Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DHARMA PATI
MERRIZA FIRLY BERLIANTY
NITA MARDIANA
NISSA NUR SEWASTIKA
RAGA ABDURAHMAN
ABSORBSI
Obat Oral
Efek
Farmakologis
Waktu Paro (t1/2 )
t1/2 = waktu yang dibutuhkan sehingga konsentrasi obat
dalam darah berubah menjadi setengahnya.
t1/2 memungkinkan untuk mengukur konstanta
kecepatan eliminasi (Kel)
Kel = 0,693/ t1/2
Kel = fraksi obat yang terdapat dalam suatu waktu yang
tereliminasi dalam suatu satuan waktu.
Misal Kel = 0,05/menit artinya 5% dari obat dieliminasi
dalam waktu 1 menit.
Kurva eksponensial
Kurva Eksponensial konsentrasi plasma
(Cp) terhadap waktu
(t):
Cp = Cp0 e-Kt
Kurva eksponensial
dapat dibuat menjadi
garis lurus
menggunakan
logaritma, sehingga
Cp0 dan t1/2 dapat
ditentukan
Volume Distribusi (Vd)
Volume yang menunjukkan distribusi obat.
Vd = dosis/Cp0
Jika O-P besar atau obat dalam kompartemen
vaskular: Cp0 tinggi dan Vd rendah
Tiap obat Vd-nya konstan. Kecuali patologis: udema:
cairan ekstravaskuler meningkat: Vd obat hidrofilik
akan meningkat
Vd digunakan untuk menghitung klirens
Klirens (Cl)
Klirens/bersihan adalah volume darah atau plasma
yang dibersihkan dari obat dalam suatu satuan waktu.
Cl = Vd . Kel klirens total
Klirens menunjukkan kemampuan hati dan ginjal
untuk mengeliminasi obat.
Clt= Clm + Clr
Klirens bisa individual: dikalikan dengan BB pasien
Nilai klirens dapat digunakan untuk menentukan
regimen dosis.
Dosis Obat (X0)
Konsntrasi plasma stabil (steady-state plasma
concentration = Cpss) pemberian obat ideal.
steady-state artinya kecepatan obat memasuki
sirkulasi = kecepatan obat keluar tubuh.
Multiple Dosing:
Dosis ganda memperpanjang aksi terapetik
Cp dipertahankan dalam batas sempit
mencapai efektivitas klinik dan tidak toksik
Antibiotika kadar efektif minimum IMC
Obat2 indeks terapi sempit kardiotonik,
antikonvulsan, hormon.
Kadar plasma menentukan efek terapetika
Parameter pengembangan aturan dosis ukuran
dosis obat dan frekuensi pemberian obat (jarak
waktu antar dosis)
Akumulasi Obat
Apakah dosis obat sebelumnya berpengaruh pada
dosis sebelumnya.
Prinsip superposisi dosis obat seblumnya tidak
mempengaruhi farmakokinetika dosis berikutnya
Cp setelah dosis ke-2, ke-3, ke-n akan overlay pada Cp
setelah dosis ke-n
Prinsip superposisi memperhitungkan kurva Cp-
waktu suatu obat setelah pemberian suatu dosis
tunggal obat tereliminasi dengan kinetika order
pertama farmakokinetika setelah pemberian dosis
tunggal tidak berubah setelah pemakaian dosis ganda
Akumulasi Obat
Prinsip superposisi memperkirakan konsentrasi
obat setelah pemberian dosis ganda.
Prinsip superposisi tidak digunakan jika terjadi
perubhan farmakokinetika akibat perubahan
fisiologis, penjenuhan sistem pembawa, dan
induksi/inhibisi enzim
Pemberian obat: dosis dan interval dosis yg tetap
Cp dalam tubuh akan menaik lalu menetap
pada Cp rata-rata yang lebih tinggi daripada Cp
pada dosis awalnya.
Multiple Dosing
Bila dosis yang sama diberikan berulang dengan
frekuensi konstan kurva kadar Cp-t yang plateu dan
tunak.
Keadaan tunak Cp fluktiatif C∞maks dan C∞min
Akumulasi Obat
Jika dosis ke-2 diberikan dalam jarak waktu yang lebih
pendek daripada waktu yg dibutuhkan untuk
mengeliminasi dosis ke-1 obat terakumulasi.
Jika dosis ke-2 diberikan dalam jarak waktu yang lebih
panjang daripada waktu yg dibutuhkan untuk untuk
mengeliminasi dosis ke-1 obat tidak terakumulasi.
Menurut Leon Shargel : Waktu yang diperlukan untuk
mencapai 90% keadaan tunak 3,3 kali t1/2
Sedangkan 99% konsentrasi tunak 6,6 kali t1/2
Jarak pemberian obat yang pendek memperbaiki
keadaan tunak.
Injeksi Intravena Berulang
Jumlah maksimum obat dalam tubuh = Dosis obat
D = D0 e-Kt
τ = interval waktu pemberian (waktu antara dosis
pertama dengan dosis selanjutnya)
Jumlah obat yang tertinggal di dalam tubuh D = D0
e-Kτ
Fraksi (f) dosis yang tertinggal di dalam tubuh f =
D/D0 = e-Kτ
Contoh: Inveksi IV berulang
Seorang pasien diberikan injeksi iv setiap 6 jam
sejumlah 1.000 mg antibiotik, yang diketahui t1/2 = 3
jam. Vd = 20 L.
1. Tentukan jumlah obat maksimum dan minimum
2. Tentukan konsentrasi plasma obat maksimum dan
minimum
Penyelesaian
f = e-Kτ
K = 0,693/t1/2 = 0,693/3 = 0.231 jam-1
f = e-(0.231)(6) = 0,25
1.000 mg diberikan sebagai D0. Pada akhir jarak
pemberian (sebelum dosis ke-2 diberikan) jumlah
obat tertinggal adalah 25% dari jumlah obat yang
diberikan
Maka dilihat dari tabel jumlah minimum adalah 333 mg dan
jumlah maksimum 1.333 mg.
D0 = Dmaks – Dmin
Dmaks = D0/1-f
Cp pada 3 jm setelah dosis ke-2:
Cp∞ pada 3 jam setelah dosis terakhir
Tujuan pemberian dosis ganda
adalah :
Mencapai respon farmakologi yang tetap dan lebih
lama dibandingkan durasi pemberian dosis tunggal.
Akumulasi obat dalam tubuh berdasarkan dosis dan
interval pemberian tetap
Pencapaian kondisi tunak pada kisaran terapi obat
Prinsip : Mempertahankan kondisi tunak
In put = out put
Dosis yang diberikan = jumlah obat yang dieliminasi
selama interval dosis
Kinetika iv Bolus Dosis Ganda Pada pemberian
pertama
Kinetika iv bolus dosis ganda
Jika dosis kedua diberikan pada waktu τ jumlah
obat di dalam tubuh (A2 (maks) = jumlah obat
sebelumnya+ dosis kedua