Anda di halaman 1dari 25

1.

Alex Budianto
2. Devi Yanda Melsa
3. Jaja
4.Tika Sutanti
5.Rosmala Rumeun
INFARK MIOKARD AKUT…..

infark miokardium mengacu pada


proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga
aliran darah koroner berkurang. (Brunner
& Sudarth, 2002)
Ada tiga penyebab terjadiya infark
miokard akut yaitu :
1. Thrombus
2. Penimbunan lipid pada jaringan
fibrosa
3. Syok / perdarahan
Etiologi  vasokonstriksi BP ↑, HR↑

Pembuluh darah menyempit

Oklusi/kemacetan hamper total

Plaque darah

Pecah  perdarahan

Agregasi platelet

Pelepasan prostaglandin meningkat
akibat pembentukan thrombus

Trombus mengikuti aliran darah
sampai mencapai area yang sempit di arteri koronaria

Oklusi total

Iskemik

Infark
1. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pektoris dan
tidak responsif terhadap nitrogliserin.
2.Adanya pulsasi yang teraba di dinding dada dan adanya
krepitasi basal.
3.Nyeri dada retrosternal seperti diremas-remas, ditusuk,
ditekan, panas atau tertindih beban berat.
4.Nyeri dada menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu,
leher, rahang, bahkan punggung dan epigastrium.
5.Nyeri disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing,
keringat dingin, kulit pucat, palpitasi, tachicardia,
hipotensi.
6.Sering didahului oleh angina, perasaan tidak enak di dada
atau epigastium.
1. Gangguan irama dan konduksi
2. Renjatan kardiogenik
3. Gagal jantung
4. Emboli paru dan infark paru
5. Emboli arteri sistemik
6. Ruptur jantung dan septum
7. Disfungsi dan ruptur musculus papilaris
1. Tindakan umum :
2. Tirah baring di ruang perawatan intensif kardiovaskuler.
3. Oksigen 2-4 liter/menit.
4. Pasang akses intra vena (Dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9
%).
5. Pemantauan EKG sampai kondisi stabil.
6. Pemeriksaan laboratorium : foto Rontgen, darah, urine
rutin.
7. Diet : puasa 8 jam lalu diberi makan cair atau lunak dalam
24 jam pertama, lalu dilanjutkan dengan 1300 kalori,
rendah garam, rendah lemak.
8. Pemberian obat pelunak feses dan kursi komod.
9. Atasi rasa takut dengan :
a. Nitrat sublingual/spray/intravena, bila tidak sakit iskemik
berulang atau berkepanjangan.
b. Morfin sulfat 2,5-5 mg iv dapat diulang tiap 5-30 mg menit
sampai hilang.
c. Petidin HCl 25-50 mg iv dapat diulang tiap 5-30 menit sampai
hilang.
d. Tramadol injeksi 25-5- mg dapat diulang tiap 5-30 sapai hilang.
10. Atasi rasa takut dan gelisah : Diazepam 5 mg iv per oral.
11. Atasi bradikardia : Sulfas atropin 0,5 mg iv maksimal 2 mg.
12. Indikasi : sinus bradikardia, infark akut inferior dengan blok AV
derajat 2 tipe I yang simtomatik, bradikardia dan hipotensi akibat
nitrogliserin, mual-muntah akibat morfin, dan asistol.
13. Atasi aritmia ventrikuler dengan Lidokain bolus 1 mg/kg BB, bila
perlu, + ½ mg/kg BB tiap 5-10 menit, dosis maksimal 4 mg/kg BB.
Dosis pemeliharaan 1-2 mg/menit.
a.Pengkajian
Anamnesa :
1.Identitas :
2.Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
3.Keluhan utama :Keluhan yang paling dirasakan adalah napas sesak
dan nyeri dada/epigastrium
4.Riwayat penyakit sekarang :Alasan MRS (menjelaskan riwayat
penyakit yang dialami, apakah pasien mengeluh sesak napas dan
nyeri dada, sesak bertambah jika beraktivitas, keadaan lemah dan
nafsu makan menurun), dan menanyakan keluhan yang dirasakan
saat dilakukan pengkajian.
5.Riwayat kesehatan dahulu :Apakah pasien mempunyai riwayat
vaskuler (misal: hipertensi), penyakit jantung, atau mempunyai
riwayat penyakit DM.
6.Riwayat kesehatan keluarga :Apakah keluarga pasien ada yang
mempunyai penyakit vaskuler (misal: hipertensi), metabolik (misal:
DM).
7.ADL :
a.Nutrisi : porsi yang dihabiskan, keluhan mual dan muntah,
perubahan pola makan setelah sakit.
b.Istirahat tidur : kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari,
apakah ada kesulitan waktu tidur, bagaimana perubahannya setelah
sakit, apakah sering terbangun dan susah tidur karena nyeri
dada/epigastrium.
c. Aktivitas : apakah ada pembatasan aktivitas, apalagi terasa sesak
napas saat beraktivitas.
d.Eliminasi : mengkaji kebiasaan eliminasi alvi dan uri (jumlah, warna,
apakah ada gangguan).
e.Personal hygiene : mandi, kebersihan badan, gigi dan mulut,
rambut, kuku dan pakaian.
8.Data sosial :Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan
bagaimana peran klien di rumah dan rumah sakit.
9. Data spiritual : Bagaimana persepsi klien terhadap penyakit dan
hubungan dengan agama yang dianut.
Pemeriksaan fisik :
Secara umum :
a. Meliputi keadaan pasien
b. Kesadaran pasien
c. Obserasi tanda-tanda vital : tensi,
suhu, nadi, dan respirasi
d. TB dan BB untuk mengetahui
keadaan nutrisi
B. Diagnosa Keperawatan…
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai O2 miokard dan kebutuhan adanya
iskemia/nekrotik jaringan miokard; efek obat depresan
jantung (penyekat , antidisritmia).
3. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan ancaman/perubahan
kesehatan dan status sosial ekonomi; ancaman
kehilangan/kematian; tidak sadar konflik tentang esensi nilai,
dan tujuan hidup; transmisi interpersonal penularan.
4. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal;
penurunan preload atau peningkatan tahanan vaskuler
sistemik (TVS); otot infark/diskinetik; kerusakan struktural,
contoh : aneurisme ventrikuler, kerusakan septal.
INTERVENSI.
Dx 1 .Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri koroner.

1. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non


verbal, dan respon hemodinamik (misal: meringis, menangis, gelisah,
berkeringat, mencengkeram dada, napas cepat, TD/frekuensi jantung
bedah).
2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dan pasien termasuk lokasi;
intensitas (0-10); lamanya; kualitas dan penyebaran.
3. Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri menyerupai angina atau
nyeri infark miokard.
4. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera.
5. Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan, dan tindakan
nyaman. Pendekatan pasien dengan tenang dan dengan percaya.
6. Bantu melakukan teknik relaksasi, misal : napas dalam, perilaku
distraksi, visualisasi
LANJUTAN…..

7. Periksi tanda vital sebelum dan sesudah obat


narkotik.
8. Berikan oksigen tambahan dengan nasal
kanul/masker sesuai indikasi.
9. Berikan obat sesuai indikasi
a. Antiangina, contoh: nitrogliserin.
b. Penyekat , contoh: atenolol, pindolol,
propanolol.
c. Analgesik, contoh: morfin, meperidin.
d. Penyekat saluran kalsium, contoh: verapamil,
diltiazem
Ny O datang ke IGD dengan keluhan dada
bagian kiri terasa sakit seperti dipelintir dan
diperas. Sakit dada sudah lebih dari 30 menit
sejak dari rumah dan tidak hilang dengan
pemberian kompres hangat. Klien tampak pucat
dan berkeringat. Nafas cepat dan dangkal. Klien
tampak kesakitan sambil memegang dada kiri.
Klien terlihat gelisah. Berdasarkan hasil
pemeriksaan EKG, terdapat gelombang ST
elevasi dan Q patologis.
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
1. Klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri seperti 1. Kesadaran compos mentis

dipelintir dan diperas. 2. Klien tampak pucat dan berkeringat


3. Nafas cepat dan dangkal
2. Klien mengatakan nyeri sudah lebih dari 30 menit
4. Klien tampak meringis kesakitan
3. Klien mengatakan nyeri tidak hilang dengan
5. Klien tampak memegangi dada kirinya
kompres hangat
6. Klien tampak gelisah
4. Klien mengatakan khawatir, merasa takut untuk 7. Klien tidak dapat tidur
aktivitas 8. TTV :
5. Klien mengatakan sangat cemas RR : 32 x/mt

6. Klien mengatakan nafasnya cepat saat beraktifitas TD : 150/90 mmHg


ND : 98 x/mt
7. Klien mengatakan skala nyeri 8
SH : 36,5 C
1. Menggunakan otot bantu pernafasan
2. Daerah perifer dingin
3. EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead
tertentu
4. Klien tampak lemah
5. Klien tampak bingung dan ketakutan
No Tanggal Data Masalah Problem

1 16-04-14 DS :
1. Klien mengeluh nyeri dada
sebelah kiri seperti dipelintir dan
diperas.
2. Klien mengatakan nyeri sudah Iskemik
lebih dari 30 menit Jaringan
3. Klien mengatakan nyeri tidak
hilang dengan kompres hangat Nyeri Akut Sekunder
4. Klien mengatakan skala nyeri 8 Terhadap
DO : Sumbatan
1. TTV :
RR : 32 x/mt TD : 150/90 mmHg
Arteri
ND : 98 x/mt SH : 36,5 C Kororner
1. Klien tampak meringis kesakitan
2. Klien tampak memegangi dada
kirinya
3. Klien tampak gelisah
No Tanggal Data Masalah Problem

2 16-04-14 DS :
1. Klien mengatakan khawatir,
merasa takut untuk aktivitas
2. Klien mengatakan nafasnya Ketidaksei
cepat saat beraktifitas Intoleransi mbangan
DO : Aktifitas suplai
1. Klien tampak lemah oksigen
2. Nafas cepat dan dangkal dengan
3. RR : 32 x/mt kebutuhan
4. Menggunakan otot bantu tubuh
pernafasan

3 16-04-14 DS :
1. Klien mengatakan sangat
cemas Ancaman
DO : Kecemasan Kematian
1. Klien tampak gelisah atau
2. Klien tidak dapat tidur Perubahan
3. Kliem tampak bingung dan Kesehatan
ketakutan
No Tanggal Data Problem Etiologi

4 16-04-14 DS :
1. Klien mengatakan nafasnya
cepat saat beraktifitas Peningkatan
DO :
Resiko Tahanan
1. TD : 150/90 mmHg
2. ND : 98 x/mt penurunan Vaskuler
3. Daerah perifer dingin COP Sistemik
4. Klien tampak pucat dan
berkeringat

1. Nyeri Akut b.d Iskemik Jaringan Sekunder Terhadap


Sumbatan Arteri Koroner
2. Intoleransi Aktivitas b.d Ketidakseimbangan Suplai
Oksigen Dengan Kebutuhan Tubuh
3. Kecemasan b.d Ancaman Kematian atau Perubahan
Kesehatan
4. Resiko Penurunan COP b.d Peningkatan Tahanan
Vaskuler Sistemik
Dx 1 : Nyeri Akut b.d Iskemik Jaringan Sekunder Terhadap Sumbatan Arteri
Koroner
Tujuan : Nyeri akut teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x24 jam
Kriteria Hasil :
1. Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
2. Ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
3. Tidak gelisah
4. Nadi 60-100 x / menit,
5. TD 120/ 80 mmHg
INTERVENSI….

1. Monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital ( Nadi &


tekanan darah ) tiap dua jam.
2. Pantau nyeri (karakteristik, lokasi, intensitas, durasi), catat
setiap respon verbal/non verbal
3. Berikan lingkungan yang tenang dan tunjukkan perhatian
yang tulus kepada klien.
4. Bantu melakukan teknik relaksasi (napas dalam/perlahan,
distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi)
5. Kolaborasi :
a. Pemberian obat sesuai indikasi: Antiangina seperti
nitogliserin (Nitro-Bid, Nitrostat, Nitro-Dur), Beta-Bloker
seperti atenolol (Tenormin), pindolol (Visken), propanolol
(Inderal), Analgetik seperti morfin, meperidin (Demerol),
Penyekat saluran kalsium seperti verapamil (Calan),
diltiazem (Prokardia).
b. Berikan O2 sesuai indikasi
1. Sebagai perawat IGD. Intervensi keperawatan apa yang harus segera
diberikan ?
Jawab :
LANJUTAN,,.,,,,

2. Setelah 90 menit masuk Rsdan intervensi, TD menjadi 84/40 mmHg.


Ny. O mengatakan nyeri sudah berkurang. Tanpak tidak ada tanda-
tanda syok pada Ny. O. intervensi apa yang dapat di berikan untuk
menaikan tekanan darah?
Jawab
1. anjurkan klien berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari
jantung.
2. Anjurkan klien untuk buka mata untuk mencegah pingsan.
3. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi kalori seperti minum teh
manis atau roti
4. Anjurkan klien untuk menambah mengkonsumsi makanan yang
mengandung garam dapur/makanan asin. Asupan garam sehari
untuk penderita hipotensi adalah 10-20 gram.
5. Anjurkan banyak minum air putih 8-10 glas.
6. Menganjurkan olah raga ringan teratur .
7. Kolaborasi
a. berikan obat-oabat hipotensi, biasanya dokter memberikan
vitamin (support/placeteb)
LANJUTKAN ……

3. Apa yang dimaksut dengam syok kardiogenik?


jawaban:
syok kardiogenik adalah suatu kondisi medis yang
di tandai dengan ketidak mampuan jantung untuk
memompa darah secukupnya menyediakan oksigen
yang cukup untuk keseluruh tubuh. Biasanya hal ini
terjadi setelah infark miokard, dimana ada kerusakan
ruang pompa jantung yang utama(vartikel kiri) .
Kerusakan tersebut berakibat ketidak mampuan
memompa dengan baik mengurangi aliran darah yang
keluar darijantung seluruh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai