESTASI
•AFILIASI
•POWER
KATEGORI CAKUPAN INTI TEORI YANG
TEORI TEORI MENGEM-
. BANGKAN
TEORI

TEORI TEORI
HARAPAN
Setiap individu Victor H.
Vroom
mempunyai
PROSES harapan
KINERJA
P=F(M x A)
M=F(V1 x E)
V1=(V2 x I)
KATEGORI CAKUPAN INTI TEORI YANG
TEORI TEORI MENGEM-
. BANGKAN
TEORI

TEORI Bawahan Victor H.


KEADILAN selalu mem- Vroom
bandingkan
antara usaha
dan imbalan
yang mereka
terima dengan
usaha serta
imbalan yang
diterima orang
lain
KATEGORI CAKUPAN INTI TEORI YANG
TEORI TEORI MENGEM-
. BANGKAN
TEORI

TEORI Penguatan Victor H.


PENGUAT- merupakan Vroom
AN prinsip belajar
yang sangat
penting dan
memotivasi
individu
MOTIVASI BELAJAR
A. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
1. Motivasi adl. Sesuatu yang paling mendasar yang harus ada
dalam proses belajar karena hasil belajar akan optimal bila
ada motivasi.
2. Motivasi selalu bertalian dengan suatu tujuan.

Fungsi Motivasi
1. Sbg. Pendorong untuk berbuat sesuatu dr. setiap aktifitas
yang dilakukan
2. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin
dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan
4. Pendorong usaha untuk mencapai prestasi

B. Bentuk Motivasi Di Sekolah


Motivasi anak berbeda2, motivasi tidak timbul tiba2, tapi
motivasi harus ditumbuhkan oleh Guru.
Cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa antara lain :
1.Memberi Angka
Guru dalam hal ini memerlukan unsur objektivitas dalam
memberi nilai, yang hendaknya angka tersebut mencerminkan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Memberi hadiah
Hadiah akan sangat menarik siswa sebagai motivasi dalam
melakukan sesuatu pekerjaan.
Hadiah sebagai penguat terhadap motivasi belajar siswa
3. Kompetisi
Baik kompetensi individu maupun kelompok digunakan untuk
merangsang dan menguatkan motivasi belajar. Individu =
Juara kelas, Kelompok = lomba2.

4. Ego Invoivement
Adl. Menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa agar merasakan
pentingnya tgs disekolah dan menerimanya sbg suatu
tentangnya sehingga siswa berusaha bekerja keras
mengerjakan tgs dengan harga dirinya sbg. Jaminan.
5. Memberi Pujian
Secara psikologi seseorang pasti akan lbh. Senang dipuji dari
pada di lecehkan.
Yang perlu diperhatikan kualitas pujian hendaknya layak sesuai
dengan prestasi bila berlebihan dapat membuat siswa besar
hati dan tidak termotivasi belajar.
C. TEORI MOTIVASI

1.Motivasi dan Penguat


Skiner dan ahli teori tingkah laku mengungkapkan tidak perlu
memisahkan antara teori belajar dan motivasi
Siswa yang tlh. Diberi penguatan untuk belajar (nilai, pujian)
akan termotivasi untuk belajar demikian juga siswa yang tlh.
“dihukum” dlm belajarnya, maka tdk lg termotivasi belajar.

2. Hadiah dan Penguatan


Tidak ada jaminan apakah hadiah akan menjadi penguat yg
efektif krn sbg penguat ditentukan oleh pribadi dan situasi.
Nilai penguat dr hadiah tergantung pada banyak faktor.
3. Cognitive Dissonance
teori yang menerangkan tentang tingkah laku seseorang
dengan memberi alasan untuk menunjukkan bahwa dirinya
positif.
Teori ini berpegang bahwa orang akan marah/tdk senang jika
nilai kepercayaannya ditentang oleh tingkah laku yang secara
psikologi tidak konsisten untuk mengatasi untuk mengatasi
ketidak senangan ini mrk. Mengubah tingkah lakunya dengan
memberikan alasan yang kira2 masuk akal.
4. Teori Atribusi
Mencari penjelasan dan mencoba untuk mengerti mengapa
seseorang memberikan alasan terutama jika seseorang
mengalami kegagalan/kesuksesan.
Orang mencoba untuk menyatakan bahwa dirinya positif/
mempunyai kesan positif dan akan mencari alasan untuk
menghindari kesan negatif.
Teori ini berfungsi bagaimana siswa menginterprestasikan dan
menggunakan umpan balik atas prestasi akademik mereka dan
menyarankan kepada guru bagaimana mrk hrs. memberikan
umpan balik yang dapat menimbulkan motivasi yang sangat
besar bgi siswa.
5. Self Worth (menghargai dirinya sendiri)
Teori ini menggabungkan komponen motivasi dengan persepsi
yang menyebabkan sukses dan gagal.
Seorang individu blj dr persepsi masyarakat bahwa seseorang
dinilai karena prestasinya.
seseorang mempertahankan persepsi bahwa dia mempunyai
kemampuan yang positif. Jika seseorang gagal dalam
menjalankan tgs persepsi orang bahwa dia tidak mampu.
kegagalan menciptakan perasaan diri yang tidak berharga dan
menolak dirinya sendiri.
6. Expectancy Theories Of Motivation
Hubungan antara kebutuhan dan tingkah laku adl individu
merespon terhadap kebutuhan yang muncul.
Individu sering dihadapkan pd bagaimana memilih respon
untuk berbagai kebutuhan
upaya memilih milih menurut jenisnya = teori harapan
Individu tdk hanya merespon kejadian yg tlh. Terjadi, tetapi
mrk merespon hal2 yang mungkin dan diharapkan akan terjadi
7. Teori Humanistik Untuk Motivasi
Teori belajar humanistik, menjelaskan bahwa proses belajar harus
dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia
(proses humanisasi). Teori belajar humanistik lebih menekankan
bagaimana memahami persoalan manusia dari berbagai dimensi baik
kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Carl Ransom Rogers, yang terpenting dalam proses


pembelajaran adalah pentingnya pendidik memperhatikan prinsip
pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.
Peserta didik tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada
artinya.
2. Peserta didik akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
3. Pengorganisasian bahan pembelajaran berarti mengorganisasikan
bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi peserta didik.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar
tentang proses.
Menurut Teori Maslow, Orang dimotivasi oleh
kebutuhan atau ketegangan diciptakan oleh
kebutuhan, untuk bergerak menuju tujuan
dimana mereka percaya akan membantu
memenuhi kebutuhan.

8. Motivasi Berprestasi
ada beberapa orang yang berambisi dan
berkerja keras untuk mencapai sukses.
ARCS MODEL

 PERHATIAN (ATTENTION)
 RELEVANSI (RELEVANCE)
 KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)
 KEPUASAN ( SATISFACTION)

42
ATTENTION

Perhatian
ditimbulkan oleh
elemen yang :

Baru
Aneh
Kontradiktif
Kompleks

43
STRATEGI UNTUK MERANGSANG MINAT DAN
PERHATIAN MAHASISWA

 Gunakan metode instruksional yang bervariasi


 Gunakan variasi media (transparansi, videotape,
dsb.nya) untuk melengkapi perkuliahan
 Bila tepat, gunakan humor dalam presentasi
 Gunakan peristiwa nyata sebagai contoh untuk
memperjelas konsep
 Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan mahasiswa

44
RELEVANCY (RELEVANSI)
Hubungan antara materi kuliah dengan kebutuhan
dan kondisi mahasiswa

 Motif pribadi (McClelland)


 Kebutuhan untuk berprestasi
(needs for achievement)
 Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power)
 Kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation)
 Motif instrumental , bahwa keberhasilan dalam suatu tugas
adalah langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut
 Nilai kultural, apabila tujuan yang ingin dicapai sesuai
dengan nilai yang dianut oleh mahasiswa dan kelompok

45
STRATEGI UNTUK MENUNJUKKAN
RELEVANSI PERKULIAHAN

 Sampaikan apa kemampuan mahasiswa setelah


mempelajari kuliah tersebut, berarti perlu
menjelaskan tujuan instruksional
 Menjelaskan manfaat pengetahuan/
keterampilan yang akan dipelajari yang bekaitan
dengan pekerjaan lulusan nanti
 Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung
berhubungan dengan profesi tertentu

46
KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)

47
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)

• Memperbanyak pengalaman berhasil mahasiswa


(urutan materi dari mudah ke sukar)
• Perkuliahan disusun dalam bagian yang lebih kecil
• Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan
menyatakan persyaratannya ( tujuan instruksional dan
kriteria tes pada awal kuliah)
• Memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan
mahasiswa (adanya Kontrak Perkuliahan)
• Tumbuh kembangkan kepercayaan diri mahasiswa
• Berikan umpan balik yang konstruktif

48
SATISFACTION

49
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
KEPUASAN

 Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang


informatif, bukan ancaman atau sejenisnya
 Berikan kesempatan mahasiswa segera mempraktekkan
pengetahuan yang dipelajarinya
 Minta mahasiswa membantu teman yang belum berhasil
menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan
 Bandingkan prestasi mahasiswa dengan prestasinya
sendiri di masa lalu atau standar lain, bukan dengan
mahasiswa lain

50

Anda mungkin juga menyukai