Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 2

Penerapan Bahan Semen

M. Arief Nazaruddin
Faizal septiahadi
Latar Belakan

• Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal


pembangunan, tentu kerap mendengar tentang kemampuan nenk
moyang merekatkan batu-batu besar hanya dengan menggunakan
zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil berdirilah bangunan
fenomenal, seperti candi borbudur atau candi prambanan di
indonesia ataupun jembatan di cinta yang menurut legenda
menggunakan ketan sebagai perekat.
Sejarah Penemuan Semen

• Sejarah penggunaan semen sebenarnya telah dimulai


berabad-abad yang lalu, terbukti dengan banyaknya
bangunan atau peninggalan sejarah yang menggunakan
semen yang masih berdiri sampai sekarang, misalnya
piramida dan sphinx di mesir, colloseumdan jaringan-
jaringan aquaduct (pengairan) di romawi, serta penggunaan
tanah liat untuk bangunan oleh orang – orang assyria dab
babiloniadi timur tengah.
Pengertian Semen
• Semen berasal dari kata caementum yang berarti bahan
perekat yang mampu mempersatukan atau mengikat bahan –
bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu
produk yang mempunyai fungi sebagai bahan perekat antara
dua atau lebih bahan sehungga mengjadi suatu bagian yang
kompak atau dalam pengertian yang luas adalah material
plastis yang memberikan sifat rekatan antara batuan – batuan
kontruksi bangunan.
Jenis – Jenis Semen Dan
Penerapannya
A. Semen Portland Type 1

B. Semen Portland Type 2

C. Semen Portland Type 3

D. Semen Portland Type 4

E. Semen Portlamd Type 5

F. Super Masonary Cement

G. Oil Well Cement, Class G-HSR ( High Silfate Resistance )

H. Portland Composite Cement (PCC)

I. Semen “Super Pozzolan Cement” (PPC)


Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen portland pozzolan SNI 15-0302-2004 dan
ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas seperti :
a. Konstruksi beton massa ( bendungan, dam, dan irigasi )
b. Konstruksi beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat ( bangunan
tepi pantai, tanah rawa ).
c. Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebh tinggi.
d. Pekerjaan pasangan dan plesteran
• Semen Portland Type 1
Fungsi semen ini digunakan untuk keperluan kontruksi umum
yang tidak memakai persyaratan khusus terhada panas hidrasi
dan kuatan tekan awal.
• Semen portland type 2
Fungsi semen ini digunakan untuk kontruksi bangunan dari
beton massa yang memerlukan ketahanan sukfat ( pada lokasi
tanahdan air yang mengandung sulfat antara 0,10% - 0,20% )
dan panas hidrasi sedang, misalnya bangunan pinggir laut,
bangunan dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa
untuk dam –dam dan landasan jembatan.
• Semen portland type 3
Fungsi semen ini digunakan untuk kontruksi bangunan yang
memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan setelah
pengikatan terjadi, misalnya untuk pembutan jalan beton, bangunan –
bangunan tinggat tinggi, bangunan – bangunan dalam air yang tidak
memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.
• Semen portland type 4
Fungsi semen ini digunakan untuk keperluan kontruksi yang
memerlukan jumlah dan kenaikan panas harus di minimalkan.
• Semen portlamd type 5
Fungsi semen seperti ini dioakai untuk kostruksi bangunan – bangunan
pada tanah/air yang mengandung sulfat melebihi 0,20% dan sangat
cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air,
jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenga nuklir.
• Super masonary cement
Semen ini digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan
dan irigasi yang struktur betonnya maksimal k 225. Dapat juga
digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow
brick, paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
• Oil well cement, class G-HSR ( high silfate resistance )
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan
sumr minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur
minyak bawah permukaan laut dan bumi, OWC yang telah
diproduksi adalah class G-HSR ( high silfate resistance ) disebut
jug
• Portland composite cement (PCC)
Semen yang memenuhi persyaratan mutu portlandcomposite
cement SNI 15-7064-2004 dapat digunakan secara luas untuk
konstruksi umum pada semua beton.
SIFAT SIFAT SEMEN
1. Sifat Fisik .
• Ketahanan Terhadap Sulfat dan asam
Beton atau mortar dari Portland semen dapat mengalami
kerusakan oleh pengaruh asam dari sekitarnya, yang umumnya
serangan asam tersebut yaitu dengan merubah kontruksi-
kontruksi yang tidak larut dalam air.
• Kehalusan
Kehalusan dapat mewakili sifat-sifat fisika lainnya terutama
terhadap kekuatan, bertambahnya kehalusan pada umumnya
akan bertambah pula kekuatan, mempercepat reaksi hidarsi
begitu pula waktu pengikatannya semakin singkat.
• Kuat Tekan ( Compressive Strength )
Kuat tekan merupakan sifat yang paling penting bagi mortar
ataupun beton. Kuat tekan dimaksud sebagai kemampuan suatu
material untuk menahan suatu beban tekan.
• Panas Hidrasi
Panas hidrasi yaitu panas yang dihasilkan selama semen
mengalami reaksi hidarsi. Reaksi hidarsi atau reaksi hidrolisis
sendiri adalah reaksi yang terjadi ketika mineral-mineral yang
terkandung didalam temperature, jumlah air yang digunakan
dan bahan-bahan lain yang ditambahkan.
2. Sifat kimia
• Lime saturated Factor (LSF)
Batasan agar semen yang dihasilkan tidak tercampur dengan
bahan-bahan alami lainnya.
• Magnesium oksida (MgO
Pada umumnya semua standard semen membatasi
kandungan MgO dalam semen Portland, karena MgO akan
menimbulkan magnesia expansion pada semen setelah jangka
waktu lebih daripada setahun
• SO3
Kandungan SO3 dalam semen adalah untuk
mengatur/memperbaiki sifat setting time (pengikatan) dari
mortar (sebagai retarder) dan juga untuk kuat tekan.
• Hilang Pijar (Loss On Ignition)
Loss On Ignation dipersyaratkan untuk mencegah adanya mineral-
mineral yang terurai pada saat pemijaran. Persyaratan hilang pijar
dicantumkan dalam standard adalah untuk mencegah adanya mineral-
mineral yang dapat diurai dalam pemijaran.
• Residu tak larut
Bagian tak larut dibatasi dalam standard semen. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah dicampurnya semen dengan bahan-bahan alami lain
yang tidak dapat dibatasi dari persyaratan fisika mortar.
• Alkali (Na2O dan K2O)
Kandungan alkali pada semen akan menimbulkan keretakan pada
beton maupun pada mortar, apabila dipakai agregat yang mengandung
silkat reaktif terhadap alkali.
• Mineral compound (C3S, C2S, C3A , C4AF)
Pada umumnya standard yang ada tidak membatasi besarnya
mineral compound tersebut, karena pengukurannya
membutuhkan peralatan mikroskopik yang mahal. Mineral
compound tersebut dapat di estimasi melalui perhitungan dngan
rumus, meskipun perhitungan tidak teliti.
Kesimpulan

• Semen berasal dari kata caementum yang berarti bahan perekat


yang mampu mempersatukan atau mengikat bahan – bahan
padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk
yang mempunyai fungi sebagai bahan perekat antara dua atau
lebih bahan sehungga mengjadi suatu bagian yang kompak
atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang
memberikan sifat rekatan antara batuan – batuan kontruksi
bangunan.
Saran
• Pemanfaatan dan penggunan semen sanagat mendukung kemajuan suatu
negara, tetapi yang harus diperhatikan adalah masalah limbahnya, untuk
mengatasi permasalahan tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai
pihak, diantaranya :

1) Industri, diharapkan untuk selalu memerhatikan limbah yang


akan di buang atau manfaatkan limbah yang bisa di daur ulang.

2) Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan terhadap


semua aspek yang menggunakan bahan semen.

3) Masyarakat, diharapkan memperhatikan masalah llingkungan


ketika menggunakan bahan semen.
•TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai