Anda di halaman 1dari 23

KARSINOMA NASOFARING

Disusun oleh
FITRI HIDAYATI NASUTION
71160891912

Pembimbing
dr. Rizal Ananda Lubis, Sp. THT

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


INSTALASI ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADANGSIDIMPUAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel
nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor
etnik dan geografi mempengaruhi risiko penyakit ini. Etiologi utama
munculnya keganasan nasofaring selalu dihubungkan dengan faktor
infeksi virus Epstein Barr genetik dan lingkungan.
• Berdasarkan data epidemiologi, KNF dapat ditemukan diseluruh
negara dimana insiden tertinggi terdapat di Cina bagian selatan
khususnya di provinsi Guang dong dan sedikit ditemukan di Eropa
dan Amerika Utara. Insiden di provinsi Guangdong pada pria
mencapai 20-50 per 100.000 penduduk pertahun.
• Pada suku Kanton di propinsi Guangdong dan daerah Guangxi
mencapai lebih dari 50 per 100.000 penduduk pertahun Insiden
KNF di Amerika sebesar 1-2 kasus per 100.000 laki-laki dan 0,4
kasus per 100.000 perempuan.
• Berdasarkan data registrasi histopatologi kanker di Indonesia tahun
2003 menunjukkan bahwa KNF menempati urutan pertama dari
semua tumor ganas primer pada laki-laki dan urutan kedelapan
pada perempuan. Insiden penderita KNF pada laki-laki sekitar 2-3
kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.
• KNF di Indonesia, menempati urutan ke-5 dari 10 besar
diantara tumor keganasan yang terdapat di seluruh tubuh dan
menempati urutan ke -1 di bidang Telinga, Tenggorok dan
Hidung (THT). Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher
merupakan KNF. Dari data Departemen Kesehatan, tahun
1980 menunjukkan prevalensi 4.7 per 100,000 atau diperkirakan
7.000-8.000 kasus per tahun.
• Dari data laporan profil KNF di Rumah Sakit Pendidikan
Fakultas Kedoktoran Universitas Hasanuddin Makassar, periode
Januari 2000 sampai Juni 2001 didapatkan 33% dari keganasan di
bidang THT. Di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2002 -
2007 ditemukan 684 penderita KNF.
• Insidens KNF yang tinggi ini dihubungkan dengan
kebiasaan makan, lingkungan dan virus Epstein-Barr. Selain itu
faktor geografis, rasial, jenis kelamin, genetik, pekerjaan,
kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, infeksi kuman atau
parasit juga sangat mempengaruhi kemungkinan timbulnya tumor
ini.
• Dikatakan bahwa udara yang penuh asap di rumah-rumah
yang kurang baik ventilasinya di Cina, Indonesia dan
Kenya, meningkatkan jumlah kasus KNF. Selain itu,
terdapat riwayat sering kontak dengan zat yang dianggap
bersifat karsinogen seperti Benzopyrene, Benzoathracene
(sejenis Hidrokarbon dalam arang batubara), gas kimia, asap
industri, asap kayu dan beberapa ekstrak tumbuhan- tumbuhan.
Ras juga berperan pada timbulnya KNF. Ras kulit putih jarang
terkena penyakit ini.
RUMUSAN MASALAH

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas maka


dapat dirumuskan masalah makalah ini adalah pentingnya
mengetahui lebih dalam mengenai karsinoma nasofaring.

TUJUAN MAKALAH

1. Anatomi nasofaring 6. Patofisiologi


2. Definisi karsinoma 7. Pemeriksaan
nasofaring 8. Diagnosis
3. Etiologi dan Faktor 9. Diagnosis Banding
Predisposisi 10. Penatalaksanaan
4. Klasifikasi 11. Komplikasi
5. Tanda dan Gejala 12.pencegahan
Klinis 13.. Prognosis
MANFAAT MAKALAH

Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan pembaca mengenai karsinoma
nasofaring sehingga bisa mengenali dan mencegah dampak dari
karsinoma nasofaring.

Bagi Pengembangan Keilmuan


Sebagai tambahan referensi mengenaikarsinoma nasofaring
terutama dalam upaya diagnosis guna mencegah komplikasi dan
edukasi pencegahannya.
.

Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
penulis mengenai karsinoma nasofaring dan mampu memberikan
penanganan yang efektif.
NASOFARING

Nasofaring merupakan rongga


dengan dinding kaku yang berada
pada atas, belakang dan lateral.
Bagian depan berhubungan dengan
rongga hidung melalui koana
sehingga sumbatan hidung
merupakan gangguan yang sering
timbul. Penyebaran tumor ke lateral
akan menyumbat muara tuba
Estachius dan akan mengganggu
pendengaran serta menimbulkan
cairan di telinga tengah. Metastasis
jauh dapat terjadi di daerah kepala
serta dapat menimbulkan ganggu
pada saraf otak.
DEFINISI KARSINOMA
NASOFARING

Karsinoma nasofaring (KNF) adalah


tumor ganas yang berasal dari sel epitel
yang melapisi nasofaring.

ETIOLOGI & FAKTOR


PREDISPOSISI

Beberapa faktor yg dapat menyebabkan timbulnya karsinoma nasofaring


antara lain :
1. Virus Epsteinn-barr
2. Ikan Asin
3. Kurang Konsumsi Buah dan Sayur Segar
4. Tembakau
5. Faktor lain seperti Asap, Obat Herbal, Pajanan Pekerjaan, Pajanan Lain
Seperti infeksi teinga, hidung, tenggorokan dan infeksisaluran napas
bawah.
PATOFISIOLOGI

• Infeksi EBV terjadi pada dua tempat utama yaitu sel epitel kelenjar
saliva dan sel limfosit. Virus Epstein-Barr bereplikasi dalam sel-sel
epitel dan menjadi laten dalam limfosit B. Mula-mula, glikoprotein
(gp350/220) pada kapsul EBV berikatan dengan protein CD21
(reseptor virus) di permukaan limfosit B. Masuknya EBV ke dalam
DNA limfosit B menyebabkan limfosit B menjadi imortaterdapat dua
reseptor yang diduga berperan dalam masuknya EBV ke dalam sel
epitel nasofaring yaitu CR2 dan PIGR (Polimeris Imunoglobin
Receptor).
• Sel yang terinfeksi oleh EBV dapat menimbulkan beberapa
kemungkinan yaitu sel yang terinfeksi EBV akan mati dan virus akan
bereplikasi, EBV yang menginfeksi sel akan mati sehingga sel
menjadi normal kembali, terjadi reaksi antara sel dan virus yang
mengakibatkan transformasi/perubahan sifat sel menjadi ganas
sehingga terbentuklah sel kanker.
KLASIFIKASI

ketentuan dari WHO tahun 1978, membagi karsinoma nasofaring


menjadi 3 yaitu:

1. Keratinizing squamous cell carcinoma ditandai dengan adanya


keratin/intercellular bridge/keduanya.
2. Non keratinizing squamous cell carcinoma yang ditandai dengan
batas sel yang jelas (pavement cell pattern).
3. Undifferentiated carcinoma ditandai oleh pola pertumbuhan
syncitial, sel-sel poligonal berukuran besar/sel dengan bentuk
spindel, anak inti yang menonjol dan stroma dengan infiltrasi sel-
sel radang limfosit.
TANDA DAN GEJALA KARSINOMA NASOFARING

• Gejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan


hidung dan pilek. Gejala sumbatan hidung yang didahului oleh
epitaksis yang berulang.
• Gangguan pada telinga merupakan gejala dini yang timbul karena
tempat asal tumor. Gangguan dapat berupa tinitus, rasa penuh di
telinga, berdengung sampai rasa nyeri di telinga.
• Gangguan penglihatan sehingga penglihatan menjadi diplopia
(penglihatan ganda). Gejala dimata terjadi karena tumor berinfiltrasi
ke rongga tengkorak.
• Metastasis ke kelenjar leher dalam bentuk benjolan di leher.
PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN FISIK
Anamnesis dilakukan dengan
mencari keluhan yang dirasakan
pasien (tanda dan gejala KNF)
berdasarkan formula digby. Bila
jumlah nilai mencapai 50,
diagnosa klinik karsinoma
nasofaring dapat
dipertangungjawabkan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Patologi
• Pemeriksaan radiologi
• Serologi
DIAGNOSIS

Untuk menentukan stadium, dipakai sistem TNM menurut UICC (Union


for International Cancer Control) tahun 2002.
Tabel 1. T = Tumor, menggambarkan keadaan tumor primer, besar
dan perluasannya.
T Tumor primer
T0 Tidak tampak tumor
T1 Tumor terbatas di nasofaring
T2 Tumor meluas ke jaringan lunak
T2A  Perluasan tumor ke orofaring dan/atau rongga hidung tanpa
perluasan ke parafaring
T2B  disertai perluasan ke parafaring
T3 Tumor menginvasi struktur tulang dan/atau sinus paranasal
T4 Tumor dengan perluasan intrakranial dan/atau terdapat keterlibatan saraf
kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator
Tabel 2. N = Nodul, menggambarkan keadaan kelenjar limfe regional.
N Pembesaran kelenjar getah bening regional
NX Pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada pembesaran
N1 Metastasi kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar kurang
atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula
N2 Metastasis kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang
atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula
N3 Metastasis kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran lebih besar dari
6 cm atau terletak di dalam fossa supraklavikula
N3A  ukuran lebih dari 6 cm
N3B  di dalam fossa supraklavikula
Tabel 4. Stadium penyakit

Tabel 3. M = Metastase,
menggambarkan metastase jauh
Menurut American Joint Committee Cancer tahun 1988, stadium tumor
dari nasofaring diklasifikasikan sebagai berikut :
• Tis : Carcinoma in situ
• T1 : Tumor yang terdapat pada satu sisi dari nasofaring atau tumor
yang tak dapat dilihat, tetapi hanya dapat diketahui dari hasil biopsi.
• T2 : Tumor yang menyerang dua tempat, yaitu dinding postero-
superior dan dinding lateral.
• T3 : Perluasan tumor sampai ke dalam rongga hidung atau
orofaring.
• T4 : Tumor yang menjalar ke tengkorak kepala atau menyerang
saraf kranial (atau keduanya)
DIAGNOSIS BANDING

Berikut ini adalah diagnosis banding dari karsinoma


nasofaring yaitu:

• Kelainan hiperplastik nasofaring


• TB nasofaring
• TB kelenjar limfe leher
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana berdasarkan stadium dibagi menjadi:


• Stadium 1 : radioterapi
• Stadium II dan III : kemoradiasi
• Stadium IV dengan N < 6 cm : kemoradiasi
• Stadium IV dengan N > 6 cm : kemoterapi dosis penuh dilanjutkan
kemoradiasi.
• Tindakan aktif yaitu dengan menghilangkan rasa nyeri dan keluhan
– keluhan lain, perbaikan dalam aspek psikologi, sosial dan spiritual.
Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup yang
maksimal bagi penderita dan keluarga.
PENCEGAHAN

• Pemberian vaksinasi dengan vaksin spesifik membran glikprotein


EBV yang dimurnikan pada penduduk yang bertempat tinggal di
daerah dengan resiko tinggi.
• Memindahkan (migrasi) penduduk dari daerah resiko tinggi ke
tempat lainnya.
• Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah, mengubah cara
memasak makanan untuk mencegah akibat yang timbul dari bahan-
bahan yang berbahaya.
• Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat.
• Melakukan tes serologik IgA anti VCA dan IgA anti EA (screening)
secara massal yang bermanfaat dalam menemukan karsinoma
nasofaring secara lebih dini.
PROGNOSIS

Studi terakhir dengan menggunakan TNM Staging System


menunjukkan angka bertahan hidup 5 tahun untuk stadium I 98%,
stadium II A-B 95%, stadium III 86%, dan stadium IV A-B 73%.
Secara mikroskopis, prognosis lebih buruk pada keratinizing
squamous cell carcinoma dibandingkan dengan yang lainnya.
KESIMPULAN

• Karsinoma nasofaring timbul akibat kombinasi interaksi faktor


genetik, lingkungan, dan virus. Karsinoma nasofaring dapat memiliki
4 macam manifestasi,dalam berbagai sistem: massa pada leher
akibat metastasis tumor, gejala indera penghidu yang diakibatkan
oleh massa tumor, disfungsi tuba Eustachius, serta gangguan pada
nervus cranialis seperti diplopia.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai