Anda di halaman 1dari 17

ASAM BASA

KELOMPOK 3
JUITA
JUNAIDIN
KAHARUDDIN
KIKI SWANTI
LD.HENDRIK IRAWAN
LD. JUMARUDDIN
LD. NARMAN MAZURI
LD. RUKMAN RAHANDA
MELAN KURNIA
LD. MUHAMAD SAWAL
2.1 Teori asam-basa
1. Teori Asam-Basa Arrhenius
Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam
adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan
ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+)
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+).
2. Teori BrΦnsted dan Lowry

• Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus


BrΦnsted (1879-1947) dan kimiawan Inggris Thomas
Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan
teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
• asam: zat yang mendonorkan proton (H+) pada zat lain
• basa : zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.
• Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat
dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yakni
• HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
• simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat.
Hidrogen khlorida mendonorkan proton pada amonia dan
berperan sebagai asam.
2.2 Kekuatan Asam dan Basa

Pada dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan


bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan
tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+ sangat kecil,
sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang
kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan
konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH
sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan
secara matematika diungkapkan dengan persamaan :
2.3. Asam dan Basa dapat Dibedakan
dari Rasa dan Sentuhan
• Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal
misalnya pada beberapa jenis makanan seperti jeruk, jus lemon,
tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan beberapa produk
seperti sabun yang mengandung belerang dan air accu (Gambar
13). Sebaliknya, basa mempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya
jangan digunakan untuk menguji adanya asam dan basa, karena
beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan
merusak jaringan.
• Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman
untuk menguji basa, meskipun kita telah terbiasa dengan sentuhan
sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat alkali,
bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan
mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin
yang diberikan oleh sabun, yang sama halnya dengan proses
pembersihan dari produk pembersih saluran.
2.4. Asam dan Basa dalam Kehidupan

Beberapa Asam dan Basa Yang Telah Dikenal


2.5 Keseimbangan Asam Basa dalam
Darah
• Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang
penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.Satuan derajat
keasaman adalah pH: yaitu :
• pH 7,0 adalah netral ,
• pH diatas 7,0 adalah basa (alkali) ,
• pH dibawah 7,0 adalah asam.
• Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir
1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat
tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara
seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat
memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme
untuk mengendalikan keseimbangan
asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam
bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau
basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa
hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam
pH darah. Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk
meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan
dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
3.Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan
penting dari metabolisme oksigen dan terus
menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah
membawa karbondioksida ke paru-paru dan di
paru-paru karbondioksida tersebut
dikeluarkan (dihembuskan).
Asidosis Respiratorik

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah


yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari
fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-
paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat. Hal ini
dapat terjadi pada penyakit-penyakit
berat yang mempengaruhi paru-paru,
seperti:
• Emfisema
• Bronkitis kronis
• Pneumonia berat
• Edema pulmoner
• Asma.
Asidosis Metabolik

• Asidosis Metabolik adalah keasaman darah


yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Penyebab utama dari asidois
metabolik:
• Gagal ginjal
• Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
• Ketoasidosis diabetikum
• Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
• Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis
salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau
amonium klorida
• Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui
saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau
kolostomi.
Alkalosis Respiratorik
• Pernafasan yang cepat dan dalam disebut
hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab
hiperventilasi yang paling sering ditemukan
adalah kecemasan.
Alkalosis Metabolik

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan


dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab utama akalosis metabolik:

• Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam


etakrinat)
• Kehilangan asam karena muntah atau
pengosongan lambung
• Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma
Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

Anda mungkin juga menyukai