Anda di halaman 1dari 56

6

Pembangkit Listrik
Tenaga Nuclear
( PLTN )
PLTN
PLTN
PLTN Fukushima
Reaktor PLTN
Reaktor PLTN
Reakksi Nuclear
Reakksi Nuclear Berantai
Reakksi Nuclear Berantai
Keunggulan PLTN:
• Mampu menjawab krisis minyak bumi
• Potensi persediaan sumber energi sangat
besar untuk jangka waktu panjang
• Tidak menimbulkan polusi udara yang
mengakibatkan global warming
• Harga sumber energi (uranium) relatip
lebih murah daripada minyak bumi
Kelemahan PLTN :
• Resiko kebocoran bahan radio aktip
• Menghasilkan limbah radio aktip
• Biaya tinggi untuk : investasi, keselamatan
kerja dan pengolahan limbah.
• Membutuhkan ketelitian dan keahliian
tinggi dalam pengoperasian
• Adanya penolakan masyarak
• Ketergantungan pada pihak asing
• Pengaruh politik internasional sangat
kuat
7
Pembangkit Listrik
Tenaga Angin
( PLT-Angin )
Karakteristik Tenaga Angin
Prinsip Tenaga Angin
Hybrid System
Keunggulan PLT – Angin :
• Potensi sumber energi cukup besar
• Sumber energi murah, tanpa bahan bakar
• Bersih tidak menimbulkan polusi
• Pengoperasian dan pemeliharaan
sederhana dan mudah
Kelemahan PLT - Angin :
• Daya tidak stabil dan tidak bisa
dikendalikan sesuai dengan kebutuhan
(tergantung pada kecepatan angin)
• Biaya investasi relatip mahal dibanding
dengan energi yang diperoleh.
• Perlu survey yang mendalam untuk
menetapkan lokasi yang tepat
8
Pembangkit Listrik
Tenaga Surya
( PLTS )
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat
Photo Cell Untuk Penerangan jalan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sederhana
Panel Surya
Prinsip Kerja Panel Surya
Prinsip Kerja PLTS
Prinsip Kerja PLTS
Simple Solar Home System
Grid Tied Solar Panel
Keunggulan PLTS :
• Potensi sumber energi melimpah
• Sumber energi murah, tanpa bahan bakar
• Lokasi bisa dimana mana relatip bebas
• Bersih tidak menimbulkan polusi
• Pengoperasian dan pemeliharaan
sederhana dan mudah
Kelemahan PLTS :
• Biaya investasi relatip mahal dibanding
dengan energi yang diperoleh.
• Efesiensi Solar Cell relaip rendah, hanya
sekitar 15 %
• Daya tidak stabil, hanya ada waktu siang
hari saja dan dipengaruhi cuaca
• Battery sebagai penyimpan energi,
umurnya tidak panjang, perlu penggantian
secara periodik
9
Pembangkit Listrik
Hybrid System
Hybrid System
Hybrid System
Hybrid System
Pembangkit Listrik
Hybrid System
Hybrid System
Hybrid System
Hybrid System
Keuntungan:
1. Dapat saling menutupi kekurangan
masing-masing.
2. Ketersediaan pasokan lebih terjamin

Kerugian :
1. System menjadi lebih rumit
2. Biaya lebih besar
10
Karakteristik Operasi
dan Indek Kinerja
Unit Pembangkit
KARAKTERISTIK OPERASI UNIT
PEMBANGKIT
1. Speed Droop
2. Frequency Dead Band
3. Efisiensi
4. Daya Mampu
5. Ramp Rate
6. Start – Stop
7. Minimum Down / Up Time
SPEED DROOP

Prinsip dasar kontrol Speed Droop


adalah bagaimana mempertahankan
putaran Generator yang terkoneksi
dengan Sistem ( Jaringan ) pada
Frekuensi yang sesuai atau sama
dengan Frekuensi Sistem.

Gambaran Speed Droop


SPEED DROOP

Gambaran Speed Droop


Jenis Pengaturan Speed Droop :
1.Primer :
Pengaturan besaran Speed Droop yang dimiliki Governoor secara
langsung baik diperbesar atau diperkecil, perubahan S1 ke S2 pada gambar
di atas. Semakin kecil Speed Droop yang dimiliki Governoor semakin peka
terhadap perubahan beban dan begitu sebaliknya semakin besar Speed
Droop semakin malas (kurang peka) terhadap perubahan beban.
2. Sekunder :
Pengaturan tanpa mengubah besaran, melainkan hanya
mengembalikan Frekuensi ke 100 %, biasanya dilakukan oleh Operator.
Frequency DeadBand
Rentang Frekuensi yang diijinkan dimana Turbin
Generator dapat beroperasi sesuai dengan
karakteristiknya.
Turbin Uap yang beroperasi diluar Frquency Deadband
akan menyebabkan terjadinya Resonansi dan
Disharmoni Gaya pada sudu tingkat akhir. Rentang
Frequency Deadband ditunjukkan seperti pada
gambar di bawah.
Frequency DeadBand
Dead Band
Frequency
Zona C Zona B (Zona A) Zona B Zona C

49.95 50.05

49.5 49.6 49.7 49.8 49.9 50 50.1 50.2 50.3 50.4 50.5 Hz
Efisiensi
Effisiensi adalah suatu parameter yang menyatakan tingkat
unjuk kerja dari Unit Pembangkit.
Prinsip dasar Effisiensi adalah Perbandingan antara
Kerja/Energi yang dihasilkan dengan Usaha/Energi yang
digunakan.
Pada Unit Pembangkit Listrik dikenal istilah Effisiensi Thermal
yaitu perbandingan antara Daya Output Generator dengan
Pemakaian Energi Kalor Bahan Bakar disebut Specific Fuel
Consumption (SFC)
Daya Mampu
Daya Mampu pada unit pembangkit ada 3 (tiga) macam, yaitu :
a. Daya Terpasang : Daya sesuai desaiin pabrikan.
b. DAYA MAMPU BRUTTO : Daya (Kapasitas) yang dihasilkan
Generator pada periode tertentu dengan tidak
dipengaruhi oleh Musim atau Derating lainnya.
c. DAYA MAMPU NETTO : Daya Mampu Brutto dikurangi
dengan Pemakaian Sendiri (Alat bantu Operasional)
d. DAYA MAMPU MINIMUM : Daya (Kapasitas) Minimum
yang dihasilkan Generator dengan tidak mempengaruhi
beroperasinya peralatan bantu Unit
Ramp Rate
Secara Umum Ramp Rate juga dikenal dengan Tingkat Kecepatan
Maksimum naik atau turunnya Beban
Suatu besaran yang membawa Turbin pada titik Temperatur
Operasi, satuan 0C/Jam dengan berpatokan pada kenaikan First
Stage Metal Turbine Temperature, tujuannya adalah
menghindari Thermal Stress pada Turbin.
.
Contoh :
- Turbin Gas MS 9001E  6.0 MW/menit
- PLTU 100 – 600 MW  rata-rata 5.0 MW/menit
Start Stop Time
Start-stop Unit adalah suatu kondisi dimana Unit Pembangkit
dilakukan Start atau Stop dalam suatu waktu dan kondisi
tertentu.

Tahapan Start unit pembangkit :


1. Proses Start alat-alat bantu (Auxiliary) : sistem bahan bakar, Air,
Udara dll.
2. Proses Pembakaran (Firing) : terjadinya reaksi pembakaran bahan
bakar (BBM, Gas, Batu bara dll.)
3. Proses Rolling Turbin sampai dengan Full Speed No Load ( FSNL )
4. Proses Paralel Generator dengan Jaringan
Start Stop
Jenis Start :
1. Start Dingin (Cold Start) : Unit Stop > 48 Jam
2. Start Hangat (Warm Start) : Unit Stop 8 s/d 48 Jam
3. Start Panas (Hot Start) : unit Stop < 8 Jam

• Tahapan Proses Stop Unit Pembangkit:


1. Penurunan beban secara bertahap
2. Pelepasan Generator dari Jaringan
3. Penutupan Katup Utama
4. Penurunan Putaran Turbin (natural)
5. Pendinginan (cooling) : a. Forced Cooling,
b. Natural Cooling.
Minimum Down-Time
Minimum Down Time adalah waktu yang diperlukan Unit
Pembangkit untuk tetap dalam kondisi tidak terhubung dengan
Jaringan dan Mesin tersebut tidak beroperasi setelah
Shutdown untuk Stand-by atau gangguan.
Dalam kondisi mesin mengalami gangguan, Down Time
didefinisikan sebagai jumlah seluruh waktu dimana sebuah
Mesin tidak dapat beroperasi akibat suatu kerusakan sampai
dengan dapat beroperasi kembali.
Minimum Up-Time
waktu yang diperlukan Unit Pembangkit
untuk tetap dalam kondisi terhubung
dengan Jaringan ( on-line ) setelah Start-
up dan Unit dibebani dengan beban
minimum atau lebih sebelum
diperintahkan untuk Shutdown kembali
Indek Kinerja Pembangkit
Equivalent Availability Factor (EAF): adalah ekivalen Availability Factor
yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit.

( AH  ( EFDH  EMDH  EPDH  ESEDH ))


Rumus : EAF   100%
 PH
Service Factor (SF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit
beroperasi terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran
ini menunjukkan prosentase jumlah jam unit pembangkit beroperasi
pada satu periode tertentu.

SH
Rumus : SF   100%
PH
Indek Kinerja Pembangkit
Service Factor (SF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit
beroperasi terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran
ini menunjukkan prosentase jumlah jam unit pembangkit beroperasi
pada satu periode tertentu.
SH
Rumus : SF  100%
PH
Planned Outage Factor (POF): adalah rasio jumlah jam unit pembangkit
keluar terencana (planned outage) terhadap jumlah jam dalam satu
periode. Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit
akibat pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhoul pada suatu
periode tertentu.
POH
Rumus : POF  100%
PH
Indek Kinerja Pembangkit
Maintenace Outage Factor (MOF): adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar terencana (Maintenace outage) terhadap jumlah jam
dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit
pembangkit akibat pelaksanaan perbaikan, pada suatu periode tertentu.
MOH
Rumus : MOF   100%
PH
Scheduled Outage Factor (SOF): adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar terencana (planned outage dan maintenance outage)
terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan
prosentase kondisi unit pembangkit akibat pelaksanaan pemeliharaan,
inspeksi dan overhoul pada suatu periode tertentu.
( POH  MOH )
Rumus : SOF  100%
PH

Anda mungkin juga menyukai